YES CHEF!

By sasalinaaa

61.1K 7.3K 711

"Chef kalau pasangan Chef masak terus makanannya ga enak, piringnya Chef lempar juga?" -Kirania Queena Mahesw... More

PROLOG
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
PART 6
PART 7
PART 8
PART 9
PART 10
PART 11
PART 12
PART 13
PART 14
PART 15
PART 16
PART 18
PART 19
PART 20
PART 21

PART 17

2.3K 323 25
By sasalinaaa

Hari ini sudah 3 hari sejak kepergian Shaka ke Inggris. Mas Lingga dan Mbak Geya juga masih berada di Lombok. Rumah benar-benar terasa sangat sepi.

Biasanya setiap makan malam terasa ramai dan menyenangkan. Sudah 3 hari ini kondisi meja makan lebih tenang dan ga ada teriakan dari ku saat Shaka mencoba merebut makanan ku.

Ayah dan Bunda pun terlihat seperti kesepian, bahkan ga jarang Bunda masih teriak manggil Shaka dirumah. Kita semua bener-bener masih belum terbiasa dengan kondisi saat ini.

Untungnya komunikasi kami dengan Shaka dan Mas Lingga sangat baik. Shaka dan Mas Lingga selalu menyempatkan menghubungi aku atau Bunda setiap harinya. Setidaknya hal itu bisa mengurangi rasa rindu kami sama dua laki-laki jagoannya Ayah, Bunda dan aku.

"Ran, malem minggu nanti jadi dateng ke Java Jazz gak?" Tanya Liana yang baru duduk di kursi kerjanya.

"Belum tau Li" jawab ku sambil membaca beberapa catatan di notes yang ku buat.

"Tapi udah beli tiketnya kan?" Tanya Liana lagi.

"Udah, Shaka udah beliin dari minggu kemarin" jawab ku.

"Terus kenapa?" Tanya Liana.

"Kasian Bunda sama Ayah ga ada temen dirumah" jawab ku.

"Mas Lingga belum pulang?" Tanya Liana.

Aku hanya menganggukkan kepala.

"Lagian bingung juga ga ada temen" lanjut ku.

"Kan nanti bisa janjian sama gue. Anak-anak yang lain juga pada dateng kok" kata Liana.

"Liat nanti deh ya Li" kata ku sambil tersenyum.

"Yaudah gue balik duluan ya" kata Liana.

Aku mengangguk lalu melambaikan tangan ku kearah Liana yang mulai keluar dari ruangan kerja kami.

Setelah merapihkan meja kerja ku, aku langsung bergegas untuk keluar dari ruang kerja dan berjalan kearah parkiran.  Sesampai di parkiran, aku langsung masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobil ku ke arah rumah

Ga terasa mobil yang ku kendarai sudah sampai di halaman rumah. Saat akan memasukan mobil ku ke dalam carport, ternyata ada mobil lain yang sudah menempati tempat parkir untuk mobil ku.

Jantung ku tiba-tiba berpacu dengan cepat saat menyadari mobil yang sudah sangat ku kenal ini. Ada apa Chef Arsen ke rumah? Mas Lingga kan masih honey moon sama Mbak Geya, atau jangan-jangan Chef Arsen mau ketemu sama aku.

Duh mikir apa sih kamu Kiran!

Aku bergegas turun dari mobil ku dan langsung berjalan memasuki rumah. Saat langkah ku memasuki ruang keluarga, aku melihat Bunda, Ayah dan Chef Arsen sedang mengobrol satu sama lain.

"Malam semuanya" sapa ku sambil berjalan mendekat kearah mereka.

"Eh udah pulang? Kok ga kedengarn suara mobilnya" kata Bunda sambil tersenyum hangat kearah ku.

"Parkir di depan rumah Bunda, soalnya di carport ada mobil lain" kata ku sambil tersenyum kearah Chef Arsen.

"Eh sorry, biar saya pindahin dulu mobil saya" kata Chef Arsen sambil bangkit dari duduknya.

Aku langsung menahan lengannya saat Chef Arsen melewati ku.

"Ga usah, nanti aja sekalian kalau mau pulang" kata ku sambil tersenyum.

Chef Arsen melirik kearah tangan ku yang berada disekitar lengannya. Aku buru-buru melepaskan lengan Chef Arsen dan duduk di kursi yang sejak tadi di duduki olehnya.

"Kok Chef ada disini? Kan Mas Lingga masih di Lombok" kata ku saat melihat Chef Arsen sudah duduk di hadapan ku.

"Tadi Bunda ga sengaja ketemu Chef Arsen waktu lagi belanja bulanan. Kebetulan Bunda belanja sendirian, jadi Chef Arsen nawarin diri buat temenin Bunda dan anter Bunda pulang" kata Bunda sambil tersenyum ke arah ku.

Nah kan, kecewa kan Kiran! Makanya jangan kepedean!

"Ran, besok Bunda sama Ayah ada acara di villanya Om Pram, kamu mau ikut?" Tanya Bunda.

Sejujurnya aku paling males kalau ada acara keluarga terus Mas Lingga dan Shaka ga ada.

"Kayanya engga deh Bund" jawab ku.

"Mau kemana emang?" Tanya Ayah.

"Ada acara konser musik. Shaka udah beliin tiketnya jauh-jauh hari. Sayang kalau ga dateng" jawab ku sambil menatap kearah Ayah.

"Sama siapa nak perginya?" Tanya Bunda.

"Belum tau sih Bund. Cuman Liana juga mau kesana. Paling bareng sama anak-anak kantor." Jawab ku.

"Ooh yaudah kalau gitu. Berati kamu dirumah sama Bibi ya nanti" kata Bunda.

Aku menganggukkan kepala.

"Bu maaf, makanannya udah siap" kata Bibi, asisten rumah tangga kami.

"Oh makasih ya Bi" kaya Bunda.

"Yuk kita makan malem dulu" kata Ayah sambil berjalan kearah meja makan.

Aku bangkit dari duduk ku dan saat melewati Chef Arsen, tiba-tiba dia menahan lengan ku.

"Kamu mau saya temenin ke acara konser musiknya?" Tanya Chef Arsen sambil menatap kearah ku.

Aku tersenyum dan langsung menganggukkan kepala. Yaampun, jujur banget sih Kiran!

**********************************************************************

"Hallo Na, saya udah di depan rumah ya" kata Chef Arsen.

"Oh okay Chef, sebentar ya" kata ku dan langsung menutup sambungan telpn kami.

Aku berjalan menuruni anak tangga dan langsung berpamitan pada Bibi. Saat akan berjalab keluar, ternyata Chef Arsen sudah duduk diruang tamu.

"Hai" sapa ku.

Dia hanya tersenyum dan berjalan mendekat kearah ku.

"Kamu kalau pake baju kaya gini, makin kaya abg ya Na" kata Chef Arsen sambil memperhatikan penampilan ku.

Aku langsung tertawa sambil memukul bahu Chef Arsen. Tenang, pelan-pelan kok pukulnya!

Hari ini aku menggunakan dress selutut berwarna maroon yang dipadukan dengan jaket denim. Lalu aku memakain sepatu kets berwarna biru muda.

"Chef juga keliatan lebih muda kok, jadi saya ga kaya lagi jalan sama om-om ya" kata ku sambil memperhatikan penampilan Chef Arsen.

Chef Arsen ikut tertawa sambil mengacak rambut ku.

Malam ini dia menggunakan hoodie berwarna maroon yang dipadukan dengan celana jeans berwarna navy. Percaya deh, dia bener-bener ga keliatan kaya mau 40 tahun!

"Berangkat sekarang?" Tanya Chef Arsen sambil melirik kearah jam yang berada di pergelangan tangannya.

Aku mengangguk dan berjalan mendahuluinya.

Selama perjalanan kami banyak bercerita satu sama lain. Semakin sering pergi bareng sama Chef Arsen, suasana mobil jadi semakin ramai. Ga sunyi senyap kaya kuburan lagi.

Kadang aku masih ga percaya kalau orang macem Chef Arsen ini bisa bercanda. Wajah sangar, tatoan dan irit ngomong kaya gini ya wajar aja sih kalau aku dulu takut banget kalau harus ngomong sama dia.

Tapi yaa Chef Arsen tetaplah Arsenio Nasution. Mau dia ngelawak pun, kadang wajahnya bener-bener ga berekspresi!

Jadi tuh aku kadang nganggep kalau dia itu lagi cerita serius, bukan lagi berusaha ngelucu atau ngelawak di depan ku.

Saat ini kami sudah sampai di tempat acara. Aku dan Chef Arsen sudah berjalan kearah gerbang masuk. Kami berjalan bersebelahan dengan jarak yang sangat dekat.

Saking dekatnya kadang tangan kami tuh ga sengaja saling bersentuhan. Tau ga, bawaannya jadi pengen ngegandeng tangannya Chef Arsen kalau kaya gini!

Tapi jelas dong ga aku lakuin. Mana berani si Kirania ini main gandeng tangan cowo. Nanti kalau di tolak malunya setengah mati.

Saat sedang asik berjalan dan memperhatikan kearah sekitar, tiba-tiba tali sepatu ku lepas. Aku mengedarkan pandangan ku untuk mencari bangku kosong yang jaraknya ga jauh dari ku.

Karna aku memakai dress, jadi aku ga bisa sembarangan jongkok buat benerin tali sepatu. Jadi setelah menemukan ada kursi kosong yang ga jauh dari tempat ku, aku langsung berjalan mendekat kearah kursi tersebut.

"Chef bentar ya" kata ku sambil duduk di kursi.

Aku langsung menunduk untuk menalikan tali sepatu ku, tapi tiba-tiba tangan ku ditahan oleh seseorang dan orang tersebut sudah berlutut dihadapan ku.

Chef Arsen sedang mengikatkan tali sepatu ku dan hal itu benar-benar membuat ku ga bisa bergerak. Bisa bayangin ga sih gimana rasanya jadi aku?

Aku buru-buru menatap kearah sekitar dan ternyata adegan ini sukses menjadi tontonan umum. Ga jarang ada yg merekam kejadian ini dengan Hp mereka.

Aku bu-buru menahan tangan Chef Arsen dan menariknya untuk berdiri. Tapi Chef Arsen masih tetap berlutut dan menyelesaikan tugas mengikat tali sepatu ku.

"Chef kita jadi tontonan orang-orang" kata ku sambil  berbisik dan sedikit menunduk kearahnya.

Chef Arsen hanya tersenyum dan langsung kembali berdiri saat tugasnya sudah selesai.

Aku buru-buru ikut berdiri dan kembali memandang kearah sekitar kami. Orang-orang masih memperhatikan kami sambil sesekali terdengar panggilan untuk Chef Arsen.

Dia ini Chef terkenal! Rasanya ga mungkin ada yang ga kenal dia. Kecuali emang orang itu ga pernah nonton tv sama sekali.

"Kamu risih Na?" Tanya Chef Arsen.

"Hah? Risih gimana maksudnya?" Tanya ku sambil kembali menatap kearahnya.

"Risih sama perlakuan saya tadi" jawab Chef Arsen.

"Eh enggak. Saya justru ga enak sama Chef. Kita jadi tontonan orang-orang. Terus mereka juga kenal sama Chef. Duh udah pasti deh ini bakal jadi gosip" kata ku berusaha menjelaskan sambil sesekali kembali melirik ke sekitar kami.

"Saya ga peduli kalau di gosipin sama orang lain" kata Chef Arsen.

"Kayanya udah mulai, mau jalan lagi?" Tanya Chef Arsen.

Aku menganggukkan kepala ku dan langsung berjalan mendahului Chef Arsen.

"Na" panggil Chef Arsen saat kami sudah kembali berjalan bersebelahan.

"Yes Chef" kata ku sambil melirik kearahnya.

"Saya boleh gandeng tangan kamu?" Tanya Chef Arsen.

"Eh?" Tanya ku sedikit bingung.

