Pertemuan berulang dengan Iqlima menguatkan firasat Arkhan jika mereka memang berjodoh, terutama setelah dipertemukan dalam sarana ta'aruf. Namun, akibat kekecewaan terhadap pernikahan sebelumnya, Iqlima tidak mudah membuka hati terhadap pria yang jauh lebih 'hijau' darinya. Menjadi janda kaya dengan tiga anak yang masih kecil semakin menegaskan penolakan Iqlima terhadap pernikahan. Seiring berjalannya waktu, Arkhan semakin pesimis dan mengendurkan tekad. Di saat ikhlas telah tertanam, ternyata Iqlima memberikan syarat. Bagaimana kelanjutan rumah tangga mereka yang akhirnya dibangun atas perbedaan dan rendahnya kepercayaan?