18. When we meet

2.7K 255 36
                                    


Seharusnya, seharusnya Lisa sudah berbaring diatas kasurnya dan bermain ponsel. Seharusnya Lisa sudah tidak lagi berada diluar rumah setelah larut. Seharusnya Lisa tidak bicara pada orang asing yang ditemuinya dijalan. Dan seharusnya Lisa tidak mengaktifkan mode silent untuk ponselnya. Bahkan seharusnya Lisa tidak pernah menatap siapapun selain Jungkook dengan pandangan seberbinar ini.

Tetapi Lisa melakukannya kepada pemuda yang ada dihadapannya. Jaehyun, nama laki-laki itu yang sudah Lisa ketahui dari pesan chat tempo hari. Ketika dilihat secara langsung pemuda itu murah senyum dan ramah, dia berulang kali memulai topik lebih dahulu supaya perbincangan tidak berakhir.

"Aku masih tak menyangka kita bertemu dijalan seperti ini. Aku hanya melihat fotomu sekali dan kau mengirimnya sekali lihat. Aku lupa mengambil tangkapan layar dan menyesal tapi sekarang, kau di depanku. Rasanya aku tak percaya pada mataku sendiri." Ucap pemuda itu menjelaskan dengan penuh rasa antusias terpancar dari kedua matanya.

"Aku juga tak percaya." Balas Lisa seadanya bingung mau bicara apa lagi selain ini, rasanya seperti ada sensasi kupu-kupu berterbangan disekitar perutnya saat bicara dengan Jaehyun.

"Mau kupesankan makanan apa ini?"

"Umm aku sudah kenyang." Tolak Lisa halus lagipula perutnya tidak begitu terlalu mementingkan makanan. Tadi sudah saat bersama Jungkook.

"Benarkah?" Jaehyun meletakkan buku menu dimeja beralih menopang dagunya dengan kedua tangan sekaligus sambil memasang senyum imut yang dibuat-buat. "Seorang tuan putri bisa tidak merasa lapar um?"

"Jangan memanggilku seperti itu." Ucap Lisa menolak seperti protes tetapi kedua pipinya terlihat memerah karena disenyumi Jaehyun, baru saja.

"Tapi wajah merahmu mengatakan seakan suka pada caraku menyebutmu. Tuan putri yang cantik, yang manis, yang sangat sangat menggemaskan. Semua panggilan itu cocok untukmu." Ucapnya membalas.

Lisa mengepalkan tangannya diam-diam lantas sedikit menurunkan kepalanya. Menunduk. Lisa ingat dia tidak boleh seperti ini kepada pemuda lain, Lisa bahkan seharusnya tidak menemui Jaehyun atau sekedar makan dengannya dibelakang Jungkook tetapi pemuda itu sudah setuju menjadi pacar online Lisa.

"S-sudah terlalu malam." Lisa berucap pada akhirnya setelah tidak menemukan cara lain untuk kabur dari situasi ini. "Ibuku menunggu dirumah, aku harus pulang."

"Ohh benar.. larut sekali, mau kuantar?" tawar Jaehyun cepat malahan sudah berdiri lebih dulu daripada Lisa kemudian mengulurkan tangannya pada gadis berponi itu.

"Tidak baik bagi gadis sepertimu untuk pulang sendiri ditengah malam. Ibuku juga bakal marah, biar aku bicara padanya saat sampai dirumah. Okay?"

Lisa menggeleng cepat. "Jangan, aku bisa pulang sendiri menggunakan taksi." Ia tidak mungkin membiarkan pemuda manapun bertemu dengan orang tuanya karena sudah jelas kalau tidak berakhir dipukuli pasti akan berakhir dimaki-maki.

"Kalau begitu aku akan ikut taksi yang sama. Aku bisa menitipkan mobilku disini kok lagipula pemilik cafe ini teman dekatnya ayahku jadi sampai tahun depan aku taruh mobil pun tidak apa-apa." Jaehyun berujar menyakinkan bahwa dirinya harus mengantar Lisa setidaknya memastikan gadis itu selamat sampai tujuan dan tidak dimarahi oleh kedua orang tuanya karena selarut ini.

Meskipun sebenarnya Lisa telah meminta izin menginap dirumah salah satu temannya dan tidak mungkin Lisa mengatakan hal itu kepada Jaehyun juga kan? omong kosong model apa itu. Lisa tidak benar-benar akan pulang ke rumahnya kok, dia akan ke rumah Doyeon.

Mereka menjadi cukup akrab setelah terakhir kali membicarakan tentang Jungkook yang diam-diam pergi dengan Rose.

Oh sial, Lisa jadi mengingatnya lagi.

Heart Beat BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang