Princess of Rainbow Element [...

By desphrodite

685K 88.7K 5.4K

TAMAT! Reinkarnasi yang membawanya berpetualang ke benua Servia. Benua dengan sejuta kejutan dan tantangan te... More

PROLOG
2. Racun menyusahkan
3. Pedagang Ramuan
4. Karma untuk seorang penista
5. Misteri
6. Pria Naga hitam
7. Terungkap
8. Petualangan Laut Gaxia
9. Hutan Gaxia
10. Enam nama dalam satu raga
11. Elemen Yi Jian
12. Pasar Quon
13. Kultivasi ganda
14. Roh yang kotor
15. Salah paham
16. Aula kota
17. Keberangkatan
18. Kelompok hitam
19. Perkemahan
20. Festival Servia
21. Berebut Liontin
22. Senjata pendamping
23. Singa yang lapar
24. Misi pertama
25. Menyerang ballack
26. Kristal Beast
27. Pulangkan dia!
28. Pelan-pelan
29. Naga berlian
30. Kerasukan ular ganjen
31. Rencana
baca aja
32. Tidak mengerti
33. Hukuman
34. Pertengkaran
35. Komplotan Bandit
36. Perayaan Servia
37. Sultan Dadakan
38. Hubungan yang rumit
39. Bijaksana
40. Siapa Lawan Siapa
41. Cuaca dan Air kimia
42. Menegangkan
43. Lapar keadilan
44. Kesalahan fatal
45. Bukan antagonis
46. Jangan main-main
47. Cermin Keberuntungan
48. Menara Zafreng
49. Akademi
50. Asrama
51. Dia kenapa?
52. Kelas Sosial Penelitian
53. Kunci misteri
54. Rumput laut lava?
55. Perpustakaan Sakura
56. Tiga kekuatan magis
57. Phoenix Laut Gaxia
58. Bertemu
59. Mempersatukan
60. Menjenguk
61. Kecemasan
62. Terlambat

1. Jiwa yang lain

25.4K 2.7K 92
By desphrodite

Niura terbangun kala merasakan pusing pada pelipisnya. Ia mengerjapkan matanya perlahan lalu membuka matanya dan pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah ruangan dengan desain kuno yang agak luas yang gelap tanpa penerangan kecuali cahaya matahari yang menembus jendela.

Niura langsung terduduk seketika kala menyadari bahwa ini bukanlah kamar kost-nya. Ranjang empuk dengan full kapuk asli. Lantai yang terbuat dari plester semen dengan balutan karpet motif bunga. Tapi ... kamar ini cukup seram. Seingatnya, terakhir kali ia sedang berada di perpustakaan dan ... meninggal. Ah! Yang benar saja? Atau mungkin ada seseorang yang menculiknya?

"Dimana aku? Apakah aku benar-benar telah mati? Siapa yang membawaku ke sini? Tolong jawab aku!" Begitu banyak pertanyaan dalam otaknya, tapi ia harus bertanya pada siapa? Sedangkan ia hanya seorang diri di ruangan ini.

"Lepaskan aku!" Teriak seorang pria dari luar sana. Niura yang kebingungan bertambah bingung kala memdengar jeritan kesakitan tersebut, "Siapa itu?" Tanyanya. Namun nihil, hening yang ia dapatkan.

Niura bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah jendela, perlahan ia membukanya dan...

"Hah! Apa itu? Yang benar saja! Mengapa ini seperti ... cerita novel itu? apakah itu benar-benar para prajurit sungguhan?" Niura segera berlari ke arah cermin besar di dekat pintu dan mematutkan dirinya di cermin. Alangkah terkejutnya ia kala melihat tubuhnya kini tengah memakai Hanfu Tiongkok berwarma pink dan jubah cyan dengan bordiran bunga berwarna gold. Rambutnya tertata rapih dengan gelungan dan satu tusukkan rambut yang menambah kesan anggun.

"Ini kah, aku?" Ia berputar-putar meneliti Hanfu-nya yang sangat indah. "Ini memang aku! Wajahku masih sama, hanya saja lebih putih dan terawat."

"Apakah aku ber-tranmigrasi ke abad pertengahan? Apakah semua cerita di novel itu fakta seluruhnya? Apakah hanya aku saja yang mengalaminya?" Oh tidak, gadis itu terlalu terbawa suasana dengan otaknya yang tak pernah berhenti bertanya.

"Tuan putri! Anda sudah bangun? Oh sukurlah, selama dua bulan anda hanya tergeletak saja dan sekarang anda berdiri di hadapan hamba! Jika Tuan putri tidak bangun mungkin ancaman kaisar akan benar-benar terjadi," ucap seseorang dengan air mata berlinang yang menggantung di sudut matanya dengan penuh kecemasan.

Niura segera membalikkan badannya dan melihat seorang gadis seumurannya dengan mata dan rambut berwarna jingga menghampirinya dengan membawa sapu tangan. Gadis dengan pakaian yang jauh di bawahnya, warnanya agak pudar dan kotor. Siapa dia? Niura yang bingung dengan ucapan gadis itu memandangnya intens.

"Ancaman? Ancaman apa? Dan ... kau? Siapa kau? Beraninya kau memasuki kamar ini!" Tanya Niura khawatir membuat pelayannya membelakkan matanya tak percaya. Bagaimana mungkin? Apakah tuannya kehilangan ingatan?

"Tu-tuan putri ...? Kau, tidak tau siapa hamba?" jawabnya terbata-bata tidak percaya. Tuannya yang lemah-lembut kini membentaknya dan tidak mengenalinya.

"Tuan putri?" Tanya Niura tak percaya, hei! Dia hanya seorang anak kost-an mana mungkin menjadi seorang putri.

Pelayan itu semakin yakin jika tuannya benar-benar kehilangan ingatannya dan ia sangat merasa sedih.

"Apakah aku benar-benar ber-transmigrasi
ke zaman ini? Woah! Sulit dipercaya," ucapnya bahagia karena impiannya terpenuhi dan ada sedikit rasa khawatir karena ia tidak tau apa-apa disini, seperti orang bodoh tepatnya.

"Za-zaman ini? Putri ... ka-kau? Telah hilang ingatan?"

Hilang ingatan? Hei jelas ia sangat ingat masa kecilnya dulu hingga kematiannya dan ia bahkan tau kalau ia telah menjelma menjadi seseorang yang berbeda di abad yang berbeda pula.

"Tunggu! Siapa namaku? Siapa kau, dan dimana ini?" Sungguh, Niura sangat penasaran dan tidak sabar untuk berpetualang.

"Tu-tuan putri ka-kau benar-benar tidak ingat?" Pelayan itu kaget dan khawatir jika benar tuannya kehilangan ingatannya.

"Jawab! Aku butuh jawabanmu!" bntak Niura yang mulai jengkel karena pertanyaannya tak kunjung di jawab.

"Na-nama putri adalah Xiao Li, a-aku ini pelayan setiamu; Yi Jian, dan kita berada di Istana bawah tanah. Tu-tuan putri adalah anak dari kaisar Hongli dan permaisuri Xiao Mei. Anda memiliki satu adik dan satu kakak tiri dari selir Tian Hua dan Kaisar Hongli. Ka-kau sedang di-asingkan di Istana Quon bawah tanah karena anda ti-tidak memiliki kekuatan element apapun, tuan putri," jelasnya menunduk tak berani menatap manik coklat di hadapannya karena takut jika ucapannya salah dan membuat hati tuannya sakit.

Niura yang mendengarnya hanya mengangguk-angguk saja. Ia mulai mengerti bahwa sang Kaisar(ayahnya) merasa malu karena memiliki putri tak berbakat seperti putri Xiao Li atau pemilik tubuh ini. Mungkin Niura akan membalaskan dendam Xiao Li pada sang Kaisar dan Selirnya.

Berita mengenai telah sadarnya putri Xiao Li selama dua bulan telah menyebar hingga ke istana atas. Permaisuri Xiao Mei atau ibuna putri Xiao Li yang sangat merindukan putrinya itu langsung berlari menuju ruang bawah tanah. Kamar putri Xiao Li tepat di sebelah sel penjara bawah tanah, jadi jangan heran jika tadi Niura mendengar jeritan minta tolong.

