Mirror ( Haikyuu fanfiction)

By Rieyutsuki

203K 26.5K 5K

"Kupikir, aku bisa bertahan sendirian. Tapi, ternyata untuk sekarang, aku belum sanggup untuk berpisah dengan... More

Pengantar
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Note
29
30
31
32
Note
Love Ties. Hinata Shoyo
Love Ties. Yamaguchi Tadashi
Love Ties. Tsukishima Kei
Love Ties. Ennoshita Chikara
Love Ties. Nishinoya Yuu
Love Ties. Sugawara Koushi
Love Ties. Sawamura Daichi
Love Ties. Azumane Asahi
Love Ties. Kunimi Akira
Love Ties. Kindaichi Yuutaro
Love Ties. Oikawa Tooru
Love Ties. Iwaizumi Hajime
Love Ties. Goshiki Tsutomu
Love Ties. Shirabu Kenjiro
Love Ties. Ushijima Wakatoshi
Love Ties. Tendou Satori
Love Ties. Semi Eita
Love Ties. Akaashi Keiji
Love Ties. Bokuto Koutaro
Love Ties. Haiba Lev
Love Ties. Kozume Kenma
Love Ties. Yaku Morisuke
Love Ties. Kuroo Tetsuro
Love Ties. Miya Atsumu
Love Ties. Miya Osamu
Love Ties. Kita Shinsuke
Love Ties. Sakusa Kiyoomi
Love Ties. Hoshiumi Korai
Love Ties. Suna Rintarou
Special Ending 1, Kageyama Tobio
Special Ending 2

14

4.6K 604 218
By Rieyutsuki

#Next day
#Karasuno vs Wakunan

---------------------

"AYOO!! Taa--Kee--Ruu---!!"

"Ayo!! ayo!! Takeru!!"

"Ayo!! ayo!! Wakunan!!"

"Semangat!! semangat!! Takeru!!"

"Semangat!! semangat!! Wakunan!!"

*

*

*

*

*

Tim Karasuno yang tengah pemanasan di lapangan speechless. Semua sweatdrop melihat tim sorak wakunan itu. Mereka hanya rombongan 1 keluarga, tapi, hebohnya itu sangat luar biasa. (name) pun hanya menepuk dahinya.

"Waah...lebih meriah timbang kemarin. Itu adiknya?" Suga.

------------------

#Di tribun atas

Setelah membantu Shimizu menyiapkan berbagai hal untuk tim, (name) dan Yachi bergegas ke area atas. Keduanya bersiap mengamati pertandingan. (name) lalu memegang dagu dan memikirkan sesuatu. Yachi yang heran melihat (name) lalu menoleh.

"Ada apa (name)-chan?" Yachi

"Ini akan habis-habisan. Mungkin ini perasaanku saja, tapi tim Wakunan itu akan sulit dihadapi" (name). Yachi terdiam. Tak lama dari kejauhan Shimada datang.

"Wah Shimada-san selamat datang" Yachi. (name) ikut menoleh kearah Shimada.

"Ossu" (name)

"Hanya sendirian?" Yachi

"Hari ini Takinoue masih kerja. Mungkin dia bisa kesini agak sore" Shimada.

"Woah rame sekali. Ternyata meriah sekali ya?" perempuan berambut pendek berwarna pirang datang. Yachi, (name) dan Shimada menoleh kearahnya.

"Konnichiwa" Yachi, (name)

"Doumo. Terima kasih sudah menjaga Ryunosuke. Saya saeko, kakaknya" Saeko.

"Eh...tunggu. Kau, kenapa mirip sama Tobio?" tanya Saeko seraya menunjuk (name).

Shimada ikut menoleh kearah (name). Ia baru sadar kalau ada seorang gadis yang mirip sekali dengan setter Karasuno. Yachi hanya tersenyum dan memberi kode mata pada (name). (name) mengangguk dan menatap Saeko dan Shimada.

"Hajimemashite. Saya Kageyama (name). Saudari kembar Kageyama Tobio." (name). senyum.

"Woah....rupanya Tobio punya kembaran ?! Sugoii ! Eh, tapi kok aku baru tau. Padahal waktu itu aku ikut mengantar Tobio ke Tokyo." Saeko.

"(Name)-chan baru pindah ke Karasuno, beberapa waktu lalu, Saeko-san" Yachi.

"Oh...pantas saja waktu kalian pelatihan ke Tokyo dia tidak ada. Tobio juga nggak cerita kalau punya kembaran." Saeko.

"Oh...kau pindahan ya? Aku Shimada. Memangnya sebelum di Karasuno, kau sekolah dimana?" Shimada

"Shiratorizawa desu" (name)

"Woah! sugoii jyaa! ujian masuk SMA Shiratorizawa terkenal susah loh... kau pasti sangat pintar ya? Waah enaknya...udah cantik, pinter lagi. Beruntung sekali Tobio punya kembaran sepertimu" Saeko.

(name) hanya tersenyum. Saeko lalu menoleh kearah lapangan. Matanya berbinar saat menangkap bentuk tubuh adiknya. Tanaka Ryuunosuke.

"Oh..Ryuu!! Ryuuku sayang!!" teriak Saeko seraya melambaikan tangan ke lapangan.

"Neesan!" Nishinoya membalas sorakan itu. Sementara, Tanaka nampak menahan malu. (name), hanya tertawa lirih melihat tingkah Tanaka. Yachi dan Shimada ikut tersenyum.

#Pertandingan dimulai
#Set 1

Saeko, Yachi, Shimada dan (name) memfokuskan mata kearah area pertandingan. Kedua tim sudah siap di lapangan. (name) memainkan jari tangannya untuk menenangkan diri. Entah kenapa, (name) merasa tidak enak sejak tadi.

"Hajar!" sorak Saeko

"Saa...ayo lalui hari kedua ini. Pastikan bisa menang" Shimada.

"Anoo....Shimada-san" ujar (name) setelah lebih tenang. Shimada menoleh

"Shimada-san, yang selama ini melatih Yamaguchi?" (name)

"Oh iya." Shimada.

"Jyaa...arigatou gozaimasu. Berkat latihan dengan Shimada-san, serve Yamaguchi sudah semakin membaik." (name)

"Eeh ! aah...tidak kok. Aku tak mengajari banyak hal. Itu pasti karena Tadashi yang pantang menyerah dalam latihan. Oh iya, dia bilang, saat di sekolah juga minta saran pada temennya. Jadi, kurasa itu karena teman Yamaguchi juga." Shimada. (name) senyum dan kembali fokus pada pertandingan.

"Eh tunggu. Nama temen yang memberi saran pada Tadashi itu....Kalau tidak salah...(name)? Lalu, tiga manajer...Eh!! jadi gadis ini yang dimaksud Tadashi?" pikir shimada. Shimada lalu teringat percakapannya dengan Yamaguchi saat latihan.

#Flashback Shimada

"Woah...kemampuanmu semakin meningkat Tadashi. Kau juga terlihat semakin percaya diri dan menikmati voli" Shimada

"Ah...aha ha...arigatou Shimada-san. Ya...saya ingin bisa melakukan serve ini dengan baik." Yamaguchi. tersipu. senang.

"Lalu, menunjukkan keberhasilan latihanku pada seseorang" kata Yamaguchi sangat lirih.

"Hmm...Nani nani? rupanya kamu punya pacar ya? kok gak pernah cerita." Shimada. Senyum

"Ee? EHH!! BU...BUKAN!! Dia bukan pacar saya!! e...etto..."Yamaguchi.

"Oh....Sou ka....Hmm...jadi masih pdkt ya ? kudoakan sukses deh. Aku yakin kau bisa merebut hatinya dengan kemampuan jump float servemu" Shimada. 😁👍👍

"S...Shimada-san...bukan begitu! D...dia adalah seorang yang penting untukku. T...tapi dia bukan pacar! etto...dia sudah banyak membantuku saat latihan di sekolah. Jadi...aku ingin mempersembahkan hasil latihanku sebagai rasa terima kasih padanya." Yamaguchi

"Ooh...gitu ya. Dia cantik ya? siapa 'dia'? Tadashi?" Shimada.

"Salah satu manajer kami" Yamaguchi.

"Hmm...manajer kalian? yang tinggi dan pake kacamata itu? atau yang pendek,imut rambut pirang itu?" Shimada.

"Bukan ! e...etto dia baru saja pindah ke Karasuno beberapa waktu lalu. Dulunya dia, seorang pemain yang hebat dan cukup dikenal waktu SMP. Sampai sekarang pun, menurutku dia masih tetap hebat. dan...aku kagum padanya.." Yamaguchi.

"Eeh...begitu. Aku baru tau kalau kalian punya manajer baru. Lalu terkenal saat SMP? siapa namanya?" Shimada

"(name) desu" Yamaguchi.

#Flashback Shimada Off

Kini, Shimada hanya diam dan sesekali melirik gadis bernama (name) yang diceritakan Yamaguchi. Dia tengah fokus ke lapangan. Jika dilihat dengan cermat, (name) memang cantik.

Aura yang terpancar darinya juga terasa berbeda. Seperti...aura tegas, namun diwaktu yang sama juga memberikan aura menenangkan. Lalu, seperti komentar Saeko tadi, Shimada juga berfikir kalau (name) sepertinya sangat pintar. Shimada ikut kagum pada (name).

-----------

*

*

*

Priiit!!!

Suara peluit menjadi penanda dimulainya pertandingan. Semua mata terfokus pada lapangan. Wakunan memilih serve pertama. Bola berhasil dikuasai tim Karasuno. Lalu spike Hinata-lah yang mampu merebut poin pertama Karasuno.

Anggota tim Karasuno bersorak. Namun, Hinata dan Tobio terdiam. (name) pun menyadari sesuatu. Wakunan sama sekali tak terkejut dengan serangan cepat Karasuno. Seolah mereka sudah biasa menghadapi itu. (name) mengepalkan jemarinya. Ia khawatir.

Tak lama, Daichi terlihat mengatakan sesuatu kepada Hinata. Hinata terlihat speechless dan terbakar semangat. Ia lalu memasang ekspresi menantang dan menakuti tim lawan. Meski jadinya malah lucu. Daichi terlihat bicara lagi. Setelah itu, giliran Tanaka yang terlihat kesal.

"Pfft...Aha ha ha ha ha...."(name) tertawa sendiri.

"(name)-chan?" Yachi.

"Ah..gomen...gomen...Aku terlalu terbawa suasana. Aku terlalu memikirkan firasat buruk yang kurasakan tentang pertandingan ini. Tapi, nampaknya, sekarang tak ada masalah. Lihatlah mereka" (name)

Yachi kembali fokus ke lapangan. Hinata dan Tanaka masih terlihat berapi-api. Daichi nampak tersenyum puas. Ia juga melayangkan tatapan menantang pada kapten lawan.

"Sou desu yo nee..." Yachi ikut tertawa.

"Daichi-senpai, sungguh memiliki aura seorang leader. Sasuga captain" gumam (name)

----------

*

*

*

*

-----------

Pertandingan berlanjut dengan seru. Bola terus bergulir di area kedua tim. Baik Karasuno maupun Wakunan tak ada yang melonggarkan serangan. Serve keras Tobio beberapa kali berhasil ditangani oleh Wakunan. Serangan cepat pun tak membuat Wakunan gentar. Tobio kesal. Ia lalu melampiaskan amarahnya ke Hinata. (name) sweatdrop melihat pertengkaran kembarannya itu.

"Sepertinya ini akan sulit. Apakah ada pemain Wakunan yang perlu diwaspadai?" Shimada.

"Haik. Ada 1 orang yang perlu di waspadai di tim Wakunan. Kapten mereka, Nakashima Takeru. Di perfektur ini mungkin cara bermainnya lah yang paling mirip dengan sosok chiisana kyojin Karasuno yang dulu" (name)

"Eh? begitu? Bisa gawat ini" shimada.

"Tapi, kenapa dia dibilang mirip dengan chiisana kyojin begitu?" Saeko

"Nakashima-san itu, memiliki kemampuan untuk memanipulasi bola ketika di udara" (name)

"Dia bisa melihat titik bola seperti Hinata? (name)-chan?" Yachi

"Chigau desu. Kemampuannya sedikit berbeda. Serangan Hinata itu, mengincar bagian kecil di tangan para blocker. Tapi, kalau Nakashima dari Wakunan itu, lebih memperhatikan sudut serangannya." (name)

(name) kembali mengeratkan kepalan tangannya. Saeko, Shimada dan Yachi hanya diam setelah mendengar penjelasan (name). Di rally panjang dan sangat sengit ini, mereka hanya bisa berharap, tim Karasuno bisa mengatasi serangan Wakunan. Lalu lolos sebagai pemenang.

