๐•Š๐•‹๐”ธโ„๐•Š | ๐•‚๐•€๐•„ ๐•Š๐•Œโ„•๐•†๐•†

็”ฑ sunoosly

17.9K 2.7K 500

"๐Š๐š๐ฅ๐š๐ฎ ๐ค๐š๐ฆ๐ฎ ๐๐ข๐ฌ๐ฎ๐ซ๐ฎ๐ก ๐ฆ๐ข๐ฅ๐ข๐ก ๐š๐ง๐ญ๐š๐ซ๐š ๐ฆ๐ž๐ง๐ฃ๐š๐๐ข ๐ฅ๐š๐ง๐ ๐ข๐ญ ๐š๐ญ๐š๐ฎ ๐›๐ข๐ง๐ญ๐š๐ง... ๆ›ดๅคš

Prolog
[ Satu ]
[ Dua ]
[ Tiga ]
[ Empat ]
[ Lima ]
[ Enam ]
[ Tujuh ]
[Delapan]
[ Sembilan ]
[ Sepuluh ]
[ Sebelas ]
[ Dua belas ]
[ Empat Belas]
[Lima belas]
[ Enam Belas ]
[ Tujuh Belas ]
[ Delapan Belas ]
[ Sembilan Belas ]
{ Dua Puluh }
{ Dua Puluh Satu } END
{ EXTRA PART }
nanya
TSGB

[ Tiga Belas ]

504 86 5
็”ฑ sunoosly

Typo bertebaran dimana mana.
Happy reading!








Setelah menaruh motornya ke dalam bagasi, Sunoo pun masuk ke dalam rumahnya. Terlihat bunda yang sedang berbicara dengan seseorang di telpon di ruang tengah, saking seriusnya sampai tidak sadar kalo tujuannya belum tidur sekarang karna nungguin anaknya itu.

Sunoo bisa dengar percakapan bunda dengan orang yang ditelpon itu meski samar samar.

"Nanti kalau udah ada perkembangan kasih tau tante ya"

"....."

"Makasih ya nak"

Setelahnya dia ga denger apa apa lagi. Sunoo lagi duduk disalah sati sofa ruang tamu. Ucapan Adel dengannya di pantai membuatnya kepikiran.

Apa selama ini dia salah udah benci sama bunda?

"Loh kamu kapan pulang?" Tanya Bunda saat tahu kalau anak tirinya itu sudah pulang, Sunoo hanya diam saja. Bunda cuman senyum aja karna udah biasa sama sifat Sunoo itu.

"Yaudah, bunda bikinin makan malam buat kamu. Tadi soalnya ayah bilang dia pulang telat malam ini" Cerocos bunda sambil beranjak ke dapur.

"B-bun"

Wanita paruh baya itu terhenti, raut wajahnya terkejut saat mendengar perkataan Sunoo barusan. Walaupun kecil tapi dirinya masih bisa dengar dengan jelas karna memang suasananya sangat sunyi kalau cuman ada mereka berdua dirumah. Bunda membalikkan badannya, menatap Sunoo yang juga menatapnya.

Tentu saja dia kaget, selama ini Sunoo ga pernah memanggilnya bunda atau sejenisnya. Pasti selalu 'wanita itu' atau 'anda'

"K-kamu bilang apa barusan?" Tanya Bunda sekali lagi. Kini airmatanya tanpa sadar sudah menetes saking terharunya.

Sunoo menundukkan kepalanya, dia merasa sudah tidak ada alasan buat dia benci sama bunda lagi. Toh semua asumsi yang selama ini dia simpan untuk bundanya tidak sesuai fakta atau bisa dibilang Sunoo mengada ngada karna saking bencinya sama bunda.

Adel benar, kita gabisa liat orang cuman dari luarnya aja. Walaupun masih berat tapi dia akan berusaha untuk menerima fakta kalau bunda adalah sosok yang menggantikan ibunya.

"Bunda" Jawab Sunoo lagi. Bunda menutup mulutnya ga percaya lalu berjalan menghampiri Sunoo.

"Sunoo-"

"Maafin aku bun"

Bunda langsung meluk anak laki laki itu dengan erat, akhirnya penantian dia selama ini menjadi kenyataan. Setelah sekian lama dia ingin sekali dirinya dipanggil bunda oleh pemuda itu. Sunoo awalnya kaget tapi perlahan dia membalas pelukan hangat bunda.

Hangat, seperti pelukan ibu. Pikirnya.

Sunoo juga tanpa sedar menitikkan airmatanya, jujur dia merasa yang dipeluknya adalah ibu bukan bunda. Dia juga bisa merasakan kasih sayang yang disalurkan bunda dari pelukan ini. Kasih sayang tulus seorang ibu kepada anaknya.

"Makasih udah nerima bunda, Sunoo. Bunda seneng banget akhirnya kamu mau manggil saya bunda"

Sunoo mengangguk pelan, setelahnya Bunda melepaskan pelukannya lalu menghapus airmatanya. "Bunda sayanggg banget sama kamu"

Sunoo tersenyum, dia masih lumayan berat buat bilang kalau dia juga sayang sama bundanya.

"Gapapa, kamu ngakuin bunda sebagai ibu kamu aja itu udah cukup buat bunda. Semua butuh proses" Ucap Bunda lagi, senyumnya masih setia mengembang membuat Sunoo sedikit tenang.

"Kamu mandi dulu nanti bunda panggil kalo makanannya udah siap"

Sunoo mengangguk. "M-makasih bun"

Bunda mengelus surai legam Sunoo lembut lalu beranjak ke dapur untuk membuatkan makanan yang paling spesial. Bunda lagi seneng banget sekarang.

Sunoo juga langsung naik ke lantai dua, mau mandi sekalian ganti baju karna kotor gara gara pasir pantai tadi.

Tak lama bunda manggil Sunoo buat turun, biasanya Sunoo sama sekali ga nurut atau bahkan dia lebih milih makan diluar daripada makan masakan bundanya. Tapi kali ini dia beneran turun dan duduk di meja makan yang udah tersaji banyak banget makanan.

Sunoo menatap semua makanan itu bingung, ini semua daftar makanan favorit dia. Gimana bunda bisa tau?

Bunda yang baru duduk setelah mengambil air putih buat Sunoo pun segera menyendokkan nasi ke piring lalu di letakkan di depan Sunoo. "Ayah pernah ngasih tau semua makanan kesukaan kamu, bunda awalnya ga yakin apa makanan yang dibuat bunda itu seenak makanan mendiang Cathline atau nggak di lidah kamu"

Fyi. Cathline adalah nama ibu Sunoo, sebenarnya Bunda dan ibu Sunoo adalah teman baik bahkan bisa dibilang sahabat sehidup semati. Alasan kenapa bunda dan ayah menikah karna wasiat dari ibu Sunoo.

Ayah pernah cerita itu ke Sunoo, tapi yang namanya udah buta sama kebencian jadi pemuda itu sama sekali ga percaya.

Sunoo menghela napasnya, "aku mau coba masakan bunda"

Bunda tersenyum lebar lalu menaruh lauk pauk di piring Sunoo yang langsung dilahap oleh anak itu. Sunoo menguyahnya perlahan untuk menilai masakkan bunda. Terlihat bunda yang sedang menatap anaknya dengan harap harap cemas.

Detik kemudian Sunoo tersenyum. "Enak banget! Sama seperti masakkan ibu. Akhirnya Sunoo bisa ngerasain masakkan ini lagi" Ucapnya membuat Bunda lega rasanya.

Seneng banget dia ngeliat betapa lahapnya Sunoo makan, dia juga bersyukur udah bisa mengobrol dengan Sunoo seperti layaknya ibu dan anak.

"Makan yang banyak ya, biar Adel makin suka"

Sunoo terkekeh geli mendengarnya, "apasi bun" Ucapnya membuat bunda ikut terkekeh pelan.

Inilah sisi lain Sunoo, terlihat dingin diluar tapi sebenarnya dia hanyalah pemuda biasa yang menginginkan cintanya kembali utuh setelah kehilangan satu satunya wanita yang dia cintai.

💫💫💫

Akhirnya hari yang ditunggu tunggu datang. Banyak orang yang berlalu lalang di sekitar panggung tempat dimana Sunoo akan menyalurkan bakatnya selama ini. Banyak sekali stan stan sponsor ataupun makanan yang udah bejejer di deket Panggung.