Permaisuri datang sendirian tanpa kaisar ataupun pengawal. Sebegitu bencinya kah mereka terhadap Xiao Li? Permaisuri langsung memeluk Xiao Li yang sedang duduk di ranjangnya lalu menciumnya. Xiao Li yang sudah mengetahui bahwa wanita di hadapannya adalah ibu dari tubuhnya, berusaha ber-akting sedemikian rupa agar tidak ada yang mengetahuinya kecuail Yi Jian atau pelayannya. Sebenarnya tadi Niura telah menceritakan kisah yang sebenarnya dan Yi jian juga telah menceritakan kisah Xiao Li yang dulu.

Niura telah menceritakan seluruh kehidupan di kehidupannya dulu dimulai dari lingkungannya yang kelam, persahabatannya, hobi, dan ia juga menceritakan bahwa ia belum pernah merasakan yang namanya cinta dari seorang kekasih ataupun orang tua, hal itu membuat pelayan Yi Jian tertohok tak percaya dengan kata-kata tuannya itu.

"Apa kau baik-baik saja, Sayang?" tanya sang permaisuri setelah melepaskan pelukannya.

"Aku baik-baik saja, i-ibu," jawab Niura agak terbata-bata yang memang agak asing dengan kata 'ibu' karena di kehidupan sebelumnya ia tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu ataupun ayah karena pasca bercerai, mereka memilih untuk pergi masing-masing.

"Syukurlah kalau begitu, ibu pergi dulu, Sayang, waktu ibu sudah habis, besok pagi ibu akan kembali lagi, ya?" pamitnya agak keberatan karena sang Kaisar hanya memberinya waktu lima menit bertemu dan jika lebih, maka ia tak segan-segan untuk membunuh putri Xiao Li.

Setelah mengucapkan hal tersebut, sang permaisuri tidak langsung pergi. Ia malah duduk di samping putrinya lalu memeluknya lagi selama dua menit. Tanpa di sadari, seorang pelayan masuk untuk menjemput sang permaisuri.

"Nyo-nyonya, ka-kaisar menunggu mu. Di-dia marah ... besar karena engkau melebihi sepuluh menit berkunjung kemari," ucap Yi Jian gugup. Niura mengerutkan keningnya, hanya sepuluh menit berkunjung pun itu termasuk kesalahan besar? Kaisar macam apa itu.

"Ibu ... hati-hati," ucap Niura tak tega karena sang permaisuri terus menangis dan merasa seperti telah mengetahui bahwa ia akan dihukum. Permaisuri mangangguk dan segera pergi menuju ruang sang kaisar.

Niura melirik ke arah Yi Jian yang masih setia membungkuk di pinggirnya dengan penuh pertanyaan.

"Apakah, permaisuri orang baik?" tanya Niura hati-hati. Ia takut jika yang terlihat baik itu sebenarnya buruk. Yi Jian yang mendengarnya hanya pasrah, ia mencob memahami dengan sifat dan pikiran baru tuannya. Yi Jian menghela lalu ia memberanikan diri menatap tuannya.

"Permaisuri itu orang baik. Bahkan, hanya dia yang bersedia merawat tuan putri sendirian tanpa kaisar dan ditambah dengan selir Tian Hua, selir kaisar yang sangat membenci anda entah karena apa," jelasnya jujur.

Niura mengangguk paham. Ia berpikir jika ia dibenci pasti ada sebabnya, entah karena kedudukkan, kecantikkan atau apa. Niura berjanji akan membalaskan dendam Xiao Li atau pemilik tubuh ini pada selir Tian Hua.

"Kau pelayanku bukan?" tanya Niura. Yi Jian hanya mengangguk, "Kalau begitu ... hari ini kau bukan pelayanku lagi," lanjutnya dengan menampilkan senyum miring yang membuat Yi Jian menangis ketakutan.

"A-ampun Tuan putri, hamba tidak ingin dihukum oleh kaisar karena melanggar sumpah kontrak untuk menjaga Tuan putri hingga akhir hayat hamba," jawab Yi Jian sesenggukkan. Sungguh, ia tak tau dimana letak kesalahannya sehingga tuannya terang-terangan ingin memecatnya.

