ep 29

2.7K 65 0
                                    

Aku tidak bisa menempati kamarku yang sekarang. Sehingga kamar pak misdi di sulap untuk jadi kamar ku sementara waktu. Aku bakal tidur dengan pak misdi.

Papa dan mamaku mempercayakan sepenuhnya diriku kepada pak misdi. Papa dan mamaku juga harus mengurusi perusahaan mereka.

"Pak. Bolehkah rey memeluk bapak sebentar. Rey bener bener kangen sama bapak."

"Boleh den. Tapi bapak bau belum mandi"

"Rey tidak perduli rey yang rey butuhkan bapak bukan bau bapak"

Walau aku hanya bisa memeluk sebisa ku. Aku sudah bahagia sekali.

"Den rey harus banyak istirahat biar sembuh"

"Siap boss" ucapku walau sedikit pelan dan lirih .

Pak misdi begitu telaten merawatku. Baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Bahkan perhatian dan kasih sayang pak misdi jauh lebih besar dibanding sebelumnya.

3 tahun sudah semenjak kejadian kecelakaan itu pak misdi masih bekerja di tempatku. Tapi sekarang aku jauh lebih mandiri dan dewasa. Usiaku sudah menginjak 17 tahun. Sejak kejadian tempo hari aku sudah tidak pernah berani melakukan apa yang pernah aku lakukan sama pak misdi dulu. Walau aku harus menyimpan dan menyembunyikan semua perasaan ku tapi aku takut kehilangan pak misdi lagi.

Pak misdi pun juga nampak senang melihat semua perubahanku. Apalagi aku sudah tidak mengulangi kesalahanku seperti dulu. Tapi ada sesuatu yang aneh entah hanya firasatku saja atau memang itu pesan yang tidak bisa di sampaikan oleh pak misdi.

Tubuhku juga sudah ada perubahan semakin lebih tinggi namun yang membuatku aneh di usiaku 17 tahun rambut di beberapa bagian tubuhku belum muncul. Sedangkan saat aku lihat papa pakai celana pendek bulu di kakinya banyak. Aku sudah tidak dimandikan dan disuapin pak misdi lagi sejak aku masuk sma.

"Pak rey mau nanya sesuatu boleh" ucapku malu

"Nanya apa den. Sini duduk dekat bapak"

"Kenapa rey beda dengan yang lainnya ya pak. Bapak saja bulu kaki banyak. Papa juga sedangkan rey kok tidak ada. Padahal rey sudah besar sekarang bukan anak kecil lagi. Temen temen rey juga sudah banyak bulu kaki nya"

"Dulu den rey masih kecil juga pernah nanya seperti itu ke bapak. Padahal seperti baru kemarin bapak merawat den rey kecil. Tapi sekarang sudah dewasa". Ucap bapak sambil senyum dan mengacak acak rambutku.

"Bapak jawab donk pak. Rey pengen tahu"

"Iya den. Pendapat bapak sih aden ikut gen mama aden. Jadi secara postur dan lain lain aden mirip mama aden bukan papa aden"

"Jadi rey lebih mirip mama ya semuanya"

"Iya den. Coba saja aden perhatikan di foto keluarga . Aden sama nyonya kan mirip 90%. Wajah wajahnya posturnya "

"Oh iya pak mirip banget sama mama. Jadi ini yang bikin rey tidak tumbuh bulunya ya"

"Iya den.Tapi di atas burung itu tumbuh kan"

"Bapak apaan sih pak. Malu. Tumbuh pastinya tapi sedikit "

"Anak bapak sudah dewasa sepertinya. Dulu saja kalau tidak bapak mandiin tidak mau mandi. Tidak bapak suapin tidak makan. Kalau belum bapak bacain dongeng dan bapak kelonin belum tidur. Sekarang sudah punya rasa malu. Sudah mandiri . Sudah dewasa"

"Dulu juga sering bapak gendong. Dari lantai bawah sampai kamar. Sekarang kalau disuruh gendong bapak sudah ngak kuat" ucap pak misdi sambil menangis.

"Kenapa bapak malah menangis"

"Den rey sudah bapak anggap anak sendiri den. Den rey masih ingat wawan. Wawan tumbuh dewasa tanpa bapak dampingi. Padahal anak bapak sendiri. Tapi wawan anak hebat. Sekarang jadi pemuda desa yang tangguh banyak di gemari cewek. Den rey sudah punya cewek?"

"Rey masih sekolah kata papa mama dan bapak tidak boleh pacaran dulu sebelum lulus sekolah. Tapi rey punya orang spesial kok yang sudah rey sukai. "

"Wah anak bapak sudah bener bener dewasa sudah naksir cewek. Bapak boleh tau ngak den orangnya seperti apa"

"Rahasia donk pak. Kan rey pengen jadi pemuja rahasianya ngak akan rey sebutin"

Aku tidak bisa begitu saja bilang apa yang sebenarnya ke pak misdi. Bisa bisa dia pergi lagi seperti dulu. Cukup aku jadi pemuja rahasianya saja. Tapi saat pak misdi bertanya seperti tadi dalam hatiku berkata. Orang yang rey sukai itu adalah bapak.
Biarkan saja aku pendam sendiri.

ARTI SEBUAH CINTAWhere stories live. Discover now