-----------

*

*

*

*

-------------

"Sepertinya...Wakunan punya satu blocker yang bisa mengimbangi kecepatan Hinata. Tapi, Hinata masih tak terkejar ya" komentar Shimada setelah karasuno berhasil melakukan serangan cepat lagi.

"Haik. Tujuan mereka adalah mengarahkan spike Hinata agar lebih mudah di receive. Mereka tau, jika menghentikan Hinata itu mustahil. Jadi, setidaknya mereka ingin Hinata tidak bisa spike seenaknya." (name). kesal.

"Tapi...meski begitu. Ada hal lain yang juga harus mereka perhatikan. kan...(name)-chan?" Yachi. (name) baru tersadar dan tersenyum.

"Sou da...Kami juga punya Ace"(name)

Wakunan menyiapkan 2 orang blocker untuk menjaga Hinata. Tapi, tanpa mereka sadari, bola itu dioper ke arah lain. Spike keras dicetak oleh Ace Karasuno. Azumane Asahi. Semua bersorak untuk poin itu.

"Asahi-san!! nice kill!!" Yachi, (name)

Poin Karasuno 19-17 Wakunan

Pertandingan masih berlangsung sangat sengit. Tim Wakunan mulai terlihat kesal. Kapten mereka, Nakashima lalu terlihat menyemangati anggota timnya.

"Sepertinya fondasi Kapten mereka juga sama kuatnya dengan kapten kita" Saeko.

"Iya. Jika kemarin yang bermain adalah tim. Sekarang adalah waktunya pertandingan antar kapten" Shimada

Debagh!!

Bola melayang ke area Karasuno. Daichi yang berada di sisi lapangan langsung mengejar bola. Nishinoya dengan sigap meneruskan serangan. Bola terus bergulir. Rally yang cukup panjang masih berlangsung. Daichi masih belum menyerah, ia terlalu fokus mengejar bola dan kurang memperhatikan sekitarnya. Hingga...

BRAGH!!

Daichi menabrak Tanaka yang juga mengejar bola. Wajah Daichi menghantam bahu kanan Tanaka. (name), Yachi, Saeko dan Shimada shock melihat itu. Bola yang dikejar Daichi memang berhasil masuk ke area Wakunan. Poin untuk karasuno bertambah. Tapi tetap saja...kondisi Daichi yang menjadi masalah.

"Daichi-senpai" (name)

Anggota tim Karasuno di lapangan panik dan mencoba menyadarkan Daichi. Semua speechless. Perlahan, Daichi sadar dan bangun. Semua langsung menanyakan keadaannya. Sementara, (name) dan Yachi langsung berlari ke bawah, menuju lorong arena pertandingan.

--------

*

*

*

*

----------

"Sawamura-san"/"Daichi-senpai" teriak (name) dan Yachi bersamaan sambil lari.

"Daijoubu desu ka?" (name),Yachi

Daichi dan Pelatih Ukai lalu menoleh kearah 2 gadis itu. Daichi lalu tersenyum.

"Ah...Terima kasih sudah karena sudah mengkhawatirkanku, (name)-chan, Yacchan. Aku baik-baik saja kok" Daichi.

"Sou desu ka?" Yachi. khawatir. (name) juga ikut cemas.

"Naa...Aku serahkan Kapten pada kalian berdua. Antarkan dia ke ruang pemeriksaan kesehatan. Lalu, temani dia untuk istirahat." Pelatih Ukai.

"Haik" Yachi, (name)

------------

*

*

*

*

---------------

(name) dan Yachi menunggu di lorong saat Daichi diperiksa dokter. (name) masih terlihat sangat shock dan khawatir. Begitu juga dengan Yachi.

"Kenapa Daichi-senpai harus sampai terluka?" (name) menunduk dan mengusap wajahnya.

"Kemarin Tobio-nii, sekarang Daichi-senpai...."gumam (name)

"Aku tak bisa melindungi timku...jika saja aku laki-laki, aku akan berada di lapangan yang sama dengan mereka berdua....aku bisa menjaga mereka. Tapi...aku perempuan...aku tak bisa melakukan apapun untuk mencegah itu...aku..." gumam (name)

Yachi terkejut mendengar gumaman (name). Yachi yang peka, bisa mengetahui jika (name) kembali mengalami traumanya. Benar kata Tobio, pertandingan yang Karasuno ikuti ini bisa membuat (name) teringat berbagai hal di masa lalunya.

