Setelah beberapa minggu kemudian tuan putri berhasil meguasai sihir dasar penyembuhan.
"Liha lihat aku sudah berhasil menguasainya"
Kata tuan putri dengan senangnya. Hmm nampaknya dia sangat bersemangat saat mempelajarinya ya.
"Syukurlah kalau begitu" (kataku)
"Lalu apa yang harus ku pelajari lagi" (tuan putri)
"Hmm... Menurut saya lebih baik tuan putri berlatih itu saja dulu" (kataku)
"Hee... Kenapa buakankah aku sudah bisa melakukannya" (tuan putri)
"Memang tuan putri sudah bisa menggunakannya tetapi seorang ahli sihir dapat mengembangkan sihir yang dia dapat" (kataku)
"Jadi?" (tuan putri)
"Jadi tuan putri dapat mengembangkan sihir ini sendiri agar anda bisa melakukannya walau saat terdesak dan tidak kebingungan" (kataku)
Setelah perbincangan kami selesai tuan putri memutuskan untuk kembali ke istananya. Dan aku kembali ke ruangan para pahlawan untuk beristirahat.
"Bagaimana kencannya?" (Gin)
"Kencan?" (Kataku)
"Bukankah kalian sudah berpacaran?" (Hiro)
"Tidak, aku tidak memiliki hubungan apapun dengan tuan putri" (kataku)
"Kau bodoh ya, apakah kau tidak tertarik padanya?" (Gin)
"Jangan bilang sebelum ke dunia ini kau belum pernah berpacaran?" (Hiro)
"Memang" (kataku)
"HAHAHAHA!!!!"
Mereka berdua tertawa terbahak bahak mengetahui bahwa aku adalah seorang pejaka. Saat ditengah tengah obrolan kami Haru datang dengan membawa surat dari kerajaan yang berisikan sebuah undangan
"Hei... Teman-teman aku mendapat surat dari kerajaan" (Haru)
"Apa coba buka apa isi di dalamnya?" (Gin)
"Selamat siang para pahlawan saya sebagai raja ingin mengundang kalian untuk datang ke istana dan menemui ku di ruang singgasana besok"
"Apakah ini sebuah misi penting?" (Gin)
"Mungkin" (kataku)
Kami sangat senang karena mendapat misi dari kerajaan. Sudah lama kami tidak mendapatkan misi langsung dari raja setelah beberapa minggu.
Keesokan harinya kami datang ke istana untuk menemui raja.
"Permisi yang mulia apakah ada hal yang perlu kami lakukan?" (Gin)
"Ya para pahlawan maafkan saya karena telah memanggil kalian ke istana, padahal sekarang kalian sedang mempersiapkan untuk melawan raja iblis" (raja)
Tiba tiba tuan putri datang dengan gembira.
"Ayah sarapan sudah siap" (Tuan putri)
"Iya putriku" (raja)
"Eh maaf atas ke tidak sopananku"
Kata tuan putri sambil tersipu malu.
"Oh ya perkenalkan putriku bernama Ayako" (raja)
Benar juga saat kami latihan kami tidak saling kenal kataku dalam hati
"Ijinkan kami memperkenalkan diri lagi, namaku Gin Akagi panggil Gin"
"Namaku Hiro Ichiro panggil Hiro"
"Namaku Haru Hikaru panggil Haru"
"Dan namaku Shinra Tanaka panggil Shinra"
"Kalau begitu tuan Shinra terima kasih atas latihanya selama ini" (putri Ayako)
"Ah... tak perlu berterima kasih itu sudah menjadi tugas saya karena tuan putri yang memintanya" (kataku)
"Oh ternyata kalian sudah pernah bertemu ya" (raja)
"Ya mereka sangat baik sekali padaku ayah" (putri Ayako)
"Oh ya maaf putriku sudah merepotkan kalian, baiklah mari kita kembali ketopik pembicaraan sebelumnya" (raja)
Wajah raja seketika berubah menjadi serius dan muram.
"Sebenarnya beberapa hari yang lalu para penjelajah kerajaan menemukan sebuah dungeon" (raja)
"Lalu mengapa anda memanggil kami?" (Gin)
"Saya memanggil kalian kesini karena para prajurit yang menelusuri dungeon itu tiba tiba tak pernah kembali lagi, saya ingin kalian memeriksa apa yang terjadi didalam dungeon itu" (raja)
"Baiklah kalau itu ke inginan yang mulia kami akan berangkat menuju kesana" (Gin)
Setelah melakukan pembicaraan yang serius raja menawarkan kami untuk sarapan di istana.
"Lalu seberapa dekat kalian dengan putriku?" (raja)
"yah... sebenarnya yang mulia bukan kami yang dekat dengan tuan putri tetapi Shinralah yang paling dekat dengan tuan putri"
Kata Hiro sambil melirik ke arahku.
BBRRUUHH!!! (sfx menyemburkan air)
"A-Apa maksudmu itu?!?"
Kataku sambil tersipu malu.
"HAHAHA" (Tawa mereka)
"Hei wajahmu merah lo" (Gin)
"Ma-Mana ada" (Kataku)
"Ke-Kenapa ti-tiba tiba membahas itu"
Kata putri Ayako dengan majah memerah dan tersipu malu.
"Tuh lihat sudah ada kode lho" (Gin)
"Ti-Tidak mungkinkan" (kataku)
"Permisi saya pergi terlebih dulu" (Haru)
"Kenapa dia kok terlihat marah? " (Hiro)
Setelah selesai mereka pergi menyusul Haru ke hutan dan melanjutkan latihan.
"Oioi Haru pergi kemana?" (Gin)
"Tidak tahu, hei Shinra apakah kau bisa merasakan keberadaannya?" (Hiro)
"Tidak, aku tidak merasakan keberadaan Haru saat menggunakan sihir pendeteksiku" (kataku)
"Mungkin dia sudah kembali ke penginapan" (Gin)
"Mungkin, kali begitu mari kita lanjutkan hunting kita" (Hiro)
Saat mereka melakukan hunting untuk menaikkan level dan mendapatkan power point. Sedangkan Haru berkeliling ke kota di kerajaan dengan rasa kecemburuannya terhadap Shinra.
"Cihh apa apaan Shinra itu selalu mencari perhatian"
"Semua dia rebut bahkan hati tuan putri yang cantik dan kucintai"
Kata Haru didalam hatinya dengan rasa kesal. Saat Haru masih berkeliling tiba tiba Haru mendengar pembicaraan pedagang tentang hubungan putri Ayako dan Shinra.
"Hey, bukankah tuan putri sudah memiliki hubungan dengan salah satu pahlawan "
"Iya, aku kemarin melihat mereka sedang berduaan di luar istana"
Perasaan Haru semakin memanas, pemikirannya menjadi kacau dan membuat dia ingin merencanakan sesuatu.
"Shinra Shinra Shinra!! Dasar pencuri, semua dia curi dariku perhatian banyak orang, perasaan putri Dasar!!!"
Kata Haru dalam hati dengan nada kasal dan emosi yang meledak ledak.