1. Gf

9.1K 770 91
                                    

"A--aku?" Lisa meneguk ludah seraya menunjuk dirinya sendiri gugup, ia sampai menoleh ke kanan ke kiri untuk memastikan tidak ada orang lain disekitarnya karena mungkin saja ia salah dengar atau bisa jadi semua yang terjadi begitu cepat ini hanya sebatas ilusi atau mungkin Lisa belum bangun dari atas kasurnya dan bermimpi.

"Iya dirimu, hanya kau yang ada disini. Kenapa kau melihat sekitar seolah aku bicara bukan denganmu?" Pemuda itu tersenyum kecil melihat tingkah lugu Lisa, kelihatannya gadis itu malu dan bingung harus melakukan apa setelah ia tadi menyatakan perasaannya.

Lisa menggeleng, tidak mungkin dirinya lantas ia tersenyum tipis. "Kau.... prank ya?" tebaknya seraya merotasikan bola matanya memeriksa sekitar mungkin ada kamera, acara televisi atau semacamnya seperti kru dan entahlah.

"Aku serius" ucap pemuda itu mempertegas, "Aku Jeon Jungkook tak pernah sekalipun mempermainkan seseorang dalam pembicaraan dan aku sangat amat serius ketika mengatakan aku menyukaimu, maukah kau menjadi kekasihmu?"

Blush! ini tak adil! pipi Lisa merona, sebisa mungkin ia menghindari tatapan pemuda bernama Jungkook itu agar dia tak mengetahui betapa merahnya pipi Lisa saat ini sebab uhh bukankah itu hal yang sangat memalukan karena fakta bahwa seseorang--ada seseorang yang akhirnya suka kepada dirimu?

Lisa masih tidak percaya dan enggan menjawab, jantungnya seperti melompat disco antara terkejut sekaligus kegirangan. Lisa tidak mengerti bagaimana pola pikir Jungkook, bagaimana pemuda itu bisa menyukai Lisa yang biasa-biasa saja dan hanya sesekali bicara padanya saat bertemu sapa di koridor.

"Hey jangan abaikan aku!" Jungkook menegur sambil melambaikan tangannya naik turun didepan wajah Lisa, memeriksa berada di alam manakah gadis itu saat ini.

Lisa menggeleng cepat, memundurkan satu langkahnya ke belakang saat Jungkook berusaha meraih bahunya untuk menjelaskan bahwa ia tidak melakukan sejenis prank atau pura-pura. Perasaannya tulus terhadap Lisa, mendadak saja ia jatuh cinta pada gadis yang tak ada apa-apanya ini.

Hari semakin sore dan Lisa masih belum bicara, untuk melangkah mundur lalu angkat kaki dan kabur pun rasanya Lisa tidak bisa karena Jungkook terlalu memperhatikannya dan terlalu menunggu jawaban darinya melalui tatapan menggemaskan itu.

Oh--tuhan--jangan tatapan itu! Lisa tidak bisa menghindarinya, selain tampan Jungkook ini sangat menawan dan sisi menonjol lainnya ialah keimutan yang dimiliki laki-laki bergigi kelinci ini. Dibalik semua kelebihannya, jelas mana mungkin seorang Jungkook menyukainya.

"Tapi, aku menyukaimu sungguh. Aku suka senyummu, aku suka suaramu, aku suka jarimu yang kecil dan imut, dan aku sangat suka caramu menatapku. So cute!" Gemasnya sampai menutup kedua mata dan memajukan wajahnya sedikit dengan kepala yang bergerak menggeleng cepat, persis seperti anak kecil yang sedang berusaha membuktikan sesuatu.

"Aku suka.. kau.." bisiknya saat entah bagaimana berhasil lebih dekat dengan Lisa dan mencapai telinga mungil milik gadis itu.

"Masih kurang percaya?" Tanyanya sembari menarik diri dan Lisa menatap dengan tatapan sangat tidak percaya pada ucapan Jungkook.

"Sudah mau hujan" kata Lisa sambil menatap langit, "Aku harus pulang." ia beralasan untuk menghindari Jungkook karena jujur sekarang hatinya mulai melemah untuk menjawab dengan mengiyakan.

"Maka jawab dulu." Ucap Jungkook mencegah Lisa pergi dengan meraih lengan gadis itu, menggenggamnya lembut hingga membuat seluruh tubuh Lisa bergetar hebat dan melemas pada kedua kakinya.

"Oh.. ohh.. tuhan! dia memegang kaki---eh---tanganku!" panik Lisa berteriak dalam hati yang justru malah semakin membuatnya bergetar karena bahagia tapi juga malu seperti... begitulah!

"Mau jadi kekasihku?" Jungkook bertanya sekali lagi, sebelumnya pemuda itu sudah menanyakan pertanyaan yang sama tetapi Lisa masih takut kalau ini mimpi dan apabila ia menjawab semua ini akan berakhir dan ia terbangun diatas bantal yang basah karena keringat.

Jungkook kemudian meraih tangan Lisa, meletakkannya diatas tangannya kemudian mengenggam tangan itu diantara tangannya. "Kau bisa melihatku, kan? rasakan tanganku, ini terlalu nyata jika kau mengira dirimu sedang bermimpi."

"Lisa....." Jungkook menghela nafas saat gadis itu mengabaikannya, sekali lagi sekali lagi ia bertanya hal yang sama. "Will you be my girlfriend?"

"Aku akan sangat senang jika kau mengatakan iya atas jawaban dari pertanyaanku." Imbuh Jungkook tersenyum tapi juga sambil melepas tangan Lisa, membiarkan gadis itu memilih.

Lisa bukannya tidak menyukai Jungkook, Lisa bukannya tidak menyimpan rasa kepada pemuda ini, tapi Lisa takut karena setiap kisah cintanya berakhir buruk bahkan yang sebelumnya yang ia kira akan bersamanya sampai selamanya pun berakhir sama.

"I want." Jawabnya usai berpikir sejenak, ia menatap Jungkook kemudian pemuda itu tersenyum manis seolah baru saja mendapatkan hadiah berharga dari ibunya.

"Benarkah?" dia bertanya untuk sekedar memastikan kemudian Lisa mengangguk dengan wajah setengah memerah terutama saat berikutnya jungkook mengatakan, "boleh aku memelukmu sekarang?"

Jantung Lisa semakin tidak baik-baik saja, sepertinya Jungkook tidak butuh persetujuan karena setelah mengatakan itupun tangan-tangan besarnya langsung melingkari tubuh mungil Lisa dan mendekapnya dalam kehangatan yang juga mengalirkan berjuta rasa nyama.

Lisa menutup kedua matanya saat membalas pelukan itu, rasa nyaman baru yang kembali ia dapatkan. Lisa tak merasa sendirian, ia bahagia walau masih percaya tidak percaya sebab ia terhitung baru chatting dengan Jungkook selama sehari itupun untuk pertama kalinya karena tak sengaja membahas tugas sekolah---tepatnya karena Jungkook sekelompok dengan Lisa.

"Sekarang berjanjilah masing-masing dari kita tak akan ada yang berselingkuh." Jungkook berucap seraya menyerahkan kelingkingnya ke depan wajah Lisa dan gadis itu membalas dengan menautkan kelingkingnya disana.

"Aku berjanji. Kau juga berjanji" ucapnya pelan.

"Aku berjanji."

Satu usapan lembut Jungkook berikan dipuncak kepala Lisa, ia tahu gadis itu akan pulang jadi sebelum itu ia merunduk semakin membuat jantung Lisa ingin meledak dan Lisa yakin Jungkook pasti mendengarnya terutama saat pemuda itu semakin menyamakan wajahnya dengan Lisa sampai Lisa akhirnya memejamkan mata erat-erat.

Cup!

Sebuah kecupan mendarat lembut ditengah kening Lisa, Jungkook meniup poni rata gadis itu lalu memeluknya sekali lagi dengan lebih erat. "Aku sangat menyayangimu"

Lisa hanya mampu menyembunyikan wajahnya di dada Jungkook. Ia sangat memerah karena adegan romansa yang padahal sudah ia dapatkan berkali-kali dari mantan-mantan sebelumnya.

Tapi dengan Jungkook semuanya terasa baru dan Lisa cukup menyukainya untuk sekarang.

"Pulang dengan ayahmu, okay?" Jungkook berpesan sebelum menarik dirinya dan mengelus puncak kepala Lisa. "Jangan dengan laki-laki lain jenis manapun kecuali ayahmu dan aku. Kau mengerti kan, baby?"

Lisa mengangguk. "Aku mengerti, jangan khawatir karena tak akan ada laki-laki manapun yang mau mengantarkanku pulang kecuali..." sengaja Lisa menggantung kalimatnya.

"Kecuali?" tanya Jungkook penasaran.

"Ayahku!"

Pemuda itu berdecak sebal tetapi tawanya kemudian menyahut. "Aku juga mau!" katanya berpura-pura memasang wajah kesal.

"Pfttt..."

Lisa tertawa kecil saat itu Jungkook yang melihatnya dengan gemas langsung mencubit pipi gembil gadis itu sebelum akhirnya melambaikan tangan dan berpisah pulang ke rumah masing-masing.






🐾🍒

Heart Beat BeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang