Princess of Rainbow Element [...

By desphrodite

685K 88.7K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... More

PROLOG
1. Jiwa yang lain
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

23. Singa yang lapar

10.4K 1.4K 225
By desphrodite

"Dari mana saja, Kalian?"

Langkah Niura dan yang lainnya terhenti begitu saja saat telah sampai menuju tenda. Mereka melihat keempat pangeran yang tengah berkacak pinggang dengan tatapan marah di pintu tenda.

"A–ada apa?" tanya Niura tak mengerti. Mereka baru saja pulang, namun sudah dihadang, mereka salah apa?

Pangeran Kangjian menghampiri keempat gadis itu, "Ada apa? ... Ada apa, kalian bilang?" tanyanya balik dengan mata yang merah.

Yihua berpikir keras, "Kami melakukan kesalahan apa?" gumamnya.

Kali ini pangeran Xiuhuan yang maju, "Kalian ini tidak bisa menjaga kewajiban, huh? Adik-adikku kelaparan, kalian kemana saja?" tanyanya marah.

"Ooh," jawab keempat gadis itu serentak.

Niura melangkahkan kaki jenjangnya, "Kalau ingin dibuatkan makanan, jangan bertele-tele, langsung saja bilang," ucapnya kesal.

Keempat gadis itu memasuki tenda untuk mencari bahan makanan, Niura membuka kaleng persediaan beras, kaleng daging kotak-kotak, dan rempah-rempah, namun ... kenapa tidak ada?

"Xiao Li, sepertinya kita kehabisan makanan," gumam Liwei sedih. Ia membuk tong berisi ikan, namun tetap saja tidak ada.

Grep!

"Eh?" Niura terkagetkan dengan Yihua yang tiba-tiba saja memeluknya dari belakang.

"Ada apa, Yihua?" tanya Niura bingung. Sepertinya Yihua memeluknya karena merajuk.

Yihua melepaskan pelukannya, "Tepati janjimu," jawabnya dengan bibir yang ia kerutkan dan kaki yang ia hentak-hentakkan.

Niura mengangkat alisnya bingung. Yihua yang mengerti bahwa Niura tidak mengerti pun semakin menjadi-jadi. Ia menarik-narik hanfu yang dikenakan oleh Niura.

"Eh, janji apa?"

Yihua menunjuk muka Niura kasar, "Kau ... kau telah berjanji padaku bahwa kau akan membuatkanku o ... oda-odading! Ya, buatkan!" Tegasnya tak terima. Sedari tadi Yihua memang sudah mempersiapkan kata-kata untuk menagih odading pada Niura.

"Baiklah," jawab Niura santai. Toh odading tidak sulit juga jika dibuat bersama.

Liwei dan Yi Jian yang mendengar itu langsung berlari ke arah Niura dan Yihua berada.

"Buatkan juga untuk ku!" Pinta Liwei dan Yi Jian serentak. Dengan memasang jurus mata kucing di matanya, matanya yang membesar dan berkaca-kaca membuat Niura tak tega. Niura hanya mengangguk menyetujui saja.

"Yeaayy!" Sorak mereka bertiga kegirangan.

Sementara para pangeran di luar tenda yang sedang menahan lapar semakin kesal mendengar suara bising itu.

"Aku akan ke kedai untuk membeli bahan-bahannya, kalian buatkanlah api dan rebus air, jangan ada yang kemana-mana!" Tegas Niura menatap Yihua yang sudah siap untuk ikut dengannya, kemudian tersenyum paksa lalu terduduk kembali.

Niura keluar dengan membawa keranjang rotan untuk menampung bawaannya. Saat ia sudah berada di depan, keempat pangeran itu menatapnya bingung.

"Mau kemana?" tanya mereka kompak.

"Di dalam tidak ada makanan sama sekali, aku akan ke kedai sekarang," jawab Niura santai sambil memakai sandal kainnya.

"Sendirian?" tanya pangeran Minghao diangguki Niura. "Apakah tidak berbahaya, seorang ketua pergi sendirian dari luar daerah perkemahan?" tanyanya lagi.

"Tanya sekali lagi, aku tidak akan membuatkanmu makanan!" Umpatan Niura berhasil membuat Minghao menciut. Sementara pangeran Jiazhen sudah menutup mulutnya rapat-rapat agar tidak melepas tawanya.

"Aku ikut!" Niura menoleh, melihat siapa yang ingin ikut dengannya tadi. "Kau, untuk apa kau ikut denganku?" tanya Niura santai.

Xiuhuan menghampiri Niura, mengambil keranjang yang ia bawa, "Untuk apa? Tentu saja menemani, sekalian aku ingin membeli liontin," jawabnya datar.

"Bukankah kau sudah memiliki liontin? Liontin yang kau rebut dariku dan Xin Qian?" tanya Niura kesal saat teringat kejadian tadi pagi.

Tanpa menjawab, Xiuhuan sudah menyeret Niura keluar saja. Sontak hal itu menjadi bahan gosip yang masih hangat untuk ketiga pangeran.

"Kita ganggu para gadis saja, di dalam," ajak pangeran Minghao yang diangguki oleh kedua kakaknya. Mereka memasuki tenda dengan cengiran kuda.

Kini Niura dan Xiuhuan berada di festival itu. Tujuannya untuk membeli bahan pangan dan ... liontin[?] Melihat-lihat kedai sayuran yang masih segar.

Festival yang masih berjalan lancar dengan keramaian para remaja Servia yang sibuk dengan keperluan selama di tendanya masing-masing. Niura memilih-milih sayuran yang ia rasa tepat, lalu memasukannya ke keranjang.

"Jangan yang itu!" Cegah Xiuhuan saat Niura mengambil paria. "A-aku ... tidak suka," lanjutnya.

"Lalu, apa yang kau suka? Masukan saja kedalam keranjang, aku akan mencari bahan-bahan untuk membuat odading," ucap Niura mengambil ranjang yang lain.

"Odading?" Xiuhuan menaikan satu alisnya, sepertinya ia tidak lernah mendengar kata 'Odading' semasa hidupnya.

Niura mengangguk, "Hmm ... semacam roti yang berbentuk seperti bantal lalu digoreng dengan minyak," jawabnya.

Xiuhuan merekah membayangkan odading, "Kau buat itu saja, aku tidak memilih apa-apa," gumam Xiuhuan entah kenapa.

Niura menghampiri Xiuhuan dengan cepat, membuat Xiuhuan membelak. 'Apakah dia akan membaca pikiranku lagi?' batin Xiuhuan waspada.

"Kau pilih saja sayuran yang kau inginkan, tidak mungkin jika kita semua hny memakan odading," ucap Niura menahan amarah.

Tanpa mau menjawab, Xiuhuan langsung memasukkan sayur-sayuran dan daging secara asal. Ia juga memasukkan rempah-rempah secara asal pula.

Niura menggelengkn kepalanya 'Dasar anak sultan' batinnya tak habis pikir.

Niura memasukkan seluruh bahan-bahan untuk membuat odading ke dalam ranjang. Setelah mersa lengkap, ia membayar belanjaan yang ia bawa dan yang di keranjang Xiuhuan.

"Mari," ajak Niura semakin masuk ke dalam festival. Xiuhuan yang menatap itu bingung, bukankah sudah lengkap?

"Bukankah arah pulang ada di arah barat? Kenapa kau ke timur?" tanya Xiuhuan penasaran. Niura memutar bola matanya jengah.

"Bukankah kau ingin membeli liontin?" tanyanya sambil menepuk jidat. Xiuhuan berpikir kecil, lalu tersenyum malu memperlihatkan deretan gigi putihnya seperti kuda.

"Dasar kera!"

Sudah lama sekali Niura menunggu pangeran itu memilih liontin. Sudah seperti wanita saja yang seleranya tinggi, sedari tadi tidak ada yang ia pilih. Niura memutuskan untuk menunggu saja di kedai yang mengadakan permainan teka-teki.

"Sayur apa yang tidak bisa dilupakan?" tanya pria gemuk pemilik kedai itu.

Para remaja terlihat berpikir keras, Niura memutar matanya merasa kasihan dengan mereka. Anak-anak dari orang terpandang tapi sangat lemot.

"Tidak ada yang jawab?" tanya pria gemuk itu lagi. Niura yang mudah kesal pun tak bisa menahan kata-kata yang ia pendam di kerongkongan.

"Bayam-bayam wajahmu," jawabnya sambil menatap ke arah lain.

"Huh?" para remaja itu menatap ke sumber suara. Menatap Niura dengan takjub.

Niur yang dipeelihatkan seperti itu menjadi ayan, "Ada apa? Apakah aku salah berucap?" tanyanya langsung. Para remaja itu menggelengkan kepalanya.

Belum sempat pria gemuk itu berucap, lengan Niura sudah ditarik saja oleh Xiuhuan yang sudah memakai liontin kristal berwarna hitam.

"Ayo," ajak Xiuhuan pergi.

"Kalian lanjutkan saja, anggap ucapanku yang tadi hanyalah angin lewat," ucap Niura pada para remaja di kedai itu.

"Apakah dia kekasih pangeran mahkota?"

"Huh, aku iri!"

"Tapi mereka cocok! Wanitanya sangat pintar, prianya sangat kuat!"

"Benar!"

Niura dan Xiuhuan menghiraukan ucapan mereka. Melanjutkan perjalanan pulang dengan tangan yang membawa beban. Niura yang sadar orang-orang di tenda sedang kelaparanpun langsung bertelepati dengan Yi Jian.

'Xu Yi Jian' gumamnya dalam hati memberikan kode nama telepati Yi Jian. Setelah pelipisnya cenat-cenut, itu menandakan telepati tersambung. Dua jarinya memegang pelipis.

"Kau berikan saja mereka pudding yang diberikan Guru Jia, jangan sampai mereka terkena penyakit lambung karena menahan lapar!" Pintanya, belum sempat Yi Jian menjawab, ia langsung menurunkan kedua jarinya dari pelipis hingga sambungan terputus.

'Dia sangat perhatian' batin Xiuhuan tersenyum di belakangnya. Namun kali ini tidak bisa didengar oleh Niura karena ia sedang tidak ingin membuat onar lagi.

Setibanya di tenda, mereka berdua langsung masuk ke dapur untuk menaruh belanjaan yang telah mereka beli. Disana para pangeran terlihat sedang menyantap pudding sesuai perintah Niura. Sebenarnya pudding itu dikhususkan oleh nyonya Jia untuk kelompok Niura saja. Namun tak tega, Niura berikan saja kepada mereka.

"Kalian bantu aku," ucap Niura menatap ketiga gadis yang sedang menunggunya. Mereka mengangguk lalu pergi ke dapur.

Niura menatap Xiuhuan yang menatapnya dengan intens, "Kau makan pudding saja, sana!" Usir Niura kesal.

Xiuhuan menggelengkan kepalanya, ia malah duduk di jerami tepat di belakang mereka memasak. Memperhatikan keempat gadis yang bersusah payah mengolah makanan.

Niura hanya menghela napasnya pasrah, bagaimana jika Xiuhuan terkena penyakit lambung? Sungguh keras kepala.

"Xiao Li, banyak sekali belanjaannya ...." gumam Liwei takjub melihat keranjang yang penuh dengan makanan.

Niura melirik Xiuhuan sebagai pelakunya yang sedang terkekeh menertawakan dirinya sendiri.

"Apa yang harus kami lakukan?" tanya Yihua setelah melihat isi dari keranjang itu. Ia melihat-lihat adonan odading yang memusingkan.

Niura melihat isi keranjangnya, berpikir sejenak, lalu mengangguk paham.

"Yihua, siapkan seluruh bahan-bahan yang ada di keranjang, kau masukan semu ke dalam wadah yang berbeda-beda," jelas Niura yang kemudian diangguki oleh Yihua.

'Aku harus apa? Sungguh, aku tidak mengerti semua ini' batin Liwei pusing melihat semuanya. Ia mengacak-acak tepung terigu menggunakan sendok yang terbuat dari kayu.

Niura menggeleng melihat kelakuan Liwei yang sedang dilema. Ia menghampirinya dengan membawa satu batok kelapa. "Liwei, kau masukkan gula dan ragi ke dalam air hangat, setelah itu ... aduklah dengan perlahan," ucapnya.

Liwei berbinar bahagia. Ia melakukan sesuai perintah sang ketua, mulai dari memasukkan bahan-bahan ke dalam batok kelapa dan mencampurnya dengan air hangat. "Eumm ... aku apakan lagi, biang ini?" tanyanya kebingungan.

"Tutup batok kelapa itu, diamkan saja hingga aku beritahu batas waktunya." Niura menyatukan ibu jarinya dengan jari telunjuk, pertanda 'Oke' yang kemudian diangguki oleh Liwei.

"Hei, lihatlah! Biang yang dibuat oleh Liwei kini berbuih!" takjub Yi Jian saat membuka tutup batok kelapa tersebut.

Niura ikut melihatnya, "Wah, berhasil. Berikan padaku," pintanya. Ia mengambil biang dalam batok kelapa tersebut, lalu menyimpannya di tempat lain.

Bahan-bahan kering dan satu butir telur sudah ia satukan dengan biang itu, mengaduknya lagi, lalu mendiamkannya hingga berkembang.

Sambil menunggu loyangnya berkembang, Niura meminta Yi Jian dan Yihua untuk membuat api, ia dan Liwei membersihkan kalkun hasil buruan pangeran Minghao saat ia pergi ke pasar.

"Tusuk dagingnya, lalu letakkan di atas api." Yihua mengangguki perintah Yi Jian, lalu meletakkan kalkun tersebut ke arah api.

Niura tersenyum melihat kekompakkan kelompoknya. Ia sangat bersyukur mendapatkan kelompok seperti mereka, coba bayangkan jika ia sekelompok dengan Xin Qian atau adik dan kakak tirinya? Bisa-bisa ia pulang tak bernyawa.

Pangeran Xiuhuan menatap keempat gadis itu dengan senyuman. Lebih tepatnya ke arah Niura yang terlihat seperti seorang guru yang mengajari muridnya, seorang ibu yang menjaga anaknya, seorang ketua yang melindungi bawahannya. Semua itu bercampur dalam diri Niura hingga membuatnya menyunggingkan senyum tanpa sepengetahuannya sendiri.

Tak!

Lamunannya pecah kala seseorang menjitak keningnya. Xiuhuan mengusap keningnya, pelan. Ia melihat ke arah kiri,melihat orang yang telah berani mengganggunya. Memberikan tatapan tajam seolah akan membunuh orang itu dengan kepalan tangan.

"Hehe, kau tidak boleh bergabung dengan lawan jenis, kau ini pria, Kak. Sadarlah." Minghao menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Melihat raut wajah kakak pertamanya yang menyeramkan, ia memutuskan untuk berlari.

Xiuhuan bangkit dari duduknya lalu mengejar adik bungsunya yang sangat nakal itu. Huh! Minghao memang satu-satunya yang berani mengusik kakak-kakaknya.

"Awas, kau bocah!"

Niura dan yang lainnya menahan tawa melihat kisah kucing dan tikus yang sangat naif itu. Tersadar akan satu hal, Niura segera menghampiri batok kelapa berisikan loyang yang telah mengembang itu.

Dengan cepat Liwei membantu Niura mengangkat loyang yang lumayan besar itu, mengempiskannya, lalu memotongnya berbentuk kotak-kotak seperti bantal.

"Yi'er, panaskan minyaknya ...!" titah Niura sedikit berteriak karena jaraknya yang cukup jauh dengan Yi Jian.

Yi Jian meninggalkan kalkun yang tengah di asap itu dengan Yihua yang sedang mengipasinya. Yi Jian segera menyiapkan kuali, lalu memanaskan minyaknya. Sementara Niura dan Yihua sedang menuju ke arahnya dengan membawa odading setengah jadi yang lumayan banyak setelah dipotong-potong.

"Apakah sudah panas?" tanya Liwei melihat minyak di atas kuali itu.

Yi Jian mengangguk sebagai jawaban. Ia membantu Niura dan Liwei memasukkan odading setengah jadi itu ke dalam kuali. Mengatur kayu bakar supaya apinya tidak terlalu besar, menghindar dari cipratan-cipratan minyak yang menggelora, itu semua dilakukan mereka.

Niura yang mengalami kesulitan, segera membuat farmasi untuk membuat perisai. Perisai yang akan melindungi mereka semua dari cipratan minyak panas dan kepulan asap dari api yang tidak mengenakkan.

"Jika odadingnya sudah kecoklatan, kalian angkat, lalu tiriskan. Aku akan membantu Yihua menyiapkan ayam kalkun," jelas Niura dengan jelas. Yi Jian dan Liwei membalik odadingnya dengan menggunakan sendok besar yang terbuat dari kayu.

"Siap, Kapten!" jawab mereka serentak sembari mengangkat tangan kananya dengan hormat.

Niura dan Yihua memotong-motong ayam kalkun yang sudah matang, memotongnya menjadi delapan bagian. Masing-masing adil mendapatkan satu bagian, karena ayam kalkun ini sangat besar. Bahkan mereka mendapatkan telurnya yang sengaja Niura aduk dengan adonan odading karena saat di festival, ia tak menemukan pedagang telur ayam.

Yihua mengambil kecap yang dibuat sendiri. Mengoleskannya ke setiap bagian ayam kalkun hingga terasa harum, lalu meletakannya di helai daun pisang yang sangat besar. Bisa dibilang, jika mereka seperti sedang ngeliwet. Bedanya, tanpa nasi, karena letak daerah jauh dengan para petani sawah di daerah selatan.

"Hmm ... aromanya sangat menggiurkan!" Yihua takjub dengan apa yang ia lihat. Matanya merekah melihat odading yang telah disajikan, ia tidak sabar untuk segera menjadi ironman.

Belum sempat memanggil, para pangeran telah datang dengan sendirinya. Menatap banyaknya makanan yang disajikan. Selain odading dan kalkun, Niura juga telah menyiapkan sayur bayam dan kulit kalkun.

"Benarkah kalian yang memasak semua ini?" tanya Kangjian takjub. Ia menduduki dirinya di hadapan makanan-makanan tersebut.

"Kau meragukan kami?" Liwei menatapnya tajam. Dengan tangannya yang masih memegang pisau dapur membuatnya terlihat sangar. Kangjian yang hendak menyuap makanan seketika langsung bergidik.

"A–aku sangat mempercayai kalian!"

"Hahaha!" Mereka semua tertawa ria melihat sisi lain pangeran Kangjian yang dikenal kejam. Ternyata takut dengan Liwei yang humoris? Memalukan atau membingungkan?

"Mengapa kalian terus tertawa? Lihatlah Xiao Li sudah kelaparan," ucap Xiuhuan sembari menunjuk Niura yang sedang tertawa.

Niura menghentikan tawanya, "Mengapa aku? Lapar pun kau malu? Kau tau, ini fitnah?" Tangannya mengepal, pipinya mengembung, matanya mengarah ke sisi lain. Semua yang melihatnya memandang Xiuhuan dengan tatapan buas.

"Mengapa kau membuatnya marah?" bisik Jiazhen yang tak habis pikir dengan gengsi yang memenuhi diri kakaknya.

"Aku tidak merasa begitu," jawab Xiuhuan santai. Semuanya menghela pasrah, melanjutkan makannya dengan nikmat. Sesekali mereka bercanda ria membayangkan susah payah mereka membuat masakan ini.

Daun pisang tempat makanan itu telah bersih, makananny tak tersisa. Mereka semua kekenyangan lalu meminum air putih yang sudah disiapkan. Sedari tadi Niura tidak berbicara. Tatapannya datar, jika ditanya jawabnya hanya mengangguk atau menggeleng saja. Hal itu membuat mereka semua mengutuk Xiuhuan dalam hati.

Liwei mengajak Yihua dan Yi Jian berbisik, merencanakan sesuatu agar Niura kembali tertawa. Para pangeran hanya pasrah saja, mereka sebenarnya ingin berkultivasi, namun kenyang mengalahkan semuanya. Dasar rakus!

Liwei, Yihua, dan Yi Jian tertawa dalam bisikan, mengangguk-angguk lalu ber-tos ria tanpa mengajak Niura. Namun Niura tak menghiraukan itu, ia pun malas jika mengikutinya.

"Ehm ...." Yihua berdeham dengan melirik-lirik ke segala arah. Ia memberikan kode mata kepada Yi Jian yang kemudian dianggukinya.

"Oke, jadi ... Liwei memiliki ide untuk membuat sebuah permainan kecil untuk menghilangkan keheningan, bagaimana?" Yi Jian menjelaskannya. Para pangeran mengangguk menyetujui saja tanpa mengetahui yang sebenarnya.

"Apa yang harus kami lakukan?" tanya Kangjian penasaran. Jiazhen dan Minghao pun mengangguk penasaran. Kecuali Xiuhuan yang tengah merutuki dirinya sendiri karena membuat kesal Niura.

Liwei tersenyum bangga, "Baiklah ... semuanya duduk berpasangangan, membuat lingkaran yang ditengahnya terdapat tepung sisa bahan odading. Tenang saja, tepungnya higienis." Ia menjelaskannya. Semuanya langsung duduk berpasangan sesuai perintahnya.

Liwei duduk bersebelahan dengan Kangjian, Yihua dengan Minghao, Yi Jian dengan Jiazhen, dan ... Niura dengan Xiuhuan. Tentu saja mereka berdua satu-satunya tim yang sangat hening.

Yihua meketakkan tepung di nampan yang diletakkan di tengah-tengah mereka. "Kita akan bermain teka-teki. Aku akan memberikan inisial huruf, dan kalian akan menyambungnya. Barang siapa yang tidak bisa menjawab, maka pasangannya harus memberi tepung ke hidung yang kalah menggunakan hidungnya. Setelah itu, yang kalah harus memberikan hadiah kepada pasangannya."

"Kalian siap?" Yihua menatap mereka satu persatu. Ia tau, pasti Niura dan Xiuhuan tak akan menjawab, namun ini satu-satunya cara agar keduanya bersenang-senang kembali.

"Siap!"

"Baiklah, sebutkan nama hewan dengan inisial K!" ucap Yihua dengan cepat.

"Kijang!" Liwei menjawab dengan tepat.

"Kuda!" Kali ini Kangjian.

"Keledai." Niura menjawabnya dengan santai.

"Kelelawar." jawab Xiuhuan tak kalah santai.

"Kambing!" Yi Jian menjawab dengan girang.

"Ku——

"Waktu habis!" Yihua memotong ucapan Jiazhen membuatnya kesal.

"Bagaimana bisa? Aku baru saja akan menjawabnya?" Jiazhen menampilkan raut wajah kesalnya.

Yi Jian tergelak, "Kau sangat lamban," ucapnya.

Yi Jian menempelkan tepung di nampan ke hidungnya. Kemudian wajahnya mendekati wajah Jiazhen yang masih kesal.

Deg!

'Apa ini?' batin Jiazhen kebingungan. Jantungnya terasa ingin copot jika dilihat Yi Jian dari dekat.

"Aakah klian akan terus bertatap-tatapan seperti itu?" Liwei membuyarkan pikiran Jiazhen dan Yi Jian. Yi Jian segera menempelkan hidungnya dengan hidung Jiazhen sambil menahan napas.

