BOBOIBOY - AGENT AU [IDN]

Galing kay rinnRinn947

247K 34.1K 24.3K

"Taufan, kau telah menghancurkan segalanya!" "jika saja kau tak ceroboh! dia-- dia tak akan--" setelah keja... Higit pa

1 - asing
2 - cahaya,literally
3 - nasi goreng nyam
4 - nama baik
5 - its ghibah o'clock
6 - datang tak diundang,padahal dia bukan jelangkung
8 - murid durhaka, mentor gila
9 - mentor terkeren no debat
10 - bayi
11 - lutut krek
12 - aku suka wangi w*pol
13 - i want to write angst but its still not here fuc
14 - tiga sekawan
15 - kakek ganteng
16 - kamu tampan, aku lebih tampan
17 - aku nembak kamu boleh?
18 - salahkan nyamuk dan mimpi buruk
19 - mudah diucapkan, namun hanya ucapan.
20 - salju di masa lalu
21 - yaelah lecet dikit doang
22 - bolong tapi bukan donat
23 - aku dinistakan, batinnya
24 - mimpi manis dari masa lalu
25 - bacot Hali (laut mati dan jurang tanpa ujung)
26 - kutub yang mengirikan matahari
27 - fayyah wotah vaporize
28 - cara biar ga kesamber petir
29 - simulasi? tapi kok emosi?
30 - stone heart
31 - mimpi manis tentang masa depan
32 - tanpa topi pun aku tampan
33 - persahabatan dan rasa sakit
34 - safir, berlian, dan rubi
35 - kilight speed, i know im good at pun
36 - winner winner tears dinner
37 - last headpat from "mentor"
38 - our home?
39 - istana pasir dan nasi goreng
40 - dua telinga untuk mendengar satu mulut untuk berbicara
41 - parting ways
42 - madu di tangan kananmu~ racun di tangan kirimu~
43 - adik chuunibyou galak garang rawr
44 - batu es curhat
45 - misi bersama bestie
46 - Taufan dan broco- adik yang kurang kasih sayang
47 - kamu adalah buronan di hati aku
48 - kamu musuh kan?
49 - biskuit yaya enak
50 - suara yang dirindukan
51 - ngerendem dulu bos
52 - ternyata kau yang memutuskan
53 - akuarium dikeringin
54 - abai
55 - Slow resp dia
56 - Kenapa Kalian disini?
57 - you who soothe my pain
58 - keputusan yang salah?
59 - Lelucon
60 - akademi badut nasional
61 - ego adalah yang terpenting
62 - berhenti apa?
63 - biggest big bro
64 - lambobo chip
65 - i'll clean up your mess.
66 - senang berbisnis dengan anda
67 - to drive you away
68 - peraturan tiga kali
69 - i made a promise, i swore i keep.
70 - all shall fade away
71 - can i be forgiven?
72 - I'm sorry for blaming you
73 - so close, yet i can't reach you
74 - kesurupan
75 - in grief i lost my way, so be it.
76 - Mentor bodoh
77 - show me the way
78 - blue hoodie
79 - rebutan kartu
80 - call me like a hurricane
81 - Minimarket
82 - i found you, and i lose you
83 - mencari ujung ditengah lingkaran
84 - sabar kaizo, sabar.
85 - sempat hilang arah
86 - anak sekecil itu dieksploitasi agensi
87 - reuni dan permintaan maaf

7 - namaku bukan petro,sialan.

3.5K 473 211
Galing kay rinnRinn947

"Percaya diri sekali kau?" 

Taufan sedikit terkejut mendengarnya, begitu pula dengan Gempa dan yang lain. Namun Taufan tak memusatkan pandangannya ke arah pria bermanik rubi itu. 

Matanya tertuju pada manik abu-abu yang tertutup dengan visor oranye, membuat mata sang pengendali cahaya terlihat seakan berwarna emas. 

Di pegangnya lengan baju sang adik bungsu. Walau baru mengenal Solar, Taufan tahu bahwa adiknya itu tidak suka dengan nada penuh penghinaan seperti itu. 

"Apa kau bilang?!" Tanya Solar, nada suara yang dingin itu meninggi, menunjukan kekesalannya. 

Hali berdiri dengan perlahan, Taufan berbisik pelan kepada Solar "..Solar, jangan tersulut emosi, kak Hali mema--" 

"Kau memanggilku 'kak'?" Ucap pria itu, kini mata rubi nya tertuju pada Taufan.

Tidak. Dari awal mata itu sudah tertuju kepada sang pemilik mata safir. 

Taufan terdiam, "Agen Hali, maafkan kelancanganku." Ucap Taufan, suaranya kini terdengar tanpa emosi. Jawaban profesional yang ia keluarkan itu membuat situasi semakin canggung. 

Ia kira kemarahan Halilintar akan mereda setelah mendengar itu, namun berbeda dari apa yang ia kira, kakaknya itu justru tertawa penuh cemoohan. 

"Agen"

"Kau tak seharusnya disini, bukankah begitu? Agen Taufan?" ,Ucap nya dingin, nada suara itu biasanya diarahkan kepada musuh-musuhnya dan bukan saudara-saudaranya. 

Ah, iya. 

Kini dia menganggapku sebagai musuhnya. 

Gempa berusaha menyuruh Hali untuk duduk kembali, namun Taufan tahu betul bahwa kakaknya itu tidak akan menurut. 

"Adik bungsu? Siapa namamu tadi? Petro? Ah, intinya mirip bensin", ucap Hali lagi. 

Taufan tahu betul bahwa ia bukan benar-benar tidak mengingat nama adik bungsunya, dia hanya ingin menyulut amarah adiknya itu. 

Taufan berdiri, ia akan menerima penghinaan atas dirinya, namun ia tak mau adik bungsu yang tak tahu akar masalahnya terseret olehnya. "Namanya Solar."

"Dan? Apa aku berbicara padamu?" Tanya Hali kesal.

Taufan menghela nafas panjang, "dia adalah muridku, selama ia belum dilantik, aku bertanggung jawab atas dirinya."

Hali terdiam, begitu pula Solar. 

"Pft.." 

Manik merah itu menatap dengan tatapan jijik ke arah Taufan, ia tertawa, mencibir hal yang ia dengar tadi. 

"Murid? Muridmu maksudnya?"

Taufan terdiam, masih menatap pria itu dengan dingin. 

Aneh rasanya, entah karena amarah atau rasa tanggung jawab akan muridnya, rasanya ia tak takut walau harus berhadapan dengan kakaknya ini. 

"Jangan bercanda" lanjut Hali lagi. 

Dia menatap mata Solar dengan tatapan merendahkan, lalu menatap Taufan dengan tatapan penuh kebencian. 

"Agen S? Jangan bercanda." Ucap Hali. 

"Agen Gagal sepertimu berani percaya untuk dapat mencetak agen S?"

"Muridnya agen gagal akan selalu menjadi agen gagal, sama seperti gurunya." Ucap Hali, mata merahnya seperti mengeluarkan percikan. 

Solar berdiri, kepalan tangan ia layangkan secepat yang ia bisa, namun sebelum kepalan itu mendarat di wajah sang kakak tertua, atau bahkan ditangkis sang kakak tertua, kepalan tangan itu terhenti. 

Lebih tepatnya dihentikan. 

"Hentikan, agent in training, Solar." Ucap Taufan dengan tatapan dingin. 

Namun dari mata itu tercerminkan rasa ingin melindungi. Ya, ia ingin melindungi adik sekaligus muridnya. 

Solar ingin melawan, namun cengkraman Taufan cukup kuat. Dia bisa saja melepasnya namun suatu titik dari dirinya tak ingin melepasnya. Ia merasa harus sedikit saja melihat tindakan mentornya itu. 

"Agen Hali..ah, maksudku agen Halilintar dari divisi S." Ucap Taufan, perlahan melangkah maju. 

"Memang betul aku ini agen gagal." Ucap Taufan lagi, tawa yang tak dapat dibaca artinya kini terdengar dari nya. Tawa yang sungguh berbeda dari tawa yang selalu mereka dengar. 

"Dan memang benar bahwa Solar adalah murid dari agen gagal sepertiku." Lanjut Taufan lagi. 

"Namun harusnya kau tidak lupa, bahwa dia adalah adik kandung kalian, para Agen S" 

"Dia adalah anak emas divisi research" lanjut Taufan lagi, kini matanya menatap mata Solar sejenak, ia memberikan senyum simpul kepada sang adik bungsu. 

"Aku fikir, merendahkan dia hanya karena dia berada dibawah bimbingan agen gagal sepertiku, sama saja dengan merendahkan diri kalian sendiri, bukankah begitu?" Ucap Taufan, senyum tanpa makna, senyum profesional yang harusnya tak pernah ia gunakan kepada saudaranya kini terlukis di wajahnya. 

Amarah memenuhi diri Hali, tangannya meraih kerah Taufan "Kau-" 

Namun tangan ia ditepis oleh seseorang. 

Mata Taufan membelalak. Ia tak menyangka akan apa yang ia lihat. 

Solar melangkah maju, menarik Taufan kebelakang nya dan tangan kanannya menahan pukulan Hali. 

"Menjijikan" ucapnya dengan seringai. 

"Kau agen S?" Tanya Solar lagi, kini ia berdiri tepat di depan Taufan, seakan menjadi tameng untuknya. 