Niura menggeleng-gelengkan kepalanya melihat Yi Jian menangis histeris seperti itu. Sungguh, pelayan itu salah tangkap! Niura tidaklah sekejam itu apalagi pada seseorang yang menyerahkan hidup-matinya untuknya.

"Hei, kenapa kau ini? Aku tidak memberhentikan mu sebagai pelayanku atau menggantikanmu dengan pelayan lain, Yi Jian ... aku hanya ingin kau menjadi lebih dari sekedar pelayanku, aku ingin kau menjadi temanku. Di kehidupan ini aku tidak memiliki teman bukan?" Niura menjelaskan kesalah pahaman tadi dengan jelas. Yi Jian yang telah paham langsung tersenyum dan mengangguk.

"Baiklah kalau begitu, tolong ambilkan aku buku sejarah kekaisaran ini karena aku tidak mungkin bisa keluar dari kamar terkutuk ini," pinta Niura sedih, ia ingin mengetahui apa saja yang ia tidak ketahui tentang kekaisaran ini, benua ini, negeri ini, zaman ini, dan ... juga Xiao Li atau pemilik tubuh ini. Yi Jian mengangguk lalu segera meninggalkan ruangan dengan senyuman.

Dua menit berlalu.

Niura yang sedang menatap jendela terbuka itu membalikkan badannya kala mendengar Yi Jian menyebutkan namanya.

"Ini, hanya ini satu-satunya buku yang ada di Istana bawah tanah. Semua buku-buku yang lengkap ada di Istana atas dan ada juga di perpustakaan kota." Yi Jian menyerahkan buku tebal yang agak usang tersebut kepada tuannya sekaligus teman barunya.

"Aargh!"

Saat Niura ingin mengambil buku tersebut untuk menggali informasi tentang zaman peradabannya ini, tiba-tiba saja kepalanya berdenyut nyeri seperti ditusuk-tusuk ribuan jarum yang terbakar. Yi Jian yang melihat keanehan tuan sekaligus temannya tersebut seketika panik lalu meletakkan kembali buku tebal tersebut ke ranjang sebelahnya lalu memegang lengan putri Xiao Li atau Niura.

"Pu-putri? Ada apa dengan dirimu?" Yi Jian yang semakin panik ketika melihat Niura memukul-mukul kepalanya tanpa kelembutan membuatnya semakin panik hingga ia memutuskan untuk berteriak meminta bantuan para pelayan lain di luar, "TOL---" teriaknya ingin meminta 'tolong' tetapi terpotong oleh hardikkan Niura.

"DIAM!" potongnya menghardik dengan hawa mencengkram membuat Yi Jian terdiam bersamaan dengan rasa pusingnya yang terus menjalar ke setiap saraf-nya.

Namun, bersamaan dengan rasa sakit kepala kepingan ingatan-ingatan asing menyeruak masuk dalam pikirannya. Niura melihat dan memahami semua ingatan milik Xiao Li atau pemilik asli tubuh ini.

Dari ingatan itu, Niura mengetahui bahwa nama pemilik tubuh ini adalah Xiao Li putri semata wayang (Tunggal) permaisuri Xiao Mei dan ia memiliki adik dan kakak tiri dari selir Tian Hua dan kaisar Hongli, kaisar yang memimpin kerajaan Quon di benua kultivator Servia.

Menurut pengelihatannya, saat umur Xiao Li baru beranjak dua tahun dan akan dilakukan tes kultivasi, tenaga dalam (qi) menggunakan crystal ball (bola kristal kultivasi) untuk mengetahui elemen apa yang bisa dikendalikan olehnya, tiba-tiba saja bola kristal itu menjadi gelap pertanda bahwa Xiao Li tidak memiliki element apapun dan tidak bisa mengendalikan kultivasi. Sejak saat itu, orang-orang menjulukinya sebagai 'sampah kultivasi' yang memalukan dan tak berguna.

Kaisar yang sangat malu karena mengetahui bahwa anak kesayangannya tidak memiliki elemen apapun dan memiliki mata yang hitam membuatnya marah dan memutuskan untuk mengasingkan Xiao Li -ke sebuah Paviliun hitam di istana bawah tanah yang bersebelahan dengan penjara-penjara bawah tanah.

Selama diasingkan, Xiao Li sangat diperlakukan layaknya hewan oleh seluruh penghuni istana kecuali permaisuri Xiao Mei dan pelayan Yi Jian. Setiap hari ia hanya bisa memakan makanan sisa kerajaan yang sudah basi dan kadaluarsa hingga berubah menjadi racun oleh selir Tian Hua yang kejam dan Xiao Li yang sama sekali tidak diperbolehkan untuk menampakkan dirinya di istana atas atau ke tempat lainnya yang membuatnya minim pengetahuan dan semakin lemah karena racun yang menjalar di rubuhnya sehingga membuatnya terbaring koma selama dua bulan.

Di benua Servia ini, setiap penduduknya memiliki mata bakat alam berwarna sesuai elemennya, contoh; bola mata biru menandakan ia adalah seorang pengendali es dan air, merah untuk api dan bara, hijau untuk tanaman dan obat-obatan, abu-abu untuk pembaca pikiran dan halusinasi, dan banyak warna mata lainnya dengan tingkatan masing-masing dari tingkat pemula hingga tingkat akhir sebagaimana penggunanya mengadaptasinya dengan bertapa dan dengan cara lainnya. Sementara warna mata hitam bertanda bahwa sang pemiliknya tidak memiliki elemen apapun seperti Xiao Li, dan adanya mitos bahwa setiap orang sampah kultivasi memiliki umur yang pendek. Pelayan Yi Jian sendiri memiliki elemen pengendali cuaca dengan bola mata berwarna jingga.

Melihat semua ingatan penderitaan Xiao Li, sontak membuat hati seorang Niura iba pada gadis malang yang kini adalah dirinya yang baru. Xiao Li adalah gadis malang yang selalu mendapatkan ketidak adilan lalu diracun hingga koma, dan bangkitlah jiwa Niura yang sekarang dalam tubuh Xiao Li.

Niura menghela napas, kedua matanya terpejam, bayangan masa lalu Xiao Li yang sangat kelam pada kehidupan sebelumnya muncul di pikirannya tanpa permisi Niura ingat penderitaan Xiao Li.

"Gadis yang malang, ketidak adilan telah menimpa mu selama ini. Dan aku lah yang akan melanjutkan kisahmu yang baru. Xiao Li yang baru!" Ucapnya tanpa sadar kala denyut di kepalanya telah lekas pulih hingga membuat Yi Jian mengerutkan keningnya heran.

"Apa maksud ucapanmu, Putri?" tanya Yi Jian sembari memberikan buku tebal tadi tetapi ditolak oleh Niura.

"Tidak! Aku tidak butuh itu. Tanpa membaca itu, aku sudah tau semua yang terjadi pada tubuh ini dan istana ini," jawabnya dengan senyum miring, Yi Jia yang tidak mengerti sama sekali kemudian meletakkan kembali buku itu dan bertanya, "Apa maksud mu ingat---

"Ya," potong Niura ketus, "Ingatan Xiao Li sepenuhnya telah aku ketahui bersamaan dengan nyeri di kepalaku tadi, entah bagaimana yang penting aku akan memulai misi-ku," lanjutnya sembari membuka buku itu iseng, mungkin i akan mendapatkan lebih banyak informasi lagi. Niura terus membaca-baca dalam hening ditemani Yi Jian yang sedang menata rambutnya sedemikian rupa.

'Di negeri ini terdapat 3 benua yaitu; benua Servia, benua Ulgia, dan benua Osenia. Masing masing benua memiliki 5 kekaisaran, 25 provinsi, dan ratusan kota-kota kecil. Di benua Servia dipenuhi oleh ras 'manusia' sedangkan ras peri, naga, phoenix, elf, mermaid dan yang lainnya hanya sedikit bahkan hampir tidak ada, sementara mereka biasanya terdapat di benua Ulgia dan Osenia.' bacanya dalam hati.

