Li Xian Empress

By saskavirby

1.2M 142K 4.3K

Rank #1 Permaisuri 28 Juni 2020 Rank #3 reinkarnasi Agustus 2020 Dia di bunuh secara keji oleh saudara tiriny... More

PROLOG
1. Kehidupan kedua
2. Proses yang mengangumkan
3. Waktunya tiba
4. Memanah
5. Kuda yang mengamuk
6. Kunjungan pertama kali dari Putra Mahkota
7. Keberangkatan
8. Kedatangan Putra Mahkota
9. Pemberontak
10. Perjalanan menuju Istana
11. Keterkejutan penghuni istana
12. Kesialan
13. Kissing
14. Teh Melati
15. Yihua
16. Pria misterius
17. Fakta di balik kebencian
18. Tamu tak di undang
19. Merenung
20. Dia aneh
21. Ungkapan hati
22. Pembicaraan dengan Shizhu
23. Perang
24. Perang 2
25. Tahanan
26. PURA - PURA
27. Kamu adalah aku
28. Awal Pembalasan
29. Taman bungaku
30. Hukuman
31. Kesialan berbuntut keberuntungan
33. Selir Xu Yenn i
34. Tangkap
35. Shi Zhu hamil?
36. Sergapan paksa
37. Tagihan Hadiah
38. Celaka Mencelakai
39. Celaka Mencelakai 2
40. Selidik
41. Eksekusi
42. Tidak bisa menolak perintahmu
43. Dia Ayahku?
44. Kenapa harus ada Selir di dunia ini???
45. Kedai Yin Ann
46. Penginapan
47. Putra dan Putri Mahkota
48. Rencana lainnya
49. Itu bagian dari rencana
50. Time too.. pembalasan
51. Tentang perjodohan
52. Pesta
OPEN PO

32. Ku harap kau bersabar lebih sedikit

13.9K 2.1K 119
By saskavirby

°√°

"Xian'er, bangunlah," bisik Liu Xing Sheng pelan.

Beberapa saat yang lalu, beberapa tabib datang mengobati luka pada perut Li Xian yang kembali terbuka. Liu Xing Sheng benar-benar merasa bersalah karena sudah meragukan dan tidak mempercayai Li Xian.

Dia amat sangat takut jika harus kehilangan Li Xian, mungkin dia memang berada di level tertinggi mencintai Li Xian, dan itu semakin membuatnya takut untuk kehilangan.

Sebelah tangannya mengusap pipi Li Xian lembut. "Maafkan aku, maaf telah meragukanmu."

Tak ada respon apapun, membuat Liu Xing Sheng menghembuskan nafas berat, mengelus jemari Li Xian. "Aku akan mengabulkan semua keinginanmu," ucapnya pelan.

Bulu mata lentik itu bergerak, hingga manik mata hitam teduh itu terbuka.

"Xian'er, kau sadar," ucap Liu Xing Sheng menghembuskan nafas lega.

"Yang Mulia."

"Kau butuh sesuatu?"

Li Xian menggeleng. "Apa kau akan mengabulkan keinginanku?" tanyanya kelewat polos.

Liu Xing Sheng terdiam.

"Aku mendengar kau mengucapkan beberapa kali, apa kau akan mengabulkan jika aku mengatakan bahwa aku hanya ingin kau mempunyai satu istri, yaitu aku. Apa kau akan mengabulkan jika aku ingin kau menceraikan semua Selir-mu?" tanya Li Xian menatap penuh wajah Liu Xing Sheng yang nampak gusar.

Liu Xing Sheng tertegun, meskipun Li Xian pernah mengatakan hal serupa, namun kali ini dia benar-benar merasa bingung dengan keputusan dan keinginan Li Xian. Tapi semua bukan salah Li Xian, dia hanya mengatakan apa yang dia inginkan, dan Liu Xing Sheng sudah mengatakan bahwa akan mengabulkan semua yang Li Xian inginkan. Tapi, apa dia sanggup untuk melepas para Selir? Dia menarik nafas dalam. "Maafkan aku, Xian'er."

Li Xian tersenyum kecut, dia segera bangkit.

"Berbaringlah, kau belum pulih, Xian'er," cegah Liu Xing Sheng khawatir.

"Tidak perlu khawatir terhadapku, Yang Mulia, aku sudah baik-baik saja. Aku hanya ingin keluar dari tempat ini," jawab Li Xian melepaskan selimut yang membungkus tubuhnya.

Liu Xing Sheng menahan lengan Li Xian. "Aku tidak mengizinkanmu keluar dari tempat ini."

Li Xian menoleh, dia tersenyum masam. "Kau tidak punya hak untuk melarangku."

"Li Xian, kau sangat kekanak-kanakan."