"Aku kira kualifikasi agen S sungguh tinggi, namun melihat sampah emosian sepertimu, kukira agen tingkat S tak lebih baik dari agen tingkat B" ucap Solar lagi, ia menatap sekelilingnya. 

Semua Saudaranya ada disini, namun tak ada yang mengucapkan apapun. 

Menjijikan

"Agen gagal?"

"Setidaknya agen gagal yang berada di belakangku sudah memberikan banyak pelajaran untukku."

"Dan walaupun dia agen gagal, status nya tak akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi ku" , tawa nya penuh kepahitan, seakan ia menatap rendah mereka semua.

"Apakah seorang tour guide dapat mempengaruhi kualitas tempat wisatanya? Mungkin iya." Ujar Solar. 

"Namun bunga sakura akan tetap mekar mau siapapun tour guide nya, ombak di laut akan tetap berdesir siapapun tour guide nya, dan suhu di pegunungan bersalju akan tetap dingin siapapun tour guide nya, harusnya kau lebih mengerti?" 

"Dia hanyalah tour guide, dan aku adalah destinasi wisata nya." Ucap Solar sinis. 

Ia ingin tertawa, darimana ia belajar kalimat-kalimat seperti ini? Kalimat ini tidak cocok untuknya, hal seperti ini hanya bisa cocok jika keluar dari mulut mentornya. 

'mentor?'

Haha, mentor sialan.

Belum satu hari dan aku sudah terpengaruhi olehmu. 

Hali mengeluarkan petir dari tangannya. Namun seseorang memegang tangannya. 

Ice. 

"Hali,jangan bertarung disini" , ucapnya, dia yang sedari tadi merebahkan diri di atas sofa kini berdiri untuk menghentikan kakak pertamanya. 

"Ah.." Solar teringat sesuatu. 

Ia kira Taufan yang pengecut, namun kini ia dapat sedikit mengerti. 

Saudara-saudara nya ini tak berbeda. 

Mereka sama-sama menjijikan. 

"Perkenalkan,namaku Solar." Ucap Solar, ia melepas Visor nya, membiarkan manik abu itu terekspos oleh cahaya lampu. 

"Murid dari agen Taufan, kami ditempatkan di divisi B" lanjutnya lagi. 

"Agen Taufan bersikeras membicarakan tentang kebaikan kalian kepadaku, namun kini aku mengerti bahwa ia adalah pembohong." Ucap Solar lagi. Tatapan merendahkan yang tadi pagi menatap rendah Taufan, kini menatap rendah kepada saudara-saudara nya itu. 

"Yang aku lihat, kalian juga sama pengecutnya, bukan begitu?" 

Blaze berdiri, emosi nya sedikit meluap "agen divisi A, Blaze. Elemental ke 4." Ucap Solar seakan ia sedang membaca data. 

"Salam kenal, sepertinya kau bahkan tidak bisa mengontrol emosimu juga ya?" 

"Apa semua yang berwarna merah itu seperti ini?" Tanyanya ketus, memprovokasi sang bocah temperamental itu. 

Taufan meraih tangan Solar, menghentikan adiknya, "atmosfir nya jadi buruk karena aku ya?" 

Ia tersenyum kepada Solar, seakan meminta maaf. 

Padahal Solar tidak menganggap bahwa itu salah mentor nya. 

"Aku pulang saja ya? Kalian nikmati waktu kalian." Ucap Taufan sambil menggaruk tengkuknya. 

Jelas si arus listrik itu yang salah, lalu kenapa Taufan yang pergi? 

"Aku tak tahu apa yang terjadi diantara kalian.." ucap Solar dengan tatapan tanpa emosi. 

"Namun apapun itu, seharusnya kalian malu. Ikatan yang kalian banggakan itu bahkan lebih rapuh daripada daun kering" 

Solar menarik tangan Taufan, menyeretnya keluar dari ruangan. 

//Author's note//

Adek ngamuk soalnya kakaknya ganteng2 tapi demen nyinyir kaya emak2 pas belanja sayur,iyuwh najisin.

Ipagpatuloy ang Pagbabasa

Magugustuhan mo rin

7K 453 9
Kumpulan cerita satu short, yang berpokus pada Boboiboy Taufan. peringatan : bahasa yang tak baku. banyaknya typo bertebaran. BOBOIBOY ADALAH MILI...
166K 26.3K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...
3.9K 168 8
YANG HOMOPHOBIC JANGAN BACA! JANGAN SALAH LAPAK YAH!!⚠️⚠️ ABO alpha,Beta,omega tapi disini beta nya dikit kok, 1821+🔞.anak kecik ga boleh liat, (bah...
57.9K 6.4K 34
[FANFICTION STORY] Ice... Dia hanyalah sebagian kecil dari pecahan kuasa elemental yang dimiliki oleh seorang remaja yang bernama Boboiboy. Karena se...