My Dearest Cousin (Jitzu)

By prjh97

76.9K 10.4K 2.5K

Tzuyu terpaksa harus menghabiskan liburan semester di kampung halaman papanya. Tanpa sinyal tanpa kemewahan... More

Gratisan maunya?
Eh sayang
Ember sialan
Saran dari Mina
Menulis puisi
Ada yang terdengar lagi?
Belanja ke Pasar
Nggak asik nih
Selamat Tinggal
(Trailer atau Ilustrasi)
Baik-baik saja
Dia aneh
Vlog
Chattingan
Cuaca yang cerah
Packing
Kok canggung ya
Ya udah iya
Pada akhirnya
Puisi Tzuyu
Bonus?
SEASON II
SNM? SBM?
Taman Pintar
Masih SMA
Good day tapi bukan kopi
Dinner uwu
Kepompong
I can't stop me
Pertemuan
Missunderstanding
Sekarang bukan cuma itu
Geli banget!
Batal UN
Kesepakatan
Aku datang
Kepergok
Oh no!
Kita nggak usah kuliah aja, Jihyo
Double virtual date?
Pulang
Disappointed
Balik lagi
Yang bukan aku
If
So
Us

Jelly Jelly

1.5K 207 70
By prjh97

Jihyo POV

Aku membuka mata dan pemandangan yang pertama kali kulihat adalah Tzuyu. Dia cantik dan sempurna. Aku masih nggak percaya dia milikku. Aku juga masih nggak percaya di ada di sini dan memelukku semalaman. Kulepaskan diriku dan duduk untuk meregangkan otot sebentar. Lalu tidak lama terdengar suara ponsel berdenting. Ponsel Tzuyu.

Aku tau melihat layar ponsel orang lain itu tidak sopan tapi aku penasaran. Maksudku kami selama ini berjauhan dan sebagai seorang perempuan aku sedikit khawatir. Khawatir karena yang kumiliki ini terlalu sempurna.

Begitu ku lihat layarnya yang masih menyala, bukan notifikasi ponselnya yang membuatku kaget, isinya hanya pemberitahuan like dan live di instagram, tetapi wallpaper layar ponselnya. Wallpapernya itu sebuah foto karikatur seorang perempuan dan meski samar aku tau itu... Elkie.

Aku terdiam, mencoba mencerna semuanya. Selama ini Elkie masih menjadi seseorang yang lebih di hatinya? Memang kenangan tidak ada yang bisa dihapus. Aku paham dan tak bisa menyalahkan Tzuyu. Toh Elkie datang lebih dulu ke kehidupannya. Tapi rasanya begitu aneh. Ada gejolak dalam diriku yang mendadak membuncah, ingin dikeluarkan. Entah sedih atau kecewa dengan diri sendiri aku juga tak bisa membedakannya. Aku tak tau harus bagaimana. Layar ponselnya pun sudah kembali menghitam sementara aku masih mematung di sini.

Aku tau ini bukan masalah besar tapi rasanya aneh ketika hanya dari layar yang terkunci saja aku mulai bisa menyimpulkan suatu hal. Apakah jika kunci passcode ponsel itu dibuka akan lebih banyak hal-hal lain yang tidak kuketahui terungkap? Atau ini hanya stigma seorang perempuan yang sedang merasa tidak percaya diri saja?

Aku selalu percaya diri dalam melakukan sesuatu, namun sepertinya untuk urusan hubungan sedikit berbeda. Maksudku jika dibandingkan dengan Elkie aku tidak ada apa-apanya. Yah mungkin ini memang hanya pemikiranku saja tapi Elkie memang cantik. Sangat cantik. Aku tidak ada seper-per nya sekalipun.

Lalu sekarang aku harus apa? Aku sungguh tak ingin mempermasalahkan hal ini. Apalagi ini adalah pertama kalinya kita bersama lagi setelah berbulan-bulan berjauhan. Tapi ini sungguh mengganjal. Rasanya tak nyaman. Kalau kuungkapkan aku tak yakin Tzuyu akan terima karena di sini posisinya aku yang lancang telah melirik layar ponselnya. Aku yang tak sopan. Di tambah aku sangat buruk dalam hal mengekspresikan sesuatu. Gimana kalau aku menangis? Gimana kalau Tzuyu marah? Aku benar-benar takut kalau dia marah seperti saat bertemu Yerin dulu.  Kurasa juga aku belum siap mendengar kenyataan yang sebenarnya terjadi.

Sepertinya lebih baik aku pura-pura tidak melihatnya dan meyakinkan diriku sendiri bahwa aku bisa menyimpan gejolak aneh ini sendirian.

****

Paginya aku dan Tzuyu sarapan dengan normal. Ada Mina dan Momo juga yang menemani. Setelah itu aku ada rapat UKM online yang mengharuskanku sibuk di depan layar laptop. Ini menguntungkan untukku karena tidak harus berlama-lama interaksi dengan Tzuyu. Dia akhirnya sibuk belajar. Kami melewati makan siang karena terlalu sibuk dan tak terasa hari sudah sore.

Tok tok tok

"Hyo..." Itu suara Mina. Aku meninggalkan laptopku sebentar sebelum akhirnya membuka pintu. Mina sudah rapih dengan jaket dan celana panjangnya. Di sebelahnya ada Momo yang sudah rapih juga. Aku sampai lupa mereka akan pulang. Mikir apa sih dari pagi?

"Eh udah mau berangkat?"

"Travelnya udah di depan malah!"

Aku terkejut dan langsung mengantarkan Mina dan Momo ke bawah. Tzuyu juga ikut. Kami melambaikan tangan seiring bayangan mobil yang mengangkut mereka semakin menjauh. Oh tidak sekarang tinggal aku dan Tzuyu berdua. Seharusnya ini menyenangkan. Tetapi sekarang malah terasa menyesakkan.

"Hehe ayo masuk" ajakku yang entah mengapa terdengar canggung sekali. Dia mengangguk dan mengikuti langkahku. Sampai di kamar aku pamit padanya untuk mandi duluan dan dia setuju. Kenapa rasanya semakin kecewa ketika Tzuyu ternyata tidak tau aku sedang tidak baik-baik saja? Atau dia tau tetapi tidak peduli?

Selesai mandi aku ke dapur, ingin menyiapkan makan malam karena kami sudah melewatkan makan siang. Tzuyu sedang mandi. Aku tau karena tadi aku yang menyarankannya.

Lalu aku harus masak apa? Otakku nggak bisa berpikir jernih. Rasa sesak ini sangat mengganggu. Sebenarnya apa mauku? Aku sendiri yang ingin menahannya namun aku sendiri yang tak kuat?

Ku dengar derap langkah Tzuyu mendekat. Dia menyusul dan duduk di kursi. Dia diam saja. Aku tak berani menoleh ke arahnya. Rasanya semakin canggung ketika hanya ada aku dan dia di rumah dan kebetulan aku sedang tidak melakukan apa-apa. Rasanya aneh tidak ada percakapan di antara kami. Harusnya dari tadi aku sudah mulai masak supaya ada kesibukan.

Tiba-tiba tangannya menarik pinggangku lembut dan tak sadar kini aku sudah duduk dipangkuannya dan menghadap ke arahnya. Aku diam saja karena takut salah. Dia menangkup sebelah wajahku hingga kini mataku menatap matanya. Tangannya mengelus-elus pipiku lembut. Aku suka apapun yang ia lakukan terhadapku tetapi untuk saat ini agak berbeda. Aku malah semakin sesak ketika dia seenaknya menyentuh diriku begini.

"Kamu seharian aneh. Ada apa?" Tanya Tzuyu pelan. Aku menunduk, tak sanggup menatap matanya. Ada sedikit getaran aneh ketika tau bahwa dia sadar akan sikapku yang aneh seharian ini. Itu artinya dia masih memperdulikanku. Tangannya kembali menangkup wajahku dan membuatku kembali menatapnya.

"Aku tau pasti ada sesuatu" ucap Tzuyu. Jemari tangannya bergerak menyusuri alisku, hidungku, lalu kembali lagi ke pipiku. Lembut, sangat lembut. Tetapi dadaku masih sesak.

"Nggak ada apa-apa. Ini cuma aku yang kekanak-kanakan aja" ucapku dengan senyuman semanis mungkin. Rasa sesakku belum hilang tapi aku tak bisa mengungkapkannya. Ini sulit dan menyesakkan.

"Tell me" lirih Tzuyu. Kedua tangannya meraih tanganku, menggenggamnya erat dan memberikan kenyamanan yang malah membuat hatiku semakin berantakan. Dia benar-benar membuatku merasa dicintai tetapi dia juga menyimpan rahasia dariku.

"Please tell me" bisiknya tepat di depan bibirku. Aku tak tahan lagi. Semua ini begitu menyesakkan. Dia dengan segala tingkah manis dan rahasia yang ia simpan benar-benar memporak-porandakan perasaanku. Air mataku luruh begitu saja. Sekarang Tzuyu pasti semakin bingung.

Aku menumpahkan semua emosi yang tertahan lewat air mata ini. Ia memelukku. Aku juga memeluknya. Erat. Sangat erat. Biarlah. Biarkan aku menangis dulu sampai lega. Sampai seluruh pemikiranku tentang Elkie dan Tzuyu hilang. Sampai aku mendapatkan kepercayaan diriku kembali. Semakin di ingat semakin deras pula air mataku berderai. Oh Tuhan rasanya seperih ini kah hanya karena pasangan kita memiliki rahasia kecil?

Dia mengelus punggungku lembut. Naik dan turun. Gerakan yang selalu membuatku nyaman. Semakin lama aku semakin tenang. Rasanya seperti kekhawatiranku hilang begitu saja karena Tzuyu saat ini benar-benar ada di sisiku, menenangkanku, membuatku merasa dicintai. Mungkin sebaiknya kudengarkan dulu alasannya. Pasti semua ini ada alasannya.

Aku melepaskan pelukan ini. Dia menangkup pipiku dan menghapus sisa-sisa air mataku.

"Aku udah boleh tau belum ini ada apa?" Tanya Tzuyu pelan. Aku menangguk dan menarik napas dalam, mencoba mengumpulkan energi yang terkuras karena habis menangis.

"Tapi aku minta maaf dulu sama kamu" ucapku, dia mengangguk, mengikuti cara mainku sepertinya

"Tadi aku nggak sengaja lirik hp kamu karena ada notif, terus wallpapernya ternyata gambar Elkie. Maaf aku nggak sopan lirik-lirik hp kamu" dia langsung melotot karena kaget.

"Eh iya kah?" Tanya Tzuyu. Sebentar, ini kok dia malah bertanya iya kah?

"Sumpah sayang aku nggak sadar, aku nggak  pernah merhatiin"

Eh?

Gimana bisa?

"Jihyoku sayangku cintaku manisku Indonesiaku, sumpah aku baru sadar aku belum ganti wallpaper dari dulu" dia panik. Ucapannya terdengar sangat sungguh-sungguh. Aku jadi geli sendiri melihat dia panik begini. Hahaha. Oh Tuhan kenapa moodku naik turun dengan cepat begini? Aku sekarang malah senang karena dia panik? Lho jahat ya aku?

"Sumpah sumpah maafin aku sayang!" Ucapnya sedikit merengek. Aku terkekeh.

