Princess of Rainbow Element [...

By desphrodite

684K 88.6K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... More

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

42. Menegangkan

7.6K 1.1K 112
By desphrodite

Perasaan akhir-akhir ini sering banget dah double up😌

Happy reading!

***

Di sebuah bangunan megah, nan gelap penuh misteri dan tak terlihat oleh sembarang orang. Terdapat banyak sekali manusia berdarah naga dan ballack berkumpulan dengan raja sekaligus Dewa Kematian mereka yang sedang sibuk menulis sebuah catatan di kertas berbahan kulit singa tersebut.

Para pekerja istana memandangi Rajanya dengan bingung sejak tadi pagi. Rajanya itu sibuk menulis tanpa henti, jika ada yang salah, maka ia akan menulisnya ulang hingga bertumpuk-tumpuk.

"Yang Mulia, apa yang sebenarnya kau lakukan?" tanya salah seorang pria keturunan ras naga kepada rajanya.

Rajanya yang tak lain adalah Roiden memandang pria itu dengan tatapan tajam. "Diam Yangyang! Setelah kubebaskan kau dari sanderaan ayahnya Xin Qian, harusnya kau lebih patuh kepadaku, atau selamanya aku tak akan pernah mempertemukanmu dengan kekasihmu itu!" tegasnya dengan tangan yang terkepal. Ia kembali mencelupkan ujung bulu merak ke dalam tinta untuk kembali menulis. Padahal 'kan juru tulisnya ada di sampinya.

Yangyang bergetar mendengar itu, "Ta–tapi Yang Mulia, aku hanya bertanya, mengapa kau sangat sibuk. Biasanya kau akan berburu gadis desa," lanjutnya takut-takut.

Pena yang terbuat dari bulu merak itu terpatahkan menjadi dua oleh kepalan tangan Roiden. Pria pengembala berdarah naga ini sangat ngeyel rupanya. "Aku hanya sedang menulis surat wasiat sebelum aku tiada," jawabnya dengan helaan napas pasrah.

Jawaban itu membuat yang lainnya bingung berjamaah.

"Bagaimana seorang Dewa Kematian bisa tiada?" bisik salah satu ras naga kepada ras ballack di sampingnya.

"Bukankah kau sudah tau kalau kematiannya di tangan seorang gadis yang ia anggap sebagai istrinya?" jawab ras ballack itu kepada ras naga dengan berbisik.

Ras ballack itu memandang Roiden dengan gugup, "Yang Mulia Raja Roiden, sang Dewa kematian yang agung, siapa lagi nyawa yang akan kau cabut hari ini?" tanyanya mengalihkan topik ke pekerjaan Roiden yang sebenarnya. Seorang Dewa kematian yang diberi tugas mencabut nyawa seseorang seenak jidatnya.

Roiden berpikir sejenak, "Dirimu," jawabnya membuat ras ballack itu tercegang.

Roiden melempar catatan yang susah payah ia buat, dan langsung bergegas pergi dari istana, namun hanya roh-nya saja.

"Kau akan kemana, Yang Mulia?" tanya ras naga kebingungan.

Roiden tak menanggapi, dan langsung pergi menuju tempat yang sepertinya harus ia kunjungi. Kekaisaran Zhen.

***

Di Aula pertempuran, dua gadis kuat sedang bertarung dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal. Dua gadis itu tak lain adalah Niura dan Xin Qian, pertarungan keduanya telah mulai belum lama ini.

"Apa kau sudah mencuci tanganmu sebekum bertarung denganku? Diriku terlalu suci jika berhadapan denganmu, perempuan sampah!" ejek Xin Qian sinis.

Wajah Niura memerah padam. Bukan rahasia lagi bagi dunia kalau antara dia dan Xin Qian, bahkan dengan Xinxin terdapat hubungan yang tidak bersahabat.

"Benarkah? Hanya menjadi putri seorang perdana mentri pun sudah sangat bangga!" jawab Niura geram.

Xin Qian tidak dapat lagi menguasai amarahnya yang memuncak sampai ke ubun-ubun. Dengan sigap dia melompat dan menerjang Niura.

Niura berkelit sedikit, bahkan melayangkan kakinya ke perut Xin Qian.

Xin Qian terkejut. "Sampah jelek!" rungutnya sambil melentingkan tubuhnya menghindari tendangan lanjutan dari Xin Qian. Amarah yang menggolak membuat Xin Qian menjadi lengah.

Xin Qian memicingkan matanya, "Awas kepalamu!" teriaknya.

Niura tidak mempedulikan peringatan lawannya. Tangannya yang dialiri tenaga dalam ditebaskan ke arah perut Xin Qian. Dan memang benar, teriakkan tadi hanya tipuan belaka. justru sasaran sebenarnya adalah perut.

"Ih!" Xin Qian terperanjat. Cepat-cepat ditarik tangannya. Sungguh tak disangka kalau Niura mengetahui gerakkan formasinya, sehingga dapat ditebak arah mana yang sebenarnya dituju. Belum hilang rasa penasarannya, tiba-tiba Niura menyerang secara beruntun. Wanita ini makin terkesiap. Dengan cepat dilentingkan tubuhnya mundur beberapa langkah.

"Hahaha ...!" Niura tertawa jahat melihat Xin Qian yang kebingungan.

"Sampah sialan! Terima seranganku!" teriak Xin Qian geram.

Ctarr!

"Hyatt!" Niura menghindari serangan itu.

Dengan kecepatan yang luar biasa, Xin Qian mengeluarkan senjata yang berupa cambuk berwarna merah darah dengan lapisan beling. Ujung cambuk itu segera meluncur meliuk-liuk bagai naga ke arah Niura. Ke manapun Niura menghindar, pasti cambuk itu mengejarnya. Sungguh luar biasa cambuk itu. Meja, kursi, dan barang-barang lain di sekitar situ hancur berantakkan terkena sabetannya.

Xin Qian memainkan jari-jari tangannya dengan lincah membuat cambuk itu seperti bernyawa. Niura terlihat kewalahan menghadapi serangan itu kali ini. Dia hanya bisa menghindari dan bersalto tanpa mampu mengirimkan serangan balasan.

"Perhatikan jari tangannya, gunakan senjata, cari bagian tengah!"

Niura terkejut mendengar bisikkan di telinganya. Karena penasaran, ia menoleh ke kiri dan mendapati ...

'Roiden!' batinnya terkejut.

Ya, pria itu yang telah membisikinya tadi, sejak kapan dia di sini? Tanpa raga pula. Roiden memelototinya memberikan isyarat. Niura mengangguk setuju. Ia segera meloloskan pedang Blood Ultimanya yang tergantung di pinggang.

Sret!

Kali ini dihiraukannya ujung cambuk yang melingkari tubuhnya. Matanya menatap jari-jari tangan Xin Qian. Benar! Arah cambuk dapat diketahuinya dari jari-jari tangan yang Xin Qian yang bergerak lincah.

Dengan mudah Niura dapat menghindari ujung cambuk tanpa melihatnya. Bahkan pedangnya beberapa kali hampir menebas cambuk itu. Tapi sepertinya dia menebas sebongkah batu yang sangat keras.

"Jangan buang tenaga! Pusatkan perhatian pada titik tengah!" Roiden kembaki membisiki telinganya membuat Niura sedikit geli.

Niura mengangguk dan terus memandang jari tengah Xin Qian sembari menyerang cambuk itu dengan pedangnya. Niura membayangkan jari tengah Xin Qian adalah sebuah kaca yang kemudian ia pecahkan dengan paku.

Tiba-tiba dikala halusinasinya, ia langsung merasakan getaran hebat dan tubuhnya mencelat ke udara.

Dengan sigap Roiden membantu Niura yang terpental dengan halusinasi gravitasi sehingga gadis itu tidk terjungkal dan terpental.

Dalam kecepatan luar biasa, pedang Blood Ultimanya segera ia hambatkan lalu dilayangkan tepat di tengah-tengah cambuk yang sedang dikuasai oleh Xin Qian.

Xin Qian terkejut, cepat-cepat ia tarik cambuknya. Terlambat! Ujung pedang Blood Ultima Niura telah menghambat tepat di tengah-tengah cambuk merah itu.

"Setan!" murka Xin Qian melihat cambuk pusakanya yang terpotong menjadi dua.

Xin Qian segera menggerakkan tangannya, mengembang ke samping. Lalu dengan cepat, kedua tangannya melintang di depan muka.

Niura terkejut. Tiba-tiba saja mata Xin Qian berubah merah padam. Belum hilang rasa terkejutnya, langsung saja dari mata Xin Qian muncul seberkas sinar merah mengarah dirinyam

Trak!

Niura kembali terlempar jauh dari pamggung. Belum sempat bangun, dua pancaran merah itu kembali menyerang dirinya. Dengan cepat Niura menggulingkan tubuhnya ke samping. Sinar merah itu menghantam tanah. Suara menggelegar terdengar disertai berlubangnya tanah yang keras itu.

"Mati aku!" dengus Niura gegabah.

"Jangan panik!" Roiden kembali berbisik untuk yang ketiga kalinya.

Niura langsung melompat dan menendang Xin Qian dengan kakinya.

"Setan belang!" Xin Qian mengumpat habis-habisan. Ia segera berpikir keras. Mengetahui bahwa kelemahan Niura adalah panas matahari membuatnya langsung mengangkat tangannya ke langit dan mulai membuat formasi pengubah cuaca menjadi sangat panas.

