DEATH SCHOOL [TAMAT] BELUM RE...

De AnisaVirgo12

642K 93.1K 14.8K

Disaat tempat belajar mu adalah tempat kematian mu. Pernah Rank di top 10 : #1 Horor #1 Sekolah #1 Ghost #1... Mais

☠1☠
☠2☠
☠3☠
☠4☠
☠5☠
☠6☠
☠8☠
☠9☠
☠10☠
☠Cast Death School☠
☠11☠
☠12☠
☠13☠
☠14☠
☠15☠
☠16☠
☠17☠
☠18☠
☠19☠
☠20☠
☠21☠
☠22☠
☠23☠
☠24☠
☠25☠
☠26☠
☠27☠
☠28☠
☠29☠
☠30☠
☠31☠
☠32☠
☠33☠
☠34☠
☠35☠
☠36☠
☠37☠
☠38☠
☠39☠
☠40☠
☠41☠
☠42☠
☠43☠
☠44☠
☠45☠
☠Halo☠

☠7☠

16.5K 2.6K 502
De AnisaVirgo12

⚠️Peringatan⚠️
Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung atau mencemarkan nama baik dari berbagai lembaga tertentu.

Dan cerita ini tidak bermaksud untuk memojokkan profesi guru ataupun profesi yang berkaitan dengan dunia pendidikan🙏🏻

Ini semua murni karangan saya, imajinasi saya yang kemudian saya tuangkan dalam bentuk tulisan🙏🏻

Jadi saya harap tidak ada pihak yang tersinggung dengan cerita ini🙏🏻

Dan bagi kalian yang tidak nyaman dengan cerita ini saya harap stop membaca cerita ini karena saya tidak memaksa siapapun untuk membaca cerita yang tidak masuk akal ini.

Sekian Terimakasih.
____________☠Happy___Reading☠__________

Gas beracun mulai bermunculan dari atap kelas.

"Kuis kembali dimulai," ucap sang Guru.

Mata Angga memerah perih "jali ini apa kuis nya?" tanya Angga sembari menahan sesak.

"Benda apa yang kalian butuhkan saat ini? Kalian boleh langsung jawab secara lisan jika kalian tau jawaban nya, tapi saya kasih kalian waktu lima detik untuk berpikir."

"Masker," teriak Angga tanpa pikir panjang.

"Kalau begitu saya akan berikan kalian masker yang sudah saya sembunyikan di kelas ini secara gratis, asal kalian bisa cari sendiri dimana masker itu berada."

"Berapa lama waktunya?" tanya Angga. 

"Satu menit dimulai dari sekarang."

Mereka langsung berlarian ke berbagai sudut untuk mencari masker yang sudah dijanjikan.

Sherla adalah orang pertama yang berhasil menemukan masker dari dalam tas nya sendiri.

"Angga pake ini," ucap Sherla perhatian.

Angga menolak masker pemberian Sherla, karena dia gak mau jadi pecundang yang dengan seenak jidat manfaatin kebaikan orang lain dalam keadaan genting seperti ini.

Apalagi dia cowok, gak seharusnya juga dia ngebiarin Sherla yang jelas-jelas cewek ngasih masker buat dia secara cuma-cuma, sedangkan Sherla sendiri cuma nemu satu masker.

Tak lama dari itu Satrio berhasil menemukan dua masker dari kolong meja nya. Buru-buru, Satrio memberikan satu masker lain nya untuk Angga tapi, lagi-lagi, Angga tolak masker itu dan malah menyuruh Satrio buat kasih masker itu ke Ira yang lebih membutuhkan.

Satu persatu dari mereka mulai menemukan masker terkecuali Angga.

"Uhuk uhuk," Angga terbatuk sesak.

Ira berlari menekan dada Angga "bego, gunain kemampuan indigo lu," bisik Satrio kesal.

Kesan nya disini Angga tolol banget saking gak bisa mikir nya dia disinj "buruan, Ngga!" teriak Satrio kesal.

"Sepuluh,"

"Sembilan,"

"Belakang papan tulis," bisik Angga. 

Aksel segera mengambil masker dari balik papan tulis.

"Lima,"

"Empat,"

"Buruan pake," panik Aksel.

"Tiga,"

"Dua,"

"Sa…"

"Selesai!" teriak Sherla. 

"Selamat untuk kalian semua yang sudah berhasil mendapatkan masker dan sebagai informasi, gas beracun ini akan terus ada sampai pelajaran saya selesai. Jadi gunakan masker kalian dengan sebaik mungkin"

"Lios! Lo jangan diem aja dong!" tegur Rehan. 

"Kalian berlima satu kamar kan?" tanya Joe.

"Kok tau?" jawab Rehan. 

"Kita bersepuluh juga satu kamar," jawab Joe.

"Kalian asrama mana?" tanya Rehan.

"Lantai dua kamar E," jawab Joe.

"Kita tetanggaan dong! Kita berlima dari kamar F," ucap Rehan.

"Ekhem. Saya masih ada disini." tegur sang Guru.

Mereka semua kembali fokus pada layar papan tulis. 

"Karena saya sedang sibuk. Jadi, kalian semua saya tugaskan untuk menulis catatan yang akan muncul di papan tulis."

"Masing-masing slide, saya beri waktu delapan menit untuk pergantian slide. Jika kalian telat dan tidak tepat waktu menulis apa yang sudah ada di papan tulis,hukuman nya adalah tangan kalian akan bengkak selama satu minggu."

"Baik bu," jawab mereka lemas. 

"Have fun kalian. Selamat menulis."

Dan betapa terkejutnya mereka saat melihat slide pertama begitu banyak tulisan tapi mereka bisa apa selain menulis?

Bahkan Zahra saja sudah menangis duluan sambil terus nulis supaya tangan dia gak bengkak.

Lagian juga, siapa sih yang mau tangan nya bengkak selama satu minggu? 

Angga memejamkan mata, dirinya membisikan sesuatu ditelinga mereka semua.

"Jangan kaget, ini gua Angga. Gua punya kemampuan yang mungkin gak bisa diterima sama akal sehat kalian tapi dengerin gua, gua udah berhasil memperlambat waktu disini jadi kalian santai aja jangan dibawa buru-buru gua harap kalian percaya dan jangan ada yang ngelirik gua," pesan Angga.

Sherla tersenyum kecil, padahal dia ke pengen banget ngelirik ke arah Angga, tapi gak boleh.  

Dan Angga gak bohong dia benar-benar memperlambat waktu, dia menunggu semua orang selesai menulis baru bisa ganti slide

Satu jam berlalu mereka semua berhasil menyelesaikan tiga slide tulisan dari papan tulis yang sebegitu banyak nya dan bel istirahat pun berbunyi menghilangkan rasa penat yang gak sepenuh nya benar-benar hilang.

Dengan penuh semangat seluruh murid dari berbagai kelas berhamburan dari dalam kelas menuju kantin.

Tapi gak semua keliatan semangat, ada juga dari mereka yang keliatan lemas dan pucat bahkan ada juga yang mengeluh dan juga menangis saking gak kuat nya mereka ngadepin materi dari mata pelajaran di jam pertama.

Joe memuntahkan segala isi perut nya "gue gak kuat." 

"Ssst, gak boleh ngomong gitu Joe," tegur Putri. 

Angga penasaran sama mereka yang gak masuk hari ini, kira-kira mereka ada dimana dan lagi ngapain? 

"Mereka yang gak masuk hari ini kira-kira ada dimana ya?" tanya Angga penasaran.

"Entah? Mungkin di kantin," jawab Wira. 

Sherla menggeleng "mereka semua di kurung di asrama tanpa makan tanpa minum sampai jam sekolah kita habis." 

Angga memijat pelipis "terus gimana? Kita gak bisa diem aja," apalagi jam sekolah lama banget sampe jam lima sore udah gitu di dalam asrama gak ada toilet lagi.

Bisa-bisa nahan laper, nahan haus, nahan kebelet pipis, modol segala macem ini mah.

Satrio memukul punggung Angga pelan, dia kesel sama Angga yang suka banget mikirin nasib orang lain.

Padahal, belum tentu juga orang itu kenal sama dia dan belum tentu juga mau peduli sama dia.

"Kurang-kurangin deh baik nya, gua gak suka lihat lu kayak gitu," ucap Satrio pada Angga. 

"Cepetin waktu aja, lo kan bisa," kata Joe. 

Angga menggeleng, dia gak bisa cepetin waktu dia cuma bisa memperlambat waktu dan itu berefek ke seluruh penjuru sekolah.

Anak-anak dari kelas lain juga kena efek dari apa yang udah diperbuat Angga tadi.

"Udah ah, ayo ke kantin. Buat apa juga kita mikirin mereka." Satrio menarik paksa lengan Angga dan yang lain nya pun hanya bisa menuruti, apa kata Satrio. 

"Gue mau ke Minimarket sekolah aja deh," Mila memisahkan diri dari rombongan.

Sebenarnya di sekolah ini ada empat minimarket, tiga kantin sekolah, dua koperasi sekolah, dan empat toilet yang masing-masing ada enam bilik.

Perlu dicatat toilet sekolah sama toilet asrama beda.

Sekolah ini cukup besar dan bisa dibilang mewah tapi buat apa kalau kenyataan nya sekolah ini bisa dijadiin tempat peristirahatan terakhir para murid?

Punya tiga kantin disekolah aja tetep bikin para murid ngantri .

"Ah mending gua ke minimarket," kata Aksel sembari pergi dari kantin. 

Tapi sayang nya, kalau mau ambil makanan di minimarket harus bayar karena emang cuma makanan kantin aja yang gratis selain dari kantin ya bayar. 

Dan tiap-tiap murid punya kartu ATM masing-masing yang tiap bulan nya di isi sama orang tua mereka. 

Oh iya, disekolah ini juga ada tiga bank buat akses pengambilan uang secara tunai atau buat sekedar cek saldo.

Setelah ngantri cukup lama sekitar lima belas menit, akhirnya mereka bisa makan juga walaupun harus di buru-buru karena sepuluh menit lagi jam pelajaran kedua akan segera di mulai. 

"Gak enak banget sih sekolah disini, jam istirahat cuma tiga puluh menit tapi jam belajar nya lama banget," keluh Zahra. 

Apalagi istirahat mereka cuma tiga kali doang, di jam 9, jam 12 dan jam 3.

Itu juga tiga puluh menit cuma di jam 9 sama jam 12 kalau jam 3 cuma dikasih waktu tujuh menit buat istirahat. 

"Lamain dong waktunya," pinta Zahra ke Angga supaya bisa istirahat lama-lama.

"Gak bisa, gua cuma bisa pake ini sekali dalam sehari kalau lebih dari itu guru-guru disini, mungkin bakalan curiga," jawab Angga.

Angga tau kalau guru-guru disini pada pinter dan gak mungkin bisa dibohongi terus-terusan atau mungkin di sekolah ini ada teknologi yang gak bisa nipu waktu mereka dan Angga gak bisa ngambil resiko lebih dari ini karena hal ini pasti bakalan berdampak pada mereka nanti.

"Udahlah jangan pada ngebebanin si Angga," Satrio paling gak suka kalau orang-orang yang ada disini bergantung pada Angga "kalian kan punya kemampuan sendiri, masa iya mau jadi beban terus?" sinis Satrio.

______________________________________________

Halo semua
Terimakasih sudah mau baca Death School yang banyak typo nya ini🙏🏻

Selamat menunggu part selanjutnya.




Continue lendo

Você também vai gostar

5.1K 290 12
WARNING! Cerita ini mengandung unsur -pembunuhan -sadistic -pschopath -toxic relationship. (FOLLOW SEBELUM BACA!!!!!!!) Haru tidak suka melihat Hirim...
386 96 27
setiap kalimatnya mungkin tidak menarik perhatianmu Kataku tak lugas namun coba saja baca di sela waktumu dan jika boleh tuan dan nona berikan perha...
918K 7.1K 9
(FIKSI) Lulu,gadis manis bertubuh indah menikah dengan jin,bukan untuk "pesugihan" tapi untuk "perlindungan"
17.4K 839 32
Kim Rena gadis indigo yang bisa melihat mereka yang tak terlihat dengan jelas, namun saat usia 12 tahun mata ketiganya sudah ditutup dengan rapat. sa...