"Lo duluan aja nanti gua nyusul. Mau nyari ketua acaranya dulu" Ucap Kak Hoseok lalu pergi meninggalkan Sunoo yang masih berdiri menatap keramaian di hadapannya. Tempatnya nampil itu outdoor, kayak festival tapi bukan festival. Pokoknya gitu deh.

Sunoo menghela napasnya lalu berjalan ke salah satu tenda paling besar, tempat dimana para peserta menunggu dan bersiap siap. Dia menaruh tasnya di salah satu kursi lalu duduk. Banyak banget panitia yang lagi sibuk mempersiapkan lomba padahal masih sekitar satu setengah jam lagi untuk mulai.

Tak lama Hoseok datang, dia bawa Chatime buat Sunoo yang langsung diterima pemuda itu. "Rileks aja kali gausah tegang. Btw, lo dapet giliran nampil ketiga" Ucapnya lalu duduk di samping Sunoo.

Dia ngangguk lalu meminum minuman yang Hoseok kasih tadi sambil memainkan ponselnya, dia sebenernya lagi nungguin balesan chat dari Adel. Hoseok mah udah paham banget sama muridnya yang bucin akut sama doinya.

"Adel belom bales chat lo?" Tanya Hoseok membuat Sunoo menoleh kearahnya lalu mengangguk sekilas. "Dia janji mau nonton gue tampil kak, tapi sampe sekarang gaada kabar sama sekali" Ucapnya.

"Macet kali"

Sunoo ngangguk. "Mungkin"

Tak lama ponsel Hoseok berdering, pemuda itu segera bangkit lalu mengangkat panggilan tersebut sembari berjalan menjauhi Sunoo membuatnya berdecak.

"Paling dari squad ghibahnya. So soan privasi!" Cibirnya kemudian masuk kedalam ruang ganti, pembawa acara udah naik ke atas panggung yang itu artinya sebentar lagi acaranya mau dimulai.

Dua peserta udah tampil, kini giliran Sunoo yang tampil. Pemuda itu mulai naik ke atas panggung yang membuat dirinya jadi pusat perhatian sekarang. Bisa dia lihat teman temannya yang udah heboh di antara penonton juga sang bunda yang udah senyum sambil nyemangatin dia. Tapi satu sosok yang selama ini dia tunggu belum juga datang.

Sunoo menghela napasnya lalu mengambil posisi, lagu pun diputar bersamaan dengan tubuh Sunoo yang perlahan gerak mengikuti tempo lagu. Dia dan Hoseok memutuskan untuk memilih lagu 'Dive into you' sebagai lagu yang akan dia dance cover in.

Selama penampilan Sunoo, banyak sekali penonton yang tak henti hentinya bertepuk tangan bahkan ada yang teriak teriak kegirangan. Siapa lagi kalo bukan teman temannya. Apalagi Taki dengan bangganya mengangkat poster yang dia buat sebelum datang kesini.

Oke, mending lah kalo itu poster posenya elite.

Itu poster Sunoo lagi makan mie ayam sambil ngangkat satu kaki. Kan malu maluin banget anjim!

Ngedukung setengah niat emang begitu.

Setelah lagu selesai Sunoo langsung membungkukkan badannya, matanya masih tak lepas menyusuri bangku penonton, mencari kekasihnya apa sudah datang atau belum. Dan ternyata tidak ada.

"Bagus sekali!" Ucap salah satu juri yang dibalas senyuman manis pemuda itu. "Terima kasih" Ucapnya sambil membungkukkan badannya kembali.

Setelah turun dari panggung dengan cepat Sunoo mengambil ponselnya di dalam tas ransel yang selalu dia bawa kemana mana, mengecek apakah ada notif dari pacarnya atau tidak.

"Kamu kemana sih" Gumamnya lalu mengusap wajahnya kasar. Tak lama Hoseok datang menghampirinya lalu memeluk pemuda itu ala jantan. "Bangga gue sama lo noo" Ucapnya.

"Makasih kak"

Hoseok mengernyit. "Lo kenapa? Adel ya?"

Sunoo cuman diem, matanya masih fokus ke handphone yang masih setia di tangannya membuat pemuda itu mengangguk paham. "Tahan noo, abis pengumuman lo bisa langsung samperin dia. Gue juga rada khawatir sama dia" Ucapnya. Bohong kalau Hoseok ga khawatir, bagaimanapun juga Adel udah dia anggap sebagai adik kandungnya sendiri.

Sunoo hanya mengangguk lesu.

Akhirnya setelah semua peserta sudah tampil, pengumuman pun tiba. Semua peserta udah pada deg deg an di belakang panggung begitu juga Sunoo. Dia takut membuat kesalahan pas tampil tadi karna emang pikirannya agak ga fokus karna Adel tidak ada kabar.

Juara ketiga sudah diumumkan, dia adalah Lion. Anak dari sekolah sebelah. Bakat dancenya bener bener ga bisa diragukan tapi dia malah mendapat Juara 3. Sumpah! itu bikin Sunoo jadi pesimis duluan.

Juara kedua diraih oleh Yuna, perwakilan dari sekolah khusus perempuan. Dulu di perlombaan sebelumnya yang bertema Couple, Sunoo sama Yuna pernah jadi partner. Mereka di tunjuk buat ngedance bareng. Itupun udah lama, pas Sunoo dan Adel belum saling kenal.

Dan akhirnya tibalah juara 1 diumumkan, semua beneran pada kayak cacing kepanasan saking gugupnya. Hingga MC menyebut nama Sunoo Zevanno membuat sang empu nama membulatkan matanya terkejut.

Hoseok udah girang banget sambil meluk Sunoo erat, erat banget sampe Sunoo bengek. "GILAAAA ANAK DIDIK GUA COYYY"

"ANJING LEPAS BANG, IYA IYA GUA ANAK DIDIK LO! PENGAP BUSET!" Teriak Sunoo. Hoseok langsung ngelepas pelukannya sambil mengelap airmatanya yang jatuh karna terharu.

Sunoo pun naik ke atas panggung dan nerima piala itu lalu mengangkatnya tinggi tinggi ke arah bunda dan teman temannya. Melihat itu teman teman Sunoo semakin teriak bak orang kesetanan. Bahkan bukan hanya Taki yang ngangkat poster tapi sekarang Jungwon pun ikut turun tangan. Dengan pose yang berbeda tentunya:")

Setelah selamat selamatan dan pemberian hadiah segala macam, Sunoo langsung turun dan lari ke Hoseok yang masih nunggu dia di back stage.

"Bang gue titip, ntar gue ambil" Ucapnya lalu menyambar tas ranselnya dan berlari keluar tenda. Dia berpapasan dengan bunda yang ingin masuk ke dalam tenda, berniat menemuinya.

"Loh kamu mau kemana?"

"Aku harus pergi bun" Ucapnya lalu kembali berlari, namun berenti pas berpapasan sama temen temennya.

"Minjem motor lo"

"Mau kemana?"

"Penting, cepet!"

Jay menghela napasnya lalu memberikan kunci motornya ke Sunoo. Pemuda itu tersenyum. "Makasi" setelahnya dia langsung pergi meluncur ke suatu tempat.

Bunda mengernyit heran. "Dia mau kemana sih?"

"Nemuin Adel bun katanya" Ucap Hoseok yang tiba tiba datang sambil nenteng piala Sunoo. Bunda menghela napasnya, tatapannya berubah sendu.








"Bunda harap semuanya akan baik baik aja" Gumamnya lalu pamit kepada semuanya untuk pulang duluan, dia juga membawa serta piala Sunoo yang dititip ke Hoseok.











"Adel! Del!" Sunoo mengetuk ngetuk pintu di depannya. Tak ada jawaban, rumah Adel juga tampak kosong tak berpenghuni. Tangan kirinya sibuk nelponin gadis itu walau hasilnya selalu tak diangkat.

Sunoo menghela napasnya, dia gatau lagi harus nyari Adel dimana. Bahkan kantor polisi tempat ayah Adel di penjara, pantai, dan tempat tempat yang sering mereka kunjungi udah dia datengin. Dan Adel sama sekali gaada disana.

Bahkan WhatsApp Adel terakhir dilihat itu kemarin pukul 08.00 yang artinya mereka masih di pantai, itu juga karna Sunoo pinjam buat ngeledek Jay di Group chat kelasnya.

Jam menunjukkan pukul 3 sore, tapi tidak ada tanda tanda Adel pulang. Dia beneran khawatir sama Adel dibanding kecewa karna gadis itu ga datang pas dia tampil.

Hingga tak lama kemudian handphonenya berdering, dia tersentak lalu segera mengecek handphonenya berharap itu panggilan dari Adel. Ternyata panggilan dari bunda. Pemuda itu segera mengangkat telponnya.

"Halo?"

"Pulang, Adel ada disini"

Sunoo membulatkan matanya terkejut, dia langsung mematikan sambungan telponnya. Buru buru dia menjalankan motor Jay untuk pulang ke rumahnya. Dia berharap Adel baik baik aja.

Sesampainya dirumah dia pun bergegas masuk ke dalam rumah, motor dia parkir asal yang penting berdiri tegak. Pokonya motor mahal Jay gaada harga dirinya lagi di depan Sunoo.

Membuka pintu dengan kasar hingga matanya melihat orang yang dia cari daritadi lagi duduk sambil ngobrol sama bunda, kedua wanita itu terkejut saat mendengar pintu yang dibuka dengan kerasnya.

Sunoo langsung menubruk dan memeluk Adel membuat gadis itu tersentak. Sunoo meluk dia erat banget, bisa dia rasain gimana khawatirnya pemuda itu sama dia. Adel senyum dan membalas pelukan Sunoo tak kalah erat.

"Kamu kemana aja sih, hape kamu ga aktif trus juga kamu terakhir dilihat kemarin malam" Omelnya. Adel menatap bunda yang kini sedang tersenyum melihat keuwuan di depannya.

"Maaf, tadi jemput tante aku yang baru datang dari Swiss. Dia pindah ke Indonesia karna mau jagain aku"

"Trus kenapa handphonenya ga aktif?" Tanyanya, perlahan melepaskan pelukannya dan duduk di samping Adel.

Gadis itu mengangkat ponselnya yang mati total. "Lowbat, aku lupa ngecas semalam. Untung masih ada sedikit buat ngabarin tante"

Sunoo menghela napasnya lalu menyenderkan badannya di sofa ruang tamu. Lega banget dia pas tau kalo kekasihnya gapapa. Bunda terkekeh pelan. "Lagipula Adel udah bilang ke bunda pas kamu perform tadi, mau bunda kasih tau ke kamu tapi keburu lari duluan"

Sunoo cemberut. "Ya kan takut dia kenapa kenapa"

"Yaudah, bunda masuk dulu" Ucap bunda lalu masuk ke dalam rumah meninggalkan kedua sejoli yang masih berada di tempatnya. Adel menatap Sunoo dengan alis yang berkerut.

Merasa dirinya di tatap membuat pemuda itu menoleh. "Ngapain natep aku begitu?"

"Kamu udah-"

"Iya" Potongnya lalu meminum minuman Adel yang disuguhin bunda tadi. Di minum sampe habis membuat gadis itu melotot kesal.

"Setelah aku pikir pikir omongan kamu pas dipantai ada benarnya" Sunoo menghentikan ucapannya lalu menarik napas pelan.

"Aku gaada alasan buat terus menerus benci sama bunda cuman karna dia nikah sama ayah, aku tau alasan ayah menikah lagi itu biar aku bisa ngerasain kasih sayang seorang ibu lagi"

"Selama ini aku terlalu egois dan terus salah paham sama bunda" Sunoo menundukkan kepalanya, Adel tersenyum mendengar penuturan Sunoo. Tangannya terangkat untuk mengusap pundak cowok itu.

"Aku seneng kamu bisa nerima ini semua, dan aku lebih seneng lagi kalau alasan kamu berubah itu karna aku"

Sunoo mendongakkan kepalanya, senyumnya perlahan mengembang. Dia ngambil tangan Adel yang masih bertengger di pundaknya lalu menggenggamnya erat.

