3'

21.3K 1.1K 74
                                    

Sebuah kegilaan memang ada, kalian tak akan tahu ada seberapa banyak orang gila yang berkerliaran di luar sana. Ya, mungkin salah satunya adalah diri kalian sendiri.

Baiklah, kini saatnya memulai berbagai kegilaan yang berdasar kepada rasa kasih, faktanya memang itu yang terjadi.

Seperti saat ini, Miky sedang menangis dan sedikit membujuk adiknya, Max Ia tak ingin menggunakan berbagai alat yang menurutnya gila dan aneh itu. Karena apa? Karena bahkan  adiknya itupun sudah tak lagi memakainya. Lalu mengapa Miky harus selalu memakai hal aneh itu?

Sebenarnya tak seaneh itu tetapi tetep saja rasanya aneh. Biar bagaimanapun itu adalah takdir yang harus Miky hadapi.

"Max, Miky tak mau pakai itu, tidak mau," rajuk Miky. Max hanya diam dan mempersiapkan segalanya yang ia butuhkan dan sudah disediakan oleh Marie sejak tadi.

"Apa aku harus mengikatmu kak? Agar kau diam dan memakai semua ini?!" tanya Max dengan kesal menatap ke arah Miky yang terus menangis.

Miky mulai takut, lalu saat ia hendak berusaha lari lagi, Max sudah terlebih dahulu menyadari gelagat kakaknya. Jujur Max tak suka saat Miky mulai tak menurut pada apa yang seharusnya ia dapat dan terima.

Max menarik dan menahan tangan kecil nan putih milik Miky, faktanya walau mereka kembar berselang lima menit, tapi Max sangat tinggi dan badannya sudah tegap nan besar dan yang akan semakin tumbuh seiring meningkatnya usianya kelak.

Lalu Miky? Tak, ia hanya berisi tulang dengan kulit putihnya yang terlewat putih. Jika Miky albino sudah pasti seluruh tubunya memanglah sangat putih, bagian istimewanya adalah, Miky memiliki bola mata yang begitu indah, sangat indah bahkan terkesan langka. Hanya ada 1 diantara 1000000 orang di dunia ini yang memiliki mata indah seperti milik Miky, dan Max mengakui betapa kakak kembarnya itu begitu memukau. Malaikat, itu jika kata Marie dan Marvell

Heterochromia Iridium. Adalah sebuah kelainan yang terjadi dengan adanya perbedaan pada iris mata, biasanya sesorang dengan kasus seperti ini sangat langka, mereka yang mengidap kelainan langka namun sayangnya indah ini biasanya memiliki kelainan pada jumlah melamin dan mempengaruhi ribuan juta sel yang membentuk iris mata dengan dua warna yang berbeda, di beberapa kasus mereka dengan kelainan ini juga sangat sensitif dengan cahaya yang terlalu terang.

"Kak, menurutlah padaku, ini semua juga demi kebaikanmu, percayalah," bujuk Max yang masih memegangi kakaknya.

Miky terus menangis, netra kristalnya mengeluarkan airmata. Bagi Max airmata yang keluar dari mata kakaknya sangatlah indah, rasanya seperti kau menemukan sebuah air terjun kecil di kedalaman hutan yang begitu gelap, aliran air yang menyejukanmu. Namun di lain sisi ia tak suka melihat kakanya itu bersedih dan menangis. Huh, aneh memang, tapi itulah adanya.

"Hiks. Max jangan lagi, Miky tak mau itu, Max!" Max abai, ia diam dan membawa tangan kanan Miky ke sebuah pengait di samping ranjang. Benar, sebuah borgol dengan rantai sepanjang satu meter, tenang saja,  ini bukanlah borgol besi yang akan membuat tangan Miky sakit dan memerah. Ini hanyalah sebuah borgol dengan bahan bulu yang lembut, namun mampu membuat Miky untuk tetap pada tempat dan posisinya.

"Hiks. Jangan Max!" Miky mencoba menarik-narik borgol di tangan kananya, namun nihil. Ia tak bisa.

Max mulai membuka baju handuk yang dipakai oleh kakaknya, lalu ia kemudian  menggantinya dengan sebuah setelan dengan berbahan sutra yang lembut berwarna putih gading. Setelahnya Max membawa sebuah diapers untuk kakaknya, lalu memakaikanya pada Miky yang masih menangis.

Jujur Miky tak mengerti mengapa ia harus menggunakan diapers padahal adiknya saja sudah tak menggunakan hal itu lagi. Lagipula Miky seharusnya sudah bisa menggunakan toilet jika ia ingin buang air.

My White Fragile Twin  Where stories live. Discover now