Mischievous Kiss (BTS -Bangta...

By neerrr_

328K 15.9K 710

Cho Rayoung, menyukai seorang namja bernama Jeon Jungkook dengan sepenuh hati. Namun Rayoung -seorang gadis p... More

Part 1 - Cinta dan Bintang Jatuh
Part 2- Bintang Itu Sangat Bersinar
Part 4 - Pelukan Bintang
Part 5 - Ciuman Bintang (1st kiss)
Part 6 - Aku Ingin Melihat Bintang Ku Bahagia
Part 7- Rahasia Bintang
Part 8 - Menjaga Bintang (2nd kiss)
Part 9 - Hantaman Bintang
Part 10 - Menjauh Dari Bintang
NOT AN UPDATE (maaf -.-")
Part 11- Melupakan Bintang
Part 12- Selamat Tinggal Bintang
Part 13- Bersama Bintang
Part 14 - Bintang Jatuh Di Tempat Yang Salah
Part 15- Keajaiban Bintang Jatuh (kiss!kiss!kiss!)
Part 16- Cinta Dan Bintang Jatuh (pt.2) Kiss! Kiss! Kiss!
MISCHIEVOUS KISS 2 -Sinopsis-
INFO!

Part 3 - Aku Semakin Menyukai Bintang Itu

17.7K 910 18
By neerrr_

MISCHIEVOUS KISS -part 3- Aku Semakin Menyukai Bintang Itu.

"Bahkan sekarang rasanya sangat sulit untuk menghapus rasa ini padamu, Jungkook."

-Rayoung

~~~~~

Cast :

Cho Rayoung

Jeon Jungkook

Kim Namjoon

Jung Nana

Kim Hyemi

Park Jimin

Min Yoongi

And other cast

~~~~~

Author POV

     Rayoung tak bisa melupakan foto Jungkook kecil yang terlihat sangat manis dengan baju ballerina tersebut. Di kolong meja makan, di saat yang lain sedang sarapan, tangan Rayoung memegang foto Jungkook kecil saat mengenakan baju ballerina. Ia membandingkan Jungkook kecil ballerina itu dengan Jungkook yang saat ini sedang menyantap sarapannya dengan wajah dingin.

     Di foto itu, Jungkook terlihat sangat menggemaskan. Dengan baju ballerina berwarna pink cerah dan pita kecil yang menghiasi kepalanya. Sedangkan saat ini, disaat Jungkook sedang menyantap sarapannya, pria itu terlihat sangat cool dan tampan dengan wajah dinginnya itu. Berbeda sekali dengan foto Jungkook kecil ballerina itu!

     "Eummpphh!" Rayoung mencoba menahan tawanya agar tidak meledak. Sangat lucu saat ia membayangkan Jungkook yang saat ini memakai baju ballerina seperti saat pria itu masih kecil.

     Jungkook yang awalnya merasa tidak peduli dengan sikap Rayoung, perlahan mulai memperhatikan gadis itu -yang ternyata!- tertawa karena menatapnya. Aneh. Hanya itu yang dapat Jungkook bilang dalam hati. Ia rasa otak Rayoung sudah sedikit bergeser dari tempatnya lantaran terlalu serius belajar tadi malam.

     Rayoung sendiri lebih tidak memperdulikan tatapan tajam Jungkook itu. Ia lebih menikmati Jungkook ballerina kecil yang selalu membuatnya ingin tertawa.

     "Aku pergi sekolah dulu. Terima kasih sarapannya, Eomma." Pamit Jungkook.

     Rayoung memilih untuk tidak berjalan bersama Jungkook pagi ini. Karena di jamin ia tidak akan bisa menahan tawanya saat Jungkook kembali bersikap dingin padanya. Padahal Rayoung sedang membayangkan Jungkook ballerina kecil.

~~~~~

     Rayoung baru saja menduduki kursinya saat Namjoon, Jimin dan Yoongi datang membawakan sekotak penuh takoyaki untuknya.

     "Woah, kelihatannya lezat sekali. Kau sendiri yang memasaknya, Namjoonie?"

      Namjoon tersipu malu mendengar pujian Rayoung. "Iya, aku membuatkannya khusus untukmu. Semoga kau suka."

     "Betul itu, Rayoung. Ia bahkan rela bangun pagi-pagi sekali hanya untuk membuatkan ini untukmu." Ucap Jimin yang langsung mendapat pelototan gratis dari Namjoon.

     "Ya, Jiminie! Kau tidak usah beritahukan hal itu kepada Rayoung. Kan tadi Namjoon sudah bilang." Bisik Yoongi namun masih bisa Rayoung dengar.

     Rayoung tersenyum kecil mendengar ucapan Yoongi. "Biar bagaimanapun juga, takoyaki buatanmu ini enak sekali. Terima kasih banyak Namjoon-ah."

     "Sama-sama, Rayoung. Kalau begitu ayo makan lagi."

     "Hmm!" Rayoung kembali memakan takoyaki itu saat Nana dan Hyemi datang.

     "Woah! Apa itu?" Nana menunjuk koyak makan berisi takoyaki itu. "Takoyaki buatanmu, Namjoon?"

      "Tentu saja. Untuk Rayoung." Malah jadi Jimin dan Yoongi yang menjawabnya.

     "Aku mau!" Hyemi segera mengambil sebuah takoyaki dan memakannya.

      "Ya! Kenapa kalian makan banyak sekali?! Itu untuk Rayoung." Protes Namjoon saat Nana dan Hyemi mulai menghabiskan takoyaki itu.

     "Cho Rayoung!"

     Sontak seluruh kelas mengalihkan tatapan mereka pada seseorang yang memanggil Rayoung di depan pintu kelas. Dan orang itu adalah... Jeon Jungkook?!

     Seluruh penghuni kelas 3E menganga tak percaya. Seorang Jeon Jungkook bisa hadir di depan kelas 3E. Kelas yang tak pernah tersentuh sedikitpun oleh orang seperti Jungkook dari kelas 3A.

     Rayoung sendiri hanya bisa menatap Jungkook dengan pandangan yang mengartikan 'Kau-bilang-tidak-boleh-terlihat-saling-mengenal-disekolah?'.

     Setelah menemukan Rayoung, Jungkook segera menatap gadis itu dan menyampaikan apa yang ingin ia sampaikan.

     "Bawa tas mu keluar. Sekarang." Perintah Jungkook-yang masih berdiri di ambang pintu- kepada Rayoung.

     Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya pulih, Rayoung segera menuruti perintah Jungkook. Dan segera mengikuti Jungkook -yang juga membawa tasnya- dari belakang.

     Dan ternyata, bukan hanya Rayoung saja yang mengikuti Jungkook. Melainkan hampir seluruh penghuni kelas 3E yang merasa penasaran mengikuti Rayoung-Jungkook secara diam-diam.

     Langkah Jungkook berhenti setelah berada di taman belakang sekolah yang sepi. Ia berada di balik pohon besar yang menutupinya dari pandangan penghuni kelas 3E yang sedang mengikutinya dan Rayoung.

     "Ah, sial! Kenapa Jungkook memiilih tempat seperti itu?! Aku jadi tidak bisa melihatnya." Protes Namjoon di tengah-tengah aktivitasnya memantau Jungkook dan Rayoung.

     "Ya, Namjoon-ah! Jangan keras-keras, nanti mereka dengar." Kali ini Namjoon yang di protes, oleh Nana.

     Sementara itu di balik pohon besar tersebut, Jungkook mengeluarkan sebuah baju olahraga sekolah mereka yang ternyata tertukar dengan Rayoung.

     "Mungkin Eomma salah memasukkan baju mu."

     Kini Rayoung mengerti alasan Jungkook menemuinya. Jadi hanya karena masalah seragam olah raga mereka saja yang tertukar.

     "Ah, begitu rupanya. Aku bahkan tidak memperhatikannya." Rayoung juga mengeluarkan sebuah seragam olahraga dari tasnya.

    "Kau bahkan terlalu cerdas hanya untuk menyadari bahwa pakaianmu itu harusnya rok, bukan celana."

     Rayoung menatap sengit Jungkook yang secara tidak langsung mengejek dirinya bodoh. Owh! Rayoung ingin segera membalas Jungkook saat ini.

     Rayoung tertawa pelan dengan nada mengejek saat mendengar ucapan Jungkook. "Kau sendiri, bahkan sudah terbiasa memakai rok sejak kecil."

    "Apa?"

     Rayoung memgeluarkan foto Jungkook ballerina kecil dari saku jas sekolahnya. "Tada!!! Kau sungguh manis, Kookie!"

     "YA! Kembalikan foto itu!" Jungkook berusaha mengambil foto itu dari tangan Rayoung. Namun Rayoung dengan cekatan selalu menghindar dengan sigap.

     "Yaaa! Kau sungguh manis Kookie-ah!" Ejek Rayoung sambil terus berusaha menghindar dari kejaran Jungkook.

     "Cho Rayoung!" Jungkook mencoba menggapai tangan Rayoung, namun gadis itu lebih sigap dari yang ia kira.

     "Tangkap aku, Kookie! Kau sangat manis di fot--- Woah!!!"

     Jungkook berhasil menangkap Rayoung. Menyudutkan Rayoung di salah satu pohon besar yang berada di taman itu dan mengunci Rayoung dalam kurungan kedua lengannya. Serta mempersempit jarak diantaranya dan Rayoung dengan mendekatkan wajahnya sedekat mungkin di wajah Rayoung. Bahkan Rayoung dapat merasakan hembusan nafas Jungkook di wajahnya.

     "A-apa yang kau... lakukan?" Rayoung merasa detak jantungnya menggila saat berada dalam jarak sedekat ini dengan Jungkook.

     Jungkook tertawa sinis mendengar ucapan Rayoung. "Kenapa? Kau merasa canggung dengan posisi seperti ini?"

     Rayoung menggigit bibir bawahnya saat menyadari bahwa ia sudah berada di posisi terkurung oleh Jungkook dan sebuah pohon besar di belakangnya. Rayoung merasa sudah kalah sebelum perang.

     "Kembalikan foto itu, Cho Rayoung." Singkat, tegas dan tajam. Jungkook mengutarakan keinginannya.

     Rayoung menggeleng kecil. "Andwae! Kau harus membantu ku untuk belajar agar aku mendapatkan peringkat 50 besar dalam ujian sekolah nanti."

     Jungkook tertawa mendengar ucapan Rayoung. Meskipun begitu ia tidak menjauhkan wajahnya dari Rayoung. "Kau sangatlah lucu. Itu mustahil."

     "Ya! Kenapa mustahil?! Semua orang bilang kau sangat-sangat cerdas. Memiliki IQ di atas rata-rata. Namun mengajari murid bodoh sepertiku saja kau tidak bisa."

     "Apa?!"

     "Ternyata benar. Kau bahkan tidak menggunakan kecerdasanmu untuk kebaikan dengan mengajarkan orang lain. Itu sama saja tidak berguna."

     Jungkook menatap Rayoung dengan kilatan marah di matanya. Ia tidak menyangka Rayoung akan berbicara seperti itu kepadanya. "Apa mau mu, Nona Cho?"

    Rayoung tersenyum lebar mendengar ucapan Jungkook. "Ajari aku belajar. Itu sudah cukup."

     "Dan kau akan memgembalikan foto itu?"

     "Tentu saja."

     Jungkook kembali menatap tajam Rayoung dengan iris cokelatnya. Ia tahu Rayoung tidak berbohong. Namun apakah bisa ia membuat Rayoung menjadi salah satu dari peringkat 50 besar di ujian sekolah nanti?

      Jungkook menghela nafas dengan kasar, lalu menjauhkan wajahnya dari Rayoung dan menurunkan lengannya. "Baiklah. Setelah itu kembalikan foto itu."

     Rayoung tertawa senang mendengar ucapan Jungkook.  "Ne! Kau bisa mempercayaiku, Jeon Jungkook."

     Jungkook menatap Rayoung sekilas sebelum kembali menuju kelasnya. Sementara Rayoung masih dalam kebahagiaan mengingat Jungkook akan membantunya belajar.

     Sebelum berbelok ke sebuah lorong menuju kelasnya, Jungkook menatap Rayoung yang sedang berjalan kembali ke kelasnya. Bahkan hanya menatap punggung kecil itu, Jungkook dapat melihat kebahagiaan Rayoung. Dan Jungkook tersenyum kecil melihat kebahagiaan Rayoung walau hanya sesaat.

         Tak jauh dari tempat Jungkook dan Rayoung berbicara tadi, sekelompok mata-mata amatir -Namjoon, Hyemi, Nana, Jimin, Yoongi dan beberapa penghuni kelas 3E- mengikuti kepergian Rayoung dan Jungkook dengan seksama. Mereka sama-sama bingung dengan apa yang di bicarakan Rayoung dan Jungkook tadi.

     Terutama Namjoon. Ia sudah seperti menua sejak dini saat melihat Jungkook mengurung Rayoung dalam jarak sedekat tadi. "Aish, jinjja! Sebenarnya ada apa di antara mereka berdua?"

