My Dearest Cousin (Jitzu)

By prjh97

76.9K 10.4K 2.5K

Tzuyu terpaksa harus menghabiskan liburan semester di kampung halaman papanya. Tanpa sinyal tanpa kemewahan... More

Gratisan maunya?
Eh sayang
Ember sialan
Saran dari Mina
Menulis puisi
Ada yang terdengar lagi?
Belanja ke Pasar
Nggak asik nih
Selamat Tinggal
(Trailer atau Ilustrasi)
Baik-baik saja
Dia aneh
Vlog
Chattingan
Cuaca yang cerah
Packing
Kok canggung ya
Ya udah iya
Pada akhirnya
Puisi Tzuyu
Bonus?
SEASON II
SNM? SBM?
Taman Pintar
Masih SMA
Good day tapi bukan kopi
Dinner uwu
Kepompong
I can't stop me
Pertemuan
Missunderstanding
Sekarang bukan cuma itu
Batal UN
Kesepakatan
Aku datang
Kepergok
Jelly Jelly
Oh no!
Kita nggak usah kuliah aja, Jihyo
Double virtual date?
Pulang
Disappointed
Balik lagi
Yang bukan aku
If
So
Us

Geli banget!

1.5K 213 51
By prjh97

****

"Siapa? Pacar?" Jeongyeon yang baru keluar dari kamar mandi bertanya. Jihyo hanya mengangguk dan mengunci layar ponselnya.

"Kamu punya pacar?"

"Emang kenapa? Segitu jeleknya aku sampe tante nggak percaya aku punya pacar?"

"Hadeh. Iya percaya-percaya"

Jeongyeon tak mau ambil pusing dan segera mendekati meja rias untuk memakai skin carenya. Sementara Jihyo berjalan ke sofa lalu menghidupkan TV untuk menghilangkan rasa kesalnya. Ia memindah-mindahkan saluran TV dengan paksa, seolah ingin menghancurkan remot ditangannya menjadi berkeping-keping.

"Lemparin aja remotnya ke layar biar hancur sekalian!" Sindir Jeongyeon. Jihyo balas meliriknya tajam, tidak mau membalas Jeongyeon dengan kata-kata yang mengundang perdebatan. Jihyo sedang tidak ingin berdebat.

"Kenapa sih?" Tanya Jeongyeon heran.

"Nggak tau, kesel aja!" Ucap Jihyo seraya menenggelamkan wajahnya ke bantal sofa. Jihyo susah marah. Kalau emosi ia hanya menahannya hingga air matanya keluar dan berujung menangis.

"Heh kenapa sih?" Jeongyeon duduk di sebelah orang yang sudah ia anggap keponakan sendiri itu dan yang terdengar adalah suara sesenggukan.

Merasa ada Jeongyeon di dekatnya, Jihyo melepas bantal tersebut dan berganti memeluk perut Jeongyeon, menenggelamkan wajahnya di sana.

"Hmmm ini nih... makanya kalo masih kecil jangan pacaran. Ribet kan!" Kata orang yang Jihyo peluk tersebut seraya mengelus-elus kepala Jihyo penuh kasih sayang. Jihyo tak peduli, ia tetap menangis, mengeluarkan seluruh emosinya.

Beberapa saat kemudian ia baru mulai tenang.

"Apa aku putus aja tante?" Tanya Jihyo dengan suara teredam. Jeongyeon mengernyit heran. Kok mudah sekali goyah pikiran Jihyo hanya karena kata-katanya barusan.

"Ya masalahnya apa dulu heiii"

"Masalahnya dia bocah banget, kesel!"

"Kamu pacaran sama brondong kah?"

"Hmmm bisa jadi, tau ah kesel!" Jihyo semakin mengeratkan pelukan itu. Jeongyeon hanya terkekeh. Ia heran kenapa anak yang dulu suka ia pangku ini sekarang sudah sebesar ini dan bahkan sudah mulai menjalin hubungan. Ponakannya ini tumbuh dengan baik dan menjadi perempuan yang cantik. Ia melewati banyak hal selama ini.

"Jangan asal ngambil keputusan Jihyo, nggak baik!" Ucap Jeongyeon pelan. Jihyo mengangguk patuh.

Drtt.. drt...

Tzu is calling....

"Nah tuh pacarnya nelfon!"

Jihyo langsung mengangkat kepalanya dan menghapus air matanya sendiri. Ia pamit untuk pergi ke balkon sebentar, sebelum akhirnya mengangkat telfon dari Tzuyu itu.

"Halo?" Ucap Tzuyu pelan dari seberang sana. Jihyo diam sejenak. Ia takut suaranya terdengar seperti orang habis menangis jika menjawab sekarang.

"Jihyo?" Panggil Tzuyu sekali lagi. Jihyo akhirnya menguatkan diri untuk bersuara.

"Iyaaa" dan hal itu membuat Tzuyu lega.

"Belum tidur?"

"Hm... sebentar lagi"

"Aku habis ngumpul sama temen-temen" Tzuyu bercerita

"Iya tau" jawab Jihyo. Hal itu membuat Tzuyu menyesal malah bercerita lebih dahulu sebelum minta maaf. Padahal ia jelas tau Jihyo sedang marah.

"Maaf ya?"

"Kenapa minta maaf?"

"Maaf mungkin kamu kesel sama aku"

"Enggak papa Tzu"

"Kok nggak papa?"

"Iya akunya aja yang tadi memang salah, seharian nggak ngabarin"

"Enggak, aku juga salah karena nggak paham kamunya lagi capek"

Jihyo diam saja.

"Ya, please, maaf ya" ucap Tzuyu

"Iya, maafin aku juga" balas Jihyo. Tzuyu mengangguk

"Makasih udah ngabarin di saat lagi sibuk"

"Makasih juga udah khawatir"

"Iya sama-sama ya" balas Tzuyu jenaka, membuat Jihyo langsung terkekeh karena nada Tzuyu yang mendadak menggelikan

Lalu hening. Hening yang nyaman. Jihyo duduk kursi gantung di balkon dan menyamankan dirinya, sementara Tzuyu mulai merebahkan diri.

"Hmm... Video call boleh?" Tanya Tzuyu

"Jangan"

"Kenapa?"

"Nggak papa, jangan aja"

"Lho kok?"

"Ya jangan pokoknya"

"Nggak boleh ya aku liat kamu?"

"Hhhh... ya udah iya iya ayo" ucap Jihyo. Mereka segera menyalakan kameranya.

"Lho kamu habis nangis?"

"Enggak"

"Iya pasti"

"Hm..."

"Gara-gara aku?"

"Nggak"

"Iya gara-gara aku pasti"

"Kamu ngeselin sih!"

"Maaf. Kenapa nggak dimarahin aja?"

"Udah"

"Kapan?"

"Tadi di chat"

"Itu marah?"  Jihyo mengangguk. Tzuyu gemas. Pacarnya ini terlalu lembut hatinya.

"Lain kali omelin aja akunya nggak papa. Kamu jangan nangis gitu"

"Iyaaaa"

"Bener ya"

"Iyaaa Tzu"

"Good girl"

Jihyo terkekeh. Lalu hening lagi.

"Jadi siapa tante Jeongyeon?" Tanya Tzuyu. Jihyo melirik ke dalam kamar sebentar untuk memastikan tantenya itu tidak bisa mendengar kata-katanya.

"Temen mama"

"Oh temen mama?"

"Yang dulu dikira selingkuhannya"

"Lho perempuan?" Heran Tzuyu. Jihyo mengangguk.

"Tapi rupanya mereka nggak ada apa-apa"

"Oh jadi?"

"Jadi intinya semua ini salah paham. Besok aku mau ke rumah mama, mau ngomong baik-baik, semoga mama mau balik ke rumah. kangen banget"

"Oh gitu, iya juga sih ya pasti kangen banget.... Tapi kamu ini posisi di mana? Bukan di Jogja ya?"

"Di Surabaya"

"Kamu yang bawa mobil dari tadi?" Jihyo mengangguk. Tzuyu terkejut.

"Capek banget dong? Maaf ya aku malah bikin tambah ribet"

"Iya udah jangan bahas itu lagi"

"Okey jadi mama kamu tinggalnya di Surabaya?"

"Iya, aku juga baru tau"

"Pasti kamu semangat mau ketemu besok?"

"Iyaaa banget. Grogi juga"

"Hehehe wajar udah lama kan"

"Iya sepuluh tahunan"

"Wah lama banget itu mah....Besok jam berapa ke sana?"

"Nggak tau, nyantai aja nggak buru-buru kok"

"Okey"

"Kamu besok ngapain?"

"Hm... Belajar mungkin?" Jihyo terkekeh

"Kok ketawa?"

"Ya aneh aja nggak perlu disuruh dulu udah belajar, tumben"

"Hm...." Tzuyu bergumam "Kayaknya aku harus serius deh belajarnya. Masa pacarku pinter akunya oon"

"Aku nggak pinter dan kamu nggak oon"

"Terserah"

"Serius, aku nggak pernah ngerasa pinter"

"Orang pinter tuh emang nggak pernah ngerasa dirinya pinter"

"Gitu ya?"

"Iya rata-rata gitu"

"Amin aja deh aku mah"

Tiba-tiba terdengar suara seseorang berteriak "Jihyo di dalem aja telponnya udah malem!"

"Tuh disuruh masuk"

"Ehmm.. matiin aja ya telponnya?" Pinta Jihyo

"Oh malu ya? Ya oke deh. Selamat istirahat. Good luck buat besok"

"Okey.."

"Salam buat mama dan tante Jeongyeon"

"Okey..."

"Love yo---"

"Noooo jangan ngomong itu, aku geli!"

"Ahahaha ya ampun, Hyo, kamu aneh banget sih"

"Kamu yang aneh ngomong itu terus!"

"Ya wajar dong, aku kan sayang"

"Ya tapi geliiiii"

"Haih aneh banget!"

"Kamu lebih aneh!"

"Hahaha yaudah sini coba hidungnya tempelin di layar"

"Ngapain?"

"Coba dulu nanti ada filter lucu!" Ucap Tzuyu. Firasat Jihyo pacarnya ini hanya akan mengerjainya atau menggodanya, dan benar saja ketika ia menempelkan hidung di layar, rupanya bibir Tzuyu malah menempel ke kamera sekilas, seolah mengecupnya dari balik layar.

Jantung Jihyo berdegup kencang. Wajahnya serasa memanas hanya karena kecupan online itu. Memang aneh sekali dirinya ini.

"Geli banget sih tingkahnya" gerutu Jihyo. Tzuyu hanya terkekeh. Melihat pipi Jihyo memerah begitu sungguh menggemaskan.

"Dah sana masuk"

"Okey...."

"Bye"

"Bye"

"Goodnight"

"Goodnight juga"

Tut.....

Telpon terputus dan sekarang Jihyo bingung bagaimana cara menghilangkan rona merah di wajahnya agar ia tidak di ejek Jeongyeon habis-habisan.

"Ngapain kamu senyum-senyum?"

Terlambat. Jeongyeon sudah memergokinya duluan.

"Siapa yang senyum-senyum ih, tante ga jelas" Jihyo melangkah masuk meninggalkan Jeongyeon begitu saja.

"Dasar labil, tadi bilang mau putus, sekarang malah senyum-senyum!" Jeongyeon menutup pintu dan gorden lalu mengikuti langkah Jihyo menuju ranjang. 

"Bodo amat!" Singut Jihyo.

"Awas kalo sampe nangis ke tante lagi, nggak bakal tante terima!"

"Tante ih berisik, ayo tidur!"

"Hahaha okay"

Dan akhirnya Jihyo menutup hari yang melelahkan ini dengan senyuman merekah di pipinya.

'Goodnight Chou, I love you!' bisiknya dalam hati

___________
08-11-2020

Continue Reading

You'll Also Like

56.6K 6.4K 33
"bukan salahku untuk berharap" -tzuyu
267K 28.5K 33
Hanya cerita absurd tentang dua anak manusia yang punya sifat saling bertolak belakang. Karina yang jutek dan dingin seperti bongkahan es Dan Winter...
67.7K 6.4K 8
"karena kau itu tidak akan pernah berubah! aku membencimu! sangat!" YunJae/BL/Mpreg
23.7K 1.9K 51
Chewi adalah penggemar berat Minatozaki Sana, namun sayangnya Chewi bukan anak orang kaya yang bisa datang ke konser idolanya. Tiba-tiba siapa sangka...