16. Talk to both

1.8K 309 116
                                    


"Begitu ya?"

Respon lemas Lisa terdengar diujung suaranya tetapi Jungkook hanya mengatakan kejujuran bahwa ia tidak bisa menerima Lisa jika gadis itu pernah sampai berhubungan intim. Sebatas ciuman tidak masalah. Memang Jungkook terdengar kuno dan tidak realistis akan tetapi Jungkook hanya sesederhana tidak mau menerima bekas orang lain---itu akan menyakiti hatinya sekaligus melukai egonya.

"Maaf baby, aku hanya mengatakan kejujuran dan jika itu menyakitimu aku benar-benar meminta maaf tetapi kenapa kau bertanya seperti itu?" Jungkook berucap, ia ingat alasannya menelfon Lisa beberapa kali sebelum gadis yang sedang dalam panggilan lain itu mengangkat panggilannya.

"Tidak apa-apa hanya tanya." Jawab Lisa disana tetapi tanpa Jungkook ketahui gadis itu merasa kecewa mendengar jawabannya.

"Aku minta maaf," ujar Jungkook agak menjeda sebelum melanjutkan. "Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf karena belum menjelaskan apapun padamu tapi Lisa, aku sungguh--"

"Tidak apa-apa kok."

Suara bergetar itu memotong ucapan penjelasan dari Jungkook. Bibir pemuda itu mengatup. Nampaknya ia tahu bagaimana hancurnya perasaan Lisa sekarang karena Jungkook pun dihubungi oleh Doyeon yang mengatakan bahwa dia tidak sengaja ember kepada Lisa dan mengirimkan segalanya termasuk foto beberapa saat lalu padahal Jungkook sudah menyuap sejumlah uang tutup mulut padanya tapi Doyeon pada dasarnya memang tidak bisa berbohong pada tipe gadis lembut seperti Lisa.

"Kau... sudah tahu ya?"

"Iya."

Tajamnya silet seakan baru saja menembus seluruh kulitnya dalam waktu bersamaan. Jantungnya berhenti berdegub untuk sesaat, nafasnya pun herhenti menarik hela.

Jungkook menggigit bibir, ia mencoba tidak memikirkan segala kemungkinan terburuk karena semua jauh meleset dari rencananya yang berniat menutupi segalanya tapi gagal perkara Doyeon.

Dengan seluruh keberanian yang ia miliki usai menghela nafas, Jungkook berucap. "Aku benar-benar minta maaf. Aku ke rumahmu ya? kita bicara?"

Hening.

Lisa tidak segera menjawab. Hal yang membuat Jungkook semakin resah dan berpikir ini akan berakhir dalam sekejap, hubungannya dengan gadis itu tidak akan terselamatkan tetapi tanpa diduga gadis itu memberikan jawaban diluar perkiraan Jungkook.

"Iya, boleh. Kita bicara."

Lega. Satu perasaan yang Jungkook rasakan usai mendengar jawaban Lisa barusan. Rasanya seperti seluruh ketakutan yang sedari tadi tertumpuk berat di kedua bahunya meluruh.

"Baiklah tunggu disana." Jungkook menjawab akan tetapi Lisa menolak.

Gadis itu memiliki rencana lain yang dia jelaskan setelahnya.

"Tidak, aku yang akan ke sana. Ada ayah dan ibu mungkin mereka segera pulang, aku akan beralasan sedang mengerjakan tugas kelompok dirumah temanku."

"Aku jemput di halte. Mau?" Tawar Jungkook cepat.

"Tidak usah."

Jungkook mendesah pelan. "But, baby.."

"Aku tiba secepatnya." Ucap Lisa sebelum memutuskan panggilan.

Sehingga Jungkook tidak memiliki pilihan selain duduk di sofa dan menunggu kedatangan Lisa didepan pintu rumahnya yang sudah terbuka untuk gadis itu. Menunggu sampai bermenit-menit ia lalui dengan begitu berat, mengira-ngira apa yang akan Lisa lakukan begitu sampai.

Marah?

Murka?

Pasti.

Tetapi yang paling Jungkook takutkan hanya satu;

Heart Beat BeatWhere stories live. Discover now