My Everything

By greyxmoonx

138K 6.4K 66

Kamu adalah segalanya bagiku. Perkenalan yang sangat tidak biasa, hingga kita kenal satu sama lain. Aku menge... More

Prolog
1.Friend ?
2.Sing
3.Mood Booster
4.Mood Breaker
5.Haus Hormat
6.Pacar boongan
7.Temen senasib
8.New?
10. Tukang Onar
11.All About New
12. Jadi deket ?
13. Motivator Sableng
14. Kok Aneh ?
15. Good Idea!
16. Kejutan
17. The second surprise
18. Do You Love Me ? I Love You!
Epilog

9.Best Day

5.5K 291 1
By greyxmoonx

Vio terus menunduk sambil menatap sepatu converse hitam nya yang ia pakai. Disamping nya ada seorang lelaki yang tidak lain dan tidak bukan adalah Radit. Sekarang Radit akan membawa Vio ke studio musik milik Ayah nya yang sering digunakan Radit untuk latihan band bersama teman-teman nya. Radit sibuk mengemudikan mobil nya dengan tenang sementara Vio hanya diam dan memandangi sepatu nya sendiri. Jika Vio meng- Greet terlebih dahulu maka kesan nya seperti Vio so kenal, menurut nya.

"Vi.."  Vio menoleh kearah Radit. "Apa ?" Tanya Vio.

"Gapapa .. Cuma mastiin aja kalo lo masih idup," Radit terkekeh. Tak lama mobil Radit berhenti tepat di Studio Musik. Radit turun dan dengan gerakan cepat Vio juga turun.

Radit mengangguk memberi isyarat agar segera masuk kedalam Studio. Studio itu sangat rapi dan bersih. Cat berwarna Cream dengan dua sofa berwarna putih di ruang depan dan sebuah ruangan kedap suara berwarna biru langit dengan berbagai alat musik didalam nya.

"Tunggu sebentar ya. Lo duduk dulu aja gue ada urusan bentar sama yg di belakang," Vio mengangguk lalu duduk di sofa putih itu sementara Radit sudah pergi ke belakang.

Vio mengambil iphone nya yang ada didalam tas lalu mulai memainkan nya entah itu social media atau games. Setelah mulai bosan Vio memasukan ponsel nya kedalam tas dan mulai mengamati ruangan ini. Ia berdiri dan melangkah sambil melihat lihat sisi detail ruangan ini. Mata nya menangkap sebuah pintu bercat putih yang tertutup dan diatas nya ada tulisan 'Private' . apakah itu ruangan rahasia milik Radit ? Atau milik Ayah nya ?

Pintu itu terbuka dan langsung membuat Vio tekejut bukan main. "Eh? Lo disini."

"Ini..Ruangan apa ?" Tanya Vio menunjuk ruangan berpintu putih itu.

"Oh. Ini ruangan rahasia gue. Udah yuk gue mau ajak lo ke suatu tempat," Selalu. Ini lah sifat Radit. Selalu merahasiakan.

***

Radit duduk di jok mobil nya dengan tenang. Kedua tangan nya masih sibuk pada stir mobil dan sesekali memutar nya ke kanan atau ke kiri. Radit berencana membawa gadis yang ada disamping nya ini ke suatu tempat. Dan Radit yakin seyakin yakin nya gadis ini akan suka dengan tempat itu.

Dari ekor mata nya, Radit bisa melihat gadis itu yang sibuk melihat jalanan melalui kaca jendela disamping nya dan sesekali melirik Radit yang sedang menyetir. Radit tersenyum kecil ketika membayangkan wajah polos nya.

"Laper ga ? Kalo laper kita berenti dulu di tempat makan," Radit melirik Vio sebentar.

"Belum, tapi kalo Kak Radit laper sih boleh kok."

Radit menghela nafas. "Belum kok, btw gausah manggil gue pake 'Kak' ya kesan nya gue kayak udah tua."

"Emang udah tua kali," Gumam Vio pelan.

Radit melotot. "Gue denger itu!" Vio terkekeh pelan.

10 menit kemudian mobil Radit berbelok ke sebuah tempat dan berhenti tepat disamping mobil putih milik orang lain. Radit membuka pintu mobil lalu segera turun sementara Vio masih memandangi tempat didepan nya dengan bingung hingga suara pintu mobil terbuka disamping Vio. Radit tersenyum dan Vio segera keluar dari mobil.

"Kenapa harus dibukain sih ? Kan gue bisa sendiri," Vio membetulkan rok nya yang terlihat kusut.

"Kan biar lebih gentle," Radit nyengir sambil melirik Vio. Vio berdecih hingga ia merasakan tangan nya di genggam oleh seseorang. Vio melirik lengan bawah nya yang digenggam oleh .. Radit. Tatapan nya menelusur keatas hingga bertemu dengan bola mata hitam legam milik Radit. Sontak Vio langsung memalingkan wajah nya dan melihat ke sembarang arah.

Radit terkekeh pelan. "Gausah malu-malu gitu deh , yuk ah," Radit menarik pelan lengan Vio sementara Vio masih Shock atas perlakuan Radit yang tidak biasanya seperti ini.

Kedua nya berhenti tepat di depan meja pembelian tiket. Radit memberikan dua lembar uang ratusan pada sipenjual tiket itu lalu masuk kedalam. Sampai dikoridor akhir Radit menyerahkan tiket itu pada laki-laki yang bertugas meminta tiket sebelum masuk. Setelah tiket itu di cap dan kedua nya diperbolehkan masuk.

Radit berhenti dijarak 5 meter setelah tempat tiket tadi lalu menoleh kearah Vio. Mata Vio berbinar melihat tempat di depan nya. Vio berdecak kagum. Ia baru kali ini datang ke tempat ini bahkan tau tempat ini saja tidak.

"Gimana ? Lo suka ?" Tanya Radit yang masih menatap Vio dari samping.

"Suka banget. Gue baru tau ada tempat seindah ini," Vio berdecak.

Radit tersenyum kecil lalu beralih pada pemandangan di depan nya. "Ini tempat bersejarah banget buat gue. Dulu gue sering kesini tapi karena sibuk sama kegiatan sekolah gue jadi ga pernah kesini lagi. Dan sekarang gue kesini sama lo," Radit kembali tersenyum.

Vio menoleh dengan tatapan curiga. "Pasti lo kesini sama mantan-mantan lo kan ?"

"Sembarangan! Gue kesini nganter Mama dan ... Karina" Mengucapkan kata 'Karina' suara Radit mulai melemah.

Vio mengerutkan kening nya. "Karina ? Siapa ?" Vio mulai kepo.

"Ntar deh gue ceritain! Mending sekarang kita keliling-keliling rugi soalnya tempat ini bagus banget, apa lagi diliat dari atas," Vio mengangguk dengan semangat lalu menarik tangan Radit untuk segera pergi berkeliling tempat ini.

Tempat ini adalah taman bunga dengan taman yang ditumbuhi 5000 jenis bunga didunia ini dengan berbagai macam warna serta disusun sedemikian rupa. Terkesan biasa memang jika berbicara tentang 'Bunga' tapi jika melihat yang seperti ini kalian pasti akan berdecak kagum dan ingin merebahkan diri diantara bunga-bunga itu sambil menyanyikan lagu 'Bunga-Bunga' seperti Syahrini.

Sudah banyak foto yang mereka ambil mau di handphone Vio ataupun Radit. Vio terlihat senang dan sesekali berkomentar jika ada bunga yang menurut nya sangatlah bagus. Sementara Radit merasa puas dengan tempat pilihan nya.

"Duduk yuk! Capek nih," Vio duduk dibangku yang tersedia ditempat ini. Banyak yang berkunjung ke tempat ini mau dengan keluarga nya , kekasih nya , teman-teman nya atau hubungan seperti Vio dan Radit.