Yachi baru saja mau buka suara untuk menenangkan (name). Namun, seorang perawat sudah memanggil Yachi dan (name) untuk masuk ke ruang pemeriksaan. Keduanya langsung mengikuti perawat itu.

Yachi dan (name) lalu diberi tau beberapa hal tentang hasil pemeriksaan oleh dokter. Yachi menyimak dengan fokus, namun (name) tidak. Yachi bisa melihat dengan jelas jika (name) merasa sangat bersalah dan sangat khawatir pada Daichi.

----------

*

*

*

*

-------------

Daichi masih berbaring di salah satu ranjang ruang kesehatan. Yachi dan (name) lalu membuka tirai yang menutup tempat Daichi istirahat dan mendekat.

"Sawamura-san daijoubu?" Yachi.

"Ah iya.... Aku akan istirahat dulu, seperti yang disarankan dokter tadi."
Daichi. Senyum.

Yachi dan (name) terdiam. Yachi lalu menatap mata Daichi lama. Daichi lalu menggerakkan matanya.bingung. Melihat itu Yachi lalu melirik kearah (name). Daichi pun mengikuti pergerakan mata Yachi.

"Anoo...saya akan ambilkan beberapa makanan dan minuman." ujar Yachi seraya membungkuk lalu menatap mata Daichi sekali lagi.

Daichi diam dan bisa menangkap maksud Yachi. Ia lalu mengangguk. (name) beranjak pergi untuk menemani Yachi. Namun, Daichi menahan tangannya.

"Temani aku, (name)-chan." Daichi.

(name) diam dan mengangguk. Ia lalu duduk di sebuah kursi yang tersedia di samping tempat tidur. Ia menundukkan kepala untuk meyembunyikan rasa bersalah dan khawatir. Daichi memperhatikan (name).

"Sou ka...dia merasakan traumanya lagi?" Pikir Daichi.

Daichi lalu menggerakkan tangannya untuk meraih puncak kepala (name). Karena posisi duduk (name) dekat, Daichi bisa dengan mudah mengelus kepala (name). (name) yang bingung langsung mengangkat kepala dan menatap mata Daichi. Daichi tersenyum

"Nah...begitu. Kau harusnya menatap wajahku (name)-chan. Jangan menunduk terus..." Daichi.

(name) lalu mengalihkan tatapan matanya. Ia menggengam jemarinya, serta menggigit bibirnya untuk menahan air matanya yang akan mengalir. Daichi kembali terdiam. Ia lalu mengarahkan tangannya untuk menangkup pipi (name). Seketika air mata (name) mengalir.

"Jangan khawatir. Aku tau kau sangat mengkhawatirkan keadaanku. Kau juga teringat Tobio yang terluka karena terhantam bola kemarin kan?" Daichi. (name) diam dan mengangguk.

"Kami hanya terluka sedikit, kok... Tobio masih bisa bermain lagi kan hari ini? Aku pun sama. Aku hanya perlu istirahat sebentar. Setelah itu pasti segera baikan." ujar Daichi seraya mengusap air mata (name) yang terus mengalir.

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri untuk sesuatu yang tidak bisa kau cegah. Kecelakan kemarin dan tadi, tidak ada kaitannya dengan kau yang terlahir perempuan." Daichi.

"Hmm....etto..bagaimana ya ? Aku tau kau berusaha keras untuk kami. Jadi...aku ingin kau tak selalu menyalahkan dirimu setiap ada hal tak menyenangkan yang menimpa kami. Aku tak ingin kau terbebani." Daichi

"Ya....Aku tak suka melihat perempuan menangis, apalagi seorang yang lebih muda dariku. Kalaupun menangis, aku ingin mereka menangis karena bahagia, bukan karena khawatir." Daichi

"Na...(name)-chan...sekarang rilekskan pikiranmu. Lalu tersenyumlah untukku. Aku bisa lebih cepat sembuh kalau melihatmu tersenyum,loh...." Daichi. Senyum.

"Eh! tunggu, apa yang baru saja kukatakan?! kenapa aku malah bicara seenaknya?! Astaga Daichii!! udah sok tau, juga seenak jidat pegang pegang pipi (name)!! Ya ampun gawat !!" pikir Daichi yang baru sadar akan kalimat yang dia katakan.