Li Xian menghempas tangan Liu Xing Sheng dan berbalik menghadapnya. "Ya, aku memang kekanak-kanakan. Dan kau, kau bahkan tidak mampu menepati janji yang telah kau ucapkan sendiri. Jadi, untuk apa aku terus berada di sini?"

"Li Xian," hardik Liu Xing Sheng meninggikan suaranya.

Li Xian berjengit, menatap tak percaya pada Liu Xing Sheng, dadanya bergemuruh merasakan sesak, dia benar-benar terluka dengan bentakan Liu Xing Sheng. "Baik, kau tidak perlu menyetujui apa yang aku inginkan, karena aku jelas tahu bahwa kau tidak akan melakukannya. Kau seorang Putra Mahkota, sudah sepantasnya mempunyai Istri lebih dari satu, dan sayangnya aku tidak ingin berbagi suami dengan siapapun," pungkasnya bersungut. Jeda. "Biarkan aku yang pergi, di sini bukan tempatku, sejak awal memang sudah menjadi kesalahan besar aku terdampar di tempat ini," imbuhnya.

Kedua bola mata Liu Xing Sheng membulat, sebelah tangannya terkepal. "Apa yang kau katakan, Li Xian," hardiknya murka saat mendengar bahwa Li Xian agar pergi meninggalkannya.

Li Xian merasakan kelopak matanya yang panas, dia menatap lekat wajah Liu Xing Sheng. "Ceraikan aku," ucapnya pelan, buliran bening mengalir dari netra indahnya.

Liu Xing Sheng tertegun, dunianya seakan terhenti mendengar Li Xian mengucapkan kalimat keramat itu. Lelehan bening di kedua pipi Li Xian menyadarkannya bahwa wanita itu nampak terluka, begitu pula dengan dirinya. Dia mengambil nafas berat. "Apa hanya karena aku tidak menceraikan mereka, kau ingin pergi dariku?" tanyanya tak percaya.

"Ya, duniaku bukan di sini. Aku tidak ingin menjalani hidup seperti ini, ini melukai harga diriku sebagai wanita."

Liu Xingsheng mengerutkan kening dalam.

Li Xian mengusap air matanya, mendesah dalam. "Abaikan. Kau tidak akan paham dengan yang aku katakan," ucapnya menyadari kebingungan dari wajah lawan bicaranya, dia mendongak agar lelehan bening tidak lagi mengalir dari netranya. "Bayangkan saja kalau seandainya aku mempunyai dua suami, bagaimana menurutmu?" tanyanya kemudian.

Liu Xing Sheng tercekat. "Itu tidak mungkin terjadi, Xian'er," bantahnya.

"Bayangkan saja, bagaimana pendapatmu? Apa yang akan kau lakukan?"

"Tidak. Aku tidak akan membiarkanmu menikahi pria lain selain aku. Hanya aku satu-satunya pria yang pantas menjadi suamimu dan mencintaimu," tolak Liu Xing Sheng tegas.

"Lalu bagaimana kabarnya denganku, Yang Mulia? Aku juga tidak ingin berbagi," balasnya mulai lelah.

Liu Xing Sheng tertohok, ucapan Li Xian benar-benar membuatnya terdiam membisu. Sedangkan Li Xian menghembuskan nafas panjang, kemudian berbalik untuk meninggalkan ruangan. Entah kenapa setiap kali dia mengalami hal buruk, Liu Xing Sheng selalu membawanya ke kediamannya.

Liu Xing Sheng tersadar saat melihat Li Xian yang berjalan menjauh, dia segera mengejar dan memeluknya dari belakang, membuat Li Xian tersentak. "Jangan tinggalkan aku, Xian'er. Kau harus mendengarkan penjelasanku."

Li Xian terdiam.

"Ada banyak hal yang belum kau ketahui, aku akan menjelaskan padamu."

Kepala Li Xian mengangguk ragu.

Liu Xing Sheng menuntun Li Xian agar kembali duduk di dipan, menarik kedua tangan Li Xian dan mengelusnya pelan.

"Semua pernikahan telah diatur oleh Kaisar, ada banyak alasan dibalik itu semua, selain mendapatkan keturunan tentu saja," ujar Liu Xing Sheng membuka ceritanya. "Kau sudah tahu alasan aku menikah denganmu dan juga Shizhu, bukan? Berbeda dengan Selir Fu Nu Wa dan Selir Xu Yen i. Dulu orangtua Nu Wa adalah seorang Jenderal, saat itu terjadi perang besar, sebelum perang dilaksanakan Jenderal Fu meminta agar Kaisar menjaga Putrinya, dan ternyata Jenderal Fu wafat dalam perang tersebut. Nu Wa hendak dinikahi paksa oleh kelompok musuh. Dan untuk menyelamatkannya, Kaisar memberi titah agar aku mengangkatnya sebagai Selir, dengan begitu Kaisar bisa menepati janjinya untuk menjaga anak Jenderal Fu," terangnya.
Liu Xing Sheng memperhatikan wanita di hadapannya yang nampak menegang. "Berbeda dengan Selir Yen i, Kaisar mencurigai Ayah dari Yen i yang menjabat sebagai perdana menteri melakukan korupsi dan pembunuhan. Tidak ada jejak atas tindakannya, satu-satunya jalan adalah dengan menikahi salah satu keluarganya, dan Kaisar kembali memberi titah agar aku mengangkatnya sebagai Selir. Aku berhasil mendapatkan bukti dari Yen i atas kejahatan Ayahnya, perdana menteri Xu di jatuhi hukuman mati, sebelum eksekusi perdana menteri Xu meminta ampunan untuk keluarganya, dan Kaisar mengabulkan.
Namun hal buruk terjadi dengan keluarganya, malam hari setelah mengeksekusi Perdana menteri Xu, kediaman mereka dibakar oleh seseorang yang tidak dikenal, menyebabkan keluarganya meninggal, dan menyisakan Yen i seorang."

"Dan kau tidak tega menceraikannya?" tebak Li Xian menyela.

Liu Xing Sheng mengangguk lemah. "Karena tidak ada bukti keterlibatannya terhadap kejahatan orangtuanya."

Li Xian mendengus saja.

"Kau adalah Istri sah-ku, Xian'er. Hanya dari rahimmu anak-anakku kelak yang akan meneruskan tahta Kaisar. Dan hanya kau yang aku cintai," ungkap Liu Xing Sheng jujur.

"Apa kau akan tetap mempertahankan mereka jika mereka terlibat sebuah persekongkolan sebuah kejahatan?"

Sebelah alis Liu Xing Sheng terangkat. "Apa maksudmu, Xian'er?"

Li Xian menggeleng pelan.

Liu Xing Sheng mengelus sebelah pipi Li Xian. "Aku tidak bisa menceraikan mereka begitu saja, pasti Kaisar tidak akan menyetujuinya. Tapi, jika mereka melakukan kejahatan atau hal yang merugikan istana, Kaisar bisa memberikan titah agar aku menceraikan mereka."

Li Xian menatap Liu Xing Sheng. 'Apa aku bisa mendapatkan bukti kejahatan mereka yang berencana membunuhku?'

"Tidak perlu kau pikirkan, yang harus kau tahu adalah, aku hanya mencintaimu, dan hanya kau Putri Mahkotaku," ucap Liu Xing Sheng meredakan kecemasan yang terpancar dari wajah Li Xian.

"Apa kau akan terus melakukan pernikahan jika hal itu untuk kebaikan Istana? Apa jika suatu saat nanti ada hal mendesak yang mengharuskanmu menikah, kau akan menikah lagi? Menambah daftar Selir lagi?" tanya Li Xian bersungut, dengan gemuruh di dadanya yang siap meledak. "Apa kau mampu menolak titah Kaisar?" imbuhnya menatap lekat wajah Liu Xing Sheng yang nampak tenang.

Liu Xing Sheng tersenyum. "Mungkin kalau aku sudah mendapatkan keturunan darimu, Kaisar tidak akan memberikan titah itu."

Kedua mata Li Xian menyipit. "Apa kau yakin?" selidiknya tajam.

Liu Xing Sheng tersenyum lebar. "Apa kau sudah siap mempunyai keturunan dariku?" godanya.

Li Xian mendelik. "Jangan mengalihkan pembicaraan, Yang Mulia," peringatnya membuat Liu Xingsheng terkekeh.

"Yang Mulia."

"Hm?"

"Kenapa Kaisar selalu memintamu untuk menikahi mereka? Kenapa tidak Kaisar sendiri yang menikahinya? Menjadikannya Selir Kaisar, aku rasa mereka tidak akan menolak, apalagi mereka masih muda dan cantik," ucap Li Xian pelan, khawatir jika pembicaraannya mengenai Kaisar bisa didengar orang lain.

"Kau harus tahu, Ibuku adalah satu-satunya Istri Kaisar. Dan Kaisar tidak pernah menikahi seorang Selir," jawab Liu Xing Sheng memainkan rambut panjang Li Xian.

Li Xian terperangah. "Lalu, kenapa kau mau menikahi banyak Selir? Apa kau tidak ingin meneruskan sikap Kaisar yang tidak pernah me-madu Istrinya?" hardiknya kesal.

Liu Xing Sheng mengerutkan dahinya.

Li Xian berdecak. "Kaisar saja tidak menduakan Ibu Suri, hanya mencintai Ibu Suri, dan menjadikannya satu-satunya Permaisuri. Bagaimana bisa kau bertolak belakang dengan Kaisar? Apa dia bukan Ayahmu?"

Liu Xing Sheng mengetuk kening Li Xian. "Jangan sembarangan bicara. Dia adalah Ayah kandungku, aku tidak akan jadi Putra Mahkota kalau Kaisar bukan Ayah kandungku," balasnya kembali mengetuk kening Li Xian dua kali, membuat Li Xian meringis kecil. "Aku mau melakukannya juga karena titah Kaisar, tidak bisa menolaknya. Lagipula saat itu aku belum bertemu denganmu," imbuhnya.

Li Xian memiringkan kepalanya. "Belum bertemu denganku?"

Liu Xing Sheng tersenyum, mencubit pipi Li Xian gemas. "Belum jatuh cinta denganmu, Xian'er."

Li Xian mencibir saja.

"Kalau aku lebih dulu bertemu denganmu dan jatuh cinta padamu, pasti aku tidak akan menikahi mereka, dan mungkin saat ini Kaisar sudah mempunyai cucu," godanya.

Li Xian mencebik. "Jangan harap! Sebelum kau menceraikan mereka, aku tidak mau mengandung anakmu," bantahnya.

Liu Xing Sheng menghembuskan nafas panjang. "Aku hanya takut jika para petinggi istana akan semakin menyodorkan anaknya sebagai Selir karena aku tak kunjung menghamilimu."

Li Xian terkesiap. "Benarkah seperti itu?"

Liu Xing Sheng mengangguk saja.

Li Xian berkedip bingung, kalau memang itu akan terjadi, secepatnya dia harus menemukan bukti bahwa ketiga Selir berencana membunuhnya, dengan begitu Liu Xing Sheng bisa menceraikan mereka semua. Dan saat itu, dia baru bisa mengandung anak Liu Xing Sheng.

Tapi bagaimana menemukan bukti? Satu-satunya adalah menemukan pria yang pernah di temui Shi Zhu di belakang istana, tapi dimana dia bisa menemukan pria itu?

"Xian'er, apa kau berubah pikiran ingin segera mengandung keturunanku?" goda Liu Xing Sheng melihat keterdiaman Li Xian.

Li Xian menoleh. "Jangan, ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu."

Liu Xing Sheng terkesiap. "Kau bersedia mengandung anakku?" tanyanya memastikan.

"Bukankah hanya anakku yang akan menjadi penerus kerajaan selanjutnya?"

Liu Xing Sheng tersenyum dan mengangguk.

"Kuharap kau bersabar lebih sedikit."

"Tentu, pasti aku akan menunggumu, Xian'er," balas Liu Xing Sheng mengusap kepala Li Xian.

"Terimakasih, Yang Mulia."

.

.

.

..

Mau bikin target, dua part terakhir banyak yang sider.
Baca doang, enggak kasih bintang.
Pembaca mencapai 2 ribu, bintang cuma 400 huhuhu, sedih akutuh.
Padahal sebelumnya like bisa mencapai seribu.

Part selanjutnya akan di update kalau like (bintang) mencapai 1K.

Biasakan komentar tentang isi cerita ya, kurang dan lebihnya tulis aja semua.
Jangan spam 'Next' doang.
Aku lebih seneng kalo kalian komentarnya tentang isi cerita.

Untuk para sider (silent rider) di persilahkan untuk muncul, hargai penulis yang mikir dan ngetik ya.
Terimakasih

21 Mei 2021
Saskavirby

Continue Reading

You'll Also Like

2M 102K 39
Menjadi istri dari protagonis pria kedua? Bahkan memiliki anak dengannya? ________ Risa namanya, seorang gadis yang suka mengkhayal memasuki dunia N...
90.5K 10.8K 14
(𝐒𝐞𝐫𝐢𝐞𝐬 𝐓𝐫𝐚𝐧𝐬𝐦𝐢𝐠𝐫𝐚𝐬𝐢 3) 𝘊𝘰𝘷𝘦𝘳 𝘣𝘺 𝘸𝘪𝘥𝘺𝘢𝘸𝘢𝘵𝘪0506 ғᴏʟʟᴏᴡ ᴅᴀʜᴜʟᴜ ᴀᴋᴜɴ ᴘᴏᴛᴀ ɪɴɪ ᴜɴᴛᴜᴋ ᴍᴇɴᴅᴜᴋᴜɴɢ ᴊᴀʟᴀɴɴʏᴀ ᴄᴇʀɪᴛᴀ♥︎ ____...
552K 47.1K 55
|FOLLOW DULU SEBELUM BACA, TITIK!!| Transmigrasi jadi tokoh utama? Sering! Transmigrasi jadi tokoh jahat? Biasa! Transmigrasi jadi tokoh figuran? Bas...
265K 16.3K 24
KAILA SAFIRA gadis cerdas berusia 21 tahun yang tewas usai tertabrak mobil saat akan membeli martabak selepas menghadiri rapat perusahaan milik mendi...