~~~~~

     Rayoung menatap Jungkook yang sedang memakan makan malamnya. Ia ingin menanyakan tentang perjanjian Jungkook yang akan mengajarinya. Namun sepertinya pria itu terlihat tidak peduli. Rayoung jadi sangsi dengan ucapan Jungkook di sekolah tadi.

     "Rayoung-ah, apa kau ingin belajar lagi malam ini? Kalau iya, aku akan membawakan camilan seperti kemarin." Ucap Nyonya Jeon.

     "Oh iya, Ahjumma. Aku akan belajar malam ini, jadi-"

     "Buatkan dua porsi camilan, Eomma. Untukku dan Rayoung. Kami akan belajar bersama." Potong Jungkook tiba-tiba.

     Woah! Rayoung membelalakkan matanya saat Jungkook berkata seperti itu. Ia kira Jungkook tidak serius saat berkata ingin mengajarinya.

     "Oh, daebak! Aku juga ingin di ajari dengan mu, Hyung." Ucap Jungwoo pada Jungkook.

    Jungkook tersenyum kecil dan mengacak rambut Jungwoo dengan sayang. "Kau sudah cukup pintar untuk belajar sendiri, Jungwoo."

     "Apakah itu artinya, Rayoung tidak terlalu pintar dariku?"

     "Jungwoo!" Tegur Tuan Jeon merasa tidak enak pada Rayoung dan Tuan Cho.

     "Tapi, bukankah ini suatu kemajuan yang sangat bagus untuk Jungkook-Rayoung? Aku sangat senang untuk kalian berdua!" Nyonya Jeon yang paling terlihat bahagia dengan hubungan Jungkook-Rayoung jika seandainya itu kenyataan.

      "Eomma, kami hanya ingin belajar bersama. Rayoung butuh bantuan belajar untuk ujian sekolah nanti." Jungkook bangkit setelah menghabiskan makan malamnya. "Aku akan ke kamar duluan untuk mengambil beberapa buku yang Rayoung butuhkan. Aku permisi dulu."

      Rayoung segera menghabiskan makan malamnya untuk segera menyusul Jungkook. Ia tidak ingin Jungkook menunggu.

     "Rayoung-ah, fighting!" Nyonya Jeon memberi semangat saat Rayoung pamit untuk belajar bersama Jungkook.

     "Ne!"

     Rayoung segera berjalan menuju kamrnya yang bersebelahan dengan kamar Jungkook. Ia yakin Jungkook masih berada di dalam kamar pria itu. Oleh karena itu Rayoung mencoba memanggil Jungkook yang berada di dalam kamar.

     "Jungkook-ah? Kau di dalam?"

     Tak lama, Jungkook keluar dengan beberapa buku di tangannya. Rayoung sendiri tidak memiliki buku seperti itu. Ia yakin buku-buku itu bukan buku sekolah biasa.

     Sama seperti les private -anggap saja begitu- dimana guru yang akan mendatangi muridnya, maka dari itu saat ini Jungkook dan Rayoung memilih kamar Rayoung sebagai tempat belajar mereka.

     Saat ingin memasuki kamar Rayoung yang penuh dengan nuansa soft pink dan sisi girly, Jungkook sedikit merasa risih dengan matanya yang sedikit sakit saat melihat warna-warna cerah namun soft itu. Ia rasa kamar ini -kamar Jungwoo dulu- sudah ibunya permak habis-habisan.

     "Oh, kita bisa belajar disini." Rayoung menunjuk meja belajar berwarna putih yang sudah di hiasi berbagai buku dan alat tulis milik Rayoung.

     Jungkook memilih untuk duduk di sisi kanan dan Rayoung di sisi kiri. Rayoung merasa sangat canggung dengan suasana seperti ini. Ia rasa ini seperti kesempatan yang hanya datang sekali seumur hidupnya.

     Disaat Rayoung masih mencoba mengontrol rasa canggungnya, Jungkook sudah membuka sebuah buku latihan soal-soal matematika. "Pena?"

     "Eoh?" Rayoung tersadar dari kegiatannya dan mengambilkan Jungkook sebuah pena dari kotak pensilnya.

     Jungkook menatap aneh pena bermotif kepala beruang di ujung pena itu. Ia menatap pena itu dan Rayoung secara bergantian. Dan ia sudah mengerti jika sangat wajar jika Rayoung memiliki benda-benda unik seperti itu.

     "Baiklah, kita mulai dari bab pertama. Agar kau memgerti semua materi di sekolah." Jungkook membolak-balikkan beberapa halaman buku matematika itu dan menandai beberapa materi yang harus di pelajari dengan pena.

    "Tapi kenapa kau hanya menandakan beberapa materi saja?"

    "Karena aku hanya akan mengajarimu poin-poin pentingnya saja. Jika kau bisa menguasai poin-poin itu, maka kau akan bisa mengerjakan soal lainnya."

    "Ah, begitu."

    Selagi Jungkook mengecek beberapa materi yang akan dipelajari, Rayoung memilih memandangi wajah serius Jungkook sebagai kegiatannya. Ia sangat menyukai wajah serius Jungkook ini. Apalagi menatapnya dengan jarak sedekat ini.

     "Akan ku berikan beberapa soal latihan untuk menguji seberapa bisa kau menguasai materi ini." Jungkook mulai menuliskan beberapa soal di sebuah buku tulis dan memberikannya pada Rayoung.

     Saat pertama kali Rayoung melihat soal itu, ia tidak yakin apa yang harus ia perbuat pada soal itu. Namun ia harus mencobanya.

     Dengan sebuah pena berbentuk jerapah, Rayoung mengetuk-ngetukkan pena itu ke kepalanya. Berharap akan ada sedikit saja pergerakan di otaknya untuk mengerjakan soal itu.

     Namun setelah beberapa menit terlewat, pena jerapah itu tak mendapat tugas menulis apa pun selain memukul kepala Rayoung.

     "Hmm, bisakah kau permudah soal-soal ini, Jungkook-ah?" Rayoung meringis kecil dan kembali menatap horor soal-soal itu.

     Jungkook menghela nafas dengan berat. Dari awal ia yakin, jika tidak mudah untuk mengajari gadis seperti Rayoung. Namun ia tidak punya pilihan lain.

     "Seharusnya aku tahu batas dimana otakmu itu." Gumam Jungkook pada dirinya sendiri.

     "Yaaa! Kau harus membantuku. Ku mohon!"

     Jungkook menatap Rayoung dengan sangsi. "Berjanjilah kau akan belajar serius. Karena waktu yang kita punya hanya satu minggu sebelum ujian sekolah diadakan. Aku tidak ingin usahaku mengajarimu ini sia-sia."

     "Ne!" Rayoung mengangguk yakin. "Aku janji akan belajar serius dan akan masuk ke dalam peringkat 50 besar ujian sekolah nanti."

     Jungkook menatap Rayoung yang saat itu tersenyum yakin ke arahnya. Ia tahu gadis itu bersungguh-sungguh.

     "Mari kita lanjutkan." Jungkook mulai mengajari Rayoung beberapa materi yang dikiranya mudah untuk Rayoung.

     Mereka terus belajar bersama hingga batas waktu pukul sebelas malam. Karena pada jam itu Rayoung tidak dapat menahan kantuknya lagi.

     Setelah beberapa hari mereka belajar bersama, Jungkook melihat sedikit kemajuan dari Rayoung.

    Rayoung mulai membawa beberapa catatan rumus maupun kamus bahasa Inggris kemanapun ia berada. Contohnya saat dikelas. Biasanya ia akan gabung dengan Namjoon, Nana, Hyemi, Jimin dan Yonngi untuk bercanda bersama. Namun saat ini ia lebih memilih untuk menghafalkan rumus kimia yang akan Jungkook beri di soal saat mereka belajar bersama nanti malam.

    "Kau lihat itu? Woah, Rayoung terlihat sungguh-sungguh dengan perkataannya waktu itu." Ucap Nana.

    "Maksudmu, ucapannya yang bilang ia akan masuk peringkat 50 besar ujian sekolah?" Tanya Namjoon.

    "Tentu saja!"

    "Daebak! Ia sangat bersungguh-sungguh."

     Rayoung juga semakin rajin mendatangi perpustakaan sekolah hanya untuk mencari ketenangan untuk menghafal materi-materi yang Jungkook beri padanya. Atau disaat ia sudah jenuh, ia akan membaca beberapa komik di perpustakaan sebagai penghilang jenuhnya dan kembali belajar saat ia sudah merasa baik.

    Dan nilai plusnya adalah, hubungan Rayoung-Jungkook semakin dekat. Mereka jadi sering berangkat sekolah bersama untuk membahas beberapa materi yang harus Rayoung hafalkan. Meski Rayoung harus tetap berjalan dengan jarak sekitar dua meter dari Jungkook. Seperti saat ini, Jungkook berada di depan Rayoung dan menyebutkan beberapa kata yang harus Rayoung sebut dengan Bahasa Inggris.

         "Seperti orang lain." Jungkook berucap sambil terus berjalan di depan Rayoung.

     "Umm, like other people." Rayoung mneyebutkannya dalam Bahasa Inggris.

     "Menemukan jalan."

     "Menemukan jalan? Umm, find... way? Oh! Find the way."

     "Apa yang ku inginkan."

     "Eoh? Apa..? What I want, kan?"

     Malamnya, Jungkook kembali mengajari Rayoung beberapa materi yang tersisa, karena ini adalah kesempatan terakhir Rayoung untuk belajar bersama Jungkook. Sebab lusa ujian sekolah sudah di laksanakan.

     "Kerjakan soal ini. Karena sepertinya soal-soal seperti itu yang akan keluar soal ujian nanti." Jungkook memberikan Rayoung sebuah print out berisi beberapa soal yang sudah ia buat.