"Mungkin aku harus membaca elemen-elemen yang ada di benua ini walaupun aku tidak mempunyai elemen sekalipun," ucapnya miris. Yi Jian yang mendengarnya segera mengusap-usap punggung Niura dan tanpa sadar, ia menitihkan air mata.

Niura segera membuka halaman ke-300 tentang pengetahuan 'elemen' lalu mulai membacanya perlahan.

Elemen-elemen di benua Servia;

Elemen-elemen yang ada di negeri ini terbagi menjadi 10 yaitu;

1-Bola mata & rambut biru; (Air dan Es)
tingkatan 1-1000

2-Bola mata & rambut merah; (Api dan Bara) tingatan 1-1000

3-Bola mata & rambut hijau muda; (Tanaman, dan tanah) tingatan 1-1000

4-Bola mata & rambut abu-abu; (pembaca pikiran dan halusinasi) tingkatan 1-1000

5-Bola mata & rambut ungu; (Petir dan gempa) tingkatan 1-1000

6-Bola mata & rambut nila; (Indigo/mampu melihat dan bercenkrama dengan mahluk gaib) tingkatan 1-1000

7-Bola mata & rambut pink; (Keindahan wajah yang mampu menipu lawan) tingkatan 1-1000

8-Bola mata & rambut jingga; (Pengubah cuaca) 1-1000

9-Bola mata & rambut putih; (Cahaya) tingkatan 1-1000

10-Bola mata & rambut hitam; (Tidak bisa mengendalikan elemen apapun) biasanya disebut sampah kultivasi dan pemiliknya sangat jarang.

Semua mahluk hidup memiliki elemen sendiri atau bahkan lebih sesuai kehendak mereka.

Jika mereka mendapatkan dua elemen, maka kedua bola mata mereka akan berbeda warna, jika memiliki 3 atau lebih, maka warna pada mata akan terbagi-bagi hingga berwarna warni sesuai kekuatan mereka dengan tingkatan masing-masing dan biasanya hanya sampai tingkat 300, dan itu sudah mendapatkan julukan si jenius dan hanya beberapa orang saja. Tingkat 1000 sangat tidak mungkin bagi mereka semua karena dewa saja hanya mencapai tingkat 700.

(Benua Servia)

Pojok pengetahuan;

Kultivasi= bela diri

Kultivator/Akar spiritual= seseorang yang dapat melakukan kultivasi.

Crystal ball= bola kristal yang bertujuan untuk menguji kekuatan seorang kultivator.

Element= kekuatan energi dalam (qi).

Mata bakat alam= mata dengan berbagai warna yang menunjukkan element seseorang.

Sampah kultivasi= seseorang yang tidak memiliki elemen ataupun kultivasi.

Paviliun= kediaman di istana.

-TBC-
Selesai part satu, ohya aku mau info-in ke kalian kalau seluruh cerita ini insyaallah akan ada pojok pengetahuan atau sedikit ilmu dan cerita ini hanya fiksi belaka, karya aku sendiri bukan plagiat atau terjemahan, alhamdulillah yakan? Aku minta voment kalian, boleh? Hmm makasih udah mau baca PoRME ^3^

By;Dedes
IG;@de.sintah & @desintafzx.story
26 september 2020
Masih anget nih cerita:)

-Desintafzx-

Continue Reading

You'll Also Like

199K 20.6K 49
Dia jiwa penuh kegelapan masa depan, terbangun di tubuh putri terbuang kekaisaran Wei, Wei Xue Lin. โ™ขโ™ขโ™ข "Api sudah membara, begitu juga dengan rasa d...
116K 1.5K 9
Lanjutannya bisa kalian baca di Dreame. Akun Dreamenya: ELLAKOR Mengisahkan tentang seorang gadis cantik bernama Yuren, demi menyelamatkan nyawanya d...
2.2M 286K 90
[BUKAN NOVEL TERJEMAHAN] [TAMAT-PART LENGKAP] เผบเผปเผบเผป Setelah kecelakaan itu, hal yang tak terduga terjadi. Mei Yue yang merupakan agen rahasia terlempa...
14.7K 699 10
one shoot / multi shoot story Newjeans or maybe crack ship