Princess of Rainbow Element [...

By desphrodite

685K 88.7K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... More

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

49. Akademi

6.9K 968 33
By desphrodite

"Ketua ... katamu tidak jauh lagi?" Yihua memanyunkan bibirnya kesal karena merasa bahwa perjalanan ini tidak ada akhirnya. Terus-terusan duduk dan makan di tandu akan membuat badannya membesar. Dan ia tidak akan membiarkan itu terjadi.

Berbeda dengan Yihua yang terus protes, Liwei justru tengah menikmati nikmatnya sensasi tidur di dalam tandu walaupun jalannya tidak mulus.

Niura hanya menggeleng karena ia pun tidak tahu apa yang terjadi. Sepengelihatannya lewat teropong palsu yang terbuat dari kertas itu sangat jelas bahwa ada sebuah bangunan besar terpampang di ujung jalan——dan itu tidak jauh.

"Ini lumayan rumit."

Saat Niura ingin kembali mengintip di jendela tandu, tiba-tiba saja beberapa pengangkat tandu itu menghentikan perjalanan secara mendadak membuat ketiganya terguncang kaget.

Prakkk

"Oh tidak ...!" Yihua meratapi guci yang baru ia beli di Menara Zafreng. Guci itu telah terpecah belah dan tersebar tak tentu arah saat tiba-tiba tandu yang semula diangkat kini diturunkan pas di jalan yang agak berbatu.

Bukkk

"Awwh ...."

"Nona, apa kau tak apa?" tanya salah satu pengangkat tandu terkejut saat mengetahui bahwa Liwei yang sedang asik tidur tiba-tiba kepalanya menghantam tiang tandu.

Liwei menggeleng perlahan sebagai jawaban kemudian memegangi kepalanya yang terasa sakit. Ia memandangi Yihua yang berada di hadapannya. "Apa kita sudah sampai?" tanyanya penasaran lalu mengintip ke jendela.

Yihua menghela napasnya gusar. Ia mengubah posisi duduknya yang sebelumnya menyila kini kedua kakinya ia selonjorkan di sebelah Liwei.

"Belum, sepertinya ada masalah." Yihua menjawab apa adanya. Liwei mengangguk perlahan lalu mengalihkan pandangannya ke sekitar tandu dan merasa ada yang aneh.

"Di mana Xiao Li? Apa dia menggunakan tandu lain? Apa dia jengah setandu denganku yang hanya tidur saja?" tanya Liwei berangsur-angsur, ia panik. Saat ia ingin beranjak, tiba-tiba tangan lembut menyentuh lengannya membuatnya berhenti. Ia melihat ke arah pemilik tangan lembut yang tak lain adalah tangan sahabatnya, Yihua dengan tanda tanya.

"Semua pertanyaanmu jawabannya adalah 'tidak'. Ketu––maksudku Xiao Li pergi ke luar untuk memastikan sesuatu. Katanya semua tandu berhenti bersamaan," jelas Yihua membuat Liwei merasa sedikit tenang dan kembali duduk seperti semula.

Tak ... tak ... tak ...

Suara langkah kaki yang sepertinya mengarah ke tandu membuat Liwei dan Yihua menjadi waspada. Di tengah malam seperti ini mereka harus berhati-hati.

"Mundur ...." bisik Liwei pada Yihua yang ketakutan. Ia kenal betul sahabatnya ini sangat penakut sejak ayahnya menghadiahinya kura-kura di hari ulangtahunnya yang ke 5. Awalnya Yihua merasa senang, namun tak lama ia menangis sesenggukkan karen mengira kepala kura-kura itu adalah ular. Dan mulai saat itu, bukan hanya takut pada kura-kura. Namun, pada apapun yang menurutnya menakutkan atau menjijikan seperti ular.

"Jangan takut. Ular tidak memiliki kaki," terang Liwei mencoba menenangkan.

Perlahan namun pasti. Keduanya sama-sama meringkuk dengan posisi Yihua yang berlindung di balik punggung Liwei. Keduanya saling memandangi gorden tenda yang perlahan mulai terbuka. Mereka berdua semakin takut melihat lima jari terpampang di gorden itu. Perlahan gorden itu terbuka semakin cepat.

