29

706 82 3
                                    

Hal terbesar yang pernah kamu pelajari adalah mencintai dan dicintai sebagai balasannya.
• Moulin Rouge •


Tekan bintang di pojok kiri dan komentarnya:)

Part dihapus For the benefit of the publisher

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Part dihapus For the benefit of the publisher










•••

Setelah menempuh perjalanan beberapa menit akhirnya mobil berhenti juga.

"Kita mau ke mana?" tanya Yena heran. Pasalnya tadi Jeongwoo datang ke rumah, menyuruh dirinya untuk berdandan yang cantik dan memakai dress yang Jeongwoo bawakan untuknya.

"Ikut aja, tapi sebelum itu kamu tutup dulu matanya pake kain ini." Jeongwoo menyodorkan kain yang lumayan panjang berwarna merah.

Yena memundurkan tubuhnya kala Jeongwoo akan memasangkan kain itu. "Engga, ngapain juga harus ditutup matanya. Emang mau apa? Kamu jangan macam-macam!"

Jeongwoo mendengus, "engga akan, cuma pake ini doang buat tutupin mata kamu. Nanti juga kamu tau kok."

Yena pasrah dengan ucapan Jeongwoo. Matanya sudah ditutupi dengan kain merah itu, Jeongwoo keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Yena, membantu gadis itu turun dari mobil.

"Kamu gak bakalan macam-macam 'kan?" tanya Yena waspada.

Jeongwoo yang menuntun Yena untuk berjalan pun mengangguk, "engga, percaya deh sama aku."

"Kok ini naik tangga? Kamu gak ada niatan buat dorong aku dari atas gedung 'kan?"

"Pikiran kamu itu negatif mulu perasaan, emang aku setega itu sama kamu."

Yena mencebik kesal, akhirnya dia diam dan terus melangkah dengan hati-hati dibantu Jeongwoo. Yena juga bingung apa yang akan Jeongwoo lakukan, membawanya entah menuju ke mana tapi yang pasti sedari tadi hanya menaiki tangga saja.

Akhirnya Jeongwoo menyuruh untuk berhenti, Yena bisa merasakan bahwa yang ia pijak sekarang seperti sebuah lantai yang terbuat dari kayu.

"Aku buka, kamu siap 'kan?"

Yena mengangguk mantap.

Perlahan Jeongwoo membuka kain merah itu dan Yena membuka matanya perlahan. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan penglihatannya.

Seketika mulutnya di buat menganga, ada rasa ragu dan bahagia bercampur dalam hatinya. Di depannya terdapat satu meja bundar dengan dua kursi yang saling berhadapan, di atas meja itu juga sudah tersedia berbagai macam makanan kesukaannya. Dan yang lebih indah adalah pemandangan kota pada malam hari yang indah dari ketinggian. Yena tidak tahu ternyata ada tempat seindah ini.

"K-kamu yang siapin ini semua?" Yena berbalik ke arah Jeongwoo.

Laki-laki itu mengangguk, menarik tangan Yena untuk duduk di salah satu kursi dan dia pun duduk di kursi satunya lagi. "Kita makan dulu, aku udah laper."

Mereka mulai menyantap makan malam dengan ditemani cerita-cerita konyol yang Jeongwoo katakan, seperti bagaimana tingkah temen-temennya yang agak kurang waras. Atau kejadian-kejadian memalukan yang pernah Jeongwoo lakukan saat masih kecil.

Dari sini Yena tahu bahwa Jeongwoo adalah laki-laki yang penuh dengan keceriaan, mudah berbaur dengan orang lain dan tingkahnya sangat random. Padahal yang Yena tahu, Jeongwoo adalah laki-laki yang selalu bersikap sok keren dan laki-laki yang sukses mengaduk-aduk hatinya.

"Indah banget 'kan?" tanya Yena meminta pendapat kepada Jeongwoo tentang pemandangan yang begitu menyejukan mata.

Jeongwoo berdiri di belakang Yena, memeluk tubuh mungil itu dari belakang. "Iya, indeh banget. Tapi ada yang lebih indah dari ini."

"Apa?"

"Kamu."

Yena tertawa sambil memukul lengan Jeongwoo, terdengar cringe tapi entah kenapa rasanya Yena suka. "Apaan, sih? Geli tau."

"Na, kamu itu kayak bintang dan aku langit malamnya. Kamu datang dan memperindah kehidupan aku. Kamu juga seperti cahaya dan aku adalah ruangan yang gelap, kamu hadir memberi cahaya di kehidupan aku. Tapi karena keegoisan aku, tanpa sadar aku udah lukain kamu."

Jeongwoo membalikkan tubuh mungil Yena, menatap mata jernih itu dengan dalam. Pandangan sayu yang diberikan Yena serta tatapan tulus itu, semakin membuat Jeongwoo kalut. Hatinya tak tenang, pikirannya begitu kalut.

"Na, ini yang terakhir kalinya...aku--" Jeongwoo tidak tahu harus melanjutkan kalimatnya seperti apa lagi. Lantas ia memeluk tubuh mungil itu, membawanya ke dalam dekapannya yang membuat Yena merasa aman, nyaman, dan hangat.

"Jeongwoo, I love you a lot no matter how much you hurt me. I love you so much now, tomorrow, later, and forever. I hope we are together forever, through more joys and sorrows."

Laki-laki itu mengangguk, ia tahu, sangat tahu. Bahwa gadis yang ia peluk ini sangat mencintainya, bagaimana ini? Hanya kata maaf yang bisa Jeongwoo gumamkan dalam hatinya.

"I know, I'm like that too. Sorry for everything."









Next||Delete
PELAMPIASAN
Ft.Park Jeongwoo Treasure

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang