3. Vehicle

3.1K 519 36
                                    

"Morning.." sapa Jungkook terhadap Lisa yang berada dihadapannya sehabis berlari keluar dari kompleks perumahannya secara diam-diam karena Jungkook sudah menunggunya diujung gang.

Lisa bukanlah seseorang dengan keberanian tinggi yang akan membiarkan pacarnya menjemput atau mengantarnya sampai depan rumah. Maksimal Lisa minta diturunkan atau diangkut didepan yang kompleks perumahan elite yang ia tempati bersama keluarganya yang hanya terdiri atas ayah, ibu, kakak perempuannya yang sudah berkuliah dan memutuskan tinggal sendiri disebuah apartemen dekat pusat kota Seoul.

Memangnya ini film atau novel yang jika membawa pacar ke rumah maka kedua orang tua akan menyambut dengan tangan terbuka dan mempersilakannya masuk bahkan tak segan memberi jamuan besar seolah merestui hubungan yang dia jalani dengan anaknya.

Of course not! yang ada Lisa di maki-maki, diceramahi tentang sekolah itu jauh lebih penting dibandingkan berpacaran yang masih bisa dilakukannya bertahun-tahun ke depan setelah lulus dan mendapat pekerjaan tetap karena mereka berpikir kalau berpacaran merupakan hal yang salah, menghambat perkembangan menuju masa depan yang cerah padahal tak seberlebihan itu kok.

"Capek ya?" Jungkook bertanya sambil menyeka keringat yang mengucur deras didahi Lisa menggunakan punggung tangannya lalu merapihkan poni gadis itu.

Lisa berusaha tersenyum dan berucap ditengah nafas yang terengah. "Tidak apa-apa kok"

"Mau berangkat sekarang?" Jungkook bertanya lagi dan tentu dia sudah berada diatas motornya sedari tadi, menunggu Lisa datang dengan cara yang tidak terduga yaitu berlari seakan dikejar oleh anjing.

"I-iya.." sesaat Lisa menoleh ke belakang, takut kalau ayahnya yang mau berangkat bekerja sudah muncul. "Sekarang saja" ucapnya kembali melihat pada Jungkook yang rupanya sedang melihat ke arahnya juga alhasil sesaat mereka terkunci dalam sebuah tatapan intens.

Sebelum tatapan itu berakhir karena Lisa lebih dulu memalingkan wajah. Bukan, bukannya Lisa tidak mau menatap pacarnya sendiri tetapi kegiatan itu sangatlah tidak sehat untuk jantungnya dan Lisa masih belum mati muda akibat malfungsi jantung.

"Ya sudah naik, bisa naiknya kan?"

Lisa mengangguk. "Bisa" ucapnya pelan karena tidak mungkin ia sengaja bilang tak bisa untuk candaan, yang ada nanti Jungkook malah mengira sungguhan dan menggendong Lisa untuk naik.

"Tidak mau berpegangan?" pertanyaan itu sontak membuat alis Lisa saling menaut bingung.

"Mengapa?" Lisa bertanya tepat disebelah telinga Jungkook saat pemuda itu kembali memakai helmnya untuk keselamatan pengemudi sementara penumpangnya dibiarkan begitu saja, aneh memang dasar kelinci!

Jungkook berdehem ringan lalu menoleh sedikit, dengan suara akan keras ia memberitahu, "biasanya aku mengebut." 

"Pegangan saja supaya kau tidak terkejut saat nanti angin kencang menerpa sebagian besar wajahmu, rambutmu, dan segalanya termasuk rok. Taruh tasmu diatas paha supaya roknya tidak terangkat, nanti ada yang lihat... dan kau tahu.. aku tidak suka." Jelasnya menitah panjang lebar membuat senyum terbit diantara kedua sudut bibir Lisa yang terangkat sempurna.

Jungkook begitu memperhatikannya, Jungkook berbeda. Jungkook sama sekali tidak sama dengan mereka, tetapi apakah Jungkook akan menetap selamanya?

Lisa kembali sedih dan melepaskan genggamannya dari kemeja seragam putih yang dikenakan pemuda itu. Lisa merasa bahwa kapan saja Jungkook bisa saja pergi darinya sama seperti yang lainnya dan sudah seharusnya Lisa tidak berekspektasi tinggi diawal hubungannya yang baru sekecil beras.

Ditengah lamunannya itu tiba-tiba saja Jungkook mengerem mendadak membuat Lisa menubruk punggung pemuda itu dan refleks memeluknya. Jungkook tersenyum dibalik helm yang dikenakannya, sedari tadi ini yang ia maksudkan harusnya ia mendapat pelukan dari pacarnya bukan dipegang dipundak memang ia tukang ojek apa?

Lisa terburu hendak menarik tangannya namun Jungkook dengan secepat kilat menahannya agar tetap berada disana lalu tanpa mengatakan apapun setelah dirasa Lisa tidak akan mendadak menggerakkan tangannya saat ia melajukan motornya, Jungkook melepaskan tangannya dari sana.

Sekitar 20 menit keduanya memasuki area sekolah yang cenderung mulai sepi karena Jungkook sengaja melambatkan motornya agar lebih lama dipeluk oleh Lisa sehingga wajar hanya ada satu dua siswa yang berada diparkiran saat ini termasuk Jungkook dan Lisa yang baru turun dari motor.

Jungkook meletakkan helmnya kemudian melihat ke arah Lisa yang juga menatapnya, menunggu untuk pergi ke kelas bersama. Ah, Lisa itu memang manis sekali bahkan saat dia hanya berdiri dan menatap Jungkook dengan manik bambi bulat itu.

"Sini" ucap Jungkook menginterupsi dengan tangan terulur yang terbuka, Lisa yang tak mengerti membalas dengan mengernyitkan kening.

"Apa?" akhirnya Lisa bertanya karena Jungkook hanya diam, pemuda itu memutar bola matanya mencebik sebal lalu meraih tas Lisa dari bahu gadis itu.

"Aku saja yang bawa," ia berucap. "Tunggu!" sentaknya saat Lisa ingin berjalan begitu saja alhasil gadis itu kembali harus mengerutkan kening karena bingung untuk kesekian kali ya.

"Pegang tangankulah, masa kau pergi meninggalkan aku seperti jomblo dibelakang sendiri?" pintanya seraya mengerucutkan bibir manja lalu memberikan tangannya yang satu lagi kepada Lisa untuk dipegang.

Lisa tak kuasa menahan senyum. "Nih kupegang, sudah?" digenggamnya tangan Jungkook dan berjalan beriringan dengan pemuda itu disertai ribuan kupu-kupu yang mengitari perutnya.

"Nah begitu dong pacar~"

Blush! wajah Lisa semakin memerah, ia menunduk untuk menutupi hal itu meskipun sebenarnya Jungkook jelas sudah mengetahui pacarnya ini sedang tersipu malu-malu meong.

"Eh pacar.. tunggu." Jungkook menghentikan langkahnya tiba-tiba, ia lupa sesuatu lalu memukul keningnya sendiri. "Aku lupa mencabut kunci motor. Tunggu disini ya, aku segera kembali!" serunya kemudian berlari.

Seperti ucapan pemuda itu Lisa menunggu Jungkook yang sedang kembali ke parkiran seraya melihat sekeliling untuk menghilangkan rasa bosan tapi kemudian seseorang yang tak disangka datang perlahan dan menegurnya, menyapa dengan senyuman seolah tak pernah menorehkan dalamnya luka dihati Lisa.

Bahkan Lisa sampai harus memundurkan langkahnya saat kehadiran pemuda Kim itu dengan wajah letihnya yang menyapa, "Hai lama tak bertemu"

Lisa tersenyum singkat ditengah rasa pahit mengingat bagaimana hubungannya dengan pemuda itu berakhir. Lisa mengalihkan pandangan saat Taehyung masih berdiri disana seakan mencari topik bagus untuk dibicarakan.

"Apa kabar?" lagi-lagi pertanyaan klise.

Lisa enggan menjawab, hanya melempar senyum tipis lalu Taehyung menyadari bahwa gadis itu sama sekali merasa tidak nyaman sehingga setelah tersenyum ia berucap pelan. "Aku duluan"

Lisa mengangguk kecil lalu melihat pemuda Kim itu berjalan menjauh. Punggung tegapnya masih sama tetapi perasaan Lisa terhadapnya jelas sudah sangat jauh berbeda karena bagi Lisa sekarang Taehyung tidak lebih dari seseorang dimasalalunya.

"Siapa?" Jungkook muncul tiba-tiba dan bertanya, ia mengerutkan kening saat Lisa nampak lumayan terkejut akan kehadirannya. "Kenapa terkejut saat aku menanyakan 'siapa' barusan?"

"Tidak apa-apa" jawab Lisa menolak halus menjelaskan segalanya.

"Ohh..." Jungkook mengangguk dengan sedikit mimik menahan kecewa, tetapi ia sembunyikan dengan senyum lalu menggandeng jemari lembut Lisa diantara jemarinya.

"Ayo, sudah mau terlambat ini" ajaknya.

"Iya, ayo."





🐾🍒

Heart Beat BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang