Bab 43

61.9K 3.5K 58
                                    

BUDAYAKAN LAH, SEBELUM BACA UNTUK VOTE DAN SETELAH BACA SILAHKAN UNTUK COMMENTNYA, KARENA HAL ITU YANG BUAT AKU SEMANGAT BUAT NGE-NEXT CERITA SELANJUTNYA..

43.

Lita sedang terduduk di ruang keluarga, tampaknya dirinya sedang melipat pakaian yang sehabis di cuci dan televisi yang menyala untuk menemani kegiatannya tersebut.

Dirinya lebih suka melihat pakaian dirinya dan anak-anaknya ketimbang di lipatkan oleh pembantunya.

Bukan karena dirinya tak suka atau apapun itu, melainkan dirinya hanya ingin membantu pembantunya yang sudah mencuci pakaian, setidaknya dirinya lah yang merapihkannya.

Tatapan yang awalnya mengarah kepada acara televisi, Lita mengarahkannya kepada putra sulungnya yang turun dari kamarnya dengan pakaian yang cukup rapih seperti akan keluar rumah.

Kaos putih di lapisi jaket hitam dan celana hitam panjang serta sudah memakai sepatu sport.

" Mau kemana Gas, malam-malam gini ? Kamu udah belajar ? Besok ulangan kan ?" Ujar Lita yang bertanya bertubi-tubi.

Lita mengetahui bahwa putra sulungnya akan menghadapi ulangan, walau dirinya membiarkan Bagas untuk berpacaran dan bergaul dengan anak-anak sebayanya, namun tugas dirinya sebagai orang tua untuk mengingatkan Bagas tentang pendidikan tidak akan pernah hilang bahkan lupa.

Lita akan keras jika sudah bersangkut payt dengan pendidikan putra-putranya. Bagaimanapun dirinya harus bisa membuat putra-putranya menjungjung tinggi pendidikan dan akhlak.

Buktinya, Bagas menjadi murid terbaik sepanjang tingkat Sd, SMP dan sekarang SMA. Dan semenjak SMP Bagas sudah mendapat gelar peringkat nilai UN tertinggi di Jakarta, dan kali ini Bagas akan meraih hal itu kembali ditingkat SMA.

Bagas tergugup saat Lita mengatakan hal itu, tidak mungkin dirinya akan mengatakan sejujurnya bahwa Bagas akan menemani Ara di Rumah sakit untuk menjaga Aurora.

" Kemana Gas " kali ini Lita menatap intens Bagas

Bagas tak bisa untuk membohongi ibunya sendiri, dirinya tak biasa. Sekalinya dirinya akan berbohong, bundanya pasti akan mengetahui.

" Bunda, Bagas izin buat nemenin Ara. "

Lita cukup dibuat kaget dengan jawaban yang dilontarkan Bagas dengan nada gugup dan seperti ketakutan.

" Bunda gak kasih izin "

" Bun, Bagas tahu Bunda masih marah dan belum bisa nerima Ara. Tapi Bunda sendiri kan yang ngajarin Bagas untuk selalu berbuat baik sama orang. Sekali ini aja Bun, Bagas kasihan sama Ara. Dia harus nemenin Aurora sendiri di rumah sakit. Bagas janji sekali ini aja . "

" Gas, kan ada body guard nya Ara. Kenapa kamu yang report. Lagian keenakan itu Ara melupakan masa lalu yang sampai buat kamu... " Belum sempat Lita menyelesaikan pembicaraannya Bagas sudah memotongnya lebih dulu.

" Bun, please lupain dan ikhlasin masa lalu. Bagas udah gak mau bermasalah dengan masa lalu Bagas. "

" SEJAK KAPAN KAMU BELAJAR MOTONG PEMBICARAAN ORANG, KHUSUNYA BUNDA KAMU ? ENGGAK SOPAN BAGAS !!" Sentak Lita, dirinya tak menyangka Bagas akan bersikap seperti itu.

" Lagian, besok kamu ada ujian. Dan inget, kamu ada hubungan sama Chelsea. Mau buat anak orang sakit hati sama sikap kamu yang plin plan ? Hah ?"

Bagas terdiam.

Lita beranjak dari tempat duduknya dan tugasnya merapihkan pakaian yang sudah dicuci sudah selesai dan telah dimasukkan kedalam keranjang.

Lita pergi dari hadapan Bagas dan hendak pergi menuju kamarnya, namun sebelum dirinya benar-benar memasuki kamarnya.

Backstreet [ TELAH TERBIT ]Where stories live. Discover now