Srettt

"Keluar."

Liwei menghela napasnya lega. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Yihua yang masih ketakutan. "Itu Xiao Li, jangan takut!" gumamnya sedikit tegas.

Perlahan Yihua mulai menampakkan wajahnya dan kemudian ia menghela karena itu adalah Niura.

"Huft ... kenapa kau mengagetkanku saja?!"

"Hahahaha ...." Niura tertawa garing melihat kedua temannya yang begitu ketakutan. Tak ingin membuang waktu, ia segera melebarkan celah gorden hingga terbuka sepenuhnya. Kedua gadis di dalam tandu itu bisa dengan jelas melihat keadaan di luar.

"Ramai sekali!" Mata Liwei terbelak melihat kerumunan di hadapannya. Seertinya mereka semua sepantaran dan ada pengangkat tandu juga termasuk Jenderal yang memimpin perjalanan.

Niura menghembuskan napasnya jengah. "Cepat keluar! Kita harus beralih transportasi menggunakan perahu," cicitnya sedikit menarik lengan Liwei dan Yihua.

"Perahu? Memangnya kita akan melewati sungai?" tanya Yihua yang telah berani memunculkan wajahnya yang masih terlihat ketakutan.

"Bukan sungai, tapi danau. Jenderal menghentikan perjalanan secara mendadak karena baru ingat kembali kalau jalan menuju Sakura itu diapit oleh danau yang lumayan besar. Sekarang cepatlah keluar atau kita akan tertinggal!"

Yihua dan Liwei mengangguki penjelasan Niura dan mulai keluar dari tandu yang sempit ini. Mereka berdua merentangkan tangan dan menghirup udara malam yang lumayan segar setelah hujan. Saat mereka semua masih berada di Menara Zafreng memang terjadi hujan, dan mereka semua tidak menyadarinya.

"Xiao Li ... tunggu kami!" Yihua berteriak kesal saat Niura malah pergi terlebih dahulu ke dalam perahu yang telah diisi oleh beberapa remaja dari pertandingan Servia lain. Yah, karena mariam dari pertandingan kemarin sangat sedikit, jadi Kaisar Xingsheng mengambil beberapa kultivator yang sedang bertarung juga di kekaisaran lain hingga jumlahnya menjadi banyak.

"Cepatlah!"

Para calon murid Sakura dan para pekerja Akademi telah berkumpul dengan rapi di atas perahu yang lumayan besar ini. Bersiap untuk berlayar membelah danau yang entah namanya ini menuju Akademi. Warga sekitar menyebutnya Danau Sakura karen letakny tidak jauh dari Akademi Sakura. Akademi Sakura sendiri dinamai demikian karen banyaknya pohon sakura di sekitarnya.

Mereka semua sangat tergiur dengan keindahan Danau Sakura di malam hari. Tak banyak yang saling berdiskusi dengan teman barunya, ada yang sudah merencanakan asrama atau apa.

Perlahan perahu mulai berlayar. Para remaja bersorak-sorak kegirangan karena bahagia setelah berbulan-bulan harus bertarung dan menyusuri hutan. Gelombang air membawa kesan kedamaian, apalagi dengan hadirnya barisan bebek-bebek dan angsa yang mengapung dengan sangat sempurna.

Niura tersenyum memandangi air. Ia jadi mengingat ibunya yang saat ini sedang berada di dalam air juga, namun bukan di Danau, mainkan di laut. Sebagai penguasanya dengan trisula kristal biru yang bertengger di sisinya. Trisula yang mampu menggerakkan 9 laut dalam sekali hentakkan. Ah sudahlah.

'Ibu, aku berhasil.'

"Xiao Li! Kenapa melamun? Lihatlah Danau ini sangat luas, ya?" ucap Yihua membuat lamunan Niura buyar seketika. Ia tersenyum kikuk karena tidak merasakan apapun di sekitarnya kemudian terkekeh.

"I–iya ...."

Liwei juga menganggukki pernyataan itu. Ia memandangi sekelilingnya. Walaupun ramai, namun terlihat dan terasa sangat tenang. Sejuk. "Sangat indah, hari ini sangat menyenangkan. Namun, sayang sekali Yi Jian tidak ada di sini, pasti dia telah memiliki teman baru. Semoga saja bukan Xinxin atau An Bao," gumamnya dengan raut wajah yang tiba-tiba sedih.

"Benar," saut Niura yang juga merasakan hal yang sama.

Mereka semua hening sejenak. Memandangi bangunan besar di ujung danau yang samar. Perlahan mulai terlihat jelas, namun sangat disayangkan karena danau ini sangat besar.

Sepanjang perjalanan para remaja Servia tak henti-hentinya memuji apapun yang mereka lihat. Mau itu hanya pantulan bayangan perahu yang mereka tumpangi di danau atau suara desiran angin malam. Mengingat sebentar lagi akan datang musim gugur, sepertinya pohon-pohon di sekitar sana lebih memilih mendahului menggugurkan dedaunanya hari ini. Bisa dilihat dari banyaknya bunga sakura dan bunga yang bermacam-macam berserakan di segala tepi danau.

Tak jarang sesekali para remaja Servia itu kegirangan hingga menjulurkan tangannya ke dalam air danau untuk merasakan sensasi dinginnya air atau sekedar memungut bunga-bunga yng berserakan.

Jalannya perahu ini mulai melambat dan membuat mereka semua kembali bising menanyakan ada apa atau sekedar bertanya kabar perahu ini. Perahu yang mereka tumpangi masih bisa dikatakan baru karena baru saja diluncurkan pekan lalu.

Jenderal bangkit dari duduknya dan membantu pemilik perahu untuk memarkirkan perahu di tepi danau. Mereka telah tiba di Akademi Sakura! Sangat jelas terpampang bangunan yang ternyata lebih megah dari dugaan.

"Turunlah secara perlahan," ucap salah satu remaja yang sepertinya memiliki jiwa kepemimpinan. Semuanya turun dengan bantuan remaja-remaja lain yang telah turun terlebih dahulu. Mengingat danau yang sangat dalam membuat mereka semua pusing dan tak menyangka telah melewatinya tanpa sadar.

"Ikuti aku," ajak Jenderal setelah semuanya telah berada di darat. Ia memimpin perjalanan menuju gerbang Akademi yang lumayan jauh. Sebenarnya mereka semuanya baru melihat bagian kecil akademinya saja karena gerbang ini sangat besar bahkan hampir menutupi Akademi sepenuhnya. Mungkin karena untuk menjaga keamanan.

Apakah Asoka juga seperti ini?

Setelah mengekori Jenderal dan tiba di depan gerbang. Sang Jenderal langsung menyapa salah seorang pria yang tak lain adalah ketua akademi atau yang lebih berwenang terhadap akademi. Meninggalkan para remaja Servia atau yang sekarang ini disebut dengan mariam dengan decak kagum.

Merasa sedikit bebas karena Jenderal telah meinggalkan tempat membuat mereka semua berhenti hening. Mereka semua tak henti-hentinya berdecak kagum walau hanya melihat gerbangnya saja.

"Waahhh ... ini sungguh di luar dugaanku!" lontar salah satu remaja dengan penuh rasa ... mungkin bahagia.

Yah, mereka semua bahagia. Apalagi dengan kehadiran mariam peringkat satu di sini. Setelah Niura selidiki, memang mereka semua baik hati dan tidak ada yang punya niat jahat terhadapnya. Tetapi ia tidak tau bagaimana senior-seniornya. Semoga Roiden bisa membantu.

Ah. Mengapa hidupnya selalu bergantung kepada Roiden, sih? Omong-omong di mana batang hidup pria ... ah, maksudnya mahluk itu? Ya, mahluk. Manusia juga mahluk, kan?

Saking kagumnya, Yihua dan Liwei hanya membulatkan mata dan mulutnya. Mungkin mereka tidak dapat mengekspresikannya lewat kata-kata.

"Anak-anak!"

Teriakkan sang Jenderal membuat mereka semua kembali hening. Melihat sang Jenderal yang melambai-lambaikan tangannya seolah-olah mengkode bahwa itu sebuah ajakkan membuat mereka semua menghampirinya.

"Anak-anak ... tugasku sudah selesai, barang-barang kalian telah dibawa ke Aula," ucapnya lalu mengalihkan pandangannya menatap pria di sampingya yang masih tersenyum. "Perkenalkan dia Tuan Fang, kepala Akademi yang akan mengantarkan kalian semua. Bersikaplah dengan baik, jaga setiap perbuatan dan ucapan atau kalian akan ...?"

"Mendapatkan sangsinya ...." lanjut para remaja secara bersamaan membuat Jenderal itu berdecak kagum. "Bagus. Kalau begitu, kami akan pergi. Jaga kesehatan kalian selama di sini, ikuti aturan-aturan."

"Selamat jalan ...."

Setelah kepergian Jenderal dan pegawai istana, Tuan Fang kembali memperkenalkan dirinya agar lebih akrab dan tidak canggung. Lalu ia membuka gerbang utama Akademi hingga terpampang jelas bangunan indah itu.

Semua mata melebar kagum.

Semua remaja melangkahkan kakinya memasuki gerbang. Sebuah air mancur yang sangat indah dan megah menyambut mereka di depan sana. Mereka melihat ada lima bangunan besar yang saling menyatu dan banyak bangunan kecil yang mengelilingi lima bangunan besar tersebut. Keseluruhan bangunan lebih terlihat seperti istana yang megah.

Banyak pohon sakura di sekitar kolam air mancur yang bermekaran. Aroma khasnya sangat terasa ke indera penciuman. Candu yang mereka rasakan.

"Waahhh ... kalian lihat! Sepertinya itu gedung asrama!" tunjuk Liwei ke salah satu gedung yang memiliki lebih banyak jendela.

Niura menoleh sekilas lalu kembali menatap salah satu bangunan yang menarik perhatiannya. Benar rumor yang beredar kalau akademi ini memiliki lebih banyak misteri dari pada akademi lain. Buktinya saja bangunan yang terus ditatap Niura.

Bangunan yang paling berbeda. Letaknya tak jauh dari pepohonan hutan belantara kecil, bangunan yang dipenuhi dengan aliran sihir warna-warni yang menjulang. Bangunan yang terlihat lebih tua namun masih sangat kokoh. Dindingnya dilapisi bebatuan kali dan beberapa terlihat tebal dengan lapisan lumut liar.

Namun, yang lebih menarik perhatian Niura adalah sebuah patung besar nenek tua dengan topi kerucut di kepalanya. Patung itu sangat besar, topinya saja menjulang ke langit. Tubuh patung itu seperti memakai jubah ungu khas Sakura yang menjulur ke taman di sampingya.

Niura tidak yakin itu bangunan biasa. Sepertinya ada ruang di dalamnya. Namun, ia sama sekali tidak menemukan pintu. Aneh.

"Xiao Li! Mengapa kau memandangi patung jelek itu terus? Mari kita ke sana," sosor Yihua yang kesal. Ia menarik tangan Niura dan Liwei ke tempat lain. Mereka semua memang diizinkan untuk sekedar berkeliling sekitar Akademi sebelum memasuki Aula utamanya.

"Yihua, kau jangan seperti itu." Liwei menatap tajam Yihua yang membuatnya kesal karena telah mengusik Niura.

Niura yang melihat Yihua menundukkan kepalanya langsung merasa canggung. "A–aaa ... tidak apa-apa. Kau ini seperti baru bertemu saja, aku masih tetap Ni—Xiao Li, kok. Mantan ketua tenda, hehe ...."

Dan itu mampu membuat mereka tertawa.

-To Be Continue-

Continue Reading

You'll Also Like

1.9M 228K 46
[Bukan Novel Terjemahan] [Jangan lupa Vote setiap chapter ya prenn] Edlyn Arawinda Belen namanya siswi biasa kelas 3 SMA yang melakukan perjalanan...
262K 17.5K 42
Eleanor gadis yang dilakukan layaknya pelayan oleh kedua orang tuanya. Pada suatu hari,ia mendapatkan surat undangan untuk bersekolah di salah satu...
2.2M 286K 90
[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [TAMAT-PART LENGKAP] เผบเผปเผบเผป Setelah kecelakaan itu, hal yang tak terduga terjadi. Mei Yue yang merupakan agen rahasia terlempa...
15.7K 409 44
5-15 chapter setiap update ! Update tiap hari! Diambil dari RAW China.