BACKDANCER || KTH

By myraclexx

10.7K 1.6K 2.9K

Hanya sebuah kisah dari seorang idol tampan Kim Taehyung yang jatuh cinta kepada backdancernya 2020 More

00 | Prolog
t r a i l e r
01 | Meet
02 | Time
03 | Just Friend
04 | Argue
05 | Clear
06 | Begin
07 | Mistake
08 | Let Go
09 | Truth
10 | Another Truth
11 | Someone
12 | ON
13 | She?
14 | Bell
16 | Stranger(s)
17 | Hi Ex

15 | Daddy?

418 42 181
By myraclexx

WUSSUP!

Baca bagian akhir part sebelumnya, siapa tau lupa hehe

Oke happy reading ;)

Masih berada di balkon.

Dengan Taehyung yang menutup rapat mulutnya karena baru saja tersambar oleh telapak tangan milik Hyojin.

Sedangkan wanita itu, dia melotot tajam ke arah pria yang baru saja melontarkan kalimat bodoh padanya.

"Semudah itu kau mengajakku menikah? Kau gila, ya?" ucap Hyojin dengan sedikit menautkan kedua alisnya.

Begini, bukannya Hyojin menolak. Tapi ini jauh diluar dugaan. Hyojin berpikir bahwa Taehyung akan memulai dengan mengajaknya kencan terlebih dahulu, bukan langsung menikah.

Taehyung membuka kembali mulutnya, "ya! Aku hanya mengajak, jika kau tidak mau katakan saja. Jangan menampar mulut orang sembarangan!"

Hyojin hanya mendengus sebal. Perasaan kesal dan senang tercampur begitu saja. Dia bingung harus bereaksi seperti apa.

Berpaling ke arah lain adalah jalan ninja. Agar pipinya yang merona itu tidak terlihat oleh manusia tampan di depannya.

Hyojin bisa mendengar Taehyung sedikit berdehem, membuat matanya kembali tertuju ke arah Taehyung. Mata mereka bertemu, keduanya saling menyalurkan perasaan aneh ke dalam diri masing-masing.

Cukup lama sampai keduanya sudah tidak bisa menahan senyuman muncul dari wajahnya. Mereka berdua sama-sama salah tingkah.

Taehyung maju kearahnya, membuat jarak antar keduanya kian menipis. Sedangkan Hyojin seperti akan mati, tatapan mata Taehyung membuatnya menahan napas, entah sudah seberapa lama itu.

"Jadi kau mau, kan?"

Kini tangan Taehyung sudah terulur untuk menyingkirkan sedikit rambut Hyojin yang berantakan akibat hembusan dari angin bebas malam ini.

Dengan napas yang memburu, Hyojin menggenggam tangan Taehyung yang sedang merapikan rambutnya.

"Aku tidak mau."

Sebuah senyuman kecil muncul tepat setelah dirinya membuat Taehyung menganga akan jawaban yang di keluarkannya.

"Wae?"

Hyojin hanya menggeleng menjawab pertanyaan singkat dari Taehyung, mengisyaratkan bahwa dia enggan menjawab itu untuk sekarang.

"Kau belum siap, ya?"

Hyojin tertawa hambar, Bodoh sekali tuan Kim ini.

Siapa yang siap jika seseorang secara tiba-tiba menyatakan cinta dan langsung melamarnya. Coba katakan, siapa?

Apalagi dengan fakta bahwa si pelamar adalah seorang idol terkenal yang popularitasnya sudah mendunia. Bagaimana bisa dia melamarnya semudah itu.

Dia tidak memikirkan penggemarnya? Dia tidak memikirkan nasib karirnya jika suatu saat seluruh dunia mengetahui fakta sebenarnya?

Walaupun Hyojin bukan penggemar, tapi dia tahu betul apa yang menjadi resiko jika seorang idol ketahuan berkencan, apalagi menikah. Semua itu hanya akan menjadi malapetaka.

"Jangan berpikir macam-macam. Banyak idol muda di luar sana yang sudah menikah, bahkan sudah mempunyai anak." ucap Taehyung seakan-akan mengerti apa yang Hyojin pikirkan.

"Benarkah?" tanya Hyojin memastikan. Taehyung hanya mengangguk.

"Lalu apa yang terjadi pada mereka?"

Taehyung memutar badannya untuk bersandar pada pagar pembatas balkon. Tatapan matanya beralih untuk memandangi langit hitam tanpa bintang yang menghiasinya.

"Asal agensi melindunginya, mereka masih aman." ucap Taehyung singkat.

"Jadi maksudmu, suatu saat mereka bisa saja berada di posisi tidak aman?"

Taehyung mengangguk lagi. Jawaban itu membuat Hyojin membayangkan bagaimana jika dia yang mengalami hal itu, seberapa tidak aman seperti apa yang kemungkinan bisa terjadi menimpanya?

Tapi sebut saja Hyojin sembrono, bodoh, atau apalah. Keinginannya untuk bersama Taehyung juga besar, membuatnya melakukan hal yang mungkin suatu saat akan menjadi penyesalan terbesar baginya.

***

Matanya membulat sempurna ketika bibir mungil yang sempat ia idamkan itu tiba-tiba menyentuh bibirnya.

Tidak ada pergerakan, bibir Hyojin hanya sekedar menempel.

Tunggu- Taehyung terlalu terkejut, dia masih tidak melakukan apapun. Tingkahnya membuat Hyojin perlahan menjauhkan wajahnya karena merasa tidak ada balasan dari pemilik bibir seksi nan menggairahkan ini.

"M-maafkan aku." ucap Hyojin lirih, dia menunduk.

Hanya Hyojin, satu-satunya wanita yang malu setelah mencium Taehyung terlebih dulu. Jika dibandingkan dengan para gebetannya dulu, ini benar-benar sejarah.

Mereka tidak mengenal kata malu. Mereka sangat liar dan juga rakus terhadap bibir Taehyung, bahkan Sowon juga termasuk.

Dengan gerakan cepat Taehyung menarik pinggang Hyojin untuk mendekat, sorot mata mereka kembali bertemu.

Taehyung menyingkirkan kembali rambut panjang yang menghalanginya untuk melihat betapa cantiknya wanita dengan pipi yang sudah merah merona ini.

"I love you, my beautiful girl"

Kini benar-benar tidak aja jarak diantara mereka. Keduanya hanyut dalam romantisnya malam gelap nan dingin, namun sudah menghangat saat kedua insan saling bertukar hangatnya napas satu sama lain.

Tidak ada kesan agresif maupun liar, hanya lumatan lembut yang memanjakan keduanya. Taehyung sangat menikmati ciuman ini, sangat.

Dia sudah berhasil membuat Hyojin menjadi miliknya, dia sudah berhasil memenuhi keinginannya untuk berciuman dengan Hyojin. Mungkin setelah ini akan lebih sering.

Merasa sudah cukup lama menikmati manis bibir masing-masing, mereka sama-sama menghentikan kegiatannya.

Deru napas mereka yang memburu membuat Taehyung sedikit tertawa. Taehyung tidak merasa bahwa ada hal lucu, hanya saja dia ingin tertawa.

Dia merasa puas, Hyojin benar-benar menjadi miliknya sekarang.

"Jadi kau bersedia menikah denganku?" tanyanya sekali lagi.

Hyojin hanya tersenyum dan menggeleng, "aku rasa lebih baik jika kita memulainya dengan berkencan terlebih dulu."

Tidak seperti yang diharapkan, tapi Taehyung menyukainya. Berkencan mungkin akan membuat keduanya lebih mengenal satu sama lain.

Taehyung baru saja menyadari, mengajak Hyojin menikah itu terlalu buru-buru. Mungkin karena prinsip yang tertanam di benaknya sejak dulu.

Dia hanya akan menikah dengan orang yang benar-benar ia cintai, dan orang itu adalah Hyojin.

"Kalau begitu, besok adalah kencan pertama kita. Setuju?"

