[ Tiga Belas ]

503 86 5
                                    

Typo bertebaran dimana mana.
Happy reading!








Setelah menaruh motornya ke dalam bagasi, Sunoo pun masuk ke dalam rumahnya. Terlihat bunda yang sedang berbicara dengan seseorang di telpon di ruang tengah, saking seriusnya sampai tidak sadar kalo tujuannya belum tidur sekarang karna nungguin anaknya itu.

Sunoo bisa dengar percakapan bunda dengan orang yang ditelpon itu meski samar samar.

"Nanti kalau udah ada perkembangan kasih tau tante ya"

"....."

"Makasih ya nak"

Setelahnya dia ga denger apa apa lagi. Sunoo lagi duduk disalah sati sofa ruang tamu. Ucapan Adel dengannya di pantai membuatnya kepikiran.

Apa selama ini dia salah udah benci sama bunda?

"Loh kamu kapan pulang?" Tanya Bunda saat tahu kalau anak tirinya itu sudah pulang, Sunoo hanya diam saja. Bunda cuman senyum aja karna udah biasa sama sifat Sunoo itu.

"Yaudah, bunda bikinin makan malam buat kamu. Tadi soalnya ayah bilang dia pulang telat malam ini" Cerocos bunda sambil beranjak ke dapur.

"B-bun"

Wanita paruh baya itu terhenti, raut wajahnya terkejut saat mendengar perkataan Sunoo barusan. Walaupun kecil tapi dirinya masih bisa dengar dengan jelas karna memang suasananya sangat sunyi kalau cuman ada mereka berdua dirumah. Bunda membalikkan badannya, menatap Sunoo yang juga menatapnya.

Tentu saja dia kaget, selama ini Sunoo ga pernah memanggilnya bunda atau sejenisnya. Pasti selalu 'wanita itu' atau 'anda'

"K-kamu bilang apa barusan?" Tanya Bunda sekali lagi. Kini airmatanya tanpa sadar sudah menetes saking terharunya.

Sunoo menundukkan kepalanya, dia merasa sudah tidak ada alasan buat dia benci sama bunda lagi. Toh semua asumsi yang selama ini dia simpan untuk bundanya tidak sesuai fakta atau bisa dibilang Sunoo mengada ngada karna saking bencinya sama bunda.

Adel benar, kita gabisa liat orang cuman dari luarnya aja. Walaupun masih berat tapi dia akan berusaha untuk menerima fakta kalau bunda adalah sosok yang menggantikan ibunya.

"Bunda" Jawab Sunoo lagi. Bunda menutup mulutnya ga percaya lalu berjalan menghampiri Sunoo.

"Sunoo-"

"Maafin aku bun"

Bunda langsung meluk anak laki laki itu dengan erat, akhirnya penantian dia selama ini menjadi kenyataan. Setelah sekian lama dia ingin sekali dirinya dipanggil bunda oleh pemuda itu. Sunoo awalnya kaget tapi perlahan dia membalas pelukan hangat bunda.

Hangat, seperti pelukan ibu. Pikirnya.

Sunoo juga tanpa sedar menitikkan airmatanya, jujur dia merasa yang dipeluknya adalah ibu bukan bunda. Dia juga bisa merasakan kasih sayang yang disalurkan bunda dari pelukan ini. Kasih sayang tulus seorang ibu kepada anaknya.

"Makasih udah nerima bunda, Sunoo. Bunda seneng banget akhirnya kamu mau manggil saya bunda"

Sunoo mengangguk pelan, setelahnya Bunda melepaskan pelukannya lalu menghapus airmatanya. "Bunda sayanggg banget sama kamu"

Sunoo tersenyum, dia masih lumayan berat buat bilang kalau dia juga sayang sama bundanya.

"Gapapa, kamu ngakuin bunda sebagai ibu kamu aja itu udah cukup buat bunda. Semua butuh proses" Ucap Bunda lagi, senyumnya masih setia mengembang membuat Sunoo sedikit tenang.

"Kamu mandi dulu nanti bunda panggil kalo makanannya udah siap"

Sunoo mengangguk. "M-makasih bun"

𝕊𝕋𝔸ℝ𝕊 | 𝕂𝕀𝕄 𝕊𝕌ℕ𝕆𝕆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang