10. Without him knowing

2.3K 321 23
                                    

"Kau sakit?" tanya Lisa menebak dari penampilan Jungkook yang keliatan lebih pucat dan lesu dari biasanya. Berbeda dari Jungkook yang kemarin segar, sehat, dan bugar. Aura pemuda itu menyusut menjadi muram.

"Ah.. tidak kok," Jungkook menarik senyum hangat pada Lisa. Ia tidak mau meninggalkan gadis itu sendirian hanya karena kepalanya terasa agak berat. "Aku baik-baik saja, jangan khawatir."

Lisa berdecak pelan. "Tapi kau pucat sekali, oppa." Ia menolehkan wajahnya ke sekeliling, guru fisika belum ada sehingga kelas mereka kosong sedangkan jam sekolah baru usai sekitar 5 jam lagi, akan menjadi 7 jam karena kelas tambahan.

"Aku baik-baik saja. Cuma agak pusing tapi tidak apa, nanti juga hilang kalau aku tidur 5 menit." Ucap Jungkook masih bersikukuh tidak mau menuruti hal yang ada di kepala Lisa saat ini.

"Bagaimana kalau kau pingsan, oppa?"

Jungkook melotot sesaat dengan ekspresi menahan tawa lalu membantah. "Tidak akan. Mana pernah aku pingsan, pokoknya nanti juga membaik."

Lisa menggeleng. Diperiksanya suhu Jungkook dengan menempelkan punggung tangannya ke kening Jungkook, merasakan panas yang mungkin lebih dari 40° Celcius.

"Kau pucat sekali dan demam tinggi." Ucap Lisa, "kau sakit oppa, sangat-sangat sakit."

"Tidak, aku tidak sakit." Balas Jungkook masih sempat-sempatnya membantah padahal sudah jelas kondisinya menunjukkan hal sebaliknya, ia sakit tapi kalau bilang iya maka sudah pasti bakal langsung disuruh mengambil izin pulang.

Jungkook sesederhana tidak mau meninggalkan Lisa, ia juga tidak suka tanpa gadis itu. Kalau sakit pun Lisa masih bisa merawatnya dengan mengelus kepala, memeluknya, dan apa saja pokoknya asalkan gadis itu berada disisinya maka pasti nanti akan lekas baik-baik saja.

"Berhenti mengatakan hal bodoh seperti itu, kau sakit oppa!" Lisa melotot kesal menunjuk wajah Jungkook dari dekat, "katakan sejujurnya apa yang kau rasakan padaku!"

Alih-alih menjawab, Jungkook malah diam sampai Lisa melotot lagi dan bertanya dengan penuh penekanan. "Mau katakan atau tidak?"

Jungkook mendesah sebal. "Aishhh.. hanya pusing sedikit nanti juga hilang."

"Sedikit atau banyak?" tanya Lisa penuh penekanan untuk kesekian kalinya.

Jungkook tak punya pilihan, ia menghela nafas lalu mengangguk. Kalau sudah dipelototi dan ditanya seperti barusan, Jungkook sudah tidak sanggup mencari-cari alasan atau membantah dirinya tidak sakit.

"Banyak?" Lisa bertanya kedua kalinya.

Maka satu-satunya opsi adalah mengangguk untuk pertanyaan barusan.

Jungkook benar-benar sakit. Lisa tidak mau ada hal buruk yang terjadi jika pemuda itu tetap disini dan menahan diri sehingga tanpa menunggu persetujuan dari Jungkook, Lisa menyerukan nama Yeri yang merupakan satu-satunya siswi anggota club kesehatan dikelas.

"Waeyo Lisa-ssi?" sahut Yeri sedikit menegakkan tubuhnya dan melihat ke arah kursi Lisa, dimana si gadis berponi sudah berdiri sambil memegangi lengan Jungkook.

"Jungkook sakit." Ujar Lisa.

Begitu mendengar dua kata barusan dengan sigap Yeri berjalan mendekat disusul oleh ketua kelas yang membantu menopang tubuh Jungkook yang oleng saat berjalan.

"Hanbin bantu pegang lengannya, kok malah pegang kaki!?" omel Yeri protes sambil memasang wajah galak andalannya.

"Ini kan kalau oleng bagaimana?" sahut hanbin jenaka.

"Pegang yang benar!"

"Iya iya!"

Memang Yeri tak ada baik-baiknya padahal dia petugas kesehatan, yang sakit bukannya disenyumi biar cepat sembuh malah dipelototi sampai sakitnya balik lagi.

Heart Beat BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang