Straight-A Student | ChanBaek

By zerofoue

81.2K 11.2K 1.9K

completed ✅ Selak beluk kehidupan Baekhyun. Tapi, tidak ada yang mulus seperti yang terlihat oleh kebanyakan... More

Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
Chapter 12
Chapter 13
Chapter 14
Chapter 15
Chapter 16
Chapter 17
Chapter 18
Chapter 19
Chapter 20
Chapter 21
Chapter 22
Chapter 23
Chapter 24
Chapter 25
Chapter 26
Chapter 27
Chapter 28
Chapter 29
Chapter 30
Chapter 31
Chapter 32
Chapter 33
Chapter 34
Chapter 35
Chapter 36
Chapter 37
Chapter 38
Chapter 39
Chapter 40
Chapter 41
Chapter 42
Chapter 43
Chapter 44
Chapter 45
Chapter 46
Chapter 47
Chapter 48
Chapter 49
Chapter 50
Chapter 51
Chapter 53
Chapter 54
Chapter 55
Chapter 56
Chapter 57
Chapter 58
Chapter 59
Chapter 60
Chapter 61
Chapter 62
- Epilogue -
Bonus Chapter: one
Bonus Chapter: two
Bonus Chapter: three

Chapter 52

914 154 52
By zerofoue

Baekhyun datang ke kampus hari ini dengan beberapa pikiran yang membebaninya. Setelah percakapannya dengan Kyungsoo waktu itu, ia sadar bahwa ia harus setidaknya berbicara dengan Chanyeol. 

Namun, Baekhyun tidak menginginkannya.

Ia tak mau membicarakan apa yang sudah lalu. Biar saja, Baekhyun tau akhirnya akan sama, jadi biarkan Baekhyun menutup kisahnya yang satu ini di sini. Ia benar-benar enggan untuk memperjelas situasi dan ia lebih baik menguburnya dalam-dalam daripada harus membawanya kembali ke permukaan. 

Baekhyun mendengus, kakinya terus saja melangkah ke arah perpustakaan untuk membaca buku-buku yang ia harap bisa membuatnya lupa sejenak.

Lelaki manis ini sudah bertekad untuk kembali ke rumahnya bersama Chanyeol. Agar ia bisa memahami situasi dan melihat apa yang akan terjadi di antaranya dan Chanyeol. Walaupun dalam kepalanya, ia sudah menggambarkan jelas apa yang ia akan lakukan. 

Lagipula, biaya transportasi lumayan mahal dan waktu yang ia habiskan dalam perjalanan benar-benar membuatnya kelelahan. Belum lagi di saat kram perutnya menyerang. Ia juga tak bisa melepaskan kerja paruh waktunya di Ataraxy, salah satu beban tambahan yang harus Baekhyun pikul terus-menerus jika ia tak pulang. 

Ia membuka pintu perpustakaan, langsung membungkukkan badannya sedikit ketika matanya bertemu dengan milik sang penjaga perpustakaan yang tersenyum padanya. 

"Di sebelah sana ada yang kosong." kata sang pustakawan sambil menunjuk ke arah belakang. 

Baekhyun mengangguk senang dan menggumamkan kalimat terima kasih.

Baru saja ia hendak melanjutkan langkahnya, suara rendah yang tak asing mengalihkan perhatiannya, walau berbisik, suara itu masih terdengar jelas dan memikat di telinganya. Di saat ia menengok ke belakang, ia disuguhi dengan punggung tegap Chanyeol. Si tampan itu sedang menunjuk-nunjuk beberapa bagian kertas di atas meja, sembari menjelaskan apa yang terdengar sebagai rumus-rumus yang Baekhyun juga tak seberapa paham. 

Ada Lucas di sana dan ketika ia melihat ke arahnya, Baekhyun langsung saja mengisyaratkan pada Lucas untuk diam-diam saja. Tak perlu memberitahu Chanyeol.

Chanyeol sedang sibuk menjelaskan kepada rekan-rekannya, sehingga ia pun tak begitu memperhatikan keadaan sekitar dan ia tidak sadar akan kehadiran Baekhyun.

Tanpa mengatakan apapun dan setelah tersenyum tipis kepada Lucas, ia langsung berjalan menuju salah satu meja kosong yang ditunjuk pustakawan tadi.

Ia duduk di bangkunya, pandangannya masih tak ingin meninggalkan punggung kokoh milik Chanyeol yang ia rindukan. Baekhyun menertawakan dirinya dalam hati, ia ingin memeluk Chanyeol lagi. 

Perempuan itu, yang sedang di hadapan Chanyeol, sedang menatap Chanyeol memuja. Mungkin tidak, itu hanya menurut Baekhyun yang sedang berlebihan. Tapi itu cukup membuat Baekhyun kembali mempertanyakan posisinya. Atau mungkin lelaki di samping Chanyeol, sedikit lebih tinggi dibanding Baekhyun tetapi masih terlihat begitu manis, ia juga terlihat pantas jika disandingkan dengan Chanyeol.