"Ini kamu lagi cemburu ya? Ya ampun aku seneng tapi aku juga panik karena kamu cemburunya bikin aku ngerasa bersalah banget. Maafin aku, sayang! Aku nggak ada apa-apa sumpah sama dia. Maaf banget. Aku nggak merhatiin hpku sendiri! Hpku selama ini aku pake kalo buat browsing, buka grup kelas atau grup lain, dan buat nelfon kamu, udah itu doang nggak pernah ku perhatiin selain itu kayak wallpaper segala macemnya. Maaf aku nggak sadar...."

"Iya aku percaya Tzuyu, maaf tadi sempet mikir yang enggak-enggak. Maaf juga tadi lirik-lirik hp kamu sembarangan, aku nggak sopan!"

"Lho kok jadi kamu yang minta maaf? Wajar dong kamu lihat hpku, tandanya kamu penasaran, tandanya kamu sayang aku. Aku malah seneng. Nanti buka aja hpku passwordnya 3333. Cari aja yang aneh-aneh kamu cemburuin semua nggak papa. Kamu marahin aku nggak papa. Tapi jangan nangis akunya jadi ikut sedih!" Aku terkekeh lagi, lalu pura-pura serius

"Nggak, aku nggak mau cemburu lagi, menyita tenaga! Enak aja kamu mau aku cemburuin! Nggak bisa itu epic, nggak bisa di ulang hahaha."

"Ye gitu sih! Ya udah deh nggak papa yang penting kamu udah pernah cemburu hehehe" ucap Tzuyu dengan cengiran anehnya. Kurasa ini sudah cukup. Kurasa aku harus berdiri.

"Hm.. Udah ah awas tangannya aku mau masak!" Aku berusaha menyingkirkan tangannya dari pinggangku namun ia malah semakin mengeratkan kedua tangannya. Kini kami sangat dekat. Deru napasnya terasa lembut menyapu wajahku.

"Sumpah aku sayang kamu Jihyo, nggak ada yang lain!" Bisik dia tepat di depan bibirku. Siapa yang nggak meleleh?

Tzuyu langsung mengecup bibirku lembut. Mengecupnya lagi, lagi, dan lagi. Lalu ia tempelkan lama. Aku memejamkan mataku untuk menikmati betapa lembutnya bibir Tzuyu yang sedang menempel dengan bibirku.

Semakin lama ia melumat bibirku. Aku ikut membalas. Tangannya bergeser ke bokongku, meremasnya pelan hingga aku semakin merapat ke arahnya. Tanganku di bahunya berfungsi untuk menahan diriku sendiri yang juga ikutan tak terkendali. Bibirnya semakin liar. Lidahnya bergerilya meminta akses ke mulutku. Ia menggigit bibir bawahku pelan. Tangannya menyelusup ke balik kaosku, mengelus pelan punggungku dan terasa sangat sensual. Sentuhannya itu benar-benar membuatku ingin dihancurkan olehnya. Tapi itu tidak benar. Dan kami belum makan.

"Eungh... Tzu... Kita...belum...makan" aku terbata-bata. Dia benar-benar tak mau melepas ciuman ini.

"Kita skip aja!" Ucap Tzuyu seraya berdiri dan menggendongku tanpa melepaskan lumatannya dari bibirku. Membawaku menuju kamar dan entah apa yang akan terjadi selanjutnya.

___________
03-12-2020

Continue Reading

You'll Also Like

560K 27.1K 74
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
586K 24.4K 33
Ini bukan cerita cinta biasa antara cowok dan cewek. Ini cerita cinta antara dua manusia yang berjenis kelamin sama yang penuh ketulusan. Mengisahkan...
434K 25K 55
"Lo gak sadar? Kita sama-sama hancur. Gak ada keharmonisan dikeluarga kita. Tapi lo bermimpi buat membangun rumah tangga sama gue? Lo pikir bisa? Lo...
120K 9.9K 42
| Kim Bona X Son Eunseo | Cosmic Girls's Sketch : "Kau rekan kerjaku yang paling menyebalkan.." __Bona. "Jika aku menyebalkan, lalu kenapa kau tak me...