Hyojin mengangguk semangat, tapi detik itu juga raut wajahnya berubah. "Dimana? Sepertinya akan sulit."

Taehyung paham betul apa yang Hyojin maksud. Wanitanya itu pasti berpikir tempat mana yang aman untuk kencan seorang idol.

Taehyung menyunggingkan senyuman tipis, "tenang saja, aku tahu tempat mana saja yang aman untuk orang sepertiku."

Tentu saja tahu, dia sudah berpengalaman.

"Bagaimana cara kita pergi kesana?" tanya Hyojin sekali lagi. Taehyung hanya tersenyum samar, kekasihku ini sudah tidak sabar rupanya.

"Dengan ini!" seru Taehyung dengan menunjukkan kunci mobil miliknya di depan Hyojin.

"K-kau kesini membawa mobil sendiri?"

"Kau sudah gila?"

"Kenapa kau tidak meminta manajer untuk mengantarmu kesini?!" Hyojin menatapnya kesal.

Sedangkan Taehyung dengan santai melempar-lempar kunci mobilnya. Menikmati lucunya sang kekasih yang sedang memarahinya.

"Karena aku tidak meminta ijin apapun kepada manajerku. Lebih tepatnya aku kabur, hehe!" kekehnya.

Dia tahu betul, ini mungkin hal yang sangat bahaya baginya. Keluar malam-malam tanpa pengawasan dari manager, hanya orang nekat seperti Taehyung yang bisa melakukan ini.

"Dasar kau ini!" ucap Hyojin dengan memukul lengan Taehyung. Sedangkan pemiliknya hanya tersenyum puas.

Lihat, baru beberapa menit menjadi pacarnya Hyojin sudah sedikit berubah. Pukulan yang diterima Taehyung tidak sekeras biasanya. Ini baru namanya kekuatan cinta.

"Hm, mau tidak mau kau harus mengizinkan aku dan Jungkook untuk menginap disini. Bayi besar itu sangat sulit dibangunkan jika sudah tidur."

"Bayi besar?Orang yang datang kesini hanya untuk menggodaku itu kau sebu-" Hyojin menghentikan ucapannya dengan menutup mulutnya cepat.

Namun yang dilakukan Hyojin sia-sia, Taehyung sudah jelas mendengarnya, "tunggu, dia? Menggodamu?"

Terdapat perasaan heran sekaligus kesal dalam diri Taehyung. Pasalnya Jungkook bukan tipe orang yang suka menggoda terang-terangan, itu yang Taehyung ketahui.

Astaga, siapa yang mengajari anak itu?

Hyojin masih tidak bergeming,  membuat Taehyung semakin penasaran. "Jangan bilang kalau jantungmu berdebar saat Jungkook menggodamu?"

"M-memangnya kenapa?"

Taehyung memutar matanya malas, membasahi bibirnya yang rasanya sudah mengering, dan tersenyum sinis setelah itu. Mungkin terlihat agak menyeramkan.

"Hei nona cantik, kau itu pacarku ingat?"

Bukannya takut atau apa, Hyojin justru membalasnya dengan senyuman tak kalah sinis dari Taehyung.

"Tapi aku belum jadi pacarmu saat itu."

Taehyung hanya diam. Benar juga, batinnya.

"Pokoknya mulai saat ini kau jangan tergoda oleh siapapun!" tegasnya pada Hyojin.

"Ah, kau ini mudah cemburu ya?"

Taehyung menggeleng cepat, "tentu saja tidak!"

Taehyung cemburu? Untuk apa? Lagipula siapa yang berani menggoda pacar dari manusia tertampan sedunia ini.

Kecuali Jimin.

Makhluk satu itu memang tidak bisa berubah. Walaupun setia, tapi itu tidak menutup kemungkinan untuk tidak menggoda wanita lain. Jangan salahkan Seulgi jika hampir setiap hari dia marah kepada Jimin.

Jungkook? Mungkin dia tidak akan menggoda Hyojin lagi setelah dia mengetahui semuanya.

Saat ini Taehyung sedang merebahkan dirinya diatas sofa yang berada di seberang sofa dimana Jungkook tidur lelap disana.

Mau dimana lagi? Dia sudah dimarahi karena dia ingin tidur dikamar milik Hyojin, bersama dengannya. Padahal akan seru jika mereka tidur berdua.

Taehyung membuka matanya kembali saat mendengar langkah kaki yang menuju ke arahnya. Hyojin datang dengan membawa dua buah selimut tebal.

"Oh! Kau belum tidur?"

Taehyung mendudukkan dirinya, "ah, aku rasa aku bisa tidur jika bersama denganmu."

"Cari mati, ya?" sebuah lipatan selimut mendarat tepat di wajah Taehyung. Dia hanya mendesah pelan. Ekspetasinya sudah hancur, Hyojin tetaplah Hyojin.

Yang membuat Taehyung heran adalah bagaimana Hyojin memperlakukan Jungkook saat ini. Hyojin sangat hati-hati menutupi tubuh Jungkook dengan selimut.

Tahu begitu, aku pura-pura tidur saja tadi, kesalnya.

"Kenapa kau melihatku seperti itu?" Taehyung segera menggeleng menjawab pertanyaan dari Hyojin.

Dia memilih untuk merebahkan dirinya, melebarkan selimut lalu menutupi tubuh dan juga wajahnya. Lebih baik dia tidak melihat bagaimana kelakuan pacarnya yang tidak adil terhadapnya itu.

Namun Taehyung kembali dikejutkan dengan Hyojin yang berjalan mendekat ke arahnya dan mengusap pelan rambutnya yang tidak tertutupi oleh selimut.

Taehyung bisa merasakan bagaimana wajah Hyojin mendekati telinganya dan membisikkan sesuatu yang bisa membuatnya terjaga semalaman.

"Jalja, nae nam-chin!"

***

Ting tong

Ting tong

Suara bel itu membuat Taehyung gusar. Siapa yang datang ke rumahnya pagi-pagi begini. Taehyung mengerjapkan matanya beberapa kali, dia menyadari sesuatu.

Pertama, dia masih berada di apartemen Hyojin. Kedua, sudah tidak ada Jungkook di sofa seberangnya.

Ting tong

Taehyung ingin berdiri untuk memanggil si tuan rumah, namun terhenti. Hyojin dengan langkah gontai dan rambut yang sedikit berantakan keluar dari kamarnya.

Taehyung sedikit terkekeh melihat tingkah Hyojin. Pemandangan yang Taehyung lihat saat ini adalah, calon istri masa depan.

Dirasa Hyojin masih belum kembali, Taehyung berinisiatif menyusulnya dan melihat siapa yang datang.

Mungkin hanya kurir, batinnya.

Namun apa yang dilihatnya saat ini membuatnya sangat terkejut sekaligus bertanya-tanya siapa pria tua namun tampan yang sedang dihalangi oleh Hyojin untuk masuk.

Mata mereka bertemu, pria itu sudah melihat Taehyung.

"A-annyeonghaseo!" sapanya dengan membungkuk kearah pria itu. Jujur, Taehyung bingung harus berbuat apa.
Dia tidak tahu siapa pria itu. Mengingat ayah Hyojin sedang di luar negeri, mungkin itu salah satu keluarga Hyojin menurutnya.

"Siapa dia?" suara pria itu berat. Lebih berat daripada Taehyung. Dia sudah dibuat merinding dengan nada pria itu yang terkesan sangat mengintimidasi.

"D-dia hanya temanku." jawab Hyojin
Taehyung bisa merasakannya, Hyojin sangat ketakutan.

"HAN HYOJIN!" Oh tidak, pria itu meneriaki Hyojin.

"Katakan padaku! Kau tidur orang itu, huh?!" pria tinggi itu sekarang menunjuk ke arah Taehyung.

Merasa yang dituduhnya itu tidak benar, Taehyung mencoba membuka suara. "Itu tidak benar ahjussi, s-saya hanya menginap dan Hyojin adalah teman dekat saya."

Pria tua itu mendengus, "kau pikir aku percaya? Aku ingin memeriksa cctv sekarang!"

