23

835 119 18
                                    

Yang datang pasti akan pergi, itulah kenapa ada perpisahan setelah pertemuan.
• Asti Lestari 2k21 •

Disarankan untuk dibaca sekarang!
Hari ini udh up dua chapter, yakin masih gak mau komen hm? Masih mau jadi siders hm?


Disarankan untuk dibaca sekarang!Hari ini udh up dua chapter, yakin masih gak mau komen hm? Masih mau jadi siders hm?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Ini sudah jam sepuluh malam, acara ulang tahun Yujin berjalan dengan lancar. Yena juga senang karena akhirnya pasangan goals Wonyoung-Haruto kembali lagi.

Ia berjalan seorang diri di pinggir jalanan yang sepi dengan dress berwarna biru laut selutut, pita berwarna hitam yang melingkar manis di pinggangnya serta rambut yang dibiarkan tergerai, diberi jepit kecil berbentuk kupu-kupu di kanan. Sangat cantik, terkesan simpel namun mewah.

Tadinya Jihoon berjanji akan menjemputnya namun tiba-tiba laki-laki itu mengirimkan pesan ada operasi dadakan, karena ada pasien kecelakaan tabrak lari.

Langkah Yena terhenti saat ia berjalan di tengah-tengah jembatan, tangannya memegang pembatas jembatan. Menatap bulan yang begitu bersinar terang di langit gelap gulita.

"Yena!"

Yena menolehkan kepalanya ke samping kanan, mendapati sosok yang ia rindukan berdiri tak jauh darinya. Ingin rasanya ia berlari memeluk sosok itu atau paling tidak berlari menghindari laki-laki itu, agar rasa cinta ini tidak semakin dalam.

Ia menundukkan kepalanya, mendengar langkah laki-laki itu yang kian mendekat. Lalu berhenti di sampingnya, secara tiba-tiba ia menarik Yena ke dalam pelukannya. Membuat Yena terkejut setengah mati.

"Gue kangen sama lo."

Hanya dengan empat kata itu mampu membuat air mata yang ditahan turun begitu saja. Yena membalas pelukan Jeongwoo, dia tidak mau menjadi wanita munafik. Ia sangat merindukan laki-laki ini, sungguh.

Jeongwoo melepaskan pelukannya, menangkup kedua pipi Yena, menguap pipi chubby itu untuk menghapus air mata Yena yang menerobos keluar.

"Jangan nangis, gue gak suka liat lo nangis."

"Gue nangis juga gara-gara lo! Lo itu brengsek, Jeongwoo!" bentak Yena sambil memukul dada Jeongwoo bertubi-tubi.

Jeongwoo membiarkan tangan mungil itu memukulnya yang pada kenyataannya tidak terasa sakit sedikit pun.

"Maaf, gue emang laki-laki brengsek yang gak tau diri."

"Kenapa lo lakuin ini sama gue? Gue capek, Jeongwoo. Selama ini gue udah menderita dan lo semakin ngebuat gue menderita. Sial banget gue suka sama cowok kayak lo."

Rasanya lega sekali mengungkapkan semua hal yang mengganjal di hati, bodo amat dengan harga diri dan rasa malu, Yena capek terus menahan untuk tidak mengatakan hal ini kepada Jeongwoo. Peduli setan juga jika ternyata Jeongwoo tidak menyukainya balik.

Jeongwoo tersenyum tipis, mengangkat kepala Yena yang menunduk dengan lembut. "Lo mau ngasih gue kesempatan? Kali ini gue bakal berusaha untuk lebih serius, gak ada yang namanya lagi bahan pelampiasan."

PELAMPIASAN ✓ [TERBIT]Where stories live. Discover now