"Baiklah. Pangeran Jiazhen, karena kau kalah ... maka kau harus memberikan hadiah kepada pasanganmu," ucap Yihua dengan jelas. Jiazhen tampak berpikir, hadiah apa yang akan ia berikan?

Setelah lama berpikir, akhirnya ia memberikan sapu tangan berwarna biru tua berbahan sutera kepada Yi Jian. Yi Jian yang mendapatkan itu kegirangan. Ia menerimanya dengan sangat senang.

"Terima kasih, aku sangat menyukainya ...."

Yihua tersenyum melihat itu, kemudian ia kembali melanjutkan permainan. "Sebutkan nama buah-buahan dalam inisial, M!" Yihua menunjuk Liwei agar ia menjawab pertama.

"Manggis!" jawab Liwei sempurna.

"Mangga!" jawab Minghao cepat.

"Matoa," jawab Niura santai.

"Ma—

"Waktu habis!" Kali ini Yihua memotong ucapan Xiuhuan yang dimana hal ini sedang ia nanti-nantikan.

"Sebelumnya maaf, Pangeran mahkota ... tapi waktumu sudah habis. Xiao Li, kami persilahkan," ucap Yihua sedikit puitis. Niura menghela, ia melakukan hal yang sama seperti Yi Jian sebelumnya.

Saat hendak menempelkannya ke hidung Xiuhuan, matanya ditatap lekat oleh Xiuhuan membuatnya memerah. Xiuhuan yang melihat itu tersenyum dalam hati.

"Terpesona?"

Niura membelakkan matanya mendengar ucapan Xiuhuan yang keterlaluan percaya diri. Ia dengan cepat menempelkan hidungnya dengan hidung Xiuhuan hingga tepungnya berpindah tempat.

"Sombong!" Tukas Niura tepat di hadapan Xiuhuan. Xiuhuan tertawa melihat wajah malu-malu Niura. Mereka semua pun ikut tertawa, Yihua tersenyum menyadari ide Liwei yang berjalan lancar.

"Pangeran, hadiah apa yang akan kau berikan?" tanya Liwei penasaran. Xiuhuan langsung memasukkan tangannya ke dalam saku, mengambil sesuatu yang kemudin ia pasangkan di leher Niura.

Niura membelak melihat benda itu, "Li–liontin? Ini 'kan—

"Ya, aku sengaja membelikannya untukmu," jawab Xiuhuan memotong ucapan Niura dengan cengiran kudanya.

Niura sangat senang melihat liontin cantik yang diperebutkannya dengan Xin Qian di festival saat itu. Tak sadar ia memeluk Xiuhuan dengan bahagia membuat yang lainnya terkejut, bahkan Xiuhuan hampir saja terbatuk.

Xiuhuan membalas pelukan hangat Niura lalu memejamkan matanya.

-TBC-

Gimana, guys? Halu authornya aneh, ya? Wkwk maklumin aja dahhh
Segini aja udh 3000 lebih kata haha, okee see u dadah babay

❤Author Dedes❤
Oh, ya buat readers holkay yang bawa bintang trs dikasih ke authornya thanqcuu😂😘

💜재민💜

Continue Reading

You'll Also Like

2.2M 286K 90
[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [TAMAT-PART LENGKAP] เผบเผปเผบเผป Setelah kecelakaan itu, hal yang tak terduga terjadi. Mei Yue yang merupakan agen rahasia terlempa...
769 314 100
Ana yang berupa roh meninggalkan dimensi empat kerajaan dan pergi menuju dimensi lain melalui simbol waktu yang di buat oleh baz. Ana menuju dimensi...
14.7K 699 10
one shoot / multi shoot story Newjeans or maybe crack ship
1.3M 103K 116
"You do not speak English?" (Kamu tidak bisa bahasa Inggris?) Tanya pria bule itu. "Ini dia bilang apa lagi??" Batin Ruby. "I...i...i...love you" uca...