"APPA!"

Taehyung membulatkan matanya, dia ayah Hyojin??

"Kau melanggar aturanku, Hyojin-ah. Begini kelakuanmu setelah putus dengan Sungjin?? Ayah sangat kecewa padamu."

"Ayah membesarkanmu bukan untuk menjadi jal-"

"Jalang?" Taehyung maju menghampiri mereka.

"Anda salah besar menyebut putri anda seperti itu. Saya dan putri anda tidak berbuat seperti yang anda pikirkan, saya bersumpah."

Sungguh, Taehyung rasanya ingin menghilang saja. Ayah Hyojin menatapnya seperti sudah siap untuk melayangkan tinju padanya.

"Ayah membesarkanku karena ayah tidak ingin aku menjadi seperti ibu, kan?" ucap Hyojin dingin.

Taehyung kini beralih menatap Hyojin, tunggu- apa lagi ini?

"Ayah tidak ingin aku menjadi jalang seperti ibu, benar begitu?!" kini Hyojin tersenyum kecut.

"Ayah tidak mencintai ibu, ayah lebih mencintai wanita yang sudah menguras habis hartamu!"

"Bahkan ayah diam saja saat wanita itu ternyata adalah pembunuh ibuku!"

Deg

Taehyung membulatkan matanya, dia baru tahu tentang hal ini. Kemudian matanya beralih menatap ayah Hyojin, raut wajah pria itu sangat menunjukkan bahwa adanya penyesalan yang sangat besar.

"Itu dulu Hyojin-ah. Ayah sangat menyesal telah membiarkan ibumu mati ditangan Yang Ji si wanita brengsek itu. Ayah sangat menyesal."

Tangan pria itu berniat untuk menyentuh pundak Hyojin, namun segera ditepis oleh pemiliknya.

"Ayah tidak menginginkan ibuku, tapi ayah menginginkanku. Sangat egois!"

"Kenapa kau tidak membunuhku sekalian??"

Taehyung segera memegang tubuh Hyojin yang sudah bergetar itu, walaupun dia mendapat tatapan tajam dari sang ayah.

"Jangan bicara seperti itu, Hyojin-ah." ucap Taehyung halus.

"Maafkan ayah, ayah sungguh menyesal. Ayah sangat menyayangimu putriku."

Detik berikutnya adalah Hyojin yang dengan cepat berbalik dan berjalan menuju kamarnya, dengan air mata yang sudah benar-benar tumpah.

Taehyung mendesis pelan. Bagaimana bisa Hyojin meninggalkannya dan berhadapan langsung dengan ayahnya. Apa yang harus Taehyung lakukan.

Taehyung mengusap pelan tengkuknya, "silahkan duduk, ahjussi."

Sedangkan ayah Hyojin, dia menatapnya aneh lalu berjalan cepat mendahuluinya. "Ini bukan rumahmu!"

"Ah ne, jeosonghamnida!" ucapnya kikuk lalu menyusul ayah Hyojin.

Mereka duduk berhadapan di ruang tamu sekarang. Bayangkan betapa canggungnya Taehyung. Dia tidak menyangka bahwa akan dipertemukan dengan calon ayah mertua secepat ini.

"Untuk apa kau menginap disini?" tanya ayah Hyojin memecah keheningan.

"S-saya hanya merasa bosan di rumah. Jadi saya bermain disini dan tidak sengaja tertidur."

Ayah Hyojin melirik selimut yang ada di sofa tempatnya duduk, "kau sendiri?"

"Tidak, sebenarnya ada satu orang lagi. Tapi dia sudah lebih dulu pulang tanpa memberitahu saya."

Jeon Jungkook memang sudah keterlaluan, berani-beraninya dia pergi tanpa mengajak Taehyung.

"Laki-laki atau perempuan?" tanyanya lagi, lebih tepatnya ini sebuah introgasi.

"P-perempuan." bohongnya. Taehyung berpikir bagaimana jika dia menjawab dengan jujur, mungkin ayah Hyojin akan semakin marah.

"Siapa namamu?"

