ICE GIRL (HIATUS)

By nisawlt

161K 11.9K 581

Seorang gadis pindahan yang tiba-tiba datang menggemparkan seluruh warga sekolah SMA Angkasa, karena keanehan... More

0.0
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
🍀CAST🍀
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
PENGUMUMAN!!!
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51

Chapter 11

3K 230 4
By nisawlt

Seorang gadis berkacamata bulat dengan rambut kuncir kuda berjalan dengan ria di koridor sekolah, tak peduli dengan tatapan-tatapan sinis dari sekitarnya. Digenggamnya buku novel berjudul Ugly love karya Colleen Hoover.

Ia berniat memberikan salah satu buku novel favoritnya kepada Agatha. Ya siapa tahu, Agatha menyukainya. Buku itu adalah novel terjemahan yang lumayan terbatas dan harganya pun terjangkau. Verra sering melihat Agatha membaca novel terlebih jika itu novel terjemahan. Jika benar Agatha menyukai itu, ia tidak akan melewatkan kesempatan untuk bisa dekat dan menjadi teman yang baik untuk Agatha. Tapi bukankah ia selalu menjadi teman yang baik untuk Agatha? Ah itu hanya dari sudut pandangnya saja. Belum tentu Agatha menganggap hal itu. Mengingatnya saja membuatnya tertawa miris.

Walaupun begitu ia akan tetap berusaha untuk membuat Agatha mengakuinya sebagai teman, atau mungkin jika boleh Agatha mengakuinya sebagai sahabat. Ah entah mengapa rasanya ia merasa tak asing dengan wajah Agatha. Maka dari itu ia bertekad agar bisa mengenal Agatha lebih jauh lagi.

Ia pun sampai di Kelas dan duduk dikursinya. Disebelahnya ada Agatha yang seperti biasa asyik membaca dengan wajah datarnya. Ia pun tanpa ragu memberikan novel itu pada Agatha. Verra menaruh buku itu di meja Agatha.

Agatha yang sedang membaca pun terganggu dengan suara benda yang berasal dari mejanya. Ia menoleh kearah benda itu lalu menoleh kepada pemilik buku itu.

"Hehe... hai Tha! Maaf ganggu bacanya. Ini gue ada buku novel terjemahan yang recomended banget buat lo baca. Pokoknya lo pasti suka," ucap Verra tersenyum lebar.

Agatha melihat tanpa minat buku itu. Lalu lanjut membaca bukunya.

"Iihh pokoknya lo harus baca!" seru Verra menggeser buku itu lebih dekat dengan Agatha.

Buk...

Agatha menutup bukunya dengan keras. Sampai beberapa murid yang masih berada di kelas menatap ke arahnya.

Verra cukup tersentak tapi ia hanya tersenyum tipis.

Agatha menaruh bukunya di meja, lalu mengambil buku milik Verra.

"Lo nyuruh gue baca novel romansa?! Cih. Jangan harap gue baca buku lo. gue tegasin ya ke lo, kalau gue sama sekali gak tertarik dengan apa yang lo punya atau apa yang lo pakai. Satu lagi, gue bahkan gak tertarik sama sikap lo yang sok baik itu. Jadi jangan ganggu gue lagi, Ngerti!" Balas Agatha panjang lebar. Ia membanting buku milik Verra ke meja, Lalu mengambil buku miliknya dan pergi menuju Perpustakaan.

Verra tentu saja terkejut. Ia tak pernah mengira respon Agatha tidak sesuai dengan bayangannya. Secara tak sadar cairan bening keluar dari matanya. Ucapan Agatha cukup melukai perasaannya.

"Woy bulan kunci-- Verra lo kenapa?" Syifa yang baru saja datang terkejut karena melihat sahabatnya menangis pun segera memeluk Verra. "Ver, bilang ke gue siapa yang bikin lo nangis!"

"Hadeh siapa lagi kalau bukan Ag--"

"Sarah, ini pasti ulah si Raflesia nih. Gue harus kasih pelajaran tuh orang biar kapok," ucap Syifa memotong ucapan Liza, salah satu murid yang melihat apa yang terjadi dengan Verra.

"Syif dengerin gue d--"

"Udah lo gausah khawatir. Lo diem aja disini. Duduk cantik. Biar gue yang urus," potong Syifa lalu pergi.

Verra yang tidak ingin kesalahpahaman ini berlanjut pun segera menyusul Syifa. Oh tidak, ia pasti akan kena masalah jika Syifa tidak dihentikan.

Verra pun berhasil menyusul Syifa dan mencekal tangan gadis tomboy itu. Ah syukurlah Syifa belum berulah. Batin nya.

"Syif buk--"

"Nah itu tu si bangke," ucap Syifa melepaskan cekalan Verra lalu berlari ke arah Sarah dkk.

"Heh lo apain sahabat gue, ini pasti lo pada kan, yang buat Verra nangis, ngaku lo pada," Syifa mendorong kuat Sarah, sedangkan yang didorong terjatuh.

"Apaan sih lo. Tiba-tiba dateng dorong-dorong orang," ucap Gita balik mendorong Syifa.

"Cih. Lo mau ngapain? Apa gunanya sih nindas orang. Mau gue tendang lo pada ke Arab? Biar dapet hidayah," Syifa menendang perut Gita sampai gadis itu terjatuh. Jangan ragukan kemampuan bela dirinya. Syifa cukup disegani di Sekolah ini. Ia cukup sering membela siapa pun itu saat ada tindak penindasan yang dilakukan oleh Sarah dkk. Ia juga anak dari jendral TNI Dimas Karnavian yang juga disegani oleh banyak orang. Maka dari itu Sarah dkk sangat benci dengan gadis tomboy itu.

"Lo kali apa-apaan nuduh orang sembarangan," ucap Fiona.

"Lo diem aja deh, kalau masih mau tangan lo yang bengkok itu selamat!" Nyali Fiona seketika menciut setelah mendengar ancaman Syifa.

"Syif bukan merek--"

"Udahlah Ver lo cukup diam aja,"

Huh. Syifa selalu saja memotong ucapannya.

Syifa yang ingin menjambak rambut Sarah pun terhenti saat mendengar suara sang Ketos. Siapa lagi kalau bukan Arka.

"Ekhem!" Arka yang baru saja keluar kelas mendapat kabar jika ada keributan di sini.

"Arka... tolongin aku. Tadi aku di dorong tanpa sebab sama si kuda nil..." tukas Sarah bergelayut manja pada Arka.

"Udah jelas-jelas lo bikin Verra na--"

"Syifa berhenti! Bukan mereka," Verra sedikit berbisik pada Syifa.

"Terus siapa Verr kalau bukan mereka?" Balas Syifa yang ikut berbisik.

"Nanti gue jelasin. Sekarang lo jangan berulah dulu ngapa,"

"Bukannya bilang daritadi elah bulan kunci! Arka, udah lo balik aja ke kelas masalah gue udah kelar, makasih ya Bro," ucap Syifa tanpa dosa. Menarik Verra meninggalkan kerumunan.

"Eh mau kemana lo!" Sarah yang yang berniat mengejar pun tertahan karena Arka menahan tangannya.

Arka memegang bahu Sarah lalu berkata "Lo balik ke kelas oke," seperti terhipnotis Sarah pun menurut ia mengangguk dan tersenyum. Ia kembali ke kelasnya.

"Loh Sarah, itu si cupu gimana?" Tanya Gita lantang. Sarah hanya mengibaskan tangannya ke atas lalu masuk ke kelasnya dengan Fiona.

.

"Jelasin ke gue sekarang!"

"Iya iya. Lagian lo nya ngeselin. Setiap gue mau ngomong lo motong mulu. Gimana gak kesel coba," balas Verra melipat tangan nya ke dada.

"Hehe... yaa maaf," ucap Syifa.

"Tadi gue berniat ngasih novel favorit gue ke Agatha--"

"Tunggu... lo gak pernah tuh relain ngasih buku favorit lo ke orang lain apalagi ke gue, tapi kenapa... kenapa lo dengan senang hati ngasih tuh buku ke orang kayak si Agatha Agatha itu?!" potong Syifa dengan nada yang dibuat-buat.

"Ish apaan sih lo. Alay tau gak. Gausah kayak gitu juga mukanya gue enek liatnya," seru Verra lalu meminum jus jeruknya. Saat ini mereka memang sedang di kantin. Karena jam juga sudah menunjukan jam istirahat.

"Ye dasar lo bulan kunci. Cepet lanjut,"

"Bulan kunci?"

"Iya itu elo bulan kunci. Terjemahin deh ke bahasa inggris,"

"Bulan itu Moon, kunci itu key, loh... berarti gue monkey gitu?" jawab Verra dengan polosnya.

"Iya itu elo,"

"Kamvret lo!" Verra melempar kentang gorengnya ke wajah Syifa.

"Hahaha... udahlah lanjut cerita,"

"Oke,"

Setelah Verra menceritakan kejadian sebenarnya, Syifa pun dengan refleks menggebrak meja.

Brakk...

"Bener-bener tuh orang, cari gara-gara. Gue harus kasih hadiah," ucap Syifa beranjak dari tempat duduknya.

"Eh Syif, udahlah gausah diperpanjang. Gue nya baik-baik aja kok, nih gue senyum kan," Verra menunjukan senyum pepso*ent nya.

"Haha oke oke gue bakal nurut," ucap Syifa kembali duduk.

"Dia dari keluarga mana sih?" Tanya Syifa tiba-tiba. "Gue ngerasa gak asing sama wajahnya,"

"Siapa? Agatha?" Syifa mengangguk membenarkan. "Gak tau gue belum pernah denger gosip tentang keluarganya," jawab Verra mengangkat bahunya. "Gue juga ngerasa gak asing sama dia,"

.

Tiga orang pemuda dengan pakaian seragamnya tengah berbincang-bincang di Basecamp biasa mereka berkumpul.

"Yo lo udah berhasil nemuin dia?" Tanya Gavin yang tengah membuang abu rokok nya.

"Cih. Gue sama sekali gak bisa nemuin jejaknya. Ortu gue terlalu rapat nutupin keberadaan dia, gue sama dia hanya berjarak 1 tahun. Dan itu udah gak mudah lagi buat gue nemuin dia," jawab Zio.

"Susah juga ya nyari orang, oh iya lo udah pernah nanya namanya siapa?" tanya Aldo.

"Belum. Mereka terlalu sibuk Do, orang dirumah pun gak ada yang tahu," jawab Zio.

"Yo. Gue ada temen hacker. Dia udah pernah retas sistem perusahaan Arez loh. Siapa tau dia bisa dapet informasi dia dengan cepat," usul Aldo sambil memakan cemilannya.

"What! Perusahaan bokap nya si Ketos itu?! Gila temen lo Do," celetuk Gavin yang sempat tercengang.

"Oh iyaya. Gue kok gak kepikiran bayar hacker ya. Gue pake temen lo Do,"

"Otak gue kan Jenius. Pokoknya serahin ke gue. Bentar gue chat orangnya dulu," Zio dan Gavin hanya mencibir.

"Bacot. Cepet napa Do,"

"Iya elah sabaran dikit napa. Nih katanya oke. Udah gue kirim nomernya ke elo Yo," balas Aldo.

"Menurut lo dia cewek atau cowok Yo?" tanya Gavin.

"Entahlah. Gue mikirnya sih cewek, eh temen lo si Revi minta ketemu. Gue pergi dulu nih. Lo berdua jangan abisin makanan gue ya!" Seru Zio. Ia pun memakai jaket hitamnya lalu pergi dengan motor nya.

.

"Gue pasti nemuin lo!"

.
.
.
.
.
.
.

Tbc
~°~

Bonus poto Zio


Yaampun gua ngetik apalagi sih ini😭
Jgn lupa votenya😳

Continue Reading

You'll Also Like

286K 17K 36
JANGAN LUPA FOLLOW... *** *Gue gak seikhlas itu, Gue cuma belajar menerima sesuatu yang gak bisa gue ubah* Ini gue, Antariksa Putra Clovis. Pemimpin...
2.6M 139K 62
"Walaupun وَاَخْبَرُوا بِاسْنَيْنِ اَوْبِاَكْثَرَ عَنْ وَاحِدِ Ulama' nahwu mempperbolehkan mubtada' satu mempunyai dua khobar bahkan lebih, Tapi aku...
556K 21.2K 34
Herida dalam bahasa spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
Love Hate By C I C I

Teen Fiction

3.1M 219K 38
"Saya nggak suka disentuh, tapi kalau kamu orangnya, silahkan sentuh saya sepuasnya, Naraca." Roman. *** Roman dikenal sebagai sosok misterius, unto...