The Love of Mine (Jaeyong)

De Key_Rand

1.3M 143K 33K

• Sequel dari Naughty Tiwai "Dad~ aku ingin bawa mobil." "Mom~ Jeno merusak laptop Mark." ~ Jung Fams ... Mai multe

Cast + Prolog
Chap 1
Chap 2
Chap 3
Chap 4
Chap 5
Chap 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 10
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40

Part 28

25.3K 2.7K 253
De Key_Rand

Taeyong sedang berkutat dengan alat masaknya menyiapkan sarapan untuk ketiga lelaki tampannya. Taeyong juga tidak merasakan beberapa hal aneh di kehamilannya kali ini, tidak terlalu mual dan tidak mengalami morning sickness. Meskipun begitu ternyata Jaehyun lah yang selalu mengadu pada Taeyong kalau perutnya tidak enak, tidak bisa memakan makanan selain masakan Taeyong dan masih banyak lagi.

Kalau melihat dari apa yang pernah ia baca jika suami yang mengalami hal tersebut ketika istrinya hamil berarti suaminya sangat mencintai istrinya, ah Jaehyun memang sangat mencintainya.


Taeyong terlonjak kaget ketika merasakan pelukan dari arah belakang, menoleh sedikit ia melihat suaminya yang sudah rapi siap untuk pergi bekerja. Taeyong memajukan sedikit wajahnya untuk mengecup rahang Jaehyun. "Masih mual?"


Jaehyun terkekeh lalu mengecup pelipis Taeyong. "Tidak terlalu, kau memasak apa?"


Taeyong mematikan kompornya lalu berbalik menatap Jaehyun dengan sayang. "Aku memasak nasi goreng kimchi," Ia mengelus pipi Jaehyun lembut. "Maafkan aku kau jadi kesulitan sekarang." Sesal Taeyong. 


Iya, tadi pagi saat bangun tidur Jaehyun sudah mual membuat Taeyong merasa bersalah pada suaminya itu.


Jaehyun terkekeh pelan lalu mencium bibir Taeyong lembut. "Tidak apa, dia anakku juga." Lalu Jaehyun mengelus perut Taeyong yang masih rata. "Jangan membuat Mommy repot ya." Bisiknya.


"Tolong di ingatkan kembali jika di rumah ini tidak hanya ada kalian berdua ya Mom Dad." Dengus Jeno. Sejak tadi ia sudah berada di ujung tangga melihat kemesraan kedua orangtuanya. 


Taeyong dan Jaehyun menoleh lalu tertawa. "Kau duduk sana aku akan siapkan sarapannya." Ujar Taeyong pada suaminya.



Menurut, Jaehyun pun berjalan ke arah meja makan dan duduk disana dengan Jeno. "Dimana kakakmu?" Tanyanya.


Jeno mengedikan bahu acuh. "Tidak tau, mungkin sudah hilang terbawa hanyut di sungai Han—aduh." Jeno meringis pelan ketika merasakan kepalanya di pukul dari belakang, itu Mark.


"Kalau bicara jangan sembarangan!" Mark duduk di samping adiknya.


Jeno menoleh pada kakaknya. "Loh kenapa kau ada disini, jangan bilang kau hantu yang menyamar jadi Mark Hyung ya. Kakakku kan sudah terbawa hanyut." Jeno menunjuk Mark tidak santai.


"YA!! Jung Jeno!" Geram Mark, ia hampir saja memukul adiknya lebih keras lagi dari yang tadi.


"Jika kalian terus bertengkar maka Mommy tidak akan memberikan kalian sarapan." Seru Taeyong, ibu hamil itu meletakkan piring di depan suaminya.


"Terimakasih cantik."


Mark dan Jeno langsung terdiam karena ancaman ibunya memang tidak main-main. Taeyong meletakkan piring di depan dua anaknya juga sebelum ia duduk dan ikut sarapan dengan mereka. 


Selesai sarapan Taeyong kembali merapikan meja makan sebelum menyusul ketiga lelakinya. Seperti hari-hari sebelumnya Taeyong akan memakaikan mereka dasi, ah meskipun mereka bisa memakainya sendiri tapi tidak apa Taeyong menyukai kebiasaannya itu.


"Kalian belajar yang benar ya, jangan kecewakan Mommy dan Daddy." Ucap Taeyong pada dua anaknya, ia mengelus pipi Mark dan Jeno.


"Yes Mom, kami berangkat ya." Mark dan Jeno mengecup pipi ibunya.


"Hati-hati sayang."


Taeyong melambaikan tangan pada dua anaknya sebelum berbalik menghadap ke arah suaminya. "Aku sudah menyiapkanmu bekal jadi kau harus makan ya."


Jaehyun mengangguk lalu memeluk istrinya. "Iya sayang, kau dan baby jangan sampai kelelahan oke istirahat yang cukup jika menginginkan sesuatu telepon saja aku." Jaehyun mengecupi kepala Taeyong.

"Yes Daddy, sudah kau harus berangkat nanti kau terlambat." Taeyong menepuk punggung suaminya dua kali.



Jaehyun berlutut untuk mensejajarkan wajahnya pada perut Taeyong. "Baby jangan nakal ya, jangan merepotkan Mommy oke Daddy berangkat bekerja dulu." Lalu ia mengecup lembut perut Taeyong.


Taeyong mengelus kepala Jaehyun lalu berbisik pelan. "Ya Daddy, baby tidak akan nakal." Ujarnya dengan suara yang ia buat seperti anak kecil.



Berdiri, Jaehyun pun menangkup wajah Taeyong dengan kedua tangannya. "Aku berangkat ya." Lalu ia mengecup kening Taeyong sedikit lama.