"Keberatan ga kalau kita jalan sambil kaya gini?" Tanya Chef Arsen sambil menggenggam tangan ku.

Blush.... sekarang pipi ku rasanya udah panas banget!

"Ga usah dijawab, saya udah tau jawaban kamu" kata Chef Arsen sambil tersenyum samar.

Ya tuhan! Pasti dia bisa liat pipi ku yang warnanya udah nyaingin tomat deh!

Kami kembali berjalan sambil bergandengan tangan. Ga jarang beberapa orang menyapa Chef Arsen, ada juga yang meminta untuk berfoto bersama dengannya dan selama foto dia tetap ga melepaskan genggaman tangannya!

"Makasih Chef, pacarnya cantik banget!" Kata seseorang yang baru aja selesai meminta foto.

"Ga kaya om sama ponakan?" Tanya Chef Arsen sambil melirik kearah ku.

Lalu mereka tertawa bersama.

Saat ini kamu sudah berada di depan panggung, tapi aku sengaja memilih barisan paling belakang. Karna suasana disini cukup ramai dan aku ga mau jadi tontonan umum lagi.

Chef Arsen sudah melepaskan genggaman tangan kami dan dia memilih untuk berdiri tepat dibelakang ku. Suara musik sudah terdengar sejak tadi. Orang-orang disekitar ku juga sudah mulai bernyanyi bersama.

Aku cukup menikmati semua lagu yang sejak tadi dinyanyikan oleh musisi yang menjadi bintang tamu di acara ini. Aku juga sesekali ikut bernyanyi bersama mereka.

Pertama kali berjumpa
Denganmu kekasihku
Dunia seolah kan runtuh
Makanpun tak enak
Tidurku pun tiada nyenyak
Selalu teringat oh dirimu

Aku melirik kearah Chef Arsen yang masih berdiri dibelakang ku dan ga lama dia pindah kesamping ku dan kembali menggenggam tangan ku.

Inikah oh namanya
Insan sedang jatuh cinta
Mengapa semua begitu indah dilihat
Begitu sedap dipandang
Seolah kuingin selalu tersenyum
Tapi ah aku malu
Padamu

Yaampun, rasanya kaya disindir pake lagu tau gak!

Tiba-tiba tubuh ku terdorong kearah depan dan Chef Arsen langsung sigap menarik ku kedalam pelukkannya.

Yaampun, ini kenapa sih parfumnya dia selalu bikin aku gagal fokus!

"Kamu ga apa-apa?" Tanya Chef Arsen.

Jantung ku kenapa-kenapa Chef!

"Engga kok" jawab ku sambil menggelengkan kepala.

"Aduh maaf ya Mbak, Mas... eh Chef Arsen ya? Duh maaf banget ya tadi kaki saya ga sengaja kesandung. Jadi nabrak Mbaknya" kata laki-laki yang baru saja menabrak ku.

"Iya ga apa-apa Mas" kata ku sambil berusha tersenyum.

"Lain kali hati-hati ya Mas" kata Chef Arsen dengan muka datarnya.

"Iya Chef. Sekali lagi maaf ya Mbak" kata laki-laki tersebut dan dia langsung kabur begitu saja.

"Na, cari makan dulu mau?" Tanya Chef Arsen dengan tangan yang masih berada di pinggang ku.

"Eh boleh-boleh" jawab ku.

Kami berdua kembali berjalan sambil bergandengan tangan. Duh tuhan... serius deh, ini pasti bakal masuk akun gosip! Dia ga malu apa gandengan sama aku?

"Kamu mau makan apa?" Tanya Chef Arsen.

"Apa ya, bingung" jawab ku jujur.

"Chef..." ucapan ku terhenti.

"Abang" kata Chef Arsen sambil melepaskan genggaman tangannya dan malah mengacak rambut ku.

"Abang mau makan apa?" Tanya ku sambil melihat-lihat stand penjual makanan yang berada di depan kami.

"Makan kamu!" Kata Chef Arsen.

"Eh?" Aku benar-benar terkejut dengan jawabannya.

"Kenapa sih seneng banget ngomong pake EH?" Tanya Chef Arsen.

"Refleks aja Chef" jawab ku sambil berusaha tertawa.

Chef Arsen hanya berdecak.

"Kenapa Chef mau makan saya? Kaya monster aja" kata ku sambil meringis.

"Abis gemes banget liat kamu hari ini. Kaya anak baru lulus sekolah kemarin!" Jawab Chef Arsen sambil terkekeh.

"Iya ya? Kaya abg banget emangnya?" Tanya ku.

Chef Arsen tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Kalau gitu Chef kaya Om-om yang lagi nganter ponakannya nonton konser dong" kata ku sambil tertawa.

Chef Arsen ikut tertawa. Kami kembali berjalan bersebelahan lalu tangan Chef Arsen bergerak merangkul pundak ku dan tiba-tiba aku merasakan gigitan kecil di kepala ku.

Aku langsung menatap kearah Chef Arsen dengan tatapan bingung sekaligus panik dan manusia satu ini hanya tersenyum dan mengalihkan pandangannya dari ku.

Untuk mengalihkan kegugupan ku, aku mengeluarkan Hp dari dalam tas ku. Ternyata ada notifikasi pesan masuk dari Mbak Geya dan saat aku membukanya pesan tersebut seketika lutut ku terasa lemas.

'Cie yang lagi malam mingguan. Pulangnya jangan terlalu malam ya dek❣'

Diatasnya ada foto Chef Arsen yang sedang berlutut sambil menalikan tali sepatu ku dan ternyata Mbak Geya mendapatkan foto tersebut dari salah satu akun gosip di media sosial.

Selamat Kirania, sebentar lagi kamu terkenal!

Continue Reading

You'll Also Like

207K 14.7K 19
"YOU ARE MINE TO KEEP OR TO KILL" ~~~ Kiaan and Izna are like completely two different poles. They both belong to two different RIVAL FAMILIES. It's...
690K 15.7K 51
"Real lifeแ€™แ€พแ€ฌ แ€…แ€€แ€ฑแ€ธแ€€แ€ผแ€™แ€บแ€ธแ€œแ€ฝแ€”แ€บแ€ธแ€แ€ฒแ€ท แ€…แ€”แ€ญแ€ฏแ€€แ€บแ€€แ€ผแ€ฑแ€ฌแ€บแ€†แ€ญแ€ฏแ€แ€ฌแ€™แ€›แ€พแ€ญแ€˜แ€ฐแ€ธ แ€•แ€ปแ€ฑแ€ฌแ€บแ€แ€„แ€บแ€žแ€ฝแ€ฌแ€ธแ€แ€ฒแ€ทแ€šแ€ฑแ€ฌแ€€แ€ปแ€ฌแ€บแ€ธแ€†แ€ญแ€ฏแ€แ€ฌแ€•แ€ฒแ€›แ€พแ€ญแ€แ€šแ€บ" "แ€แ€ฑแ€ซแ€„แ€บแ€ธแ€œแ€ฑแ€ธแ€•แ€ฒแ€Šแ€ญแ€แ€บแ€•แ€ฑแ€ธ Bae แ€™แ€„แ€บแ€ธแ€„แ€ผแ€ฎแ€ธแ€„แ€ฝแ€ฑแ€ทแ€›แ€œแ€ฑแ€ฌแ€€แ€บแ€กแ€ฑแ€ฌแ€„แ€บแ€กแ€‘แ€ญ แ€„แ€ซแ€แ€ป...
433K 24K 17
๐’๐ก๐ข๐ฏ๐š๐ง๐ฒ๐š ๐‘๐š๐ฃ๐ฉ๐ฎ๐ญ ๐ฑ ๐‘๐ฎ๐๐ซ๐š๐ค๐ฌ๐ก ๐‘๐š๐ฃ๐ฉ๐ฎ๐ญ ~By ๐Š๐š๐ฃ๐ฎ๊จ„๏ธŽ...
3.9M 115K 116
Dr. River Johnson didn't know the consequences of sleeping with the Capo of the Sicilian Mafia. She didn't even remember his name or face. But then t...