SIR | Doyoung

By ikangdoyi

611K 42.6K 13.1K

❝come here, let me teach you❞ 𝙈𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩 konten delapan belas coret. More

Bagian 1 - Him
Bagian 2 - Her Touch (+18)
Bagian 3 - brothers
Bagian 4 - Shock
Bagian 5 - Intimidation
Bagian 6 - Talk
Bagian 7 - Bulan dan bintang
Bagian 8 - Komitmen
Bagian 9 - Perundungan
Bagian 10 - Things we don't know
Bagian 11 - Pillow Talk (+18)
Bagian 12 -"Issue"
Bagian 13 - Teror dan Belenggu
Bagian 14 - Belenggu rasa.
Bagian 15 - Jarak
Bagian 16 - A Fact
Bagian 17 - Tentang Rasa dan Asa.
Bagian 18 - Gadis kecil.
Bagian 19 - Painkiller
Bagian 20 - Kelabu.
Bagian 21 - Perkara Bahagia.
Bagian 22 - Kepada semua luka.
Bagian 23 - Keluh Kesah Rindu.
Bagian 24 - Egois.
Bagian 25 - Beautiful Disaster
Bagian 26 - Let's revealed.
Bagian 27 - Our Senses (+18)
Bagian 28 - Decision
Bagian 29 - Cinta dan Rahasia.
Bagian 30 - Invitation
Bagian 31 - Special Day
Bagian 32 - Our (+18)
Bagian 33 - Love and Hate Relationship
Bagian 34 - Funny Stripe
Bagian 35 - Extra-Care
Bagian 36 - Special Chapter[flashback]
Bagian 37 - Heal, learn, grow, love
Bagian 38 - Dorayaki
Bagian 39 - Long time no see
Bagian 40 - Decap Kasih Sayang
Bagian 41 - Sakit hati dan masa lalu.
Bagian 42 - Sweet Liar
Bagian 43 - Afeksi dan Duka
Bagian 44 - Make A Wish
Bagian 45 - Time Description
Bagian 46 - Birth
Bagian 47 - Touch, Lust, and Desire [18+]
Bagian 49 - Never stop the End in one start.
[S2] Bagian 50 : After New Year
[S2] Bagian 51 : Déjà vu
[S2] Bagian 52 : Mimpi
[S2] Bagian 53 : Sweet Nothing.
[S2] Bagian 54 - Day in Night
[S2] Bagian 55 - Presence
[S2] Bagian 56 - Little Gift
[S2] Bagian 57 - Truth or Lies
[S2] Bagian 58 - Birthday Party
[S2] Bagian 59 - Move in Silence
[S2] Bagian 60 - Poison
[S2] Bagian 61 - Fight
[S2] Bagian 62 - Athalla
[S2] Bagian 63 - Lintas Waktu
[S2] Bagian 64 - Mysterious Message
[S2] Bagian 65 - Ayah
[S2] Bagian 66 - Jingga's Gone
[S2] Bagian 67 - Beautiful Mistake
[S2] Bagian 68 - Best Condition
[S2] Bagian 69 - Strategy
[S2] Bagian 70 - Break A Leg

Bagian 48 - The Hidden Reason

5.1K 365 128
By ikangdoyi

Karena aku sedang merayakan hari kelahiran yang ke sekian sekian, jadi mau UP deh buat temen temen  ☺🥳











flashback.












Seorang pria bertubuh ringkih berpakaian kemeja hitam juga celana jeans biru dengan gagahnya mendatangi sebuah gudang kosong yang letaknya jauh dari permukiman. Pakaian panjang beserta hoodie yang menutupi seluruh kepalanya membuat tubuh bagian belakangnya tak bisa tertebak, siapakah sosok wanita yang sedang merokok di area kumuh dalam gedung tua tersebut.

"Aku nggak mau bantu."

Suara samar terdengar menggema dalam satu ruangan yang mereka tempati. Sang wanita belum mau menengok siapa lawan bicaranya.

Dia selangkah berbalik menuju sumber suara dimana kursi kosong serta kayu kayu rapuh yang habis diterpa rayap berserakan dibawah kaki mereka.

"Habis ini aku bakal berubah Wir,"

Pria itu mawas, berusaha menjadi lebih sabar lagi. "Itu nggak menjamin semuanya jadi lebih baik Hany!!!"

"Wira!"

"Apa kamu nggak inget yang bunuh Ayah aku siapa?!" Dengan nada yang menjengkelkan, Hany kembali membuat murka pria yang ada di depannya.

"Itu kecelakaan!" Bantah seorang pria yang bernama Wira, diyakini mereka berdua adalah sepupu jauh yang sangat jarang sekali bertemu.

"Aku anaknya, aku punya buktinya!"

Wira mengusak kepalanya kasar. Bahkan sekalipun dia menolak, Hany akan gila gilaan pergi bersama semua jawabannya ke kantor polisi. Siapapun pasti tidak ada yang ingin menjadi seorang tersangka.

"Di dalam mobil itu ada perempuan hamil. Bantu aku buat pindahin dia ke suatu tempat, kamu harus ikut aku Wir, habis ini aku selesai."

Wira yang takut akan ancaman Hany mau tidak mau harus mengurusi pekerjaan Hany yang tertunda. Ada rasa menyesal karena harus melakukan tindak kejahatan yang sekali lagi, harus membuat hidupnya tersiksa akan semua rasa bersalah.

Wira mencoba menarik lengan wanita yang tidak dikenalnya sama sekali, tetapi saat dia menggendong wanita hamil itu dan memperhatikan wajahnya secara seksama. Dia ingat. Wanita itu adalah Kejora, sepupu sahabatnya, Keidar.

"Kamu jaga di luar, aku ke dalam."

Wira buru buru menarik lengan Hany kencang.

"Kamu mau ngapain cewek hamil itu?"

Hany mengerutkan dahinya kesal. "Bukan urusan kamu!"

Disaat itu juga Wira sudah berusaha menghubungi sepupu Kejora, Keidar. Sejalan itu, Keidar berusaha menghubungi Doyoung namun tak ada hasil, Keidar yang bertempat tinggal di luar kota sulit menghubungi kenalan Doyoung beserta keluarganya. Alhasil, Doyoung akhirnya menelpon Keidar untuk menanyakan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.

Sayangnya Jefry menemukan Wira lebih dulu, Jeno menghabisi Wira dan membuatnya babak belur tanpa mau mendengar penjelasan dari Wira sedangkan Jefry menyusul lebih dulu ke kamar mereka berdua. Wira pingsan setelah beberapa saat, dan dia sadar dia berada di rumah sakit dengan borgol yang mengikat di sisi ranjangnya, dia tidak bisa pergi dari sana, karena dituduh telah melakukan kejahatan sama seperti yang Hany lakukan.

Sret

Setelah Wira membuka kain pembatasnya, di sisi kiri lainnya dia menemukan Hany yang sedang terduduk tanpa ekspresi.

Wira menanyakan tentang keadaan Hany pada perawat yang tengah mengurusnya, Hany diam tanpa makna terlukis di reaksi datarnya yang bahkan entah kemana dua bola mata itu tertuju. Tubuhnya kaku, kulitnya memucat, dan lemas. Wira memanggilnya berulang kalipun tak ada respon.

PTSD atau Gangguan stres Pascatrauma. Penyakit kejiwaan yang menyebabkan wanita itu memiliki kepribadian yang berbeda dari orang lain pada umumnya. Mulai dari perubahan perilaku emosi yang tak dapat terkontrol, selalu memiliki perasaan bersalah atau pandangan negatif dalam memandang sesuatu, kecenderungan untuk mengelak, ataupun menghindari kejadian yang pernah membuatnya terluka.

Dia selalu teringat masa lalu yang menyakitkan tanpa bisa menghapus semua kenangan buruk. Hany tak pernah diterapi, karena Ayahnya tak punya biaya saat itu.

Hany bisa dengan mudahnya menyakiti diri sendiri ataupun orang lain.

Wira melihat gerak gerik Hany penuh iba. Pasalnya selain sang Ayah memang wanita itu tak memiliki keluarga lain selain dirinya. Wira memang orang yang tidak harus bertanggung jawab atas meninggalnya Ayah dari wanita itu, tapi Wira tahu, alasan Hany menuduhnya dan membiarkan Ayahnya mati saat itu, tanpa mau membawanya ke rumah sakit.

Pelecehan seksual yang dilakukan Ayah terhadap anak gadis satu satunyalah yang membuat Hany menjadi seorang monster yang tak memiliki belas kasih dan selalu menginginkan kehidupan yang baik dari orang lain, walaupun dia harus merebutnya .. sekalipun membunuhnya.

