Satu sentuhan di kakiku berlanjut pada ciuman liar, hingga membuat sekujur tubuhku bergetar. "Ian," terdengar suara rendah dan seksi. Mataku tertutup, tidak dapat merespon maksud ucapan pria itu, karena pikiranku teralihkan dengan dia yang mengecupi pipi, dagu dan leherku. "Uuh," hanya desahan yang keluar dari mulutku. "Ian, namaku Ian. Siapa namamu, sayang," pria itu tertawa kecil. "Aaaaah," desahanku menjadi saat mulutnya menggigit payudara yang masih terbungkus bra dibalik gaun merahku. Tangannya membelai daerah kewanitaanku yang juga masih tersembunyi. Aku terkesiap, mataku pun terbuka menyaksikan pria itu menunduk dan mencium bagian intiku yang teramat basah. Kesadaranku telah penuh, setelahnya aku mendorong tubuhnya menjauh. Note : Cerita ini dimaksudkan untuk pembaca dewasa (18+).
30 parts