My Dearest Cousin (Jitzu)

By prjh97

77.8K 10.5K 2.5K

Tzuyu terpaksa harus menghabiskan liburan semester di kampung halaman papanya. Tanpa sinyal tanpa kemewahan... More

Gratisan maunya?
Eh sayang
Ember sialan
Saran dari Mina
Menulis puisi
Ada yang terdengar lagi?
Belanja ke Pasar
Nggak asik nih
Selamat Tinggal
(Trailer atau Ilustrasi)
Baik-baik saja
Dia aneh
Vlog
Chattingan
Cuaca yang cerah
Packing
Kok canggung ya
Ya udah iya
Pada akhirnya
Puisi Tzuyu
Bonus?
SEASON II
SNM? SBM?
Taman Pintar
Masih SMA
Good day tapi bukan kopi
Dinner uwu
Kepompong
I can't stop me
Pertemuan
Missunderstanding
Sekarang bukan cuma itu
Geli banget!
Batal UN
Aku datang
Kepergok
Jelly Jelly
Oh no!
Kita nggak usah kuliah aja, Jihyo
Double virtual date?
Pulang
Disappointed
Balik lagi
Yang bukan aku
If
So
Us

Kesepakatan

1.3K 211 68
By prjh97

Tzuyu POV

Sekarang bulan Juni, artinya sudah tiga bulan semenjak aku di rumah saja.

Tapi semua baik-baik saja.

Aku masih tetap belajar untuk persiapan UTBK dan bahkan kemarin sudah selesai mendaftar, dan Jihyo masih sibuk dengan kuliah onlinenya. Kalau malam, kami suka video call. Kadang juga kami nonton film bersama secara virtual.

Hubunganku dan Jihyo aneh namun juga menyenangkan. Aku paling nggak sanggup kalau sudah mendengar suaranya yang serak ketika sudah mengantuk. Rasanya aku ingin memeluknya, namun sayang yang ada di hadapanku hanyalah sebuah ponsel dengan wajah Jihyo di layarnya yang memang sengaja ku sandarkan ke guling. Pokoknya sengaja. Biar seolah-olah ia sedang berbaring di hadapanku. Rasanya kalau begini terus lama-lama aku gila.

Malam ini papa pulang setelah tiga bulan terjebak di Taiwan. Mama juga di rumah dan memang selalu di rumah sih. Semua orang jadi di rumah berkat COVID-19. Aku nggak tau harus bersyukur atau bagaimana karena rasanya pasti aneh jika bertiga di rumah begini dalam waktu yang lama. Pokoknya aneh aja. Soalnya aku sudah terbiasa jauh dari papa.

Sekarang aku sedang duduk di meja makan sambil menunggu papa pulang. Mama bilang papa minta kami untuk menunggunya. Aku pun menurut. Aku sibuk membuka sosial media dan apapun itu untuk membunuh rasa bosanku. Tak lama papa datang. Ia langsung mandi setelah itu baru bergabung bersama kami.

"Lama ih, Pa!" Kesalku. Memang papa lama sekali kalau mandi. Seperti anak gadis saja.

"Laper banget tah? Nggak sabaran banget" balas papa. Bukan laper banget sih, cuma aku sudah buru-buru pengen ke kamar. Aku kangen Jihyoku.

"Ya udah ayo makan!" Ajak papa. Mama langsung membantu papa mengambilkan makanan ke piringnya. Perhatian kecil mama yang seperti itu benar-benar mengingatkanku pada Jihyo. Aku jadi kangen. Ya walaupun memang selalu kangen. Apalagi kalau mengingat tatapannya saat melihatku yang sedang makan. Tatapan yang seolah tidak ada hal yang lain yang lebih menarik selain diriku. Aku bisa merasakan kasih sayangnya hanya dengan tatapan itu.

Ya Tuhan, aku benar-benar merindukannya.

"Kamu daftar UTBK?" Tanya Papa. Pasti Mama sudah cerita sih. Aku mengangguk.

"Ya udah. Tapi kalau nggak keterima, kuliah di luar ya?" Tanya Papa. Membuatku hampir tersedak karena kaget. Serius dulu. Serius haruskah aku kuliah di luar negeri?

"Yang bener pa?" Kutanya. Papa mengangguk mantap. Papa suka bercanda, tapi kalau soal pendidikan dia sama sekali nggak suka bercanda. Aku heran kok bisa aku punya papa seperti ini. Papa juga pasti heran kok bisa punya anak seperti ini.

"Masa gitu sih pa?" Kutanya sekali lagi. Papa masih saja mengangguk. Heh. Tak bisakah dia menggeleng?

