A

22K 1.4K 27
                                    

"kamu ingat kan nama kamu siapa?? " Tanya seorang pemuda yang tengah Mengendong anak yang baru berusia tiga tahun.

"Inat bunaa" jawab polos anak yang di gendong oleh pemuda itu.

"Good, kalo gitu siapa coba??" Kata pemuda itu lagi.

"Junggg jicungg" jawab girang anak laki laki itu seolah tak tau bahaya di luar yang merenggut nyawa anggota keluarga nya.

Pemuda yang di panggil bunda tersenyum dan mengecup kening sang anak.

"Jisung pinter" puji pemuda itu berusaha membuat anaknya tidak terlalu trauma terhadap darah yang bercecer dimana mana.

Jisung menyengir lucu. Sungguh menggemaskan sekali..

"Sayang" Teriak orang yang seperti sedang menghalangi pintu agar tidak di terbuka oleh orang orang di luar sana.

"Sebentar no" Jawab pemuda itu dengan perasaan khawatir lagi.

"Jisung inget ya, jaga diri di sana kalo pun bunda sama ayah nggak inget sama jisung jangan langsung ngambek dan kalo di tanya asal nya dari mana jawab aja dari masa depan Oky??" pemuda itu memberi pemahaman kepada anak yang berusia tiga tahun di mana umur seperti itu masih polos dan tidak tahu apa apa.

Jisung yang belum sepenuhnya paham hanya menganggukkan kepalanya mengiyakan ucapan dari sang bunda.

"Sekarang bunda taruh kamu duduk di kotak warna biru itu, di situ juga ada tas besar nanti suruh bunda sama ayah buka oky??"ucap pemuda itu lagi dan lagi.

"Otayyy bunaa" balas jisung tersenyum manis kepada bunda.

"Semoga bunda bisa melihat senyuman manis kamu lagi sayang" batin pemuda itu penuh harap.

Segera pemuda itu mencium kembali seluruh wajah dari sang anak untuk terakhir kalinya sebelum dia pergi ke masa lalu.

Sang anak tertawa geli atas tindakan sang bunda lalu menatap polos bunda nya yang menaruh dirinya di mesin waktu.

Sementara Pemuda itu mengotak atik mesin waktu itu berharap mesin waktu itu berhasil dan tidak salah tahun ketika di gunakan.

Lama dia mengotak Atik hingga tiba-tiba saja mesin waktu itu bercahaya kebiruan dan menghilang begitu saja.

Pemuda menghela nafas nya dengan lega.

Akhirnya berhasil juga.

Dia berharap semoga anaknya mendarat di tahun di mana dirinya dan sang suami berumur tujuh belas tahun.

"Semoga kamu berhasil mengubah masa depan sayang" lirihnya sebelum membantu suaminya menghalangi pintu laboratorium milik mereka agar tidak di buka oleh orang orang di luar yang ingin membunuh mereka.

ฅ^•ﻌ•^ฅ

Di sebuah apartemen yang tampak begitu mewah ada dua orang sahabat yang tengah tertidur nyenyak seperti tidak terganggu dengan apapun, bahkan dengan hujan deras yang mengguyur kota yang mereka tinggali sekalipun.

"No, lo agak Minggiran dikit bego"kata pemuda bertubuh mungil yang merasa terganggu dari tidur nya yang lelap.

"Lo aja sana" Jawab pemuda lainnya juga terganggu.

Karena entah mengapa kamar yang biasa mereka tiduri bisa berubah menjadi sempit.

Seorang anak kecil yang baru saja sampai entah dari mana asalnya menatap mereka berdua dengan lugu.

"Buna, ayah??"panggil anak itu.

Sekilas hening.

Mereka berdua melupakan perdebatan nya dan berpikir sejenak.

go to the past✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang