Setelah menyelesaikan semua urusannya di dapur. kini Nier ikut duduk bersama mereka, menanti Queen dan Lily yang sedang menghabiskan makanannya.
Di sana, wajah Nier terlihat cemberut. Ia menatap kosong ke arah daging steak yang dimakan Queen, atau bisa dibilang sebagai steak kegagalannya yang ke-1004 kali.
Setelah mengalami kegagalan yang tak berkesudahan, kini Nier mulai merasa putus asa. Ia tidak tahu kenapa semua daging yang dimasaknya tidak sesempurna buatan Momo. Padahal ia telah memasaknya sesuai resep yang diberikan.
'Apa yang kurang? Apa ada faktor lain yang menentukan kualitas makanan?'
Merasa pusing karena terus berpikir, Nier pun mengambil napas panjang lalu mulai menenangkan dirinya. Ia juga mulai berbicara dengan Queen, untuk menghilangkan lelah dan penat di kepalanya.
"Jadi apa tujuanmu?" Tanya Nier dengan singkat.
Queen yang tadinya diam dan fokus pada makanannya, kini segera melirikkan matanya ke wajah Nier. Ia sudah lama menunggu kata-kata itu keluar dari mulutnya.
Sudut bibir Queen mulai melengkung. Ia meletakkan pisau dan garpu yang dipegangnya tadi dan mulai menatap Nier dengan serius.
"Nier, pernahkah kau mendengar tentang pelelangan Qwinzi?"
"Hmm.." Alis sedikit Nier bergerak naik, ia berpikir sebentar lalu tak lama kemudian ia pun menggelengkan kepalanya, "Lelang Qwinzi? Apa itu? Aku tidak pernah mendengarnya."
Melihat reaksi Nier, Queen pun mengangguk. Ia sudah menduga Nier akan menanyakan itu.
"Pelelangan Qwinzi bisa disebut juga sebagai pelelangan Raja. Pelelangan ini biasanya diadakan oleh para bangsawan untuk memamerkan harta dan kekayaannya masing-masing. Dan karena pelelangan ini diadakan oleh mereka, pastilah banyak item dan harta tingkat tinggi yang nanti akan dilelang disana."
Nier mengangguk seolah mengerti, dan Queen pun kembali menjelaskan.
"Pelelangan ini biasanya diadakan selama tiga tahun sekali dan itupun hanya para bangsawan yang bisa mengikutinya. Namun kali ini karena keberadaan Dark Legion yang semakin mengancam, para bangsawan memutuskan untuk mempercepat pelelangan itu dan mengizinkan siapapun untuk bisa berpartisipasi."
Alis Nier pun berkerut. 'Apa Dark Legion memang semenakutkan itu?'
"Selain itu, aku juga mendapat informasi dari pangeran, katanya akan ada belasan item tingkat Unique dan beberapa item tingkat legendary yang akan dilelang." Lanjut Queen, dan itu membuat kerutan di dahi Nier seketika menghilang.
"Item Legendary?!"
Nier terkejut bukan main. Biasanya hanya item tingkat Epic dan Unique yang tersedia di pelelangan. Namun untuk sebuah Item legendary? Membayangkan saja Nier sudah tahu seberapa hebohnya pelelangan yang akan terjadi nanti.
"Benar sekali," Queen mengambil sepotong kartu berwarna emas dari kantongnya lalu menunjukkannya kepada Nier.
"Apa kau tertarik?" Lanjutnya lagi dengan memutar kartu itu. Di kartu tersebut terlihat tulisan VIP dan lambang pelelangan Qwinzi di belakangnya.
"Ini! Apa kau mengundangku?" Mata Nier terlihat melebar, ia tampaknya sangat tertarik dengan apa yang Queen jelaskan tadi.
Queen mengangguk lalu kembali berbicara.
"Benar, ini adalah pelelangan terbesar. Bahkan untuk Top Ranker sepertiku tidak akan berani melewatkannya."
"Tentu saja aku ikut!"
Tanpa menunggu lebih lama lagi Nier segera memutuskannya. Bahkan jika ia tidak dapat membeli sesuatu di pelelangannya nanti, setidaknya pengalaman yang ia dapatkan sangatlah berharga.
"Tapi, ada syaratnya." Ucap Queen, dan itu membuat Nier yang bersemangat seketika membeku.
"Syarat? Kau tidak memintaku untuk membayar uang tagihan, tiket masuk, atau semacamnya kan?"
Queen menggelengkan kepalanya.
"Syaratnya sederhana, kau hanya harus mengembalikan rambut yang kuberikan waktu itu."
Queen merapatkan tangannya diatas meja, ia menanti jawaban Nier dengan sungguh-sungguh. Ia sudah lelah dengan pikiran negatif yang menghantuinya setiap malam, karena itulah ia sangat serius dengan ini.
"... Rambut?"
Nier sendiri terlihat tidak percaya dengan apa yang Queen katakan. Namun melihat Queen yang begitu serius, tampaknya memang itulah yang ia inginkan.
"Benar, rambut yang kuberikan padamu 3 bulan yang lalu. Bisa kita batalkan taruhan itu?"
Inilah niat Queen yang sebenarnya. Pelelangan? Itu hanya alasan untuk bisa membatalkan taruhan ini.
"......"
Nier tidak tahu harus berkata apa, ia mengira syarat yang diajukan Queen sangatlah susah. Namun siapa sangka akan menjadi semudah ini.
Nier pun menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, ia membuka inventory lalu mencari rambut yang Queen minta.
'Aku tidak tahu kalau dia seserius ini..'
Jika membahas tentang taruhan, Nier sama sekali tidak peduli dengan hal itu. Sudah lama ia mengabaikannya karena menganggap taruhan itu sebagai lelucon. Sebab, mana ada taruhan sebesar itu terjadi hanya karena masalah sepele.
Dalam waktu singkat, Nier mendapatkan rambut tersebut lalu menyerahkannya kepada Queen.
"Ambil ini."
Queen dengan cepat mengambilnya, memeriksanya, lalu setelah melihat kalau itu memang rambutnya, ia segera memutuskannya menjadi dua sehingga rambut tersebut hancur menjadi partikel kecil dan menghilang ke udara.
Seketika Queen merasa sangat lega, ia merasa tenang setelah rambut itu hancur. Bahunya yang tegang secara perlahan mulai mengendur dan ia pun menyandarkan punggungnya ke kursi.
"Huft..."
Satu-satunya beban di pikirannya kini telah menghilang.
Queen pun mulai merasa lebih baik. Namun disaat matanya melihat ke arah Nier, entah kenapa ia merasa kesal. Ia merasa kesal karena Nier menyerahkan rambutnya tanpa sedikitpun perlawanan.
Queen menyipitkan matanya selagi menatap Nier dengan penasaran. Untuk kecantikan seperti Queen, ini pertama kalinya ia merasa tertolak dan tidak diinginkan.
'Ini aneh, kenapa pria ini tidak tertarik dengan tubuhku? Bukankah tubuhku ini sempurna?'
Mata Queen terus tertuju pada pria di depannya. Walaupun saat ini ia merasa kesal, tapi tanpa disadari ia juga mulai tertarik padanya.
Queen pun secara perlahan mengingat kembali pertemuan-pertemuan yang terjadi antara dirinya dengan Nier, dan tak lama setelah mengingatnya, alis Queen tiba-tiba mengerut.
Saat pertama kali mereka bertemu, Queen ingat dengan jelas bagaimana ia ditakuti oleh Nier yang pada saat itu berada dalam wujud kucing, selain itu ia juga mengingat kalau Nier melakukan sesuatu yang melecehkan tubuhnya.
Queen segera menggelengkan kepalanya, mencoba untuk melupakan kejadian memalukan itu.
Lalu pada pertemuan kedua, Queen ingat bertemu dengan Nier disini, di rumah gurunya yang bernama Momo. Pada saat itu, ia hanya berbicara sebentar dan makan bersama dengannya.
Dan pada saat pertemuan ketiga, keempat, dan kelima. Queen mengingat kalau Nier pernah mengusirnya dan menyuruhnya untuk tidak kembali ke sini.
'Ini aneh..'
Pada saat inilah Queen mulai menyadari kalau Nier sama sekali tidak tertarik pada dirinya.
Sekali lagi ia menatap Nier dengan penuh pertanyaan. Namun tanpa disengaja tatapan mata mereka pun bertemu.
"Ah.."
Pada saat itu terjadi, Queen secara spontan memalingkan wajahnya.
'Eh.. ini, apa yang kulakukan?!'
Queen tidak tahu kenapa ia tadi memalingkan wajahnya. Biasanya ia akan memandang rendah laki-laki dan mendominasinya dengan tatapan dingin. Namun, untuk kali ini ia sama sekali tidak mengerti kenapa ia bisa bergerak seperti itu.
"Ada apa? Apa kau ingin syarat lain?" Tanya Nier, ia bertanya karena melihat Queen yang dari tadi terus menatapnya.
Queen langsung menggelengkan kepalanya. Ia dengan cepat mengembalikan postur tubuh dan ekspresinya kembali. Sekarang ia sudah terlihat tenang seperti biasanya.
'Apa tadi itu? Kenapa tubuhku bergerak sendiri?'
Karena ini adalah yang pertama kali terjadi padanya, Queen sama sekali tidak mengerti apa itu.
Queen sekali lagi mencoba untuk menatap Nier. Namun disaat mata mereka bertemu, Queen lagi-lagi mengulangi kesalahan yang sama. Ia terus membuang wajahnya tanpa tahu apa yang terjadi.
'Ini... Jangan bilang ini skill kutukan?'
_____________________________________
Hii semua, sudah 3 bulan tidak berjumpa~
masih inget ceritanya gak?