Vio menatap sekeliling tempat ini lalu mata nya menyipit ketika melihat 2 orang berbeda jenis tengah bergandengan tangan sudah pasti mereka memiliki hubungan khusus kan. Ketika sudah jelas dilihat nya Mata Vio terbelalak ketika tahu mereka siapa. dengan cepat Vio menoleh kearah Radit yang sedang menatap kedua orang itu juga.

"Itu Refan sama Bella kan ? Samperin yuk," Belum sempat Vio mengucapkan sepatah kata , Radit sudah menarik nya menuju Refan dan Bella.

"Hai Fan,Bell," Radit tersenyum. "Woi! Anjir lo disini juga," Vio menunduk.

"Ini .. Vio ? Yaampun!" Bella menutup mulut nya dengan kedua tangan dia sendiri. Vio terpaksa mendongak sambil menggaruk tengkuk nya.

"Hai Bel," Vio tersenyum kikuk. Bella tersenyum menggoda. "Jadi Vio udah ga jomblo lagi cerita nyaaa."

Vio melotot. "Apaan sih lo! Gue bacok baru tau rasa."

"Weits! Serem banget mbak!" Bella tertawa kecil. Refan tersenyum "btw , kalian kesini barengan atau kebetulan ketemu ?" Vio kesal dengan keadaan ini..

"Kita barengan," Jawab Radit. "Oh gitu?" Refan tersenyum kecil.

"Yaudah deh kita duluan ya masih mau kelilin-keliling lagi," Refan merangkul Bella lalu melangkah menjauh. Vio menghela nafas sementara Radit malah tersenyum miring.

"Pulang yuk. Eh makan dulu deh ntar kita ke rumah gue," Radit menarik lengan Vio sementara Vio mau-mau saja karena ia sudah lelah dan juga sudah merasakan lapar.

Sesampai nya di sebuah restaurant mereka duduk di paling pojok dekat Aquarium besar yang terpajang dengan ikan-ikan hias di dalam nya. Menarik menurut Vio dari pada melihat hal-hal lain nya.

"Vi , Vano kalo dirumah suka jail ga sih ?" Tanya Radit sambil tangan nya menggenggam ponsel hitam milik Radit.

"Ya gitu deh biasa nya kalo dia lagi bosen jadi suka jail gitu. Kenapa emang nya ?" Tanya Vio balas menatap Radit.

"Ngga sih cuma kalo di tempat gym dia juga suka jail sama gebetan nya," Jelas Radit.

Mata Vio membelalak. "Serius ? Dia punya gebetan ? Kok ada yah yang mau sama dia ?"

"Hush! Lo ini gaboleh ngomong gitu dia kan kakak lo sendiri," Vio nyengir dan tiba-tiba pikiran nya mengingat sesuatu.

"Oh iya lo belum jelasin 'Karina' itu siapa," Vio tersenyum miring.

Namun tiba-tiba air wajah Radit berubah. "Karina itu adalah cewek paling berarti setelah Mama. Karina itu cewek cantik yang pernah gue temui setelah Mama. Karina juga cewek tersabar setelah Mama. Dia cewek kedua yang ada di hati gue setelah Mama. Karina itu .. Adik gue. Gue sayang banget sama dia , seumur hidup dia gue selalu jagain kalo kemana-mana. Banyak yang bilang kalo kita pacaran padahal nyatanya kita kakak beradik.

"Dan Karina ini yang sering gue bawa ke taman bunga tadi. Dia seneng banget kalo gue bawa dia kesana berhubung dia kan pecinta bunga sejati. Dia manja tapi dia baik banget. Dia cantik. Tapi sayang kehidupan nya pahit."