Roiden mendekatkan mulutnya ke telinga Niura dan mulai berbisik. "Dia  memanfaatkan kelemahanmu!" Niura menarik turunkan napasnya gusar.

Dengan penuh amarah, Niura mencengkram lengan Xin Qian yang tengah mengendalikan cuaca.

DUAR!

DUAR!

DUAR!

Niura mengganti formasi Xin Qian dengan formasinya. Niura malah mengubah cuaca tak karuan dengan batas tingkat yang ia miliki tanpa berpikir dua kali. Kilat menyambar-nyambar di mana-mana bersamaan dengan datangnya hujan deras.

Xin Qian sibuk menghindari kilat dengan waspada. Niuta yang sangat frustasi dan emosi segera menggabungkan elemen topan, badai, gempa, dan guntur menjadi satu dalam waktu yang sama.

Bumi bergetar, seluruh laut tergerak hingga terjadi tsunami di daerah-daerah yang rawan seperti laut gaxia.

"Segera pergi!"

"Ibu, tunggu!"

"Hati-hati!"

Niura marah. Niura murka! Sebagian warga memilih untuk meninggalkan tempat agar terhindar dari serangan yang tak pernah terbayangkan ini.

Angin topan menerjang hingga membuat bangku yang tengah diduduki Kaisar Hongli terbang entah kemana.

Sang Jendral yang panik langsung berlari ke arah panggung dengan Wasit.

"Cukup! Hentikan!" mereka berdua menghentikan pertarungan sengit itu.

Sang Jendral menghembuskan napasnya dengan jantung yang terus berdetak tak karuan. "Xiao Li, kau tidak perlu membunuhnya dengan kami sekaligus! Jika ada dendam, tolong bicarakan baik-baik!" geramnya sembari menggertak.

Wasit mengambil alih alat pengeras suara di tangan Jendral. "Pertarungan ini ditunda! Besok akan dilanjutkan dengan tingkat keamanan yang lebih tinggi!" instruksinya.

Yi Jian, Yihua dan Liwei menaiki panggung dengan tergesa-gesa dan langsung memeluk Niura dan menenangkannya. Untung saja ke-9 elemen Niura tidak muncul begitu saja, mereka khawatir!

Yihua sedikit bergetar menyaksikan kejadian tadi. Pastinya ada beberapa warga yang trauma melihat badai itu. "Ketua ... kau ... tenangkanlah ... dirimu. Besok ... kau akan bertanding kembali ... hosh," ucapnya terengah-engah.

Jendral itu memandang Xin Qian dan Niura bergantian dengan tajam. "Bawa Xin Qian ke tabib, dan kau," ucapnya menunjuk Niura yang masih mematung. "Ikut aku ke pusat pengadilan! Kau harus mendapatkan sanksi atas apa yang telah kau buat. Kerusuhanmu ini sangat membahayakan!" lanjutnya lalu menarik tangan Niura menuju pusat pengadilan.

Sementara di atas pohon mangga, seorang pria dengan kabut hitam tengah tertawa terbahak-bahak memandangi istrinya yang telihat seperti buronan. Dia sangat nyaman berada di atas pojon mangga sambil memakan pisang.

"Harusnya tadi kau bunuh saja wanita itu ... hahaha!" kekehnya seraya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.

-TBC-

Huh, akhirnya wkwk
Niura udah kaya kriminal ya bund haha.

Btw part ini itu bikinnya gk gampang huhu,

Apalagi pas scene geludnya. Author sampe harus ngajak gelud sama orang rumah biar tau gerakannya dari ada belajar di buku silat yang musingkeun hehe.

Btw jangan ditiru, see u💕

Siapa kemarin yang ngira Roiden udah jadi bangke, hah? Terus ada yg dm katanya Roiden ini Duyung, dugong😬😌

Aduuh kalian ini, jauh banget ngayalnya😭

Continue Reading

You'll Also Like

66.2K 11.8K 23
Ketika pengorbanan mengubah nasib dari 2 jiwa yang berbeda, lalu bagaimana jika salah satu harus bertahan dengan menjadi Mahkota yg berlumuran darah...
1.9M 227K 46
[Bukan Novel Terjemahan] [Jangan lupa Vote setiap chapter ya prenn] Edlyn Arawinda Belen namanya siswi biasa kelas 3 SMA yang melakukan perjalanan...
212K 12.8K 46
☠️ PLAGIAT DILARANG KERAS☠️ FOLLOW SEBELUM BACA!!! Menceritakan tentang seorang gadis bernama Ayla Humairah Al-janah, yang dijodohkan oleh kedua oran...
1.2K 152 36
Luusi Lancaster, salah satu murid terpilih dari ras manusia. Ia diundang menjadi murid di Kalzar Academy, yaitu sekolah khusus untuk menampung calon...