"Ya hati-hati."



~~



"Nana?" Jeno memanggil Jaemin yang baru saja keluar dari kelasnya.


Jaemin menghampiri Jeno yang berdiri tak jauh darinya. "Ada apa No?" Ia menunduk lalu melihat kotak bekal yang Jeno pegang. "Kau membawa bekal? Tumben sekali." Jaemin terkekeh pelan.


Jeno menggaruk belakang kepalanya dan tersenyum canggung. "Hehe, ini Mommy yang menyiapkan aku bahkan tidak tau jika Mommy memasukkan kotak bekal di tasku."


Jaemin tertawa kecil. "Lalu? Kenapa kau tidak makan?" Tanyanya.


Jeno mengulum bibirnya. "Aku ingin makan denganmu, kau sudah makan?"


Jaemin menggeleng lalu menarik tangan Jeno menuju kantin. "Antarkan aku beli makan dulu." 


Jeno tersenyum kecil, setidaknya kini mereka tidak canggung seperti sebelumnya. Jeno bersyukur mereka kembali seperti sebelumnya, ia juga tidak terlalu mempermasalahkan tentang ungkapannya waktu di Paris waktu itu, setidaknya ia nyaman seperti bersama Jaemin.


"Jeno, Jaemin." Yang memiliki nama menoleh dan ia melihat Haechan yang duduk di kursi kantin dan sedang melambaikan tangannya pada mereka.


"Kau kesana saja Jen, aku membeli makan dulu nanti aku menyusul." Ucap Jaemin dan Jeno hanya mengangguk lalu berjalan mendekati Haechan.


"Dimana Mark Hyung?" Tanya Jeno, ia duduk di hadapan Haechan.


Haechan mengedikan bahu. "Tadi Mark Hyung bilang ia di panggil guru jadi aku di suruh kesini terlebih dahulu, untung saja aku melihatmu dan Jaemin jadi aku tidak sendiri." Ucapnya sebelum menyuap makanannya.


Jeno mengangguk lalu membuka kotak bekalnya, ah ternyata isinya sama seperti tadi pagi nasi goreng kimchi. Haechan memperhatikan Jeno lalu mengernyit bingung. "Kau membawa bekal? Ku pikir itu milik Jaemin tadi."


"Mommy yang memasukkannya ke dalam tas, aku saja tidak tau baru tau tadi." Jawabnya santai.


Mata Haechan melebar, ia baru ingat ingin menanyakan sesuatu pada Jeno. "Jeno, Mommy Tae benar-benar hamil?"


Jeno yang sedang makan bekalnya mengangguk. "Ya, kenapa? Kau mau punya adik juga?" Jeno menatap Haechan menggoda anak bungsu keluarga Seo tersebut.


"YA!!!"


Jaemin datang setelah membeli makanan dan langsung duduk di samping Jeno. "Hai Chan." Haechan masih cemberut, ia kesal dengan Jeno.


Jeno hanya membiarkan saja Haechan cemberut untung saja tidak ada kakaknya jika ada kakaknya sudah di pastikan kakaknya itu akan mengomel padanya.


"Chan sepulang sekolah kau ada acara?" Tanya Jaemin.

Haechan berpikir sejenak sebelum menggeleng, "Tidak, ada apa? Kau mau mentraktir ku?"


Jaemin memutar bola matanya malas, Seo Haechan memang sangat cepat tangkap jika masalah makanan. "Bukan! Aku ingin ke toko buku kau mau menemaniku tidak?"


Haechan menaikkan sebelah alisnya lalu menunjuk Jeno dengan sumpit di tangannya. "Kenapa kau tidak meminta Jeno untuk menemanimu, kenapa aku?"


Jeno menatap Haechan jengah. "Jika aku bisa maka aku yang akan menemani Nana masalahnya aku tidak bisa." Sungutnya.

Memang tadi Jaemin mengajak Jeno untuk ke toko buku namun Jeno tidak bisa jadilah ia akan meminta Haechan untuk menemaninya.


"Tumben sekali tidak bisa, biasanya akan semangat sekali jika menyangkut Nana." Ledek Haechan.



Jeno meminum minumannya. "Jika Mommy tidak memintaku menemaninya mungkin aku bisa pergi dengan Nana."


Haechan menganga sebelum mengangguk paham. "Oke, Mommy Tae ngidam?"


Jeno mengedikakan bahu. "Aku tidak tau tapi mungkin saja iya karena biasanya Mommy akan mengajak Mark Hyung jika pergi belanja namun tadi Mommy bilang ingin pergi denganku saja."



Haechan tersenyum. "Aku ramal adikmu pasti tidak menyukaimu Jeno makanya kau di susahkan seperti ini." Lalu ia tertawa terbahak.


Jeno menunjuk Haechan menggunakan sendok di tangannya. "Aku doakan semoga Mamamu hamil lagi ya."


"Ya ya Jung Jeno."



Jaemin hanya menggeleng, ia fokus memakan makan siangnya sampai tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka.


"Aku boleh bergabung?"

Itu Renjun.

TBC

Continuă lectura

O să-ți placă și

116K 11.9K 34
" Pada akhirnya akan selalu ada hal baik yang menerpa kita setiap harinya, biarlah takdir yang mengubah dan biarkan waktu yang menentukan , jangan ka...
285K 31.1K 33
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ° hanya karangan semata, jangan melibatkan...
89.6K 6.8K 47
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
168K 26.4K 48
Jennie Ruby Jane, dia memutuskan untuk mengadopsi seorang anak di usia nya yang baru genap berumur 24 tahun dan sang anak yang masih berumur 10 bulan...