     "Kau yakin ini yang akan keluar? Semua materi di soal ini sudah kau ajarkan semua."

    "Menurut materi yang ada, seharusnya materi-materi dalam soal itu yang akan keluar. Aku akan membuat soal dengan materi lain lagi untuk berjaga-jaga."

     "Baiklah, aku akan mengerjakannya."

      Malam itu mereka begadang hingga lewat tengah malam untuk membahas habis beberapa materi yang tersisa. Untung saja mata Rayoung bisa di ajak berkompromi hingga ia bisa terjaga hingga lewat tengah malam seperti itu.

Sambil mengisi beberapa soal yang ada, Rayoung mengajak Jungkook -yang duduk di hadapannya- berbicara. "Jika benar soal-soal yang keluar seperti ini, aku yakin bisa mengerjakannya. Namun jika tidak seperti ini, setidaknya kau sudah mengajariku materi-materi di luar soal ini."

     Cukup lama tak ada respon dari Jungkook, Rayoung mendapati Jungkook sudah tertidur dengan beralaskan lengan di atas meja belajar. Wajah pria itu terlihat lelah dan damai di saat bersamaan.

     Melupakan soal yang harusnya ia kerjakan, Rayoung menatap wajah tampan Jungkook dengan seksama.

     "Kau tahu? Seminggu ini mengenal sisi lain dari dirimu, membuatku merasa sangat senang. Kau bahkan membuatku semakin tidak bisa melupakanmu. Kau semakin sering hadir dalam mimpiku. Meski di dalam mimpiku aku merasa kau sangat dekat denganku, berbeda dari kemyataannya, entah kenapa itu sudah cukup membuatku senang. Sederhana, bukan?"

     Rayoung merapihkan beberapa anak rambut yang jatuh menutupi mata Jungkook. Ia tersenyum senang melihat damainya wajah Jungkook.

    

      "Gomawo, Jeon Jungkook." Bisik Rayoung pada Jungkook yang tengah tertidur.

      Semakin lama menatap wajah damai Jungkook yang tengah tertidur dengan damai, membuat Rayoung larut dalam kedamaian itu dan ikut tertidur seperti Jungkook.

     "Aku bawakan camilan tengah malam untuk ka- Woah!!!" Nyonya Jeon tak dapat menutupi rasa kagetnya melihat Jungkook dan Rayoung yang sama-sama tertidur saling berhadapan di meja belajar.

     "Oh! Harus ku abadikan." Nyonya Jeon mengambil kameranya dan memotret Jungkook-Rayoung yang sama-sama tertidur itu. Memotretnya sebanyak yang ia mau dalam berbagai sudut pandang.

     "Woah, ini hebat!" Nyonya Jeon tersenyum puas menatap hasil jepretannya.

     Ia kembali menatap Jungkook dan Rayoung yang sama-sama tertidur, lalu tertawa senang membayangkan jika Jungkook-Rayoung menjadi pasangan sebenarnya. Mereka akan menjadi pasangan paling lucu di dunia!

~~~~~

Part 3 selesai! ^.^

Continue Reading

You'll Also Like

73.5K 16.7K 18
ini hati bukan becak, gak bisa buat bertiga | kpoplokal | Alternate Universe ©2017 syyouth- Parallel Universe}
6.4M 145K 57
Punya alur campuran dan pasti ketagihan jika membaca ini. So Setiap part akan ada misteri. Dan ini akan berlanjut sampai tangan Author Lelah. + "Sorr...
320 110 5
-Aku adalah benci yang sesungguhnya, yang harus dihapuskan dari dunia- Choi Soobin dan Park Yoona. Ke-2 nya memiliki sisi yang berkebalikan. Soobin s...
132K 10.4K 83
AREA DILUAR ASTEROID🔞🔞🔞 Didunia ini semua orang memiliki jalan berbeda-beda tergantung pelakunya, seperti jalan hidup yang di pilih pemuda 23 tahu...