Nafasku berat, dadaku naik turun, tangannya terhenti di intimku menyibak rokku. Tangannya kenyusup kedalamku "ahh kamu sudah basah ternyata" bisiknya menggoda, waktu terasa lambat. Aku meremas rokku, tangannya semakin nakal didalam sana "Licin" bisik Revan serak, kakiku melemah tanganku yang semula meremas rok berpindah ke kemeja Revan. Semakin tinggi lantainya semakin sepi, sampai akhirnya tinggal kami berdua, ia semakin gencar membuatku tak tahan lagi berdiri, mengerti apa yang kurasakan ia menopangku dengan satu tangannya "Kak stophh" desahku tak tahan, ia tak mendengar ucapanku, tangannya semakin cepat mengadukku "Kakk, aa..aku aaaaah"