"Aku selalu mimpi buruk Wir, setelah Ayah melakukan itu sama aku, Aku tertekan, dadaku sakit bahkan kepalaku tidak mau mengizinkanku untuk istirahat, besoknya Ayah mengurungku di gudang karena tangisanku nggak mau berhenti, Ayah selalu menggeretku ke kamarnya untuk melampiaskan hawa nafsunya dan melakukannya berkali kali, itu menyakitkan kalau kamu tau .. apa mereka bisa merasakan sakit yang kayak gini? Apa cuma aku aja Wir?"

Itu adalah ucapan terakhir kali Hany saat dia menemani ajal Ayahnya yang tengah menjemput. Melalui Wira.

"Hany"

Ada suara menginterupsi lamunannya disana, tapi itu bukan suara Wira.

"Kalau aku pergi, tolong titip anak perempuan aku ya?"

Dia kesal, karena lelaki itu tidak menyebutkan kata "kita" diantaranya.

Hany tidak merespon sama sekali, di kepalanya hanya ada suara dentuman besi panjang yang selalu Ayahnya bawa ketika Hany tidak menuruti kata katanya. Besi itu dipanaskan kemudian di tempelkan di seluruh tubuh anak gadis yang berusia 16 tahun itu. Dentuman itu semakin kencang bunyinya, membuatnya semakin takut dan berteriak keras, dia ketakutan, tapi ada suara hangat yang mengiringi frekuensi keras yang mengganggu pendengarannya. Akhirnya dia membuka mata dan menemukan pria berpakaian putih rapih serta dasi pita yang bertengger di lehernya.

Dia tersenyum. Tapi Hany tak bisa merasakan auranya. Bahkan tubuhnya tidak bisa menerima sensor apapun. Saraf motoriknya tak bereaksi disaat dia ingin membalas senyum hangat lelaki itu yang makin mendekapnya, tanpa sentuhan.

Saat pria itu kembali datang menjemputnya, dia bersiap. Bersiap atas segala kemungkinan dan tanpa bisa disadari. Dia hanya ingin ikut mendekap bersama pria yang sedang menunggu menjabat tangan kecilnya dan pergi beranjak dari sana. Dia tidak bahagia saat melihat malaikat kecilnya sedang berinteraksi dengannya. Dia hanya merasakan tubuhnya terpaut satu sama lain karena kebutuhan, seorang Ibu wajib memberikan Asi untuk anaknya.

Beberapa waktu kemudian tangis anaknya semakin menjerit. Beberapa perawat meninggalkan mereka karena sedang ke kamar kecil. Saat itulah Hany merasa lelaki itu sudah menjemputnya untuk pergi dan membawanya ke suatu tempat yang damai.

Cutter yang digunakan perawat untuk melepas tali yang biasanya terikat di kaki dan tangan Hany agar wanita itu tidak mengamuk dia sentuh dan dia gunakan untuk menyakiti dirinya sendiri.

Beberapa saat dirinya ditemukan telah tewas akibat bunuh diri, bayinya berada bersamaan disebelahnya menangis keras tanpa tahu bahwa Ibu kandungnya sudah meregang nyawa di sampingnya.

flashback done!

***












"AYAH AYAH AYAH!!!!!'

Kejora berteriak mencari keberadaan suamina di seluruh ruangan, namun nihil. Doyoung sedang keluar disaat dia membutuhkan bantuan suaminya. Pernikahan Johnny dan Lea beserta Taeyong dengan pasangannya akan berlangsung di jam yang sama.

"Ayahnya Mas Daffin kemana sih?!"

Sementara Daffin masih merengek di pangkuannya. Kejora masih menggunakan handuk dan menyusui Daffin di atas ranjang.

"Mima, Ayah tadi beli kue pancong di depan. Kenapa panggil panggil?"

Doyoung tanpa rasa bersalah sambil membawa tentengan plastik hitam itu pun langsung ingin segera melepas kedua telinganya akibat cercaan sang istri yang tiada habisnya.

"Aku baru kelar mandi, kamu udah nggak ada, anak kita nangis coba. Ini aku bisa masuk angin kalo cuma handukan doang Mas!!"

"Yaudah sini Mas Daffin sama Ayah."

Saat Kejora melepas Daffin yang tengah menyusu kemudian putingnya tergigit oleh Daffin yang masih ingin menyusu dengan sang Ibu.

"Akh!" Kejora memekik keras saat Daffin menggigit salah satu bagian disana.

"Kenapa kamu?" Tanya Doyoung, dia keheranan saat Kejora berteriak.

"Digigit Mas.."

Doyoung melihat bekas gigitan anaknya yang menyisakan warna merah akibat ulah anaknya tersebut. Kemudian dia tertawa, lebih tepatnya menahan tawa.

