20:00 [✔]

Oleh Lee_Wookyung

6.3K 1.2K 180

[SEDANG DALAM TAHAP REVISI] ❝ Jam delapan lo deketin peti kemas di pinggir taman itu, lo bakal ngalamin ya... Lebih Banyak

[ a/n 0.1 ]
01 | m a l a m
02 | p e n g e n a l a n
03 | p e s a n
04 | l i h a t
05 | f a k t a
06 | d i m u l a i
07 | b e r h e n t i
08 | b e r s a t u
09 | t u n t a s
10 | g e n g
SECTION 2
11 | awal yang baru
12 | siswa baru
13 | rasa curiga
14 | diari
15 | pengantar
16 | bagian taehyun
17 | antara mereka
18 | pangeran
19 | pertemuan orang tua
20 | saksi
21 | sekian lama
22 | kunci
23 | peri imajinatif
24 | dongeng peri
25 | hari terakhir pertama
26 | pertengahan
27 | keputusan
28 | manajer
29 | ketahuan
30 | bintang lapangan
31 | voli
32 | instagram
34 | makhluk lain
35 | mengambil buku
36 | perlihatkan
37 | kita bertemu
38 | ibu peri
39 | ibu peri (2)
40 | cermin mama
41 | datang lagi
42 | hilang
43 | labirin
44 | mama dan peri
45 | detik-detik
46 | selamat tinggal
47 | acara realita
48 | peraturan
49 | kompetisi
50 | pulang
51 | kenyataan
52 | bintang
53 | kisikan
54 | terakhir dari akhir
55 | abadi [end]
[ a/n 0.2 ]
[ ayo buka ]

33 | hari terakhir kedua

54 13 4
Oleh Lee_Wookyung

| 20:00 |

Tubuh Beomgyu masih menggigil sampai sekarang. Di depan ranjangnya ada meja yang penuh dengan benda-benda hangat. Termasuk teh hangat yang dibuatkan Hueningkai tadi.

"Maaf gue ga pernah peka." Kai berucap seperti itu sambil menggapai botol aromaterapi di atas meja. "Gue terlalu asik sama hidup baru ini, sampai lupa kalo lo satu-satunya sahabat gue dulu," sesalnya.

Beomgyu tak menjawab. Malah sibuk menghirup aromaterapi agar tubuhnya merasa enakan. Sebenarnya itu pun cara agar ia bisa tak menjawab. Kalau ditanya ia akan memaafkan Kai atau tidak, jawabannyaㅡtidak secepat itu.

Selama ini Beomgyu tersiksa, itu pun karena ia tidak punya teman. Budinya tempo lalu hampir dilupakan oleh Kai. Itu ... sangat menyakitkan.

"Sebagai gantinya, gue bakal nemenin lo sampai ngerasa baikan."

Beomgyu hampir saja menghirup air dari botol aromaterapi milik Kai. Ia mendongak, menatap mata cowok di depannya dalam-dalam. "Meski ... gue bakal sesekali nggak kekontrol lagi?"

Kai tentu saja mengangguk. Beomgyu saja bisa bertahan di sebelahnya meski sesekali harus terkena bully-an teman gengnya yang lain. Masa menjaga sosok lemah seperti Beomgyu saja tidak bisa?

"Makasih ...."

Lagi-lagi Kai mengangguk. "Udah, gue mau tidur. Besok kita harus sekolah lagi."

Lampu markas dimatikan. Kai sudah berjalan menuju ranjangnya untuk menyusul tidur Yeonjun. Tak butuh waktu lama baginya untuk masuk ke alam mimpi. Sekarang tinggal dua orang yang masih terjaga di dalam markas.

Lagi-lagi malam terasa sepi bagi Beomgyu. Dia jadi ingat hidupnya semasa SMA dulu. Hidup, bersekolah, berteman, berkumpul dengan keluargaㅡah ... dia jadi rindu orang tua dan adik laki-lakinya.

Omong-omong, apa mereka akan terkejut kalau Beomgyu datang ke rumahnya lagi? Reaksi apa yang akan mereka tunjukkan? Apakah kecewa dan malu, seperti reaksi orang tua Kang Taehyun pada anak semata wayangnya? Atau malah menyambut dengan sumringah, seperti reaksi Pak Junho pada murid kesayangannya?