(name) lalu mengusap air matanya dan menatap Daichi. Daichi masih takut kalau-kalau (name) akan marah karena sudah seenaknya bermonolog. Tapi, pikiran Daichi salah. (name) lalu menggenggam tangan Daichi yang memegang pipinya dan tersenyum.

"Haik. Maaf karena sudah membuat Daichi-senpai khawatir. Saya tak akan menangis lagi. Saya yakin Daichi-senpai akan segera pulih dan bisa bermain lagi di pertandingan seperti Tobio-nii" (name)

"Hmm...Iyaa. Teruslah tersenyum seperti itu. Kau jadi semakin cantik kalau tersenyum" Daichi.

(name) terkejut dan tersenyum canggung. Ia lalu melepas genggaman tangannya pada tangan Daichi.

"Arrgh!! Aku tadi bilang apa lagi?!" pikir Daichi.

Tak lama, Yachi kembali. Ia membawa beberapa makanan dan minuman. (name) lalu berdiri dan membantu Yachi membawa makanan dan minuman itu. Yachi lalu menatap (name).

"(Name)-chan sudah kembali normal. Sasuga Sawamura-san...Yokatta..."
😆😆😆 Yachi.

Yachi lalu menatap Daichi seraya tersenyum. Daichi lalu membalas senyum Yachi. Daichi lalu bangun dan memakan makanan yang sudah diambilkan Yachi. Setelah itu ia meminum obat dan istirahat. Yachi dan (name) pun menemani Daichi di ruang kesehatan.

------------

*

*

*

*

--------------

Setelah beberapa saat istirahat. Daichi sudah lebih bugar. Ia bersiap kembali ke area pertandingan. Yachi dan (name) lalu mengikuti kapten Karasuno itu.

Ketika baru sampai lorong, sayup sayup teriakan semangat dari tim Karasuno terdengar. Daichi, (name) dan Yachi lalu mendekat dan melihat dari sisi pintu.

"Sugoii...sudah hampir set poin untuk Karasuno. Pertandingan pertama hasilnya gimana?" Yachi.

"Entahlah...ternyata Enno-senpai turun main. Pelatih memilihnya untuk menggantikan posisi Daichi-senpai untuk sementara, ya?" (name)

"Sou da na.Jyaa...(name)-chan, Yacchan. Ayo kita simak mereka dari lorong saja" Daichi.

"Eh...Sawamura-san tidak berniat segera kembali ke lapangan?"Yachi. Daichi hanya tersenyum dan menggeleng. (name) dan Yachi pun nurut.

----------

Priiiitt!!!

"Yoshaaa!!!"

Sorakan bahagia terdengar dari anggota tim Karasuno. Bisa dipastikan, pemenang pertandingan kali ini adalah Karasuno. Daichi, Yachi dan (name) tersenyum lega. Mereka bertiga lalu bersiap ke depan pintu untuk menyambut anggota tim.

"Daichi-san.."

Kalimat singkat Tanaka itu membuat semua anggota Karasuno yang berada di lapangan menoleh kearah pintu. Daichi berdiri di dekat pintu ditemani Yachi dan (name) di samping kiri kanannya.

"Ah...etto...maaf" ujar Daichi seraya menggaruk lehernya yang tak gatal.

"Daichiii !!!"

Sorak Sugawara seraya mendekat dan memukul tubuh Daichi dengan penuh suka cita. Nishinoya ikut mendekat dan bersorak.

"D...Daichi-san. Kau tak... " Tanaka

"Iya tidak apa-apa. Hmm. Bukan !! Seharusnya aku masih perlu banyak istirahat. Lalu, sekarang aku merasa lebih bertenaga dari sebelumnya. Jadi nanti aku akan berjuang 2 kali lipat karena utangku tadi." Daichi. senyum.

Anggota tim Karasuno lega mendengar itu. Daichi lalu menggiring Tanaka, Nishinoya, Tobio dan Shouyo untuk segera istirahat. Sementara itu, (name) dan Yachi langsung membantu Shimizu membawa beberapa barang.

Setelah 4 serangkai itu menjauh, Daichi mendekati Ennoshita, dan mengatakan sesuatu seraya tersenyum. (name) hanya memperhatikan mereka berdua. Shimizu dan Yachi lalu mengajak agar segera ke tribun tapi (name) bilang agar mereka duluan saja. Shimizu dan Yachi lalu pergi.

