5: BoruSara (End)

962 51 3
                                    

Happy reading
panjang gaes ehek,
Enjoy!

>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<

Brak!

Seorang perempuan berjingkrak kaget mendengar suara kencang dari arah pintu kamarnya.

"Keluar kau!!!" teriakan ayahnya membuat ia tambah terkejut dan takut. Ia sedang mengumpat dari sang ayah tak mau ikut kerestoran untuk menemui teman Ayahnya.

"Sasuke! Jangan seperti itu. Sarada akan takut!" seru wanita yang Sarada ketahui itu suara ibunya. Sakura.

Sasuke menghela nafas. "Sarada bisakah kau keluar dan ikut dengan papa?! Kalau kau masih ingin hidup keluar dan ikut dengan kami!"

Sarada berdecak malas. Menyebalkan! Batin Sarada berteriak.

"Apakah papa akan menjualku?!" seru Saradan mendekat kearah pintu tanpa membukakan pintu kamarnya.

"Tidak seperti itu! Huh... Ayolah Sarada tolong menurutlah, ini demi perusahaan papa."

Ceklek

"Apakah papa lebih memilih perusahaan dari pada putrimu ini?!" ujar Sarkas Sarada merasa seperti dijual oleh orangtuanya sendiri.

Plak

Bola mata Sarada membesar kala tamparan dari tangan mulus ibunya menyapa pipi kiri berkulit putih yang kini sudah merah. "Jaga ucapan mu bodoh! Apakah kau pantas meneriaki papamu sendiri?!"

Sarada mengusap kasar pipinya yang basah akibat air matanya. "Oh, baiklah. Harusnya aku berfikir bukan kalau aku harus menerimanya karena aku bukan siapa-siapa disini. Aku hanya anak haram yang tak kalian inginkan?!"

Plak

Tamparan yang Sarada rasakan kini berasal dari tangan besar papanya. "Apakah kau tak punya sopan santun bicara seperti itu kepada kami?! Bersihkan dirimu lalu turun!"

Sasuke dan Sakura pergi meninggalkan Sarada yang menatap tak percaya keduanya. Yah, kedua belah pipinya sudah merasakan tamparan semua tersenyum hambar sembari terkekeh dan menangis tentu bukan hanya karena panas yang menjalar di Pipinya juga rasa sakit yang menerjang dada nya.

Sarada hanya bisa pasrah, toh ia pasti akan dinikahkan dengan tuan muda Uzumaki. Sarada memilih untuk masuk ke kamarnya bersiap-siap dan buru-buru mengoles bedak tipis diwajahnya agar bekas kemerahan dari tamparan orang tuanya tertutup.

Ia pun tersenyum menyemangati diri sendiri. Kau bukan siapa-siapa, jadi inilah untuk balasan jasa mereka. batin Sarada mencoba menerima.

***

"Jaga sikapmu. Jangan sampai tuan Uzumaki tak menyukaimu." Sarada hanya diam tak menanggapi perkataan dari sang ibu. Memilih menghadap kejendela menerawang jajaran bangunan dipinggir jalan ramai itu.

Bahkan aura kemarahan masih Sarada rasakan ditubuh orangtuanya. Sudahlah Sarada sudah lelah dengan itu. Mungkin menikah dengan tuan muda Uzumaki akan menjadikan kebahagiaannya. Tak ada kekangan dari orangtuanya, larangan serta cemooh lainnya.

Oneshoot [Boruto Dkk]Where stories live. Discover now