Ini dia, saatnya memperkenalkan diri. "Nama saya, Kim Taehyung."

"Kau bekerja dimana?"

"Saya bekerja di gedung yang sama dengan Hyojin." Taehyung tersenyum manis, dia menunggu ayah Hyojin menyadari siapa dirinya yang sebenarnya.

"Benarkah? Kau backdancer juga?"

Eh?

"S-saya member dari BTS." ucapnya dengan malu-malu.

"BTS?" ayah Hyojin menaikkan alisnya. Taehyung lagi-lagi hanya bisa tersenyum kikuk membalasnya.

Pria di depannya itu justru tertawa, "hei anak muda, jangan membodohiku. Kau kira aku tidak mengenal siapa itu BTS?"

"Ne?"

"RM, Jin, Suga, J-hope, Jimin, V, dan Jungkook. Tidak ada yang namanya Kim Taehyung di sana."

Hening

Sungguh, Taehyung sangat ingin tertawa sekarang. Dia berusaha mati-matian untuk menahannya, dia masih takut dengan ayah Hyojin.

"Ah itu, nama asli V adalah Kim Taehyung, itu saya."

"Benar begitu?" ucapnya masih tidak percaya.

Taehyung mengangguk cepat, "ne!"

"Bagaimana bisa anak itu bisa berteman dengan seorang idol?" pria itu bertanya-tanya.

"Umm, mungkin karena Hyojin itu baik, dan juga sangat berbakat. Semua member BTS juga mengenal Hyojin dengan baik."

"Benarkah?"

Taehyung mengangguk semangat. "Hyojin adalah pribadi yang baik, aku menyukainya."

"Apa katamu?"

Astaga! Taehyung mengutuk dirinya dalam diam. Dia sudah keceplosan.

Taehyung berdiri dan segera membungkuk, "j-jeosonghamnida!"

"Anak muda, aku mengharapkan sesuatu padamu. Sebagai teman yang baik, tolong jaga dan awasi putriku."

Taehyung tidak menjawab apapun. Masih mencerna kalimat yang pria itu barusan lontarkan.

"Ah aku lupa, kau pasti mempunyai jadwal yang sib-"

"Tidak, aku bisa menjaga dan mengawasi Hyojin seperti yang anda inginkan." potongnya dengan cepat.

Mendapat perintah langsung dari ayah sang pacar untuk menjaganya. Wow, siapapun akan merasa senang dengan hal ini.

"Aku tidak mengenal teman Hyojin lainnya, sebelumnya aku meminta Sungjin untuk melakukan itu tapi- kau tahu sendiri lah."

Taehyung membungkuk lagi, "saya akan melakukannya sebaik mungkin."

Ayah Hyojin tertawa melihat betapa semangatnya pemuda di depannya. "Taehyung-ssi, kau menyenangkan rupanya."

"Khamsahamnida ahjussi!" ucapnya dengan membungkuk lagi.

Walaupun kencan pertamanya sepertinya gagal, namun itu sudah tergantikan dengan bagaimana ayah Hyojin yang mulai menghangat kepadanya.

"Panggil saja aku 'aboenim!"

.
.
.
.
.
.

VOTE NYA JAN LUPA!

Bapaknya Hyojin kaga kenal Kim Taehyung gengs wkwk

Jungkook kemana hayoo??

See u next ;)

Continue Reading

You'll Also Like

87.8K 6.6K 47
cerita fiksi jangan dibawa kedunia nyata yaaa,jangan lupa vote
196K 18.9K 70
Freen G!P/Futa • peringatan, banyak mengandung unsur dewasa (21+) harap bijak dalam memilih bacaan. Becky Armstrong, wanita berusia 23 tahun bekerja...
74K 6.6K 76
Kisah fiksi mengenai kehidupan pernikahan seorang Mayor Teddy, Abdi Negara. Yang menikahi seseorang demi memenuhi keinginan keluarganya dan meneruska...
301K 23.4K 101
Kita temenan karena tetanggaan juga, gue kenal dia udah dari dia masih dalem perut bundanya