(name) masih memperhatikan Daichi dan Ennoshita. Tak lama kemudian Daichi pergi. Kinoshita dan Narita lalu mendekati Ennoshita. (name) mengalihkan perhatian pada mereka bertiga. Lalu, Ennoshita pergi. Narita dan Kinoshita lalu berjalan dan mendekat kearah dimana (name) berdiri.

"(name)-chan...kenapa kau masih disini? kau menunggu kami?" Kinoshita. (name) tersenyum

"Haik. Tapi, Enno-senpai kemana?" (name)

"Dia mau ke toilet dan menyuruh kami duluan" Narita.

"Sou desu ka? hmm Jyaa...senpai duluan saja. Saya akan menyusul rombongan tim bersama Enno-senpai" (name)

Kinoshita dan Narita bingung. Tapi mereka tak sempat bertanya karena (name) keburu pergi. Akhirnya Kinoshita dan Narita melanjutkan langkah. Mereka memang merasa Ennoshita sedang sedih. Tapi mereka mempercayakan (name) untuk menenangkan Ennoshita.

---------

*

*

*

*

-------------

Ennoshita berjalan keluar dari toilet dengan raut wajah sedih. Ia juga menundukkan kepala.

"Ouh...Enno-senpai" (name)

"(name)? kenapa kau disini?" Ennoshita.

"Saya menunggu Enno-senpai" (name). Senyum. Ennoshita terdiam dan menunduk lagi.

"Naa...(name), maukah kau menemaniku sebentar. aku...cari angin" Ennoshita

#Di area luar GOR

"Enno-senpai tidak perlu cemas dan sedih. Itu adalah hal yang tidak bisa kita handle. " ujar (name) seiring mereka berjalan.

"Tapi..." Ennoshita.

"Senpai sudah berusaha semaksimal mungkin. Jadi tidak masalah. Lalu, ada hal positif yang bisa Enno-senpai petik kan?" (name). Ennoshita diam dan menatap mata (name). (name) lalu tersenyum.

"Uhm...iya juga ya..." Ennoshita. tersenyum lega.

"Ah...terasa adem...Setiap kali ada (name) di dekatku, rasanya selalu bisa membuat tenang. Kurasa, julukan Ratu salju itu masih bisa berlaku untuk (name). Keberadaanya seperti salju yang menenangkan" ujar Ennoshita dalam hati.

"Jyaa....mari bergabung dengan tim. Kita saksikan pertandingan Dateko vs Aoba Johsai bersama-sama" (name)

Ennoshita yang telah mendapatkan lagi semangatnya lalu mengangguk. Mereka berdua lalu berjalan kembali memasuki GOR.

#Di tribun atas
# Di deret kursi rombongan tim Karasuno

Hinata, Tobio, Tanaka dan Nishinoya sudah duduk tenang di bangku penonton, seraya memakan cemilan masing-masing. Tobio lupa (name) ada dimana karena terlalu excited untuk menyimak pertandingan antara Dateko vs Seijoh.

"Oy...jangan terlalu banyak makan lo" suga mengingatkan.

Suga lalu melihat ke deret bangku rombongan tim. Ia agak khawatir karena belum menemukan (name) dan Ennoshita. Suga lalu duduk di satu deret bangku dengan Daichi dan Azumane.

"Ennoshita dan (name)-chan belum kembali ya ?" Suga.

"Daijoubu da...sebentar lagi pasti kemari." Daichi

"Sou da na" Suga

Semua lalu mengalihkan fokus pada lapangan. Dateko dan Seijoh sudah bersiap untuk pertandingan.

----------------------TBC----------------------
























Hai readers...

Apa kabar di hari minggu yang cerah ini? Semoga baik selalu ya...😁😁😁

Well...
Semoga chapter ini bisa menemani hari minggu kalian yaaa...

Enjoy the story
💞💞💞

Continue Reading

You'll Also Like

111K 2.5K 51
Alissa Iris De LeΓ³n the daughter of both the Spanish and Italian Mafia. A week after she was born she was sent away from her 2 brothers to live with...
31.8K 6.8K 30
A Lawyer, Bold with a bit of anger issues, Smart, Not in good terms with his Father. A Girl, Sweet but Insecure about her weight, With Career tension...
128K 5.3K 47
A fire incident at his(Kim Jae-soo) husband's home while he (Baek Ji-Hu )was away made Kim Jae-soo return to his third year of university (he was reb...