ep 1

6.9K 91 0
                                    

Pak misdi sudah dianggap seperti saudara sendiri oleh papaku. Karna keloyalan beliau bekerja dengan papa sudah sejak dia masih belum berkeluarga sampai sekarang mempunyai dua anak yang besar sudah seusiaku dan yang kecil masih berumur 3 tahun. Makanya beliau menjadi orang kepercayaan papa untuk menjagaku merawat dan mengasuhku agar tumbuh jadi  anak yang mandiri . Tapi pada kenyataannya aku malah semakin manja dengan pak misdi. Aku lebih nurut dengan perkataan pak misdi dibanding dengan papaku. Ya papa ku seorang pengusaha jadi waktunya habis untuk mengurusi semua perusahaan miliknya . Kami pun jarang untuk bertatap muka. Kalaupun bertemu hanya saat makan malam itupun bisa dihitung jari dalam setiap minggu nya.

Semua orang yang bekerja di rumahku harus siap dengan peraturan yang papaku buat. Mereka tidak bisa sembarangan keluar rumah tanpa ada alasan yang kuat dan sangat mendesak dan tanpa ijin papaku. Tetapi di lain sisi papaku juga orang yang loyal walau aturan ketat tapi tak segan memberikan gaji yang tinggi dan juga bonus bonus yang lain jika pegawainya mampu bekerja dengan baik. Semua keperluan pekerja papa yang di rumah sudah ditanggung oleh papaku . Mereka tinggal bekerja sesuai dengan tugas masing masing. itulah yang membuat mereka betah untuk bekerja dengan papa . Walau tidak ada hari liburnya tapi papa selalu memberikan cuti beberapa bulan sekali kepada pegawainya . Untuk sekedar pulang kampung atau menikmati hari liburnya dan semua itu di fasilitasi oleh papa dan tak jarang pula di berikan uang saku yang lebih.

Begitu pula dengan pak misdi walau tugas nya kelihatan mudah tapi tanggung jawab yang diberikan sangat berat. Terlebih beliau harus merawat dan menjagaku 24 jam. Tapi beliau mampu melakukan nya dengan baik selama ini sehingga menjadi orang kepercayaan papa menghandle semua pekerja di rumah ini. Walau pak misdi tidak mempunyai tugas selain menjaga ku tapi beliau suka ikut merawat dan membersihkan taman dirumahku. Tak hayal aku sering ikut beliau terkadang hanya menyaksikan saja terkadang malah bikin pekerjaan dia jadi berantakan dan mendapat marah dari papa. Tapi beliau selalu tersenyum kepadaku. Senyum yang selalu membuat aku tenang. Senyum khas bapak bapak jawa. Aku sendiri pun sudah dianggap sebagai anak nya sendiri.

Waktu itu masa dimana aku masih duduk di bangku smp dan aku sedang libur sekolah karna habis penerimaan raport semester. Dan hari itu pula jadwal untuk pak misdi libur kerja setelah 6 bulan tidak pulang ke kampung halamanya.  Karna kemarin saat dia hendak pulang tiba tiba papa dan mamaku sibuk di luar kota sehingga mau tidak mau pak misdi harus tetap berada di rumahku . Walau aku tau pak misdi sedikit mengomel karna rencana nya batal tapi beliau tetap mengikuti perintah papaku.

Seharian aku hanya mengurung diri dikamar. Setelah mendengarkan pembicaraan pak misdi dengan papaku pagi ini. Aku enggan untuk keluar kamar sebab aku merasa hampa tanpa kehadiran pak misdi disampingku untuk beberapa hari. Ya kejadian seperti ini selalu terulang ketika pak misdi pulang menemui keluarganya. Seakan diriku tidak mau jauh dengan pak misdi.

Terdengar suara langkah dan ketukan pintu di kamarku. aku sudah tahu itu pasti pak misdi karna hanya beliaulah yang boleh dengan leluasa masuk ke kamar ku.

"Tok tok tok.."

"Den rey bapak masuk ya " ucapnya sebelum masuk ke kamarku.

Akupun hanya diam tanpa menjawab pertanyaan pak misdi akupun pura pura tidur kembali pak misdi membuka pintu dan menutupnya lagi.

ARTI SEBUAH CINTAWhere stories live. Discover now