"Kalian pasti seneng kan kalo perasaan kalian terbalaskan? Bisa langsung pdkt, terus jadian deh. Ah indahnya... Sayangnya kita gak bisa gitu. Iya kan, Rei?" Tanya Aneila kepada seorang pemuda disebelahnya. "Yoi, Nei. Kita beda. Ah bukan. Maksudnya, kisah kita yang beda. Gak seindah kisah cinta kalian. Kadang kita iri sama kalian, yang dengan enaknya berangkat dan pulang sekolah bareng. Nge-date dimalem minggu. Kita boro-boro bisa jalan berdua, ngobrol aja jarang. Sekalinya ngobrol paling banyakan sama yang lain." Ucap Reiner. "Kalian pasti bingung ya sama kisah kita? Kita itu saling sayang. Darimana kita tau itu? Karena dari tatapan mata aja udah beda. Dari detak jantung aja udah kerasa, kalo ada yang lain diantara kita. Tapi kita bisa apa? Cuma bisa diem sampe waktu ngasih kita kesempatan buat bareng. Tapi entah kapan. Kenapa? Karena kita punya alasan. Dan alasan kita itu sama..." Kata Aneila. "Yaitu, karena kita gak mau nyakitin perasaan pasangan kita masing-masing." Ucap keduanya bersamaan. "Ya, walaupun kenyataanya hati kita berdua yang tersakiti." Sambung Reiner. Aneila mengangguk membenarkan. *** Penasaran sama kisah mereka? Let's read!
3 parts