Ep 39

1.9K 47 3
                                    


Selama pak misdi pulang kampung rasanya sangat sepi . Walau kedua orang tuaku berada di rumah tapi mereka tetap saja sibuk dengan pekerjaan mereka. Aku setelah pulang sekolah langsung masuk ke kamarku. Aku jarang sekali keluar kamar kalau bukan untuk makan malam saja.

"Rey sayang. Papa boleh masuk?" Teriak papaku dari luar kamar. Yang menyadari aku sering menyendiri dikamar

"Tumben papa ingat sama rey biasanya papa ingat pekerjaan saja"

"Maafin papa ya sayang. Papa boleh masuk?"

"Masuk saja ngak rey kunci kok pintunya" jawab ku ketus.

Aku memang sedikit marah dengan papaku. Sejak kepulangan pak misdi saat itu papa berjanji mau mengajakku jalan jalan. Walau hanya ke sebuah mall. Yang ada taman bermainnya. Tapi pada kenyataan nya sampai hari ke 5 pun belum terlaksana juga.

Saat papa masuk ke kamar aku langsung menutup tubuhku dengan selimut.

"Rey kan sudah besar. Tidak boleh ngambek seperti itu terus. Rey bukan anak kecil seperti dulu lagi"

"Tapi papa sudah janji"

"Iya papa tahu sayang. Tapi kerjaan papa juga menumpuk banyak sekali. Rey harus bisa menghargai papa juga dong"

"Rey juga cuma minta waktu papa 2-3jam paling lama. Tapi selalu menolaknya"

"Kalau sama mas misdi rey begitu nurut. Tapi kalau sama papa selalu membantah"

"Tidak juga. Rey nurut karna bapak selalu bisa mendengarkan alasan rey dengan baik. Tapi kalau papa. Selalu mengekang rey"

Aku tahu kalau papa sudah tiduran dikasur sambil terus membujukku dan terus berusah membuka selimutku walau tanpa dipaksakan.

"Papa dan mama minta kerjasamanya daei rey juga. Kalau seperti ini terus pekerjaan papa tidak bisa selesai selesai. Tidak baik mengurung diri dikamar terus."

"Kalau papa tidak bisa ya seharusnya tidak pernah membuat janji yang tidak bisa papa tepati. Rey bisa kok nanti pergi sama bapak. Tapi rey kecewa sama papa"

"Iya papa kan sudah minta maaf."

"Rey tidak akan memaafkan papa sebelum papa menepati janjinya"

"Papa masih banyak kerjaan sayang"

Aku hanya diam. Sampai papaku bener bener menyerah dan keluar dari kamarku. Aku juga mendengar beberapa panggiln masuk di hp papa.

Aku sudah menduga hal itu bakal terjadi. Setiap jam pasti ada panggilan masuk soal pekerjaan.

"Andai ada bapak pasti tidak seperti ini" ucapku kesal.

Dibalik selimut aku bisa mendengar ada suatu pintu kamarku kembali di buka dan ditutup lagi.

Ada suara sepatu perlahan mendekat dan kini tubuh itu kembali berada di sampingku.

"Ada apa dengan kesayangan om ini ?. Tumben murung dikamar" Ucap om wi tiba tiba.

"Ngak ada apa apa om lagi kesal sama papa" ucapku

"Cerita sama om sini. Dibuka dong selimutnya"

"Ngak kalau papa belum menepati janji . Rey ngak bakal bukain."

"Begini saja. Rey boleh ceritakan dulu sama om. Siapa tahu om punya solusinya. Om boleh ikutan gabung di dalam selimut. Kita bicarakan secara baik baik dan rahasia" ucap om wi.

Dengan tawaran om wi yang menurutku bisa mencari solusi saat sedang tidak ada pak misdi . Aku merasa itu pilihan terbaik. Aku juga tidak berfikiran yang macam macam tentang om wi.

ARTI SEBUAH CINTAWhere stories live. Discover now