05

1K 139 40
                                    


Warning 1300+ word!!



"Cinta mungkin hadir karena takdir tapi tak ada salahnya kita saling memperjuangkan."
Unknown










Yena merasa bersyukur karena hari ini dia tidak pergi bekerja, karena pemilik kafe tempatnya bekerja tengah ada acara keluarga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yena merasa bersyukur karena hari ini dia tidak pergi bekerja, karena pemilik kafe tempatnya bekerja tengah ada acara keluarga.

"Hufh, akhirnya gue bisa langsung rebahan," monolog Yena dengan tubuh mungilnya yang langsung rebahan sepulang sekolah dan beruntung nya lagi Jeongwoo tidak menampakkan batang hidungnya lagi setelah ajakan date nya tadi pagi di lapangan.

Yena mengubah posisinya menjadi duduk, melirik ke arah jam dinding yang sudah sangat usang. Maklumlah, Yena tidak memiliki uang hanya untuk membeli jam dinding. Boro-boro beli jam dinding beli pulsa yang harga dua rebu saja masih susah.

"Mandi dulu, ah, udah gitu makan dilanjut tidur."

Gadis itu mengambil handuknya, berjalan ke arah kamar mandi yang dekat dengan dapur. Setelah selesai dengan ritual mandinya, Yena lantas memakai kaos oversize dengan celana pendek berbahan levis.

"Kali ini makan apa, yah?" Yena melihat persediaan makanan nya dan ternyata di sana hanya ada satu bungkus mie, satu butir telur, dan satu ikat bayam yang ia ambil di depan rumah.

"Kalo makan mie udah keseringan, telur buat besok pagi. Ya udah, buat sayur bayam aja."

Yena mulai mengambil bumbu-bumbu untuk membuat sayur bayam, sebelum Yena potong-potong bayam nya ia cuci dulu hingga bersih. Namun aktivitasnya harus terhenti sebab pintu rumahnya di ketuk oleh seseorang.

Yena mendengus, siapa yang bertamu sore-sore begini?

Ceklek'

Pintu utama terbuka, menampilkan sosok laki-laki memakai kaos putih yang dilapisi jaket denim dengan celana jeans berwarna hitam.

"Ngapain Lo sore-sore ke sini? Mau numpang nginap?" tanya Yena kepada sang oknum yang berdiri di ambang pintu rumahnya.

Jeongwoo menatap Yena dari bawah sampai atas, "Lo keluar mau pake baju kayak gini?"

"Keluar apaan? Orang gue gak bakal kemana-mana kok, udah, ah, Lo pulang aja. Ganggu orang masak aja." Yena hendak menutup kembali pintunya, namun Jeongwoo tahan.

"Lo gimana, sih? Kita 'kan ngedate malam ini, Lo lupa?"

Yena menatap Jeongwoo tak percaya, jadi ajakan Jeongwoo tadi pagi itu beneran. Yena kira cuma bohongan karena di situ ada Yuna.

"Lo serius?"

"Lo liat muka gue, tampang gue emang kayak pelawak? Gue serius lah Yena Challistha, buru ganti baju. Kayak gembel aja Lo pake baju kayak gini."

Yena mendengus, masuk ke dalam kamarnya sambil menghentakkan kakinya kepada lantai yang tak bersalah.

Jeongwoo masuk ke dalam, duduk di kursi kayu yang keras kemarin malam. Laki-laki itu mengusap wajahnya kasar, "Gila, Yena seksi banget kalo lagi pake baju kayak gitu."

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now