"Makasih ya"

"Gausah bilang makasih, udah tugas aku juga" Jawab Adel sambil terkekeh pelan. Perlahan dia menyenderkan kepalanya di pundak Sunoo. Nyaman banget emang kalo senderan dipundak pacar.

Mereka terdiam beberapa saat, Adel sibuk mainin jari tangan kanan Sunoo sedangkan pemuda itu sibuk mengusap kepala Adel pake tangan yang satunya. Berasa dunia cuman milik mereka berdua.

"Oiya, aku minta maaf gabisa liat kamu perform tadi. Gimana acaranya? Lancar?"

Sunoo langsung menegakkan badannya membuat Adel ngejomplang. Gaada adab emang.

"Banget! Aku malahan dapet juara satu"

Adel yang awalnya mau marah marah langsung antusias pas denger ucapan Sunoo. "Widih! Traktir chatime ayo!"

"Eh apa apaan! Nggak! Enak aja. Kamu harus dihukum karna ga liat penampilan aku tadi!" Sungut Sunoo. Adel memutar bola matanya malas.

"Aku udah liat kok, tadi bunda ngasih video penampilan kamu ke aku"

"Ya terus ngapain nanya lagi?"

"Basa basi aja"

Sunoo mendelikkan matanya.

"Yaudah ayo"

Adel menatap Sunoo yang udah bangkit dari duduknya. "Kemana?"

"Katanya mau ditraktir"

Mendengar itu Adel langsung bangkit. "Ayo!"

"Giliran gini aja cepet"

Adel cengengesan sambil ngayun ngayunin tangan Sunoo, ngebujuk ceritanya biar Sunoonya mau nraktir dia. Padahal dibujuk ataupun nggak bakalan tetep di beliin sama Sunoo.

"Yaudah tunggu sini, ganti baju dulu akunya"

"Cepetan ya, gapake lama"

"Cipitin yi gipiki limi, bacot!"

Adel melotot. "CEPET YA ANJIR"

Sunoo langsung lari ke kamarnya sambil cekikikan. Udah lama dia ga jailin gadis itu. Ternyata galaknya masih sama gais:(



💫💫💫




"Jungkook, gimana perkembangan dia?"

Jungkook yang sedang menulis sesuatu di papan yang biasa dia bawa untuk mencatat apa saja yang dibutuhkan pasien pun menoleh. Pria berjas putih dengan bahu lebarnya tengah berdiri di ambang pintu kamar salah satu pasien.

"Ya seperti biasanya dok. Perlahan keadaannya menurun"

"Ngomong kayak biasa aja, semua udah tau siapa lo"

Jungkook mengangguk lalu berjalan menghampiri dokter yang masih setia berdiri di sana. Menutup pintu ruangan dan menyuruh dokter itu untuk duduk bersamanya di bangku yang tersedia di depan ruang rawat.

"Apa gaada cara lain bang?" Ucapnya setelah hening beberapa menit. Dokter yang dikenal dengan nama Seokjin itupun menoleh lalu tersenyum.

"Ada"

"Apa?"

"Berdoa dan percaya dengan rencana tuhan"



























Author harap masih ada yang nunggu book ini. Hehe.
Mohon dukungannya ya!🧡

็นผ็บŒ้–ฑ่ฎ€

You'll Also Like

Rioncaine | become a lead caracter ็”ฑ frlly

ๅŒไบบๅฐ่ชช

224K 24K 27
warn (bxb, fanfic, badword) harris Caine, seorang pemuda berusia 18 belas tahun yang tanpa sengaja berteleportasi ke sebuah dunia yang tak masuk akal...
MY BOSS MY ENEMY (Zeesha) ็”ฑ dino

ๅŒไบบๅฐ่ชช

44.7K 5.3K 30
Marsha Ravena baru saja diterima di salah satu perusahaan ternama, ia jelas sangat senang karena memang dari dulu itulah yang ia inginkan. tetapi kes...
aku mencintai adikku(Ch2) ็”ฑ ch2 prideeee

ๅŒไบบๅฐ่ชช

79.6K 6.3K 46
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
139K 9.3K 41
KIM TAEHYUNG narenda, yaitu mafia yg terkenal dengn kekejamannya JEON KOOKIE liviendra, yaitu seorang namja cantik yg ditinggal mati kedua orang tua...