Axel [My Love Badboy]

By Blacksew

31.8K 2K 131

•Seri geng• *** Namanya Axel Alexander Marcelius, ketua geng motor Vetunus. Seorang badboy tingkat dewa. Club... More

1. King of Dood
2. Malam yang kelam
3. Takdir yang mendukung
4. Depan kelas
5. Axel
6. Axel (2)
7. Ancaman
8. Tercemar
9. Ditra
10. Hampir
11. Gagal
12. "Cewek Malam"
13. Nomor
14. Rumah Axel
16. Kantin
17. Laman
18. Berdua
19. Berbeda
20. Murid baru
Tanya
Info Terbit
Info Terbit (2)
PO

15. Vera

1.1K 76 11
By Blacksew

__________

Jangan lupa vote, komen, follow dan share. Hal itu membuat aku semangat dan cepat update cerita.

__________

Zevanya menghela nafas. Dia melirik jam yang ada di dinding. Sudah pukul sembilan malam dan dia di rumah sendiri. Ralat, maksudnya sama Bi Jumi.

Regar, Sarah dan Citra sedang ke luar kota untuk berwisata selama beberapa hari. Sebenarnya, hati Zevanya sakit karena Regar tega tidak pamit kepadanya. Tapi, tidak apa. Asalkan adik tirinya itu bahagia, dia juga ikut bahagia.

"Non Zeva, non sudah tidur?" Tanya Bi Jumi dari arah luar.

Zevanya berdiri kemudian membuka pintu kamarnya. "Iya, Bi? Ada apa?"

"Ada temen non di depan."

Zevanya menaikkan satu alisnya. "Siapa?"

Bi Jumi menggelengkan kepalanya, kemudian dia berjalan ke arah luar. Menghampiri siapa yang di maksud oleh Bi Jumi.

Alangkah terkejutnya Zevanya ketika melihat Vera dan Axel ada di depan rumahnya. Vera datang dan langsung memeluknya dengan erat.

"Ver.." Panggil Zevanya lirih seraya membalas pelukan Vera.

"Maafin gue ya, Zev," kata itu meluncur dari mulut Vera.

"Ver..aku pasti maafin kamu, karena cuma kamu teman satu-satunya aku," kata Zevanya, melepas pelukannya.

Vera memegang tangan Zevanya. "Gue sadar kalau cuma lo teman dan sahabat gue yang terbaik," katanya.

Zevanya tersenyum kemudian menatap Axel yang bersandar di pagar rumahnya. Cowok itu kemudian ikut berjalan ke arahnya.

"Kak?"

"Ini, pulpen lo yang ketinggalan," kata Axel sambil menyerahkan pulpen bewarna hitam ke arahnya.

Zevanya menerimanya. "Makasih, Kak, maaf kalau sidah merepotkan."

Axel mengangguk singkat kemudian kembali berjalan ke arah motornya kemudian melesat dari halaman rumah Zevanya.

Vera menatap Zevanya dengan tatapan penuh selidik. Zevanya hanya menggelengkan kepalanya dengan mengangkat bahunya.

"Lo hutang cerita sama gue, Zev."

🌙

"Jadi, lo deket sama Kak Axel?"

Zevanya menatap Vera yang sedang merebahkan dirinya di kasurnya. Ya, Zevanya sengaja menyuruh Vera untuk menginap di rumahnya.

"Enggak sih, tapi apa ya, aku nggak bisa jelasin gimana," kata Zevanya.

"Gue takut lo di hujat lagi karena lo deket sama Kak Axel," balas Vera sambil mengubah posisinya menjadi duduk.

Zevanya memberhentikan aktivitas melipat baju milik adik tirinya dan mendekati Vera yang duduk di pinggiran kasur. "Vera, aku juga nggak bisa menghindari Kak Axel, aku harus mengajari pelajaran buat Kak Axel dan itu atas perintah Bu Yanti."

"Hm, cukup rumit emang. Tapi Zev, gue kan udah pernah bilang kalau dekat sama Kak Axel itu berbahaya. Lo udah ngerasain lo akibat deket sama dia."

"Aku yakin, aku nggak pa-pa, kok."

"Gue takut lo nanti kayak korban-korbannya," kata Vera lirih.

"Enggak akan, Ver, aku bisa jaga diri. Nanti gue bakal ubah sikap Kak Axel secara perlahan-lahan," kata Zevanya meyakinkan.

Vera mengangguk. "Iya, lo pasti bisa ubah Kak Axel, Zev. Karena..sepertinya Kak Axel..suka sama lo."

"Suka sama aku? Mustahil."

"Bukan itu maksudku."

"Lah terus?"

"Kak Axel itu nggak pernah deket sama cewek selain Kak Vira. Dan sekarang, dia suka ke koridor kelas sebelas hanya demi nyamperin lo, ya mungkin sekarang masih belum ada rasa suka dan cinta. Tapi, kedepannya dia pasti ada rasa sama lo." Celoteh Vera semakin menjadi-jadi.

"Udah ah, aku nggak peduli."

🌙

Axel masuk ke dalam club miliknya, berjalan ke arah lantai tiga dan masuk ke markasnya. Ada David, Rey, Marvel, Vero dan masih banyak lagi.

Axel mengambil botol wine kemudian meminumnya, menghampiri Reyna dan merangkul bahu cewek itu.

"Jam segini baru datang? Ada apa, sayang?" Tanya Reyna.

"Tidak ada, hanya..." Axel menggantung kalimatnya hingga membuat Reyna pernasaran. "Sibuk sekolah," lanjutnya.

Reyna mengagguk paham dan mengikuti arah pandang Axel yang menatap teman-temannya itu bermain billiard.

"Dari mana aja lo, Xel?" Tanya Rey yang selesai bermain.

"Rumah Zeva--maksud gue rumah gue," Axel menelan ludah karena hampir saja keceplosan.

Pendengaran Reyna memang lumayan tajam, dia mendonggakan kepalanya menatap Axel. "Zeva? Siapa itu, Axel?" Dia tidak terima jika Axel di miliki oleh cewek lain.

"Zeva siapa sih, Na?" Ujar Axel dingin.

"Itu yang kamu bilang tadi," sahut Reyna melotot.

"Lo mending diem," kata Axel lagi.

Axel menghampiri Rey yang sedang duduk sambil memainkan handphonenya. Dia ingin bercerita.

"Jadi, lo lagi deket sama cewek yang lo buat dia di bully sama satu sekolah?"

Axel menoleh ke asal suara. "Mustahil."

Rey mematikan handphone yang di genggamnya. "Kita nggak tahu ke depannya nanti kayak gimana, Xel."

"Gue udah pernah bilang ke lo kalau gue nggak suka sama dia. Gue cuma suka sam--"

"Ya, gue tahu, Xel." Rey memotong ucapan Axel.

"Good," balas Axel. "Gimana keadaan nih markas?"

"Seperti biasa. Aman dan uang pasti mengalir ke rekening Vetunus. Vetunus pun juga udah punya nama," kata Rey.

Axel mengangguk, itu yang diinginkan olehnya. Axel dan anggota Vetunus lainnya melakukan bisnis gelap ini hanya semata untuk hiburan.

Nama Vetunus sudah juga terkenal di kalangan dunia malam. Siapa yang tidak kenal geng besar Vetunus yang di pimpin oleh Axel? King of Dood yang artinya raja dari kematian, di ambil dari bahasa Belanda.

Tak hanya itu, Axel yang di kenal kejam dan bengis membuat siapapun yang cari masalah harus berfikir beberapa kali sebelum mati di tangan Axel.

"Pak James bagaimana?" Tanya Axel ketika mengingat pria itu.

"Kita sudah cari orangnya. Dan orang-orang kita sedang mengikuti mereka yang sekarang masih di luar kota," jawab Rey.

"Pantau terus!"

🌙

Minggu, 08.40 WIB. Rumah Zevanya.

Pagi ini, Zevanya bangun agak siang. Terlihat di sampingnya Vera masih tertidur pulas. Zevanya turun ke bawah, ke ruang makan.

Tidak ada siapapun di rumah ini selain dirinya dan Vera yang masih tidur. Bi Jumi mungkin pergi ke pasar.

"Zev, lo mau ngapain?" Tanya Vera dengan suara khas bangun tidur.

"Mau bikin sarapan, tapi nggak tahu mau biki apa."

"Bikin mie aja."

"Haduh, jangan deh, Ver. Makan mie nggak baik buat kesehatan," balas Zevanya.

"Iya juga ya. By The Way, bokap sama nyokap lo mana, Zev? Dari kemarin kok nggak kelihatan," tanya Vera sambil menatap ke sekeliling rumah.

"Lagi pergi liburan. Citra baru aja pulang dari London dan kemungkinan bakal satu sekolah sama kita. Dia udah nggak betah di London," kata Zevanya.

Vera berjalan mendekati Zevanya dengan mata yang membulat sempurna. "Apa? Sekolah sama kita?"

"Iya."

"Semoga nggak satu kelas sama kita, Zev!"

"Jangan gitu dong, Ver. Dia kan adik tiri aku."

"Bodo amat dah gue, Zev. Lo harus lebih hati-hati dan persiapkan mental lo, Zev."

Continue Reading

You'll Also Like

445K 47.1K 20
*Spin off Kiblat Cinta. Disarankan untuk membaca cerita Kiblat Cinta lebih dulu untuk mengetahui alur dan karakter tokoh di dalam cerita Muara Kibla...
772K 93.4K 12
"Gilaa lo sekarang cantik banget Jane! Apa ga nyesel Dirga ninggalin lo?" Janeta hanya bisa tersenyum menatap Dinda. "Sekarang di sekeliling dia bany...
531K 26K 73
Zaheera Salma, Gadis sederhana dengan predikat pintar membawanya ke kota ramai, Jakarta. ia mendapat beasiswa kuliah jurusan kajian musik, bagian dar...
2.6M 263K 62
Gimana jadinya lulusan santri transmigrasi ke tubuh antagonis yang terobsesi pada protagonis wanita?