"Terus sekarang dia dimana ? Kok gue ga pernah nemuin dia kalo ke rumah lo ?" Tanya Vio

Radit tersenyum tipis. "Karina udah meninggal. Jadi cerita nya waktu itu dia ada acara prom night gitu di SMP nya. Mama sama Papa ngijinin aja karena kan itu acara sekolah yang rugi kalo ga dateng. Gue ga anterin dia karena gue banyak banget tugas waktu itu dan dia berangkat dianterin papa. Pas waktu itu udah jam 12 malem tapi dia belum pulang sementara temen-temen nya udah pada pulang.

"Yaudah gue susulin dia ke sekolah nya karena emang acara nya disekolah. Sekolah nya udah sepi bahkan ga ada siapa pun. Gue bingung dan panik harus nyari dia kemana. Gue telepon temen-temen deket nya kata nya tadi Karina pulang bareng cowok. Disitu gue makin khawatir karena ga biasa nya Karina mau dianterin cowok lain selain gue atau Papa.

"Sampe pagi dia ga pulang dan Mama sama Papa udah mutusin buat lapor ke polisi. Tapi waktu itu belum 24 jam jadi Mama sama Papa berusaha nyari sendiri. Gue masih kelas 10 waktu itu dan dia kelas 9. Gue ga fokus belajar dan yang lain nya. Pas pulang sekolah gue dapet telepon dari satpam rumah katanya Karina udah pulang. Yaudah deh gue cepet-cepet pulang. Sampe dirumah gue nemuin Karina dikamar nya dengan mulut dia yang ngeluarin busa dan ditangan nya ada beberapa pil obat. Gue bawa dia kerumah sakit dan gue telepon mama sama papa tapi nihil Karina ga selamat dia meninggal karena over dosis obat karena bunuh diri. Gue nemuin surat dimeja belajar nya isi nya dia minta maaf sama Gue , Mama dan Papa karena udah nyusahin dan dia jelasin kenapa dia bunuh diri disurat itu. Jadi dia bikin surat itu sebelum bunuh diri.

"Ternyata malam itu Karina diperkosa sama mantan nya sampe Karina depresi berat dan pulang lalu bunuh diri. Sampe sekarang gue dendam banget sama orang itu dan gue pengen bikin dia mati kayak Karina!"

Vio mengerjap ngerjapkan mata nya yang sempat berkaca-kaca. "Oke pertama-tama gue minta maaf udah buka luka lama lo lagi .. Kalo boleh tau nama cowok yang bikin Karina kayak gitu siapa ?" Disaat-saat seperti ini bahkan Vio juga kepo.

"Nama nya Elga dia juga sekolah disekolah yang sama kayak kita , dia kelas 11 sekarang," Jelas Radit.

Vio menutup mulut nya. "Karina lebih tua dari gue ? Yaampun gue gatau maaf deh Kak Karina," Vio meringis sambil melirik kanan kiri nya.

Radit tertawa kecil. "Gapapa kali, kira-kira seumuran kok sama lo."

***

Sedari tadi Vio memilih milih lagu yang menurut nya enak. Didalam mobil memang sangat hening terlebih mobil ini melewati jalan yang cukup sepi. Radit malah sibuk menyetir dan tidak menegur Vio sedikitpun sementara Vio manyun karena bosan. Tangan nya berhenti ketika menemukan lagu yang menurut nya cukup enak.

"Ini lagu apa ? Kok gue baru denger ?" Tanya Vio sambil menoleh kearah Radit.

"Bukan salah jodoh," Jawab Radit. Mulit Vio membulat lalu ia kembali duduk dengan tenang.

Sepulang dari restaurant tadi Vio dan Radit terlebih dahulu pergi ke toko makanan dan kembali menuju jakarta. Memang taman bunga dan studio musik itu bukan didaerah jakarta jadi memakan waktu cukup lama. Vio merasa bosan tapi jika ia jujur pada Radit itu akan tidak enak atau mungkin saja Radit menurunkan nya di tengah jalan. Perlahan kedua mata Vio terpejam hingga akhir nya jatuh ke alam mimpi.