"Apa masalahnya kalau di luar?" Tanya Papa. Dan aku kebingungan. Masa iya harus ku jawab alasannya adalah karena aku punya pacar dan aku nggak sanggup jika harus berjauhan terus sementara pacarku sendiri itu adalah Jihyo? Bisa digampar bolak-balik sampai mampus kalau ku jawab begitu.

Tapi kalau nggak punya alasan mana mungkin papa mau mengubah keputusannya. Aku tau benar papa orangnya kukuh pada pendiriannya.

"Aku pengen kuliah di sini aja hehe" jawabku akhirnya dengan kekehan garing yang entah tujuannya apa. Jawaban aneh. Jawaban yang nggak menguatkan argumenku sama sekali. Bagus sekali.

Oh Tuhan kemana larinya kemampuan debatku?

"Ya udah usaha dulu ya! Kalau nggak keterima di PTN pokoknya kuliah di luar!" Ucap papa. Dipikir-pikir papa baik masih memberiku kesempatan. Aku pun menyetujuinya.

"Iya!"

"Deal?" Tanya papa, ia mengulurkan tangannya.

"Deal!" Kusanggupi dengan menjabat tangan papa. 

Huh... Baiklah, semoga UTBK 2020 bersahabat padaku.

*****

Jihyo memang paling tau aku. Dia tau kalau aku sedang gundah begini. Langsung kutelpon kontaknya dan tanpa berdering sedetikpun langsung diangkat oleh Jihyo.

"Halo?" Ucap Jihyo lembut. Rasanya batinku langsung tenang hanya dengan mendengar Jihyo bilang halo. Jantungku langsung berdebar kencang.

"Hai" ku jawab pelan. Dia diam. Aku juga diam. Hanya terdengar suara jangkrik dari luar kamarku.

"Aku... Hm... eh....Kamu, lagi ngapain?" Tanya Jihyo terbata-bata. Makin hari aku makin nggak ngerti kenapa dia selalu tetap malu-malu begini. Nggak ada progres sama sekali. Aku juga nggak mengerti kenapa dadaku tetap berdebar kencang hanya karena telponan begini.

"Aku lagi mau tidur, ini hm tadi habis ngobrol sama papa" jawabku. Jihyo diam sejenak. Sepertinya dia bersandar ke bahu ranjangnya karena terdengar suara pegas ranjang yang samar di telingaku, pertanda bahwa ia berpindah posisi.

"Oh... Hm papa pulang ya? Jadi... Kayaknya ada yang hm beda nih...." Lihat betapa nggak pinternya Jihyo memancingku untuk bercerita. Dia terlihat sekali jika sedang malu untuk bertanya. Padahal tanya aja nggak papa. Aku kan pacarnya. Kenapa malah jadi menggemaskan begini!

"Iyaa, ada masalah. Tau aja!" Ucapku, berusaha mencairkan suasana. Jihyo terkekeh pelan. Syukurlah jika suasana tidak seberapa mendebarkan begini. Jantungku nggak kuat. Akhirnya aku juga ikut terkekeh pelan.

"Kata papa, kalau aku nggak keterima di PTN, aku harus kuliah di luar. Dan aku udah menyanggupi!"

Jihyo diam.

Masih diam.

Aku nggak tau apa yang ada di kepalanya.

Apa dia akan sedih atau tidak.

ya Tuhan...

Aku sudah siap.

Aku sudah siap bilamana Jihyo akan merengek bilang takut kangen dan lain sebagainya.

Ini memang konsekuensi atas perjanjian tadi.

Aku sudah siap.

Jihyopun bergumam "Oh... Ya bagus dong nggak ada masalah!"

Eh?

Lho kok?

Ini nggak sesuai ekspetasiku.

Dia nggak merengek bilang takut kangen segala macem.

Padahal ku kira kali ini dia bakal merengek.

Atau setidaknya nggak bilang 'nggak ada masalah' gitu.

"Kok kamu fine-fine aja?" Tanyaku pelan. Takut jika kencang-kencang malah terdengar seperti marah.

"Hah?"

Dan dia nggak ngerti?

Dia nggak peka.

Dia nggak peka aku pengen dengar dia merengek bilang kangen!

"Kok kamu nggak sedih?" Tanyaku lagi. Pertanyaan kali ini kuyakin cukup memancing dia untuk menjawab dengan benar.

Tapi dia malah diam.

Benar-benar diam yang cukup lama dan cukup membuatku bingung harus bagaimana.

"Aku..." Jihyo bersuara "Aku--aku nggak tau harus gimana"

Oh Tuhan.

"Hmm?"

"Aku nggak tau harus sedih atau seneng. Aku nggak tau mauku apa. Aku nggak ngerti bagusnya gimana. Karena kalau masalah  kangen, sebenernya....... dari dulu juga udah"

Deg.

Jantungku berdegup kencang ketika mendengar kata-kata kangen keluar dari mulut Jihyo. Percayalah sudah total enam bulan ini kami tidak bertemu tapi tidak pernah sekalipun dia bilang kangen ataupun membalas ucapan kangenku.

Ini langka dan berharga.

Jantungku berdegup kencang.

"Akhirnya..." ucapku. Hampir menangis karena terharu. 

"Akhirnya apa?" Tanya Jihyo

"Akhirnya kamu ngaku kalau kamu kangen" lirihku. Jihyo diam saja. Pasti dia nggak tau harus jawab apa. Gemas sekali aku dengannya. Kalau dekat sudah ku cium pipinya.

"Jadi gimana ini?" Tanyaku padanya. Merujuk pada topik yang sebelumnya kami bahas. Topik pembicaraan tentang kuliahku.

"Ya nggak gimana-gimana. Di jalanin aja hehehe!" Ucap Jihyo seraya terkekeh. Nadanya terdengar pasrah. Kini aku tau, yang namanya 'tidak terima' itu tidak harus merajuk, tapi juga bisa seperti yang Jihyo lakukan ini, pasrah. Kini aku tau betapa dia sebenarnya tidak ingin aku pergi. Aku tau tanpa dia harus bilang. Jihyo memang ajaib.

"Hm... Aku bakalan berusaha melakukan yang terbaik" bisikku.

"Iyaaa" balasnya pelan. Sungguh hanya dengan kata 'iya' saja mampu membuat hatiku tenang. Karena itu artinya Jihyo memang percaya aku akan berusaha sungguh-sungguh. Jihyo percaya bahwa aku memperjuangkan 'kita'.

"Oh iya, aku ngambil tes UTBKnya di Jogja" ucapku

"Oh ya?" Tanya Jihyo.

"He'em"

"Kapan?"

"Maunya?"

"Kok maunya sih? Aku tanya kapan kamu ujiannya!"

"Ya iya aku juga tanya. Kamu maunya aku dateng ke sana kapan? Nggak harus pas deket tes"

"Eh?"

"Aku dateng duluan sebelum ujian. Aku pengen ketemu kamu. Aku tidur di rumah kamu dulu. Gimana? Boleh nggak?"

"Ehmm..Gimana nggak paham"

"Gimana mulu! Jadi mau nggak nih aku samperin?"

Dia diam.

Setelah beberapa detik baru bersuara dengan pelan.

"Ya mau"

Kan mau! Kenapa nggak ngaku daritadi!

Ya Tuhan.

Kenapa dia menggemaskan begini?

Jantungku tolong tenang sebentar.

"Kalau gitu tunggu aja ya, aku mau izin ke papa mama dulu. Aku mau ke sana. Aku mau peluk kamu. Aku mau cium kamu! Pokoknya aku mau kamu!" Ucapku dengan genit. Dia nggak langsung menjawab dengan kata-kata 'apasih' atau 'nggak lucu ah!' andalannya ketika sedang digombali. Dia hanya diam membiarkan keheningan malam diiringi debaran jantungku yang kian berpacu ini.

Setelah sekian lama diapun menjawab dengan bisikan lembut:

"Iyaaa, eung....aku tunggu ya ciumannya!"

Deg.

Detik itu juga jantungku seperti lompat dari tempatnya.

Ini benar-benar membuatku gila!

JIHYO AKU BENERAN JADI GILA INI!

AKU BENER BENER PENGEN CIUM KAMU!

ARGHHH COVID SIALAN

___________
19-11-2020

Continue Reading

You'll Also Like

9.9K 808 6
Zyen Ganendra, seorang bandar narkoba muda. Sejak umur 16 tahun ia sudah terjerumus dalam jual beli obat terlarang, tetapi sedikit pun tak pernah ia...
7K 801 22
sequel meet started: 12/04/21 ended: 13/05/21 • kita bertemu lagi namun kenapa kamu tidak ingat dengan ku • →gxg →update sesuai mood →maaf kalo ga ba...
92.1K 8.4K 33
Intinya seulgi sama irene:) *bahasa gak baku blas *ceritanya loss wess *apdet sesuai mood aj *ojo salah lapak! *lop yu😘❤ GxG
89.7K 6.4K 9
⚠️GxG Area⚠️ Seulgi: Sejak kapan kakakku menjadi seperti ini? Menjadi begitu liar? Apakah ini adalah salahku? Joohyun: Kenapa aku tidak tertarik pada...