"Mana boleh, taruhan---kan haram.'' ''Bilang aja sih lo takut. Lo itu emang kelihatannya doang berani, sok tomboy. Nyatanya nyali perempuan lo lebay banget.'' Semua berawal dari sana. Terlalu mainstream memang. Cerita klasik. Taruhan berujung cinta. Musuhan berakhir cinta. Tapi, inilah ceritanya. Seorang gadis bernama Dewi. Gadis tomboy, pembenci warna pink sejati, tapi terlihat imut dan judes saat bersamaan dengan kerudung langsung pakainya. Dan Faiz, pemuda yang suka foto sana, foto sini. Tapi bercita-cita ingin menjadi seorang businessman, katanya. "Apa mau marah? Ayo marahin aja sampai puas." Faiz hanya menghela napas, menggelengkan kepala menjawab pertanyaan Dewi yang terlihat marah didepannya. Sedangkan mata gadis itu menatap dengan nanar kamera Faiz yang sudah berada diatas pasir akibat ulahnya. Kerudung yang dipakainya berkibar dengan semangat. Semilir angin berembus, membelai dengan lembut. Meredakan kemarahannya. Debur ombak seakan berpacu dengan detak jantungnya. Berlomba menghasilkan dentuman paling teras. "Kamu harus tahu, ada saatnya siang harus istirahat diganti malam. Ada saatnya bintang jenuh dan meninggalkan malam. Ada kalanya mentari tak bersinar. Atau rembulan yang tak selalu muncul." Dewi memilin ujung bajunya. Apa ini maksudnya Faiz akan meninggalkannya? Kenapa rasanya dia patah hati? ***
12 parts