15. I love you

2K 345 131
                                    

"Doyeon?" Lisa bergumam membaca nama yang tertera pada riwayat panggilan tak terjawab di ponselnya. Rupanya sewaktu ia mandi tadi, Doyeon berusaha menghubungi Lisa tetapi karena tak berhasil nampaknya gadis itu meninggalkan beberapa pesan serta mengirim sebuah foto.

Doyeon : Lisa

Doyeon : Maaf tapi lihat saja sendiri

Doyeon send a pic

Siluet foto seseorang sebelum Lisa mengunduhnya sudah mengantarkan firasat buruk pada hatinya. Jantungnya berdegup sakit saat loading foto yang dikirim Doyeon kian menjelas. Lisa memandang ponselnya dengan tatapan kecewa, putus asa, lalu mendesahkan nafas.

Kedua kakinya kini melemas. Lisa meluruh terduduk di sofa, beruntung kedua orang tuanya sedang pergi ke acara pesta di kantornya ayah kalau tidak mana mungkin Lisa bisa seekspresif ini dalam menangis.

"Jungkook.." Lisa melirih, ia masih tidak percaya bahwa menyaksikan bagaimana Jungkook dan Rose makan bersama disebuah cafe. Doyeon adalah seseorang yang memotret, mengirimkannya pada Lisa dan menghancurkan hati Lisa.

Keringat dingin menjalar cepat didahinya, Lisa mengedarkan pandangan ke segala arah berharap sesaknya dapat usai tetapi semakin dilihat semakin ia tidak dapat menahan perasaannya untuk terlihat tetap kuat.

Lisa meledak dalam tangis sesenggukkannya. Digulirnya ibu jari memeriksa kontak Jungkook, pemuda itu masih belum online bahkan tak mencoba menghubungi Lisa untuk menjelaskan bahwa semua ini tidak benar.

"Kau terlalu menikmatinya sampai tak menyadari seseorang memotretmu, oppa.." ia terisak kemudian setelah bermonolog kemudian meringkuk disofa, memeluk kedua kakinya dan meneteskan lebih banyak air mata.

Ditengah sakit hatinya, Lisa berusaha untuk tidak membenci Jungkook. Lisa akan menunggu sampai pemuda itu datang besok atau lusa lalu bagaimana cara pemuda itu bersikap, Lisa menantinya. Tetapi sampai hari itu tiba mungkin Lisa akan semakin tenggelam dalam luka, akan semakin berduka. Setidaknya sampai Jungkook menjelaskan.

Drrttt.. drtt...

Getaran ponselnya terdengar. Benda pipih canggih itu Lisa sengaja letakkan dimeja sementara dirinya sibuk meringkuk memeluk bantal sofa dihari yang semakin memasuki senja. Lisa enggan memeriksa, mungkin ayah atau ibunya atau Jisoo kakaknya karena yang pasti itu bukan Jungkook.

Sampai panggilan-panggilan berikutnya terasa sangat mengganggu dan memaksa Lisa mengulurkan tangannya, meraih jauh benda pipih itu lalu menatapnya dalam posisi berbaring. Membaca ada sekiranya 10 panggilan tak terjawab yang masih dilakukan berulang bahkan saat Lisa sudah memegang ponselnya.

Lisa menghela nafas. Dengan setengah hati ia menggeser ibu jarinya, membuat simbol gagang telepon itu ke atas lalu terhubung dengan seseorang yang sedari tadi khawatir akan kondisi Lisa karena tak mengangkat panggilan atau membaca satupun dari 200 rentetan pesan yang dikirimnya.

"Dari mana saja?"

Dia bertanya.

Seharusnya bukan dia, seharusnya Jungkook yang bertanya tetapi malah orang asing yang Lisa temui di anonim dan mendadak Lisa terima menjadi pacarnya karena.. Lisa pun tak tahu karena apa, mungkin bisa dibilang random karena untuk membalas Jungkook sama sekali tidak terpikir dalam benak Lisa.

"Aku baru pulang sekolah." Lisa menjawab tidak jujur, sepertinya Jaehyun tahu karena pemuda itu langsung menembaknya dengan kalimat.

"Sekolah didaerahmu seharusnya sudah usai sejak dua jam lalu dan hari ini tidak ada jadwal kelas tambahan, iya kan?"

Heart Beat BeatWhere stories live. Discover now