"Apasih kok ketawa? Sakit tau!"

Doyoung menutupi senyumnya samar samar dan mencoba menggendong Daffin yang sudah tidak terlalu merengek.

"Biasanya kalo Mas gigit juga keenakan,"

Kejora langsung ingin menjoroki suaminya ke lantai tapi dia sadar Daffin sedang digendong Ayahnya. Doyoung berbicara tentang hal yang berbeda keadaanya. Doyoung dan Daffin jelas berbeda kebutuhan dengannya.

"John selamat!!!" Doyoung menyelamati sahabatnya itu, kemudian memberikan selamat juga kepada Lea. Sementara Kejora dan Daffin mengekori suaminya dibelakang.

"Cepet cepet punya momongan, biar nanti anak aku ada temennya" imbuh Kejora yang disahuti oleh Johnny.

"Doy, bikin yang banyak ya. Anak lo ganteng banget." Johnny memperhatikan wajah Daffin dengan seksama, dia kagum atas tampannya pria kecil yang ada di gendongan sang Ibu.

"Siap, nanti gua nyetok banyak anak." Tukas Doyoung yang membuat Kejora tiba tiba memicing padanya.

'Jangan main main' bhatinnya.

"Oh iya salamin sama Taeyong, gue nggak bisa dateng sorry." Tutur Johnny.

"Kalo lu dateng, nanti yang nikah disini siapa? Yakali gue??"

Istrinya semakin memicing, memberikan pandangan tajam padanya dengan bibir yang menyibir sebal. Dia kemudian mencubit pinggang suaminya karena terlalu banyak menggodanya.

"Apa?? Mas mau nikah lagi emang?!"

Doyoung terkekeh mendengar itu. Istrinya cemburu adalah penampakan yang sangat menggemaskan. Apalagi sambil membawa Daffin yang belum mengerti apa apa.

"Enggak lah."

Doyoung mengecup kepala Kejora dan mengusap rambutnya halus.

"Menikah itu sekali untuk seumur hidup, itu prinsipnya laki laki."

"Tapi kalo amit - amit istrinya nggak ada gimana?"

Doyoung tampak berpikir sedikit."ya nikah lagi aja lah,"

Kejora menjitak kepala suaminya dengan keras. "Kayak gitu prinsip, heleh paling nanti kalo ada yang cakep dikit dikedipin tuh."

"Mima suudzon ya! Ayah nggak gitu kok,"

Kejora menangkup wajah suaminya, dia tersenyum dengan cukup melegakan. "Mima selalu percaya sama Ayah, begitupun Ayah harus selalu percaya kalo Mima selalu dukung Ayah, selalu ada di samping Ayah, selalu support Ayah, Ayah harus tetep jadi Ayahnya Mas Daffin dan suami yang kelewat luar biasa. Mima sayang Ayah, dan sampai kapanpun terus begitu."




















S E L E S A I.



















































































EH CANDA.
Masih ada part yang belum tuntas ahahaha. Bentarlagi aja kok. Semoga masih nungguin yak 🤗

BTW

Aku mau berbagi keindahan, Doyi baru banget up di bubble, aku mau bagi bagi sama klean nih, padahal sebenernya; GAK RELA BAGI BAGI 😭

(KHUSUS BUAT PARA PEMBACA SIR)











Masih ada yang ingat Wira nggak?


Kita ultahnya deketan ih. Gemes @.@

Kita ketemu lagi di beberapa bagian selanjutnya!

Continue Reading

You'll Also Like

6.1K 1.4K 27
[FOLLOW SEBELUM BACA] . "𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐭𝐞𝐦𝐮𝐚𝐧, 𝐩𝐚𝐬𝐭𝐢 𝐚𝐝𝐚 𝐩𝐞𝐫𝐩𝐢𝐬𝐚𝐡𝐚𝐧"-Raja. Mereka yang tadinya bermusuhan, kini t...
77.6K 7.7K 23
Brothership Not BL! Mark Lee, Laki-laki korporat berumur 26 tahun belum menikah trus di tuntut sempurna oleh orang tuanya. Tapi ia tidak pernah diper...
45.9K 4K 63
Yoongi si cowok super pintar harus tinggal bersama eunha si cewek bodoh?
76.7K 13.7K 30
Hidup memang penuh dengan kejutan dan tidak dapat disangka-sangka, jadi tidak usah kaget jika suatu hari nanti kamu dilamar direktur.