Exit | Produce X 101 ✓

By tiredkiya

69K 17K 8.9K

Cari jalan keluarnya. Atau mati menjadi santapan siluman. ❝ what if there's no exit? ❞ More

00
01
02
03
04
05
06
07
08
09
10
11
12
13
14
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Epilog
Just for fun!

15

1.9K 503 394
By tiredkiya

Berlari menuju hutan yang tak terjamin keamanannya, ia tak peduli. Yang penting ia berhasil kabur dari sekitar rumah byungchan.

Selamatkan nyawanya sendiri, itu hal terpenting baginya.

Meninggalkan temannya yang berdarah-darah di kandang kambing juga seorang penghianat yang berniat membunuh mereka. Yang bahkan tak diketahui identitas aslinya, manusia atau bukan.

Ia selamat, sedangkan temannya terluka namun belum mati. Ia yakin itu, tapi temannya menyuruhnya untuk segera kabur duluan.

Berlari dengan napas terengah, ia pun segera memanjat pohon untuk bersembunyi di atas pepohonan yang lebat daunnya.

Menghindari seseorang bermata gelap yang sudah ia anggap sahabat, sekaligus keluarga.








Kang minhee.



Ia berharap semoga esok masih bisa hidup dan segera keluar dari hutan yang mengerikan ini dengan selamat.

"Maafin gua.."     lirih minhee mengingat ia yang meninggalkan temannya sendirian bersama seorang pembunuh

"Bukannya gua egois, tapi gimana ya gua emang egois kali ini mah"   lirihnya bermonolog

Minhee sudah berada diatas pohon sambil tak berhenti komat-kamit semoga dirinya selamat.

Seketika minhee menahan napasnya saat melihat seseorang dibawah sana dengan pisau penuh darah ditangannya.





"Minhee...





Dimana lu..?"









Seseorang itu, berbisik dengan pisau berlumuran darah ditangannya. Ham wonjin.







Seketika minhee membelalakkan matanya, "gua disini woy-!"   bisik minhee setengah teriak

Orang yang membawa pisau itu mendongak dan segera tersenyum lega meski terdapat raut cemas dan tegang diwajahnya.

Wonjin menggunakan pisau itu untuk memanjat dan dibantu minhee untuk naik ke dahan pohon tinggi tersebut.


Minhee segera memeluk wonjin dengan perasaan lega.

"Untung lu masih hidup, bang"    lirih minhee matanya berkaca-kaca

Wonjin tersenyum lalu mengangguk, "untung gua berhasil kabur dan bawa pisaunya"

"Tapi bang, lu jadi kaya pembunuhnya njir bawa-bawa pisau begitu"

"Eh yakali. Bunuh ayam aja gak berani gua, apalagi manusia"   balas wonjin

Minhee mengangguk, "bahu lu sakit gak, bang?"

Mata mereka berdua pun terfokus pada bahu wonjin yang mengeluarkan darah, dengan luka tusuk disana.

Wonjin menghela napas kecil, "ntar juga sembuh"  jawab wonjin meski sebenarnya bahunya terasa sakit



Setelah itu mereka sama-sama diam terduduk diatas pohon, membiarkan waktu berjalan dan berharap semoga mereka bisa selamat.

Wonjin berhasil kabur setelah mengelabui si pembunuh meski dengan luka tusuk yang ia dapatkan di kandang tadi.


"Gua gak nyangka.."

Minhee menoleh pada wonjin, "hebat banget akting dia selama ini ya"   lanjut wonjin

Dan minhee hanya bisa mengangguk lemas.

"Gua juga beneran gak nyangka kalo-- j-junho--"   pekik minhee tertahan

Wonjin menoleh heran pada minhee lalu  mengikuti arah pandang minhee.


Dan betapa terkejutnya wonjin saat melihat kesamping nya,





karena junho sudah ada disebelahnya.




Dengan tatapan gelap dan tajamnya,





juga sebuah celurit ditangannya.







"Ketemu.."




Detik selanjutnya darah kembali  bermuncratan dari lengan kiri wonjin.

"Argh-!"    erang wonjin

"Bang wonjin!!"   teriak minhee bergetar

Saat wonjin ditendang dengan keras dari atas pohon hingga jatuh ke bawah dan membentur akar pohon yang besar.

Minhee terbelalak, namun dia merutuki dirinya sendiri yang hanya bisa diam tanpa menolong wonjin.

Matanya bergetar saat melihat wonjin yang tak sadarkan diri dengan pelipis yang mengeluarkan darah segar.

Minhee menoleh marah pada lelaki didekatnya,

"Kenapa lu jahat, anjing?!"    teriaknya dengan suara sedikit bergetar

Namun yang diteriaki hanya diam lalu tersenyum miring.

"Gua laper"    ucapnya pelan sambil mengangkat celuritnya

Tapi anehnya minhee tak menghindar, ia justru diam dengan tangan yang mengepal.


Sampai akhirnya perutnya disayat dua kali oleh junho.

"Aakkh-!!"  

Perih, perutnya terasa perih dan  bajunya mulai basah karena noda darah dari perutnya.


Perlahan minhee berdiri sambil menatap tajam pada junho.

"Setidaknya gua gak mati sendirian"   ujarnya tajam lalu berteriak



Dan segera memeluk tubuh junho.





Lalu menjatuhkan diri mereka dari atas pohon bersama.






















































































"Jalan-jalan ke kota seoul"

"Cakep!"

"Terima kasih, gua emang cakep"

Donghyun langsung melempar biji mangga yang baru selesai ia makan buahnya ke muka hangyul.

"Ih anjir jijik, kamu jijik, aku benci!"   gerutu hangyul sambil menarik baju donghyun untuk mengelap mukanya

Sedangkan donghyun malah teriak dan berlari menghindari hangyul.

"Jangan sentuh aku, mas!"   teriak donghyun sambil lari


"Gua kira pantun, sialan"   gumam jungmo

Perjalanan kali ini terasa lebih tenang dari sebelumnya, tapi ya.. orang dibelakang tak mau diam sejak tadi.

Buktinya, sekarang hangyul sedang mengelap mukanya ke baju yohan. Dan donghyun si pelaku awal hanya tertawa bahagia.

"Ih anjir!"   teriak yohan tak terima, bajunya jadi sedikit basah dan bau mangga campur bau liur donghyun

Eww.




Beda lagi orang yang jalan di barisan depan. Ada byungchan, jungmo, yunseong dan dongpyo.

Saat ini mereka sedang berjalan menuju ke rumah byungchan.

"Hyun, lu keturunan bule ya?"    tanya hangyul tiba-tiba pada donghyun

"Wah, kenapa emang? Gua ganteng yak?"   tanya donghyun antusias

"Kagak"    celetuk dongpyo

"Gigi lu pirang, hyun"    jawab hangyul

Membuat donghyun seketika cemberut, lalu memukul yohan yang ada disebelahnya yang malah tertawa terbahak-bahak.

Tak cuma yohan, bahkan yang lain juga ikut tertawa.

"AWKOKWKOKWKOK"   

"Asu"





Namun tiba-tiba langkah mereka semua terhenti saat didepan mereka ada tiga jalan.

Kanan, tengah, dan kiri.

"Lewat mana, bang?"    tanya yunseong

Namun byungchan malah diam.

"Kemana nih?"    tanya donghyun

"Kau lurus saja, lalu belok kiri, tengok sebelah kananmu ada jurang. Nah kau loncat sana ya, dek"   balas hangyul pada donghyun

Membuat donghyun mendelik, "serius anzeng"




"Kenapa, bang?"   tanya yunseong

Tapi byungchan hanya terdiam, memandang sekeliling nya.

"Bang, bukannya disini ada sungai kecil ya sebelumnya?"   tanya dongpyo

Byungchan mengangguk kecil, lalu matanya bergerak gusar.

"Sialan"    gumam byungchan

"Kenapa bang-- eh?!"   pekik yohan saat byungchan tiba-tiba mencengkeram bahunya

"Bilang sama gua, siapa yang sekongkol sama mereka?!"    tanya byungchan dengan panik

Yohan gelagapan, lalu menggeleng tak tau.

"Jujur!"   

Yohan semakin menggeleng, "gua gak tau!"

Byungchan mengerang kecil lalu menjambak rambutnya sendiri, dan mengusap wajahnya kasar.

"Kita dijebak"    ujar byungchan, membuat yang lain saling melempar pandangan bingung




Oh tentu tidak untuk satu orang, dia hanya pura-pura bingung.






"Maksud nya gimana? Gua gak ngerti anjir"   kata hangyul

"Gua nyuruh mereka untuk nempel kertas mantra di perbatasan sini, biar cuma manusia yang bisa lewat sini"     ujar byungchan panik sendiri

"Tapi sekarang kita, manusia gak bisa lewat jalan ini"   lanjut byungchan

"Siapa aja yang disana?"    tanya jungmo tiba-tiba

Byungchan menoleh, tapi dongpyo yang menjawab, "wonjin, junho sama minhee"

Jungmo terdiam lalu matanya bergerak dan menangkap mata seseorang,





"kena.."











Tiba-tiba bumi berguncang membuat mereka semua panik.







BRUGGGHH






"Donghyun!!"

"Bang!!"   teriak donghyun




Dan tiba-tiba saja tanah yang mereka pijak terbelah, membuat sebuah lubang tepat ditanah yang donghyun pijak.

Mereka semua panik dan segera menghampiri lubang itu, sungguh dalam dan gelap.

Seketika yunseong melotot saat telinganya mendengar suara aneh dari arah yang mereka lewati sebelumnya.


Suara kumpulan siluman.



"Ayo masuk!"    seru yunseong

"Lu gila?!"     pekik yohan

"Siluman, anjing!"   pekik hangyul saat melihat pergerakan dari hutan yang sebelumnya mereka lewati

"Hitungan tiga!"   seru byungchan

"Gak mau!!"   teriak dongpyo

"Donghyun udah jatoh kesana!"   seru yunseong panik

"Loncat!!"    teriak jungmo saat siluman sudah mendekat






Setelah itupun mereka semua loncat ke dalam lubang itu bersama-sama.



















Continue Reading

You'll Also Like

The Phone | TXT ✓ By MAYA

Mystery / Thriller

1.4M 337K 35
❝Pick up the phone or you'll die.❞
641 80 19
tentang heeseung yang memiliki keterbelakangan mental dan 'sahabat' yang selalu menemaninya inspired by : ditto mv by newjeans ⚠️!more than friendshi...
433K 44.3K 37
Menceritakan tentang seorang anak manis yang tinggal dengan papa kesayangannya dan lika-liku kehidupannya. ( Kalau part nya ke acak tolong kalian uru...
40.1K 6.2K 37
kita dipertemukan bukan untuk dipersatukan. local!au! typo dimana mana ⚠️harsh words⚠️ nama cr @sklokal & @itzyslokal on twitter