Baekhyun hanya sedang tak percaya diri. Ia membutuhkan sesuatu yang bisa meyakinkannya.

Tadinya, Baekhyun berniat untuk langsung pulang ke rumahnya dan Chanyeol pagi ini. Namun, ia berubah pikiran dan akhirnya berencana untuk langsung mengambil barang-barangnya dari rumah orangtuanya sehabis kelas selesai dan baru kembali setelah itu. Jaga-jaga jika Baekhyun kembali bimbang dan tak ingin kembali. 

Hati dan pikirannya harus benar-benar siap. Apalagi dengan keputusan yang sudah ia ambil.

///

"Yeol, lo berantem ya sama Baekhyun?" tanya Lucas ketika anak-anak lain sudah pergi, meninggalkannya dengan Chanyeol.

Chanyeol hanya melirik Lucas tak minat, sedangkan tangannya masih sibuk merapihkan alat tulis yang ia gunakan tadi. Ia sudah bisa pulang sekarang, tak lagi ada kelas yang harus ia datangi. Ah, bukan. Sepertinya Chanyeol akan memilih untuk singgah ke tempat gym.

"Sok tau, lo." 

"Bukan gitu. Gue udah jarang liat Baekhyun lagi sama lo. Biasanya sekali-sekali masih suka lunch bareng atau pulang bareng." bisik Lucas, berhati-hati untuk menjaga suaranya agar tetap di bawah batas maksimum.

"Bukan urusan lo."

"Yakin? Baekhyun nelfon gue semalem." 

Kedua mata elang Chanyeol langsung menatap Lucas tajam karena apa yang Lucas katakan, memaksanya untuk melanjutkan kalimatnya. Dalam urusan apa Baekhyun menghubungi Lucas? Bahkan ketika keduanya tak seberapa dekat jika tanpa melalui Chanyeol.

"Canda. Bener ya? Lagi berantem?" 

Chanyeol mengalihkan pandangannya, langsung tak berminat. 

"Enggak. Perasaan lo aja." 

Salah satu tangannya meraih tas hitamnya dan langsung beranjak untuk keluar dari perpustakaan. Lucas mengikutinya dari belakang. Langkahnya terhenti secara tiba-tiba ketika sosok mungil yang sedang dibicarakan duduk di ujung perpustakaan, dengan pandangan yang terpusat pada buku di genggamannya. 

Beberapa detik kemudian, ia berjalan lenggang seperti ia tak melihat apa-apa, membuat Lucas terlihat kikuk karena sikapnya. 

/// 

Salah satu tangannya dipenuhi oleh sebuah tas jinjing yang berisikan beberapa baju ganti dan handuk, yang sudah sempat ia pakai saat ia berolahraga tadi. Pertama kalinya, ia memutuskan untuk membersihkan diri di rumah ketimbang di pusat kebugaran. 

Ia membuka pintu rumahnya, disambut oleh kondisi rumah yang sudah terang dari lampu yang menyala.

Chanyeol yakin ia sudah mematikan lampu ketika ia berangkat dari rumah hari ini.

"Hey," suara lembut itu menyapanya. Setelah beberapa hari tak bertemu dan tak bercakap. Ketika Chanyeol memandang ke atas, Baekhyun tersenyum tipis ke arahnya. Sudah lengkap dengan baju rumahan yang ia kenakan, cukup untuk memberitahu Chanyeol bahwa Baekhyun berniat untuk tinggal.

"Hehe, kaget ya?" Baekhyun terkekeh sebelum berjalan mendekat, meraih sebuah jaket yang tergantung di lengan Chanyeol.

"Mandi gih. Tumben belum mandi. Gue mampir beli donkatsu tadi. Kalau laper makan ya." 

Belum sempat mengatakan apa-apa, Chanyeol sudah lebih dulu ditinggalkan Baekhyun untuk meletakkan jaket kotor tadi di kamar mandi. 

Chanyeol tidak mau kehilangan kesempatannya. Maka ia menyusul Baekhyun.

"Kapan sampe?"

"Hm," Baekhyun terlihat berpikir.

"Sekitar dua jam yang lalu, lo lagi gym kan tadi?" Baekhyun memutar tubuhnya dan berhadapan dengan Chanyeol yang sedang mengangguk singkat.

"Udah, sana mandi dulu. Nanti gue ke kamar." 

Baekhyun beranjak pergi setelahnya, benar-benar hilang dari pandangan Chanyeol. Mungkin ia akan melakukan sesuatu di dapur, Chanyeol juga tidak tahu. Ia menghela nafas, lega, setidaknya Baekhyun sudah kembali. Chanyeol berjalan ke kamar, ia harus membersihkan tubuhnya. 

///

Baekhyun mengerutkan dahinya ketika melihat Chanyeol sudah berbaring santai di atas ranjang. 

"Loh, enggak makan?"

"Nanti dulu."

Ia menggerutu dalam hati. Tidak bisakah Chanyeol bersikap sedikit lebih lembut dan ramah padanya? Baekhyun sedang gugup-gugupnya, ia juga mau merasa diinginkan di rumah ini.

Tidak ingin memaksa Chanyeol, Baekhyun pun ikut membaringkan tubuhnya di ruang kosong ranjang.

Baekhyun membuka ponselnya, memainkannya asal padahal pikirannya tak fokus pada layar itu. Masih ingin memastikan bahwa keputusannya yang kali ini adalah yang paling baik. Ia sadar, pikirannya mungkin saja masih terpenuhi oleh kabut dan mungkin tak bisa mengambil keputusan secara objektif. 

Perlahan, Baekhyun mendekatkan tubuh mungilnya pada Chanyeol. Hangat yang bisa ia rasa membuatnya semakin gugup.

"Lagi apa?" 

"Baca-baca aja." 

Baekhyun mengangguk. 

"Lo udah makan?" Chanyeol menatap wajah Baekhyun dan itu sempat membuatnya terkejut. Wajah cantik itu berada begitu dekat di hadapannya.

Lagi-lagi, Baekhyun mengangguk.

Dengan jawaban itu, Chanyeol mengalihkan perhatiannya dan kembali fokus pada artikel yang memberitakan tentang penemuan teknologi baru.

Baekhyun menatap sisi wajah Chanyeol, memerhatikan bagaimana beberapa detik sekali lelaki itu mengerutkan hidungnya ketika membaca suatu hal yang ia mungkin tidak mengerti atau menurutnya menarik. 

"Yeol," panggilnya.

Ia mendekatkan wajah mereka dan mendaratkan bibir tipisnya di atas milik Chanyeol yang lembab. Baekhyun menutup matanya, tak ingin melihat air muka Chanyeol yang pasti terkejut karena apa yang ia lakukan.

Chanyeol tidak diam, tangannya melayang menyentuh tengkuk Baekhyun untuk mengendalikan pergerakan mereka, sebelum akhirnya memutuskan untuk perlahan mendorong Baekhyun.

"Lo-"

"Lupain aja." tutur Baekhyun singkat. Matanya menatap ke bawah, kemana saja asal bukan mata elang milik Chanyeol.

Chanyeol diam dan menunggu Baekhyun untuk menjelaskan.

"Apa yang gue bilang waktu itu, lupain aja." Baekhyun tersenyum tipis untuk meyakinkan Chanyeol supaya ia mau menuruti apa yang Baekhyun katakan. Chanyeol menarik tangannya dari rahang Baekhyun.

"Kita ..." Baekhyun menepuk-nepuk dada bidang Chanyeol sebelum membiarkan tangannya beristirahat di sana. Ritme jantung Chanyeol yang begitu menenangkan terasa dengan sangat jelas di permukaan telapak tangannya.

"... balik lagi kayak dulu ya?" 

Chanyeol hanya bisa memandang Baekhyun dengan tatapan yang tak bisa diartikan. 

Baekhyun tidak baik-baik saja. 

Ditambah dengan apa yang Kyungsoo beritahu padanya, Chanyeol semakin yakin. 

Baekhyun sendiri pun mengetahui dan menyadari itu dengan baik. Tapi ia tau apa saja pilihannya. Memperjuangkan Chanyeol pun, ia tak tahu Chanyeol ingin diperjuangkan atau tidak. Menyerah, menjauh dari Chanyeol, itu akan jauh lebih menyiksanya. Setidaknya seperti ini, Baekhyun masih bisa berusaha, berusaha untuk menjadi terbiasa.

"Bisa kan?" gumam Baekhyun perlahan.

"Kalo lo bisa, gue bisa, Baekhyun." tutur Chanyeol dengan tegas, melihat bagaimana Baekhyun tampak tidak setegang tadi setelah mendengar jawabannya.

Yang lebih muda tersenyum manis sebelum menjauh dan duduk pada posisi awalnya. 

'Ikhlasin, Baekhyun. Ini yang terbaik.'

Continue Reading

You'll Also Like

7.2K 146 6
Y/N was just a normal kid, wanting to make friends at playcare, but no one wants to play and be friends with him, except for a kid named trinity gram...
143K 2.1K 33
Sarah 'Riser' Woods is a female pilot who was the youngest in her division to get into Top Gun. She befriends Pete 'Maverick' Mitchell and Nick 'Goos...
28.7K 319 16
hey! hope you enjoy these one-shots I write! these will be an x reader book sorry if that isn't what you're looking for! The original characters all...
270K 7.8K 133
"𝑻𝒉𝒆𝒓𝒆'𝒔 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒏𝒐 𝒘𝒂𝒚 𝒐𝒇 𝒘𝒊𝒏𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒊𝒇 𝒊𝒏 𝒕𝒉𝒆𝒊𝒓 𝒆𝒚𝒆𝒔 𝒚𝒐𝒖'𝒍𝒍 𝒂𝒍𝒘𝒂𝒚𝒔 𝒃𝒆 𝒂 𝒅𝒖𝒎𝒃 𝒃𝒍𝒐𝒏𝒅𝒆."