Princess of Rainbow Element [...

Autorstwa desphrodite

684K 88.6K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... Więcej

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

36. Perayaan Servia

7.8K 1.1K 250
Autorstwa desphrodite


Happy reading 😘

***

"Xiao Li, kau kemana saja?  Untuk apa kau meminta kami menyiapkan barang-barang ini?" tanya Yihua kebingungan saat melihat kedatangan ketuanya.

Niura merentangkan tubuhnya, menetralkan rasa lelahnya lalu duduk di gazebo yang diduduki oleh Yihua dan Yi Jian. "Hmm, untuk menggantung lidah," jawabnya sembari memasukkan benang ke dalam jarum.

Sontak perkataan itu membuat Yi Jian dan Yihua saling pandang, mereka bertambah kebingungan. "H–hei ... aku tau kau lelah, jangan asal bicara, Xiao'er," gumam Yi Jian dengan kekehannya, menganggap Niura hanya mengucapkan lelucon saja.

"Aku tidak bercanda, lihat ini." Niura mengambil empat lidah di sakunya membuat kedua gadis itu gemetar.

"I–itu ... lidah manusia!" Yihua hampir pingsan melihatnya, namun Niura segera menjauhkan lidah itu dari pandangan mereka.

"Xiao'er! Apa yang kau lakukan? Lidah siapa itu?" tanya Yi Jian tak habis pikir. "Untuk apa kau melakukannya?" lanjutnya seraya memijat pelipisnya.

Niura menghela napasnya gusar, ia menusuk jarum yang telah dikaitkan benang ke ujung lidah, lalu mengikatnya. "Kalian tenanglah, lidah ini milik orang jahat, bandit. Dan aku akan menjadikan ini sebagai hadiah kepada Xinxin karena telah membuatku hancur," jawabnya dengan senyuman manis.

Yihua menaikkan satu alisnya, "Maksudmu? Hadiah?" mulutnya bergumam kebingungan.

Empat lidah telah selesai ia ikatkan satu-persatu dengan jarum dan benang, lalu segera beranjak dari duduknya. "Kalian mau membantuku? Menjalankan rencanaku?" tanya balik Niura.

Yi Jian dan Yihua yang masih belum mengerti apapun hanya mengangguk saja, membantu Niura mengangkat empat lidah itu dengan hati-hati.

Niura tersenyum, ia memandu mereka berdua untuk mengikuti arahannya. Mereka semua memasuki tenda dengan perlahan dan berhati-hati.

Hati Niura sedikit sakit saat melihat roh Roiden bergentayangan di dalam tenda, mengelus surai pink milik Xinxin dengan penuh kasih sayang tanpa menghiraukan Xinxin yang tertidur dengan posisi sedang memeluk dua pria sekalipun. Niura tersenyum getir, ia melihat ke penjuru lain, melihat Liwei yang belum sadar, sementara kekasihnya tidur dengan wanita lain.

"Pergi!" Bentak Niura kepada Roiden yang sama sekali tidak meliriknya. Ia berjalan perlahan, "Pergi!" ulangnya.

Roiden berhenti mengelus rambut pink Xinxin, menghampiri Niura yang memandang tajam ke arahnya. "Siapa kau?" tanyanya balik.

Jleb!

Siapa katanya? Jadi selama ini kehadirannya tidak dianggap? Benar-benar keterlaluan. Cukup! Niura adalah yang terkuat, ia pernah membunuh jelmaan Roiden di kehidupan sebelumnya dalam wujud musuhnya, dan akan kembali membunuhnya di masa yang akan datang. Lalu mengapa ia harus berharap?

Setelah mengatakan dua kata yang sangat menyakitkan itu, roh Roiden langsung menghilang, meninggalkan kabut hitam yang sangat Niura rindukan. Mengingat kabut yang selalu membuatnya kesal karena selalu datang dan pergi tiba-tiba.

Niura menggelengkan kepalanya, ia menatap kedua temannya untuk mengisyaratkan sesuatu. "Ayo," ajaknya.

Yihua dan Yi Jian mengangguk, mereka sempat berpikir, ketuanya itu tadi mengusir siapa? Namun mereka tak menghiraukan, mungkin dia lelah. Lelah jiwa dan raga, bahkan batinnya ikut lelah.

Tak ingin mengundur waktu, Niura langsung mengikat satu lidah di kain tenda hingga tergantung. Tepat di atas dimana Xinxin dan dua pangeran itu tidur. Melihat itu, Yihua dan Yi Jian melakukan hal yang sama, sayangnya hanya empat.

Niura memundurkan langkahnya dua kali ke belakang. Menatap hasil karyanya yang sangat indah, menggantung dengan sempurna. Tetesan darah dari lidah itu menetes membuat pakaian Xinxin kotor, namun gadis itu masih nyenyak.

"Untuk apa kau melakukan teror ini?" tanya Yi Jian masih penasaran.

Niura menyunggingkan senyumannya, "Kau lihat saja, nanti." Setelah menjawab itu, Niura langsung menghampiri Pangeran Xiuhuan dan Kangjian yang masih terlelap. Hadiah istimewa ini hanya untuk Xinxin, bukan untuk Xiuhuan, maupun Kangjian.

Plak ... Plak ...

Niura menepuk-nepuk pipi kedua Pangeran itu. Xiuhuan masih mengerjapkan matanya, begitu juga dengan Kangjian. Mereka berdua membuka matanya, pupil mereka membesar terkejut melihat pemandangan menjijikan di atasnya.

"Ap——"

Niura dengan sigap membekap mulut Pangeran Xiuhuan yang ingin berteriak saat melihat lidah-lidah itu. Niura menarik mereka berdua menjauh dari Xinxin, membawa mereka keluar.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Pangeran Kangjian kesal.

"Aku tau kalian hanya terpaksa, maka bantulah rencanaku," jelas Niura mencoba memahami belah pihak lawan. Ia menyunggingkan senyumnya saat melihat Pangeran Xiuhuan yang memandangnya tajam.

Menghela napasnya, lalu kembali berucap. "Jangan salah paham, apakah kalian lupa jika malam ini akan ada perayaan di Aula pertandingan? Apakah kalian akan melewatkannya begitu saja? Pangeran Minghao dan Jiazhen pun sudah pergi terlebih dahulu," jelasnya.

Xiuhuan yang baru menyadarinya langsung menepuk keningnya gusar. Pangeran Mahkota macam apa dia ini? Lupa segalanya hanya karena sebuah ancaman dari seorang j*lang yang mencintai banyak pria dalam satu waktu.

Mereka semua mengangguk, Niura mengalihkan pandangannya ke arah Yihua, "Yihua, berikan minyak aroma terapi kepada Liwei agar cepat sadar," titahnya. Yihua mengangguk sembari menyunggingkan senyum, ia menerima minyak aroma terapi dari Yi Jian yang sudah menyiapkannya.

Pangeran Xiuhuan dan Kangjian terlihat sedang berbisik-bisik, sepertinya rahasia. Saat Niura ingin menajamkan pendengarannya, tiba-tiba suara dari belakangnya mengagetkannya, bahkan mereka semua.

"Salam Pangeran Mahkota, Pangeran ketiga, kami mendapatkan pesan dari Kaisar Xingsheng untuk mengumpulkan para pangeran di Istana sekarang juga, kami permisi."

Orang itu adalah prajurit istana. Ia langsung pergi setelah mengucapkan pesan dan memberi salam. Kedua Pangeran itu mengangguk, menatap Niura dengan sebuah isyarat.

"Kami pergi," ucap mereka serentak.

Yihua dan Yi Jian telah kembali bersama Liwei yang masih terlihat sedikit lemas. Namun saat melihat Niura, entah kenapa raut wajah Liwei menjadi berubah 180° dari sebelumnya, ia senang setelah mendengarkan cerita dari Yihua dan Yi Jian bahwa Niura telah melakukan banyak hal sewaktu ia masih belum sadar.

Niura membalas pelukan Liwei saat gadis itu berlari ke arahnya, mengucapkan kata terimakasih berkali-kali hingga Niura sendiri tidak bisa menghitungnya. "Sudahlah, semua ini sudah tertulis dalam garis tangan, kalian tidak perlu berlebihan," jawab Niura menenangkan.

"Lalu apa yang akan kita lakukan?" tanya Yi Jian menghampiri.

"Bereskan dan kemasi barang-barang kalian semua di dalam tenda termasuk barang-barang milik para pangeran dengan hati-hati, jangan sampai tuan putri negara di dalam bangun. Kita semua akan pindah hari ini, ke tempat yang lebih dekat dengan aula pertandingan," jawab Niura berwibawa. Mereka semua sangat bangga, sangat-sangat! Kalian cam kan itu!

Mengemasi barang-barang dengan hati-hati, lalu pergi meninggalkan Xinxin dn tenda lamanya di sini, pergi menuju Aula pertandingan yang sedang ramai karena sedang mempersiapkan perayaan sebentar lagi.

Setelah sampai ke tempat yang dituju, mereka berempat langsung mendirikan tenda baru berwarna biru toska di tempat khusus. Di sini, semua tenda-tenda milik kelompok lain saling berjejeran, lebih ramai, berbanding terbalik dengan tenda sebelumnya. Di tengah-tengah tenda berdiri sebuah api unggun yang padam, mungkin nanti malam akan dinyalakan, api unggun itu juga dikelilingi oleh banyak batang kayu yang dibaringkan, sepertinya itu untuk duduk.

"Xiao Li, mari bersiap-siap, aku ingin kita mengenakan pakaian yang sama. Pakaian yang telah kita beli di festival sebelumnya," ajak Liwei antusias.

Mereka semua mandi secara bergantian di tempat pemandian umum yang sengaja didirikan khusus untuk para remaja Servia. Mereka telah sangat rapi dengan hanfu hijau army dengan bordiran emas yang sangat mengesankan kemewahan. Motif burung phoenix tertera jelas di setiap sudutnya, jangan lupakan juga cadar transparan yang menambah kadar keanggunan mereka. Mereka terlihat sangat brilian!

Dung~ Dung~

"Yeay!" Sorak sorai ceria terdengar di mana-mana. Ara remaja terlihat sangat antusias saat mendengar dentuman lonceng, ralat! Itu gong. Mungkin loncengnya rusak, haha.

Terlihat mereka semua meninggalkan area perkemahan dengan penampilan yang berbeda-beda, ditambah dengan rambut dan mata mereka yang berwarna warni, terlihat sangat indah dan damai.

"Ketua, izinkan aku untuk mengunjungi kedai makanan, dahulu ...." rengek Yihua yang terbiasa memanggil Niura dengan sebutan 'ketua' katanya supaya sopan.

Niura mengangguk mengizinkan. Lagi pula mereka semua memang belum makan. Mereka berjalan menuju jejeran kedai makanan, bukan kedainya, namun hidangannya. Mata Niura terpikat dengan sebuah kedai yang menjual ramen dan teh shunny, kedai itu lebih sepi dari yang lain karena hidangannya yang mahal. Namun Niura tetap ingin itu, kualitas ditentukan oleh harga menurutnya.

"Paman, buatkan aku teh shunny dengan campuran lemon dan ramen dengan daging kelinci," pinta Niura lalu menatap ketiga temannya. "Kalian ingin membeli apa?" tanyanya.

"Samakan saja sepertimu, lagi pula seleramu sangat tinggi, dan kami pasti akan suka," jawab Liwei mewakilkan yang lainnya.

"Baiklah," jawab paman pemilik kedai itu. Sembari menunggu, mereka semua duduk di tempat yang telah disediakan.

Mereka berbincang-bincang ria hingga pesanan mereka tiba, dan langsung menyantapnya. Niura menyesap teh shunny dengan keanggunan, merasakan setiap kenikmatan khas teh itu.

"Hmm ... enak sekali, aku ingin membeli lagi," puji Yi Jian setelah menyuapkan sesumpit ramen ke mulutnya.

"Tehnya juga tak kalah enak, aroma lemonnya sangat khas," saut Yihua tak mau kalah.

"Betul," jawab Niur yang satu pemikiran. Saat ia ingin memanggil pemilik kedai untuk memesan satu ramen lagi, tiba-tiba mata kirinya mengisyaratkan sesuatu. Seperti biasa, langsung tertuju ke sumbernya, ia terkejut sekaligus senang melihat seseorang dari kejauhan yang menatapnya dan ketiga teman-temannya dengan sangat tajam.

'Xinxin, kau sudah sadar rupanya' batinnya sembari terkekeh.

Xinxin yang sadar jika Niura tengah menertawainya dalam diam segera memelototkan matanya, ia menggertak. "Sial!" marahnya.

Bagaimana tak kesal? Bahkan menurutnya ini sangat memalukan, mengingat kejadian tadi yang membuatnya terlihat sangat bodoh.

Saat ia bangun dari tidurnya, mulutnya terus bergumam memanggil Xiuhuan, Kangjian, bahkan Roiden. Namun tidak ada yang menyahuti, ia meraba-raba sekitarnya, tidak ada tanda-tand kehidupan di sini. Saat ia membuka matanya, ia sangat terkejut dan ketakutan melihat banyak lidah menjijikan yang menggantung tepat di atasnya, tangannya mengepal keras.

"Kurang ajar!" Ia semakin kesal saat menyadari bahwa semua penghuni tenda itu telah berpindah, tidak ada barang-barang apapun di sekitarnya. Ia menebas benang yang menggantung lidah itu dengan susah payah karena ia muak melihat hal yang menjijikan itu. Cukup! Ia tidak kuat lagi membayangkan itu lagi.

"Kurang ajar kalian, lihat saja apa yang akan aku lakukan," gerutunya masih memperhatikan keempat gadis yang sedang bercanda ria di kedai ramen itu. Matanya menatap ke arah lain, lalu tersenyum.

"Roiden."

"Iya, Sayangku?" Roiden datang tepat saat Xinxin memanggilnya. Terlihat jelas gadis itu berbisik sesuatu kepada Roiden.

Roiden mengikuti arah pandang kekasihnya, hingga tertuju kepada empat gadis di kedai itu, namun lebih tepatnya ke arah ketuanya. 'Oh, kekasihku sedang merajuk kepada istriku' batinnya.

"Ketua, apakah kita akan mengumpulkan hasil jelajah kita sekarang? Apakah kita akan mendapatkan hadiah sebagai pemilik kristal beast terbanyak?" tanya Yihua berangsur-angsur dengan penuh keyakinan.

Liwei mencubit lengan Yihua pelan, lalu mengisyaratkan agar tetap tenang. "Diam!"

Yi Jian terkekeh, ia menatap Niura sembari mengambil sekantung kristal beast dan yang lainnya. "Mari, kita buktikan," ajaknya. Mereka semua langsung beranjak menuju tempat pengumpulan kristal beast, zamrud, dan berlian.

-TBC-

Gmna guys!!!!!
Double up lho ini -_- bodoamat kalian harus suka.

Czytaj Dalej

To Też Polubisz

221K 24.4K 85
Ini Hanya karya imajinasi author sendiri, ini adalah cerita tentang bagaimana kerandoman keluarga TNF saat sedang gabut atau saat sedang serius, and...
3.9M 516K 60
🌸1. Reincarnation Series DITERBITKAN! Penerbit Aurora (Galaxy Media) #1 in Fantasi (02-11-2020) #1 in Kingdom (13-08-2020) Yoon Sera bereinkarnasi m...
767 314 100
Ana yang berupa roh meninggalkan dimensi empat kerajaan dan pergi menuju dimensi lain melalui simbol waktu yang di buat oleh baz. Ana menuju dimensi...
1.4M 146K 61
[Bukan Novel Terjemahan] #1-fantasi:22/05/2020 #1-clasic:17/05/2020 #1-politik:22/02/2020 #1-newlife:22/02/2020 #1-dinasti:22/06/2020 #1-time:28/0720...