Radit menghela nafas ketika mobil nya berhenti di lampur merah. Ia melirik gadis disebelah nya lalu tersenyum kecil. Menurut nya jika sedang tidur Vio akan terlihat sangat cantik jika dibandingkan dengan wajah biasa nya dengan mata tajam setajam elang jika sedang marah.

1 jam kemudian ..

Mobil Radit memasuki pekarangan rumah yang cukup besar dan bertingkat. Radit membuka Seat belt nya lalu menoleh kearah Vio. Vio masih tertidur dengan wajah damai nya tidak tega sebenar nya jika membangunkan orang yang sedang tidur.

"Vi .. Vio bangun," Radit menepuk nepuk pipi Vio pelan. Vio menggeliat dan membuka mata nya perlahan lalu mengerjap ngerjapkan nya sebentar untuk mengumpulkan nyawa nya.

"Eh udah nyampe ya ? Bentar deh gue cuci muka dulu," Vio turun dari mobil lalu menyalakan keran air untuk mencuci muka nya agar terlihat tidak mengantuk. Radit menyodorkan sapu tangan milik nya lalu diraih oleh Vio dan segera mengelap wajah nya yang basah.

Mereka masuk kedalam rumah Radit. "Ma! Ada Vio nih," Teriak Radit. Tak lama seorang wanita setengah baya keluar dari kamar nya sambil mengikat rambut panjang yang sudah ditumbuhi uban itu.

"Eh Vio," Ucap Wanita itu sambil tersenyum dan bercepika cepiki ala wanita. Vio tersenyum tulus "Tante apa kabar ?" Tanya Vio.

"Baik kok sayang ayuk duduk," Mama Radit duduk lalu diikuti oleh Vio. "Kamu kenapa jarang kesini ?" Tanya Mama Radit antusias.

Vio terkekeh. "Iya tante Vio .. Vio sibuk sama tugas sekolah jadi nya ga sempet ke sini."

Mama Radit tersenyum. "Bagus deh kalo sibuk nya ke pelajaran jadi nya kamu nambah pinter nanti , Ga kayak Radit kalo belajar itu males banget."

Vio melirik Radit yang ada di sofa Kiri , Radit sedang nyengir ternyata. "Nama nya juga cowok te pasti suka susah sama kayak kakak aku," Vio tersenyum.

"Iya nih ya. Dasar cowok," Mama Radit terkekeh.

"Eh iya dit bikinin minum dong nih masa pacar kamu ga dikasih minum," Vio tersenyum miris sambil menggaruk tengkuk nya sementara Radit segera menuju dapur.

"Tante tau," Ucap Mama Radit tiba-tiba sambil tersenyum manis. Sangat manis.

"Tau apa tante ?" Tanya Vio bingung.

Mama Radit menghela nafas. "Tante tau sebener nya kalian ga pacaran , Radit minta kamu jadi pacar bohongan nya kan ? Dan kamu mau aja karena kamu mau bantu Radit supaya Radit bebas dari perjodohan." Mata Vio terbelalak. Bagaimana bisa Mama Radit tau ? Apakah Radit yang memberitahu nya ?

"T-Tapi tante aku bisa jelasin--"

"Sstt! Udah ya. Tante ga marah kok .. Tante emang egois awal nya tante pengen jodohin Radit sama anak nya temen tante itu karena tante pengen Radit berubah .. Mungkin kamu gatau cerita dia gimana," Suara Mama Radit melemah.

"Radit kenapa tante ?" Tanya Vio kepo.

"Radit itu kalo dulu kalo dirumah selalu ngurung diri dikamar nya semenjak kepergian adik nya mungkin kamu udah tau dari Radit ? Tante kepikiran buat jodohin Radit sama anak temen tante biar dia bisa berubah dan kembali jadi Radit yang dulu .. Tapi nyatanya Radit cerita katanya dia udah punya pacar dan ya terpaksa tante batalin perjodohan itu lagian katanya anak yang mau di jodohin sama Radit mau di asingkan ke luar negeri soalnya dia ga bisa diatur katanya , semenjak Radit cerita kalau dia udah punya pacar dia mulai berubah jadi radit yang dulu.

"Dia sering nyeritain perempuan yang katanya pacar nya dia dan dia akhir nya bawa kamu kesini , pertama tante liat kamu tante tau kamu adalah cewek yang baik banget dan sopan kamu juga cantik .. Tapi makin kesini tante bukan ga percaya sama kamu tapi tante ragu kamu itu beneran pacaran atau ngga. Dan nyatanya tante tau kalian ga pacaran , kamu bantu Radit buat bebas dari perjodohan itu. Kamu juga bantu Radit berubah. Tante berterimakasih banget sama kamu. Maka nya kalo kalian pacaran tante dukung."

Vio terdiam. Ia paham dengan apa yang Mama nya Radit katakan. Tapi pada kaliat akhir nya Vio benar-benar bingung harus berbuat apa. Vio tidak mungkin kan meminta Radit menembak nya atau hal lain nya sementara Vio masih ingin bebas tanpa kekangan seorang kekasih. Ceileh bahasa si author geli.

"Vio ngerti kok tante , Radit juga orang nya baik dan Vio nyaman kok sama Radit tapi hanya sebatas teman dan Vio udah nganggap Radit itu sebagai Kakak Vio sendiri .. Vio belum kepikiran buat Pacaran sama Radit , apalagi kan seumuran Radit masih suka milih-milih jadi yaa biarin Radit pilih sendiri aja deh te," Vio tersenyum.

Tak lama Radit datang sambil membawa 3 gelas jus jeruk. Yang aneh adalah kenapa Radit lama membuat minuman ini ? Apakah Radit nguping pembicaraan tadi ? Mungkin saja.

"Tante ke kamar dulu ya," Mama Radit berdiri lalu sedetik kemudian pergi menuju kamar nya. Vio melirik Radit yang sedang memainkan ponsel nya.

"Dit , mama lo udah tau ya," Vio manyun.

"Heem .. Gue gatau dia tau dari mana coba ?" Radit melirik sekilas lalu kembali ke ponsel nya.

"Ada untung nya sih buat gue , gue jadi ga bohong lagi dan ga dosa lagi .. Kalo rugi nya apa ya ? Ga ada kayak nya," Vio mengangkat bahu nya.

Radit menghela nafas. "Mau pulang kapan ?" Tanya Radit sebenar nya ini terkesan mengusir.

Vio melirik jam tangan nya. "Pulang sekarang aja deh udah jam 5," Vio berdiri. Radit mengambil kunci mobil pertanda ia akan diantar sampai rumah nya.

Sesampai nya dirumah Vio tanpa babibu Vio turun dari mobil. "Thanks ya," Vio tersenyum sementara Radit hanya mengangguk dan kembali melajukan mobil nya.

Bersambung ..

Continue Reading

You'll Also Like

2.8K 58 8
Lirik lagu SC + terjemahan ~ We young ~ What e life ~ Just us 2 ~ Closer to You ~ Borderline ~ Daydreamin' ~ Roller Coaster ~ Telephone
425K 34.3K 31
Sunhi si nerd yang pintar, ansos, dan takut kepada lelaki. Sehun si tampan yang dingin, anti kepada wanita. Bagaimana jika keduanya dipersatukan mela...
Luluh By zitidi

General Fiction

245K 594 1
"Cukup, tolong berhenti jodoh-jodohin Hana. Hana udah punya calon sendiri." -Hana "Umi tunggu aja. Thufa akan melamarnya dalam waktu dekat." -Thufa *...
2.5M 122K 59
LO PLAGIAT GUE SANTET 🚫 "Aku terlalu mengenal warna hitam, sampai kaget saat mengenal warna lain" Tapi ini bukan tentang warna_~zea~ ______________...