Princess of Rainbow Element [...

By desphrodite

684K 88.6K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... More

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

50. Asrama

7K 952 174
By desphrodite

Perjalanan menuju gedung utama terasa sangat melelahkan karena jaraknya yang lumayan jauh. Namun, itu semua terbayarkan dengan keindahan pemandangan di sekitar.

Jalan yang mereka lewati menuju gedung utama dikelilingi rerumputan pendek. Di perjalanan masuk, mereka melihat banyak murid-murid senior yang berlarian, memainkan sihir, atau sekedar melihat kolam air mancur saja. Mungkin hari ini mereka libur karena kedatangan siswa angkatan baru. Semuanya rapi mengenakan jubah yang sama, masing-masing memegang tongkat yang sama, topi yang sama, dan seragam yang sama. Tanpa membeda-bedakan, mereka semua terlihat samgat harmonis.

Pepohonan, semak-semak yang dirapikan segala macam bentuknya, dan kebun bunga yang bisa dilihat dari kejauhan, bahkan dari atas asrama. Di depan pohon besar terdapat sebuah lapangan luas yang dikelilingi oleh deretan bangku-bangku penonton. Tuan Fang bilang bahwa lapanangan itu sering dijadikan arena bertanding. Jika ingin berolah raga, maka akan dilakukan di tempat yang berbeda. Di atap gedung. Bukankah menaiki anak tangga menuju atap gedung termasuk olahraga?

"Ayo anak-anak, kita harus sedikit lebih cepat," ujar Tuan Fang yang mendahului dan berjalan menuju arah pintu gedung utama yang sangat besar. Pintu besi berwarna hijau army yang sangat mewah! Setiap incinya terdapat ukiran-ukiran bunga sakura yang dilapisi emas.

Tuan Fang tersenyum ramah, ia memandangi seluruh mariam dengan rinci. Lalu perhatiannya tertarik dengan gadis yang berbaris paling belakang yang sedari tadi terus memandangi patung alkemis di timur. "Kau, gadis berambut merah-biru!" soraknya membuat Niura menatapnya.

Niura yang merasa terpanggil langsung memghampirinya, "Ada yang bisa saya bantu?" tanyanya memastikan.

"Entah mengapa aku melihat aura lain dalam dirimu. Jadi, kupercayakan ini padamu," ucap Tuan Fang dengan meletakkan sebuah kawat yang berisikan banyak kunci-kunci.

Niura memandangi kunci-kunci itu di tangannya. Alisnya mengernyit bingung, lalu memandangi Tuan Fang dengan perasaan yang sulit diartikan. "Untuk apa?" Hanya itu yang bisa ia lontarkan.

"Bukalah pintu ini, dan kunci-kunci lain adalah seluruh kunci pintu-pintu di Akademi tanpa terkecuali. Setiap hari, kau harus bangun pagi untuk membuka seluruh pintu, dan harus tidur larut malam karena harus mengunci seluruh pintu."

Selepas mengucapkan itu, Tuan Fang langsung pergi begitu saja.

Niura yang masih bingung hanya mengangguki saja, dan hal itu membuat seluruh remaja seusianya bertepuk tangan bangga. Tidak ada yang iri.

Niura memasukkan satu kunci yang bertuliskan 'pintu utama' ke dalam gembok besar di pintu utama.

"Selamat datang di Sakura Akademi!" Entah dari mana asalnya suara itu. Para mariam tidak terlalu memikirkannya, dan hanya terfokuskan pada pemandangan ruangan megah di hadapannya.

Terpampang jelas karpet merah yang disebar bunga setiap incinya. Mereka semua bersorak gembira berjalan di atas karpet merah itu dengan Niura yang memimpin. Mungkin karena ia memenangkan peringkat utama. Mereka semua berjalan mengikuti karpet yang membawa mereka ke sebuah ruangan yang sangat ramai.

Berbaris. Mereka semua berbaris untuk mengambil giliran meletakkan telapak tangan mereka di sebuah tinta biru sebagai tanda murid resmi.

Setelah semuanya mengambil cap, munculah dua orang wanita tua yang mengenakan jubah ungu yang lebih gelap. Itu menandakan bahwa mereka telah berada di puncaknya dan berhasil menjadi alkemis legendaris.

Entah mengapa, keduanya bisa memiliki hidung yang panjang dan bengkok, dagu yang runcing, tubuhnya agak bungkuk, dan anehnya mereka tidak keriput sama sekali. Apakah mereka semua seperti ini? Siapa mereka?

Salah satu dari kedua wanita tua itu menyapa mereka semua dengan tongkatnya yang ia gerakkan hingga munculah sekilas cahaya berwarna hijau yang menciptakan bayangan kertas raksasa dengan tulisan-tulisan kuno. Mirip seperti hologram di zaman modern.

Di dalam kertas ilusi itu muncul tulisan yang mengatakan——atau lebih tepatnya menjelaskan bahwa sekarang ini mereka berada di gedung utama. Ada ketentuan-ketentuan di bawahnya yang berisikan visi dan misi sekolah di Sakura dan peraturan-peraturan. Lalu kembali menghilang bersamaan dengan hentakkan tongkat itu ke lantai yang membuat buyar lamunan semuanya.

"Selamat datang di Sakura Akademi! Perkenalkan, saya adalah ketua alkemis dan dia adalah ketua murid. Kalian hanya perlu memanggilku dengan sebutan Nyonya Nil dan menyebutnya dengan sebutan Nyonya San," jelas Nyonya Nil sembari menunjuk wanita tua di sampingnya yang tak lain adalah Nyonya San.

Nyonya San maju dengan senyumannya. "Halo semua, di hari pertama, hanya akan diisi dengan pembagian kartu plakat, dan pembagian asrama. Selainnya seperti berkeliling atau mencari teman itu boleh kalian lakukan setelahnya. Silahkan kembali berbaris untuk mengambil kartu plakat dan daftar asrama. Berbahagialah!" jelasnya sembari mengatur barisan.

Semua mariam kembali berbaris dengan rapi. Yah, masih awal. Kita tidak tahu bagaimana ke depannya, apakah akan tetap naif seperti ini?

Niura berbaris di belakang Yihua dan Liwei. Di belakangnya banyak mariam lain yang tidak ia kenali, namun mereka mengenal Niura. Mungkin karena statusnya sebagai putri mahkota Quon yang dirumorkan sebagai sampah, atau karena gelar mariam utama? Entahlah.

Yihua menoleh ke belakang dan mendapati Niura yang sedang melamun. Ia menjentikkan jarinya hingga membuat lamunan Niura buyar.

"Apa?" tanya Niura tak suka. Yihua yang melihat raut tak menyenangkan itu langsung menggaruk tengkuknya canggung.

"Aaa ... itu ... kita benar-benar akan sekamar, kan?"

Pertanyaan itu lagi. Sudah berapa kali Niura mendengar dan menjawabnya. Bosan.

"Ck. Mengapa khawatir sekali?" tanya balik Niura yang ingin mengetahui penjelasann yang membuatnya pusing.

Yihua cengegesan, ia tidak mampu menjawab dan hanya bisa menoleh ke arah Liwei. Liwei yang mengerti arti tatapan itu hanya memutar matanya jengah, lalu mengalihkan pandangannya menatap Niura dan tersenyum. "Yihua akan selalu merasa takut jika hanya sekamar denganku. Dulu, saat ia sedang belajar membuat ramuan, tanpa sengaja aku menumpahkan ramuan bunga ... ash—apa namanya itu ... intinya bunganya berwarna hitam dan membuat ramuan yang dibuat Yihua berubah menjadi ramuan gas yang terus mengeluarkan busa, dan itu membuatnya trauma, hehe ...." jelasnya ikut cengengesan mengingat kejadian itu.

Niura pun ikut terhibur mendengarnya. Mengetahui kalau antriannya masih panjang, kemudian ia kembali bertanya. "Lalu, apa yang terjadi?" tanyanya penasaran.

Kali ini Yihua yang menjawab sambil menunjuk Liwei kesal. "Dia meletakkannya di sandalku! Lalu aku menangis dan membuat ayahku mengubur sandalku di ternak sapi! Padahal itu sandal kesayanganku!" Terlihat jelas raut wajah kacaunya. Namun Niura dan Liwei malah tertawa kelepasan hingga tak sadar kalau sekarang giliran mereka untuk menghadap Nyonya Nil dan Nyonya San.

"Ah ... maafkan kami," ujar Liwei merasa bersalah. Nyonya Nil yang mengerti hanya mengangguk dengan senyumannya, kemudian mengurus keperluan Liwei, kemudian Yihua.

"Selanjutnya."

Kini giliran Niura. Ia berjalan dengan santai, lalu sedikit membungkukkan badannya di hadapan Nyonya Nil sebagai tanda hormat.

Ini waktunya berhadapan dengan Nyonya Nil dahulu. "Manis sekali ... katakan siapa namamu, gadis muda?" tanyanya sama seperti ia menanyakannya ke para mariam lain.

"Hong Xiao Li," jawab Niura singkat tak bertele-tele. Ia masih memikirkan dengan mariam lain di belakangnya yang sepertinya sudah tak sabar untuk mendapatkan giliran.

"Baiklah, nama yang indah ...." Nyonya Nil menulis nama Niura di sebuah kartu plakat giok berearna biru dengan menggunakan jarum yang dipanaskan. Mungkin agar tulisannya tidak hilang, walau tanpa tinta.

Oh, ya, sedikit diperjelas. Untuk kelas awal atau pemula akan mendapatkan kartu plakat berwarna biru, setelah naik ke kelas menengah—akan berganti kuning, lalu merah untuk kelas atas. Dan hitam untuk tingkat legendaris, seperti kedua Nyonya itu. Mereka adalah legenda. Butuh waktu beberapa tahun lagi untuk mencapainya.

Setelah menuliskan nama, Nyonya Nil memasangkan karu plakat itu di kalung liontin Niura. Semua remaja di Servia memiliki liontin yang beragam. Setelah memasangnya, entah mengapa raut wajahnya menjadi berubah dengan cepat. Nyonya Nil menghentikan Niura yang akan berhadapan dengan Nyonya San, laku meneliti wajahnya. "Hmm ... entah mengapa namamu sangat familiar," gumamnya menerka-nerka.

"A——"

"Apakah kau yang diberi kepercayaan untuk memegang kunci Akademi? Seperti yang dikatakan Master Fang?" tanyanya setelah mendapatkan sekilas ingatan dan itu membuat ucapan Niura terpotong.

Niura hanya mengangguk. Ia tidak betah, kasihan kepada para mariam lain yang menunggu.

Nyonya Nil terkejut lalu menepuk bahu Niura. "Waah! Selamat-selamat! Pilihan Master Fang memang baik, katanya kau seorang putri mahkota kekaisaran Quon?" tanyanya lagi. Dan itu——membuat Niura jengah.

"Ya."

Tanpa menunggu jawaban Nyonya Nil itu lagi, langsung saja ia langkahkan kedua kakinya menuju Nyonya San yang telah menunggunya sejak tadi. Seperti kepada Nyonya Nil, Niura memberikan bungkukkan sebagai tanda hormat yang sama kepada Nyonya San.

Nyonya San menyunggingkan senyumannya lebar, memandang Niura dengan tatapan takjub. Setaunya Master Fang tidak pernah memberikan kepercayaan yang sebegitu besarnya kepada seorang murid, apalagi yang baru masuk seperti Niura. Bahkan untuk tingkat legenda pun sepertinya tidak ada.

Nyonya San memberikan selembar kertas usang kepada Niura. Niura membaca tulisan singkat yang menjelaskan tentang asrama. Setelah membacanya, ia meletakkan kertas itu di tempatnya.

"Jadi, apa yang kau pilih?" tanya Nyonya San sembari memeriksa daftar asrama di buku yang lain.

Niura menghela napasnya pasrah. Sebenarnya ia ingin tinggal sendiri, namun apa daya, kedua temannya sangat bergantung padanya. "Aku memilih satu kamar yang menampung tiga manusia."

"Bahasamu ...." protes Liwei yang memperhatikan Niura sedari tadi, bersama Yihua.

Nyonya San menggelengkan kepalanya teringat masa-masa ia seperti ini. Dulu, ia dan Nyonya Nil yang mendaftar, sekarang ia yang menjadi petugas. Dasar. "Baiklah ... dengan siapa  kau akan sekamar?" tanyanya yang dibalas tunjukkan oleh Niura. Niura menunjuk Liwei dan Yihua menggunakan dagunya. Bukan karena tidak sopan dan besar nyali, namun karen ia terlalu lelah dan jengah. Seseorang tolong putar waktu agar lebih cepat!

"Hahaha ... baiklah. Kamar yang kau pilih berada di asrama putri nomor empat. Ingat, asrama putri ada di lantai atas asrama pria, jangan sampat salah," godanya sembari mengedipkan satu matanya. Umurnya saja yang menua, namun kelakuannya dan pemikirannya tidak. Biasanya orang yang seperti ini selaku bahagia, mereka dapat beradaptasi dengan damai. Itu yang Niura cap kepada dua wanita tua itu.

"Oh, ya, kalian bertiga akan diantar oleh salah satu senior kelas menengah bernama Li Mei Lan, kalian boleh memanggilnya  Meilan, atau Limei," jelasnya lalu mengangkat satu tangannya dan melambaikan tangan kepada Meilan yang berada tak jauh di belakangnya. "Kemarilah, antarkan mereka," lanjutnya.

Meilan mengangguk patuh, lalu memandang Niura, Yihua dan Liwei dengan menampilkan senyuman manisnya.

Manis sekali~~

"Mari, kalian pasti akan senang," ajaknya dengan gembira.

Niura dan yang lainnya ikut berjalan sesuai petunjuk arah oleh Meilan. Jika dipikir-pikir, Senior Meilan ini orang yang supel dan mudah bergaul. Tidak ada canggung-canggung skene di antara mereka. Rasanya seperti telah saling mengenal sejak lama sebelum ini.

"Belok kiri," tunjuknya.

Sembari berjalan, sesekali mereka bercanda dan sedikit bercerita mengenai akademi, atau tentang senior mereka.

"Ternyata Kakak mengambil jurusan ilusi? sepertinya itu sangat keren. Aku juga ingin, tapi sayangnya zodiakku Leo dan masuk jurusan pembaca pikiran," keluh Liwei sedikit sedih setelah mendengar penjelasan Meilan yang mengatakan bahwa dia memiliki Zodiak Aries yang masuk kelas jurusan ilusi.

"Ah, kenapa sedih? Bukankah bagus? Kau akan dengan senang hati mrmbaca pikiran seseorang."

Ya, sebenarnya tadi dijelaskan bahwa jurusan akan ditentukan oleh zodiak. Apa ini tidak terlalu berlebihan? Dan——tidak adil.

Meilan berusaha menenangkan Liwei yang masih murung sembari berjalan. "Oh, ya, kalian berdua masuk jurusan dan zodiak apa?" tanyanya menatap Niura dan Yihua.

Yihua yang ditanya langsung oleh senior langsung antusias. "Aku taurus dan masuk jurusan sosial! Sesuai seperti kesukaanku yang suka berbaur langsung dengan alam! Akan lebuh sering untukku berkemah dan menyelesaikan masalah bumi!"

"Wah keren! Bagaimana denganmu?" Meilan menatap Niura yang sedari tadi hqnya diam saja.

Niura yang tersadar langsung mengedip-ngedipkan matanya. "Ah, maaf. Pikiranku sedang kalut, tadi ... apa yang kau tanyakan?" tanyanya sopan.

Meilan tertawa kecil lalu mengelus rambut Niura. Entah mengapa ketiganya jafi terlihat seperti anak ayam di sebelah angsa. Ya, Meilan sangat cantik dan modis. Tubuhnya sempurna, elemennya juga cahaya. "Apa zodiak dan jurusanmu, cantik?" tanyanya balik d3ngan sedikit memuji yang terdengar menggelikan jika diucapkan oleh wanita.

Niura yang sedikit lupa-lupa segera berpikir. "Mmm ... pisces, apa jurusan untuk pisces?" tanyanya balik. Saat diterangkan oleh Nyonya Nil memang Niura tidak mendengarkan. Ia pikir ia akan sekelas dengan Liwei atau Yihua sehingga ia tidak perlu berpikir yang terlalu banyak.

Lagi dan lagi Meilan tertawa. "Pisces, lambangnya dua ikan. Kau sangat cocok dengan air. Jurusanmu adalah jurusan sosial penelitian. Biasanya kau akan mempelajari bagaimana molekul-molekul zat air, bagaimana caranya air laut bisa asin, menghitung bakteri, suhu, dan ... membakar es."

Ah, itu sangat membingungkan. Membayangkan ia membakar es batu. Walaupun Niura memang telah menguasai elemen es, namun ia sangat malas dalam bidang akademik. Mengingat saat di kehidupan sebelumnya ia mati saat sedang belajar membuatnya malas untuk belajar lagi. Bisa-bisa ia mati untuk yang kedua kalinya. Bukan karena tertindih lemari, namun mati dalam keadaan sedang menghitung bakteri. Apa manfaatnya? Tolong jelaskan.

Otakku!

"Berapa lama lagi kita akan terus berjalan seperti ini? Kapan sampai asrama?" tanya Yihua yang mulai kelelahan. Perutnya keram, efek jarang olahraga. Sekali jalan keram. (kilikibeun)

"Tidak lama lagi. Hanya tinggal menaiki empat puluh anak tangga."

"Hanya?" pekik Niura yang terkejut. Empat puluh anak tangga dibilang hanya?

Lihatlah ekspresi Yihua yang tengah merasakan keram di perutnya.

Mereka telah tiba di anak tangga paling awal. Berhenti sejenak untuk melihat tangga lebih jelas. Bersiap dengan mengambil banyak oksigen. Tangga kayu yang berjalar ke atas di depan mereka. Sedikit menakutkan, namun itu terlihat keren dan menakjubkan! Tangga kayu yang dihiasi tanaman menjalar di sepanjang pegangannya. Beralas kayu mengkilap yang diberibwarna coklat gradasi putih kontras.

Saat mereka ingin menaiki tangga, entah mengapa kaki mereka seperti ada yang menahan untuk tidak naik. Mereka bertiga menatap Meilan bersamaan.

"Aah ... tidak perlu khawatir. Ini biasa karena kalian murid baru, cukup tempelkan kartu plakat kalian ke sini," jelas Meilan menujuk sebuah benda yang bentuknya antah berantah. Di benda itu terdapat aliran sihir berwarna hijau yang menyambung ke sepanjang pegangan tangganya.

"Baiklah."

Dimulai dari Niura. Ia memegang kartu plakat yang menggantung di liontinnya, lalu menempelkannya di benda aneh yang menurutnya mirip seperti kepala thanos. Dan, tara ... Niura telah menginjak satu anak tangga dengan sendirinya. Lalu ia langsung melanjutkannya menuju anak tangga ke empat puluh diikuti yang lainnya.

"Cari pintu dengan nomor empat, pasti tidak jauh," titah Meilan yang mendapat anggukkan dari Yihua. Ia paling antusias walaupun keramnya belum mereda. Segera ia cari kamar dengan pintu nomor empat. Dan, tada! Belum lama tangannya ditarik oleh Niura ke arah yang berlawanan.

"Sebelah sana, mengapa kau malah menuju ruang makan?" tanya Niura kesal. Ia menaikkan topi kerucutnya yang kebesaran dan menutup matanya.

Setelah mendapatkan kamarnya, mereka langsung masuk bersamaan dan memersilahkan Meilan untuk bergabung sebentar. Mungkin untuk sedikit berbincang. Meilan menyetujui ide yang tidak jelek itu.

Saat pertama kali masuk, hal pertama mereka lihat adalah satu kamar dengan tiga ranjang kuno. Lantai plesteran batu kali yang ditutupi dengan tikar bulu hewan asli. Satu kamar mandi, tiga meja belajar, tiga jendela yang masing-masing berada tepat di samping tiga ranjang. Ketiga ranjng itu berwarna emas, tanpa bantal. Itulah mengapa Niura, Yihua dan Liwei bersukur telah membeli bantal dan selimut saat di menara Zafreng. Sangat pelit!

"Selamat datang di rumah baru kalian, cukup rapi dan elegan. Murid pemuka jangan membuat onar. Kalian harus hidup bersih, jika pakaian atau  apapun yang berserakan maka petugas kebersihan akan membuangnya ke tempat sampah tanpa berpikir panjang. Entah yang mereka buang emas atau uang sekalipun. Harus disiplin! Beres-beres dan beristirahatlah, aku harus kembali mengantar mariam yang lain, asrama kelas menengah juga agak jauh dari asrama pemula. Bersenang-senanglah!" ucap Meilan panjang lebar lalu keluar kamar meninggalkan tiga mariam yang tengah membereskan barang-barang mereka.

"Kak Meilan! Terimakasih telah mau repot!"

"Ya, lain kali jangan merepotkan!"

Setelah membereskan seluruh barang-barang, Niura langsung memeriksa isi lemarinya. Ia menemukan beberapa seragam formal yang sepasang dengan jubah yang ia kenakan. Satu hanfu khusus olahraga berwarna kuning cerah. Tiga piyama pendek berwarna abstrak, dan pakaian bebas untuk di asrama.

"Huaaa! Kamar ini nyaman sekali ...!" jerit Liwei sembari merebahkan tubuhnya di ranjang pojok kanan.

Yihua telah lelap di ranjang pojok kiri menhadap jendela. Niura sengaja memilih ranjang tengah untuk mengapit Liwei dan Yihua agar tidak bertengkar seperti saat di tenda tempo lalu.

"Ketenangan ...." gumam Niura setelah merebahkan dirinya dan langsung lelap. Mereka bertiga tidak ingin mandi karrn malas. Yah, mereka telah terbiasa lagipula musim gugur ini semuanya terasa harum.

-TBC-

Siapa yang pengen masuk akademi?(¯口¯)

Apa zodiak kalian?

Aquarius = 21 januari - 19 februari
Elemen: udara
Simbol: guci air

Pisces= 20 februari - 20 maret
Elemen: air
Simbol: ikan

Aries= 21 maret - 20 april
Elemen: api
Simbol: domba

Taurus= 21 april - 22 mei
Elemen: tanah
Simbol: banteng

Gemini= 23 mei - 21 juni
Elemen: udara
Simbol: anak kembar

Cancer= 22 juni - 22 juli
Elemen: Air
Simbol: kepiting

Leo= 23 juli - 22 agustus
Elemen: api
Simbol: singa

Virgo= 23 agustus - 23 september
Elemen: tanah
Simbol: bidadari

Libra= 24 september - 22 oktober
Elemen: udara
Simbol: timbangan

Scorpio= 23 oktober - 21 november
Elemen: air
Simbol: kalajengking

Sagitarius= 22 november - 22 desember
Elemen: api
Simbol: pemanah

Capricorn= 23 desember - 20 januari
Elemen: tanah
Simbol: kambing jantan

Mohon maaf chapter kepanjangan gk kea biasanyee:) pasti bosen. Yakan? Yakan? Ngaku dah lupada😈😻

Continue Reading

You'll Also Like

1.2M 82.1K 74
Cover by: @dimasprayoga_ Ketika dia merasakan pahitnya kehidupan, dirinya terlempar ke sebuah dunia yang mengharuskannya menerima kenyataan aneh yang...
1M 91.4K 71
Seorang gadis berumur 17 tahun. meninggal karena tertabrak Lamborgini. ya, sangat elit memang. bisa bisanya ia tertabrak dengan Lamborgini. gadis itu...
218K 13.2K 46
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
565K 2.8K 18
Cerita ini bagian dari @fantasibersama