Daripada itu, Beomgyu lebih takut akan satu hal. Apa anggota keluarganya masih utuh? Apa alamat rumah keluarganya masih sama seperti bertahun-tahun lalu?

Cemas kembali menghampirinya. Dengan lunglai, Beomgyu menyibak selimut dan berjingkat menuju meja lebar di seberang ranjang. Meja yang penuh dengan ponsel dan barang-barang lain milik seluruh anggota geng.

"Oh, gue lupa lagi." Kedua bahu Beomgyu melemas.

Hanya ada tiga ponsel di sanaㅡmilik Yeonjun, Soobin, dan Kai. Bukankah miliknya sudah dibuang kemarin? Dengan kondisi sudah hancur tak berbentuk. Ia masih belum bisa melepaskan kepergian ponselnya, tepatnya belum bisa rela kalau ia tak bisa main Instagram dengan leluasa lagi.

Tapi melihat ponsel Yeonjun, ia jadi ingat kalau akun Instagram-nya ada di sana juga. Buru-buru ia ambil benda pipih bertuliskan nama Choi Yeonjun dan memainkannya di ranjang. Untuk malam ini saja ia akan begadang. Hasratnya untuk mengecek akunnya sudah tak dapat ditahan lagi.

Ketika layar dinyalakan, cahaya silau menyerbak penglihatan. Buru-buru ia rendahkan pencahayaannya sebelum yang lain terganggu dan terbangun karenanya. Setelahnya jarinya yang lincah bergerak menuju ikon Instagram.

Notifikasi dan kotak direct massage milik Yeonjun ramai sekali, seperti di akun Beomgyu pula. Bedanya, dm di akun Yeonjun penuh dengan kalimat semangat dan pujian, tidak seperti Beomgyu yang akunnya hampir seluruhnya berisi cacian.

Ia beralih ke akun miliknya ... yang baru. Miliknya yang lama sudah dikunci dan di-non-aktifkan oleh Yeonjun sejak tragedi tadi siang. Kini Beomgyu memiliki akun baru lagiㅡ@devil.beom. Mendecak, ia sampai titik ini masih merasa aneh dengan kata "devil" itu.

Akun itu baru dibuat tadi sore, sesuai kesepakatan semua orang. Pengikut dan akun yang diikutinya hanya ada tiga. Akun Yeonjun, Soobin, dan Kai. Setidaknya ini lebih aman dibanding memiliki ratusan bahkan ribuan pengikut yang beberapanya adalah orang tak dikenal.

Ia memang tidak akan dapat komentar jahat lagi. Tapi dengan itu, ia juga tidak dapat mencari perhatian seperti biasanya lagi. 

"Ngebosenin," desis Beomgyu. Tak puas dengan akun barunya.

Ponsel diletakannya kembali ke tempat awal. Tak hanya di situ saja, mata cowok itu tak sengaja menangkap sebuah buku berlogo aneh di sampulnya. Itu pasti buku tua milik Yeonjun, buku yang pernah dicurinya dulu.

"Tidur, Beomgyu." Sebuah sugesti dilontarkan Beomgyu. Ia tak boleh membuka buku itu lagi, kalau tidak mau sesuatu yang aneh membuatnya terkejut kembali.

"TERSERAHLAH!"

Buru-buru diambilnya buku itu, membukanya langsung ke bagian tengah. Dengan susah payah pula, karena pencahayaan di malam hari tanpa lampu benar-benar buruk. Hanya ada sinar rembulan yang sedikit-sedikit menyelusup jendela peti kemas.

"Choi Beomgyu ... ini dia!"

Ditemukannya halaman bagian dirinya sendiri. Sepertinya ia lupa, kalau saat terakhir kali ia membuka halaman miliknya, ia sampai syok sendiri. Kalimat mencengangkan itu ... kembali dibacanya. Tak ada yang berubah, tak bertambah mau pun berkurang.

"Buku sialan ini pasti hanya mau mengejekku!"

Cowok bertubuh kecil itu sudah berancang-ancang untuk melempar bukunya, kalau saja sesuatu tak terjadi. Percikan cahaya kemilau muncul dari halaman itu. Beberapa kalimat muncul, seakan membujuk Beomgyu agar tak membuangnya secara sadis.

Lelaki yang sepi

Dirinya selalu butuh perhatian

Yang suatu saat akan membeludak bagai bom

...

"Bener-bener buku sialan ternyata!"

Cowok itu sampai sedikit berlari untuk menaruh buku. Kembali ke ranjang dan menutup diri dengan selimut tipis, seakan tak tahu dengan apa yang barusan terjadi padanya.

Sementara itu, Soobin yang berbaring di ranjang belakang Beomgyu, mendesah panjang. Melihat Beomgyu yang masih bangun dan ribut konyol, ia jadi teringat kejadian tadi juga. Ketika ia tak bisa mengendalikan tubuh, menghajar Beomgyu yang baru saja pulih.

Tapi itu salah Beomgyu juga kan? Ngapain lempar ponselnya sampai hancur, cih! Cowok bertubuh jangkung itu kembali kesal. Mendadak jadi tidak tenang kembali. Tubuhnya sekarang tak bisa diam, menoleh ke kanan-kiri bergantian.

Sial. Gue kambuh lagi.

***

"Sesuatu akan terjadi hari ini." Namjoon berkata demikian sambil menyilangkan tangan di depan dada. Menatap serpihan bekas pecahan ponsel Beomgyu lamat-lamat.

Markas sepi hari ini. Soobin, Beomgyu, dan Kai entah pergi ke mana pekan minggu ini. Tapi syukurlah, Yeonjun jadi bisa berdiskusi panjang dengan Namjoon. Dan pembahasan mereka hanya seputar Choi Beomgyu. Ya, hanya ia seorang.

Pandangan Yeonjun yang tadinya kosong jadi penuh kembali. Menatap Namjoon dengan penuh keheranan. Bukannya ia tak mengerti ... tentu saja sebenarnya ia mengerti. "Kenapa cepet banget?"

"Cepat kenapa? Bukannya itu idealㅡ"

"Gue masih ga mau kehilangan satu sahabat gue lagi!" Tangan kanan Yeonjun mulai mencengkram pinggiran daun pintu. Kepala mendadak pusing dipenuhi memori soal Taehyun kala kepergiannya.

Namjoon berbalik badan, menatap seisi peti kemas yang temaram dan berantakan. Sudah lama ia tidak masuk dan melihat-lihat ke dalam sini. Makin lama, keadaannya makin parah saja. "Bukan kehilangan, Choi Yeonjun. Kalian hanya dipisahkan sebentar."

"Maka dari itu, cepat selesaikan misimu dan pergilah ke ...."

"Yeonjun!"

Pintu mendadak terbuka dari luar dan tampaklah dua manusia setengah arwah. Masing-masing memegang kantung plastik putih kecil yang sedikit basah. Soobin dan Kai menoleh pada Yeonjun yang sedang mengerjap. Sedangkan, Beomgyu malah fokus pada sosok di tengah ruangan.

"Kak Namjoon kenapa di sini?" Beomgyu menyipit mata tak suka. "Ngapain ...?"

Yeonjun menepuk dahi. Terlambat. Beomgyu sudah terlanjur mengetahui keberadaan Namjoon. Tiga orang yang baru datang itu pasti akan dibuat bingung. Sebab ...

"Kak Namjoon mana sih, anjir? Ga usah bohong lo." Itu kata Soobin yang tampak sedikit kesal. Ia merasa dibodohi karena sudah mencari keberadaan Namjoon lewat matanya ke sudut mana pun, tapi tetap tak menemukannya juga.

Kai yang tak peduli malah mengeluarkan bungkus es krim dari plastiknya. "Udahlah. Beomgyu mah kadang suka ga jelas."

Jadi, Soobin dan Kai tertawa dengan gurauan mereka sendiri. Seakan mengatakan kalau Beomgyu bodoh, memang bodoh. Beomgyu yang melihat itu jadi geram sendiri, ingin sekali membuktikan bahwa Kim Namjoon benar-benar ada di tengah peti kemas.

Awalnya Beomgyu hanya bisa mendesah kesal melihatnya. Namun, tawa Soobin dan Kai sudah keterlaluan. Bahkan Yeonjun saja sampai ikut ketawa, meski ia tahu bahwa Namjoon memang benar ada saat ini.

Tawa itu ...

tawa tanpa dirinya.

"CUKUP! Kalian mau bersenang-senang tanpa gue lagi?! Mau sampai kapan?!" Mendadak ia jadi sangat marah. Beomgyu selalu tak tahan kalau ada orang yang seakan tak menganggapnya. Padahal jelas-jelas ia juga berada di antara mereka.

"Gyu ... lo, lo kenapa?"

Jelas-jelas Beomgyu kambuh lagi kali ini. Tubuhnya memanas, terutama bagian punggung. "Gue kenapa? Tanya sama diri lo sendiri!"

Tak ada yang bisa anak-anak itu perbuat lagi, selain gemetaran dan saling mendekatkan tubuh satu sama lain. Pasalnya, Beomgyu tampak lima kali menyeramkan dibanding sebelumnya. Bahkan tubuhnya ikut membesar. Tampak seperti ... monster raksasa berduri.

"Choi Beomgyu, tenang. Kamu sedang dalam pengaruh emosi peralihan." Namjoon tiba-tiba menampakkan diri di depan Beomgyu. Kepalanya mendongak pada kepala Beomgyu yang terantuk langit-langit.

"K-Kak Namjoon?" Cowok bertubuh paling tinggi gemetaran menunjuk sosok Namjoon. Benar-benar tak mengira kalau Namjoon benar adanya sedang berdiri di tengah peti kemas.

"Peralihan?" tanya Beomgyu, dengan suara berat nan kelam.

Si lawan bicara mengangguk. "Aku tidak mau ada drama seperti sebelumnya. Cepat katakan pesan salam perpisahanmu!"

Namjoon mendorong Beomgyu sampai terjungkal. Dan di situlah tubuhnya mulai kembali normal. Wujud Beomgyu yang tampak kecil nan lemah kembali lagi. Air mata cowok itu sudah menggenang, masih sangat bingung harus berekspresi seperti apa.

"G-gue ...."

"Tiga, dua, satu. Waktumu habis, Tuan Choi."

"Gue cuma mau main sama kalian! Mau jadi bagian dari kalian!"

Yang lain hanya bisa mengerjap tak mengerti. Hanya Namjoon satu-satunya yang mengerti masalah Beomgyu, jadi ia mengangguk dan membukakan portal untuk anak kecil bermarga Choi itu. Mendorongnya dan ikut masuk ke sana.

"Choi ... Choi Beomgyu?"

Yeonjun maju beberapa langkah ke arah jejak terakhir Beomgyu dan Namjoon. "Beomgyu, kenapa lo ikut pergi juga?!" jeritnya pedih. Tangisan mulai membanjiri kelopak mata dan pipinya.

Kai perlahan ikut maju. "Beomgyu mau pergi jalan-jalan sama Kak Namjoon?"

"Jalan-jalan, jalan-jalan kata lo?! Dia udah ke alam atas sana, anjir! Dia udah pergi buat selama-lamanya!" Yeonjun jadi benar-benar emosi. Kedua temannya yang tersisa mungkin masih terlalu terkejut dengan apa yang terjadi.

"Beom ... BEOMGYU!"




































CHOI BEOMGYU

Hati-hati kepribadiannya seperti ular

Siapa saja bisa dipermainkan olehnya

Lelaki yang sepi

Dirinya selalu butuh perhatian

Yang suatu saat akan membeludak bagai bom

Mencari perhatian tak pernah lepas dari kamus kehidupannya






***

Makasih banyak udah mau baca sampai sejauh ini >< ♡

Lanjutkan Membaca

Kamu Akan Menyukai Ini

Serein Oleh K

Cerita Pendek

14.4K 1.9K 14
Serein (n.) the fine, light rain that falls from clear sky at sunset or in the early hours of night; evening serenity "Semua orang bisa jadi temen. G...
2.4M 218K 52
TERSEDIA DI GRAMEDIA📍 "Aku terlalu lelah untuk terus berkelana di bawah hujan." Legenda Negeri Angkasa. Sosok laki-laki yang rasa sabarnya tidak per...
412 48 1
Judul sebelumnya: 07 / 09 Ketika seorang mantan napi tak sengaja bertemu dengan gadis SMA yang memiliki strict parents. Yang dimana, hidup si gadis p...
39.7K 4.2K 58
Sepasang rasa yang tidak akan pernah bisa disatukan. Semesta hanya mempertemukan kita bukan untuk mempersatukan...