My Aunt My Hero [END].

By icegrll_

305K 28.8K 3.5K

[FOLLOW SEBELUM MEMBACA.] (PART MASIH LENGKAP, RINGAN KONFLIK.) SAYA MENANTANG KALIAN BACA CERITA INI. Agatha... More

Prolog.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
End.
Ekstra Part.

8.

9.8K 1K 241
By icegrll_

"Aw! Pelan-pelan ngapah, Dok! Sakit tau!"

"Iya tahan dikit, ya. Kalo nggak dibersihin nanti malah infeksi," ujar lembut dokter tersebut.

"Lagian, tuh orang bawa motor buta kali, ya. Masa nggak liat ada cewek secantik gue lagi jalan, main di serempet aja!"

"Aaa! Aduh-aduh My God. Dok, coba sini luka dokter yang saya pencet-pencet, mau? Dikira nggak sakit apa?!" celetuk Araxi sambil sesekali meringis sakit.

Dokter itu hanya menggeleng kepalanya melihat Araxi. Sesabar mungkin menghadapi Araxi.


"Udah selesai, kok. Lain kali hati-hati, ya kalo jalan. Biar nggak keserempet lagi," ucap dokter tersebut.

"Dokter harusan bilangin tuh, si pengguna motor yang nyerempet saya!"

"Ya, saya kan nggak tau siapa pengguna motor itu, orangnya juga nggak ada di sini. Gimana saya bisa bilanginnya?"

Araxi mengerutkan keningnya, mendelik tajam ke arah dokter itu. "Dokter naksir sama saya, ya?"

Mata dokter itu membulat, mendengar perkataan frontal Araxi. "Baru kali ini ada pasien sepede kamu!"

"Akuin aja kalo dokter naksir saya, kan saya emang cantik. Nggak usah gengsi, Dok. Gengsi harganya mahal, makanya banyak orang nggak berhasil karena gengsi!"

"Hem... Kata-kata kamu bagus, buat insta story saya."

"Dilarang memplagiatkan kata-kata saya!" celetuk Araxi.

Araxi melihat name tag yang dipakai dokter tersebut. "Dokter Raka, anterin saya sampe depan dong. Kaki saya sakit banget, suer deh."

Raka mengembuskan napasnya pelan. Baru kali ini dia menghadapi pasien 'seunik' Araxi.

"Saya bantu kamu duduk di kursi roda, nanti biar suster yang anter kamu sampe depan."

Araxi mengangguk. Raka mengambil kursi roda yang memang ada di ruangan tersebut. Membantu Araxi untuk turun dari ranjang dan menduduki kursi roda.

Mata mereka bertemu, waktu seakan berhenti untuk beberapa detik, Raka mengunci pergerakan mata Araxi.

"Ehem! Udah tatap-tatapannya?" Refleks Raka melepaskan Araxi membuat Araxi terhuyung ke bawah.

Raka yang menyadari itu langsung membantu Araxi lagi dan kali ini Raka lamgsung menaruh Araxi di kursi roda.

"Maaf, sa-saya nggak sengaja tadi," ujar Raka pada Araxi sambil membungkukan sedikit badannya.

Araxi tersenyum melihat itu, tadinya dia ingin memarahi Raka lagi, tetapi melihat tulus permintaan maaf dari Raka membuat Araxi tersenyum dan mengangguk.

"Pantes begitu, Ar?" celetuk Dicky kemudian pergi meninggalkan Raka dan Araxi.

"Ky! Eh, aduh kan cowok gue salah paham. Dicky! Tunggu!" Araxi menjalankan kursi rodanya berusaha untuk mengejar Dicky.

"Dicky! Lo nggak berhenti, gue tendang lo dari belakang!" Teriakan Araxi membuat Dicky menghentikan langkahnya.

Araxi tersenyum melihat itu, dengan cepat dia menghampiri Dicky. "Jangan marah dulu, tadi dokter Raka cuman bantuin aku. Kaki aku sakit banget belum bisa jalan, jadi harus pake kursi roda."

Dicky mengusap wajahnya kasar kemudian berjongkok di depan Araxi. "Maaf, ya udah marah sama kamu. Aku cuman panik pas kamu bilang, kamu diserempet motor juga. Dari apartement aku langsung ke sini"

Araxi mengangkat satu alisnya.

Apartement?

"Bukannya kamu di rumah, nemenin Mama yang abis diserempet motor?" tanya Araxi membuat Dicky langsung membuang mukanya ke samping.

"Kamu pulang sama Valent bisa? Aku ada urusan," ucap Dicky, mengabaikan pertanyaan Araxi.

"Urusan apa yang bikin kamu nggak bisa anterin aku pulang?" Araxi menatap mata Dicky.

"Ar! Aku bilang, aku ada urusan! Kamu pulang sama Valent bisa, kan?! Jangan manja, Ar! Jangan apa-apa maunya sama aku, kamu kira aku nggak punya kesibukan sendiri? Masih bagus aku mau ke sini!"

Araxi menghapus air matanya yang jatuh, dia memang terlihat emosional, tetapi jika sudah dibentak oleh orang yang dia sayang hatinya akan sakit dan air matanya akan keluar.

Dengan senyuman kecil Araxi mengangguk kecewa. "Iya, maaf. Kalo selama ini aku manja sama kamu, maaf udah repotin kamu. Makasih, kamu udah sempetin waktu buat ke sini. Aku pulang sama Valent, kamu urus dulu aja urusan kamu. Permisi." Araxi menjalankan kursi rodanya meninggalkan Dicky yang nampak terpaku di tempat.

Sakit. Itu yang Araxi rasakan, 4 tahun hubungannya berjalan. Pertama kalinya Dicky membentak Araxi, tanpa alasan yang jelas.

Dicky berubah, itu yang Araxi rasakan. Sebenarnya sudah lama Araxi merasa Dicky berubah, tetapi dia tepis perasaannya itu. Sekarang, Dicky membentaknya membuat Araxi semakin yakin akan perubahan Dicky.

"Gue injek-injek adick kecil lo, Dicky baru tau rasa! Nanti, tunggu aja," gerutu Araxi kesal pada Dicky.

Setelah beberapa menit menunggu. Araxi melihat mobil Heazel berhenti di depannya.

"Gue tadi nelponnya Valent, kenapa yang dateng Pak Heazel?" tanyanya keheranan.

Valent keluar dari mobil Heazel dan langsung menghampiri Araxi.

"Lo nggak apa-apa? Ko bisa diserempet? Lo jalannya nggak liat-liat, ya? Kaki lo udah diobatin? Siapa yang nyerempet lo? Udah lapor polisi?" tanya Valent bertubu-tubi sambil menatap khawatir Araxi.

"Valent, i'm fine!" teriak Araxi, Valent langsung mengembuskan napasnya lega.

"Yaudah, pulang yok. Ngomong-ngomong Dicky mana? Tadi kata lo bukannya dia ke sini?" tanya Valent.

"Tadi, sekarang nggak tau ke mana. Udah, ah ayok! Bodo amat sama dia, i don't care!"

Valent mengangkat bahunya, melihat wajah kusut Araxi seperti pakaian yang belum disetrika.

Araxi jika sedang marah dia akan berhenti peduli pada orang yang sedang dimarahinya, tetapi jika marahnya sudah hilang kepedulian Araxi akan kembali lagi. Valent sudah sangat mengenal sahabatnya itu.

Valent membantu Araxi untuk menaiki mobil Heazel, setelah itu mobil Heazel melaju dengan kecepatan sedang.

_MAMH_

setelah mengantar Araxi sampai di rumahnya. Valent dan Heazel langsung kembali melanjutkan perjalanannya menuju rumah Valent.

Agatha sudah tertidur. Valent tidak tega jika harus membangunkannya, Heazel dengan sigap langsung menggendong Agatha dan menaruh Agatha di kasur kamarnya.

"Terima kasih, Pak. Udah ajak saya sama Agatha makan malam," ucap Valent.

"Sama-sama, kalo gitu saya permisi dulu. Kamu langsung istirahat, ya besok masuk kerja." Tangan Valent mengacak pelan rambut Valent. Membuat Valent terdiam atas perilaku Heazel padanya.

Heazel lagi-lagi salah tingkah, dengan cepat dia keluar dari rumah Valent menuju mobilnya.

"Astagah, jantung gue senam malam-malam." Valent menutup pintunya saat mobil Heazel sudah tidak terlihat.

Tok! Tok!

"Siapa, ya? Pak Heazel? Kenapa dia balik lagi?" Valent kembali membuka pintu, dan sungguh sangat tidak percaya dengan apa yang dilihatnya dan siapa yang datang ke rumahnya.

Vanya.

"Long time no see, Valent?"

Continue Reading

You'll Also Like

1K 130 24
Kyuhyun sejak lama dekat dengan Yoona seorang gadis sederhana yang kerja dirumahnya sebagai Pembantu. Suatu ketika Kyuhyun harus menikahi Yoona dikar...
252K 21.4K 68
JANGAN LUPA FOLLOW YA 😊😍 Mari kita dukung para penulis yang sudah berusaha keras mempublikasikan dan menyelesaikan setiap tulisannya dengan memberi...
771K 28.5K 33
[KAWASAN BUCIN TINGKAT TINGGI 🚫] "Lo cuma milik gue." Reagan Kanziro Adler seorang ketua dari komplotan geng besar yang menjunjung tinggi kekuasaan...
1M 115K 52
[PRIVATE ACAK! SILAHKAN FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "NENEN HIKS.." "Wtf?!!" Tentang kehidupan Nevaniel yang biasa di panggil nevan. Seorang laki-laki yan...